Wednesday, July 2, 2025
Google search engine
Home Blog Page 311

[RH] Pakaian Pendeta dan Kebenaran

0

“Harun dan anak-anaknya haruslah memakainya, apabila mereka masuk ke dalam Kemah Pertemuan atau apabila mereka datang ke mezbah untuk menyelenggarakan kebaktian di tempat kudus, supaya mereka jangan membawa kesalahan kepad dirinya, lalu mati. ltulah suatu ketetapan untuk selama-lamanya baginya dan bagi keturunannya (Keluaran 28:43). 

Dari terang yang sudah diberikan kepada saya, didapati ada kecerobohan terhadap hal ini. Saya mungkin membicarakannya sebagaimana yang Paulus sampaikan. Hal ini dilaksanakan dalam suatu kemauan beribadah dan mengabaikan tubuh.

Tetapi kerendahan hati yang sukarela ini, kemauan beribadah dan mengabaikan tubuh ini, bukanlah kerendahan hati yang menyenangkan surga. Kerendahan hati akan menjadi yang istimewa untuk membuat orang yang bersangkutan, tindakan-tindakan dan pakaian dari semua yang mengkhotbahkan kebenaran kudus Allah, menjadi benar dan layak secara sempurna, sehingga setiap hal yang dihubungkan dengan kita akan menguatkan kebenaran bagi orang-orang yang tidak percaya. Ia akan menjadi suatu khotbah pada
dirinya. . . . 

Seorang pendeta yang lalai dalam cara berpakaian seringkali melukai mereka yang memiliki selera yang baik dan kepekaan yang murni. Mereka yang bersalah terhadap hal ini seharusnya memperbaiki kesalahan mereka dan menjadi lebih hati-hati. Hilangnya beberapa jiwa pada akhirnya bisa saja disebabkan oleh ketidakrapian sang pendeta. Penampilan pertama yang mempengaruhi orang-orang tidak disukai karena mereka itu dalam suatu cara tidak bisa menghubungkan penampilannya dengan kebenaran-kebenaran yang ia sampaikan. Pakaiannya bertentangan dengan dia; dan kesan yang diberikan adalah bahwa orang-orang yang diwakili oleh sang pendeta adalah suatu kelompok yang ceroboh yang tidak peduli tentang pakaian mereka, dan para pendengarnya tidak menginginkan hal apa pun dari kelompok orang yang seperti itu. . . .

Pekerjaan pendeta dihakimi oleh pakaiannya. Beberapa pendeta dalam perkara-perkara kudus yang mengatur pakaian mereka bagi diri mereka, hanya sekadar saja, maka hal itu menghancurkan pengaruh pekerjaan mereka. Nyata-nyata terdapat kekurangpekaan terhadap warna dan kerapian. Kesan apa yang diberikan dari cara berpa-kaian yang seperti itu? Pekerjaan itu di mana di dalamnya mereka berperan tidak lagi menjadi kudus atau tidak lebih baik daripada pekerjaan umum, seperti pembajak di ladang. Pendeta oleh teladan-teladannya [yang kurang baik dalam berpakaian] membuat perkara-perkara kudus itu turun lebih rendah atas hal-hal yang umum. Pengaruh dari para pendeta yang seperti itu tidak menyenangkan Al|ah.—Testimonies, vol. 2, hlm. 609-614.

(3SM 251) 

 

[RH] Pakaian yang Tepat di Mimbar

0

“lnilah pakaian yang harus dibuat mereka: tutup dada, baju efod, gamis, kemeja yang ada raginya, serban dan ikat pinggang. Demikianlah mereka harus membuat pakaian kudus bagi Harun, abangmu, dan bagi anak-anaknya, supaya ia memegang jabatan imam bagi-Ku” (Keluaran 28:4).

[AkhirZaman.org] Kepada saya ditunjukkan anak-anak lsrael di masa kuno, dan bahwa Allah telah memberikan petunjuk-petunjuk yang spesifik perihal bahan dan mode pakaian yang akan mereka pakai ketika melayani di hadapan Dia.

Allah surgawi, yang lengan-Nya menggerakkan dunia, yang menopang kita dan memberikan kepada kita kehidupan dan kesehatan, sudah memberikan kepada kita bukti bahwa la akan dihormati atau dihina oleh pakaian dari orang-orang yang melayani di hadapan-Nya. la telah memberikan petunjuk-petunjuk khusus kepada Musa tentang setiap hal yang berhubungan dengan pelayanan bagi-Nya. la telah memberikan petunjuk bahkan yang berhubungan dengan pengaturan tempat tinggal mereka dan merinci pakaian yang akan mereka kenakan dalam pelayanan kepada-Nya. Mereka harus memelihara keteraturan dalam setiap hal. . . .

Tidak boleh ada apa pun yang kurang dan tidak rapi terhadap mereka yang menghadap kapada-Nya ketika mereka datang ke dalam bait-Nya yang kudus. Dan mengapa demikian? Apakah tujuan dari semua kehati-hatian ini? Apakah hal ini hanya untuk merekomendasikan orang-orang itu kepada Allah? Apakah hal ini hanya untuk mendapatkan perkenanan-Nya?

Alasan yang diberikan kepada saya adalah, supaya suatu kesan yang benar boleh tercipta bagi umat. Jika mereka yang melayani di tempat yang kudus gagal memanifestasikan kehati-hatian, dan penghormatan bagi Allah, dalam cara berpakaian mereka dan dalam perilaku mereka, umat akan kehilangan kesan mereka dan penghormatan mereka kepada Allah dan pelayanan-Nya yang khidmat. Jika para pendeta menunjukkan penghormatan yang besar kepada Allah oleh berhati-hati dan secara khusus pada waktu mereka datang ke hadirat-Nya, hal itu memberikan kepada umat suatu pemikiran yang agung tentang Allah dan syarat-syarat-Nya.

Hal ini menunjukkan kepada mereka bahwa Allah adalah kudus, pekerjaan-Nya adalah suci, dan setiap hal yang berhubungan dengan pekerjaan-Nya haruslah kudus; dan semuanya harus bebas dari setiap hal seperti ketidakmurnian dan kekotoran; dan semua kekotoran harus disingkirkan dari mereka yang mendekati Allah.

(3SM 250, 251)

 

[RH] Demi Kepuasan Diri Sendiri? (Bagian 2)

0

“Sebab siapakah aku ini dan siapakah bangsaku, sehingga kami mampu memberikan persembahan sukarela seperti ini? Sebab dari pada-Mulah segala-galanya dan dari tangan-Mu sendirilah persembahan yang kami berikan kepada-Mu” (1 Tawarikh 29:14).

[AkhirZAman.org] Benar, adalah sulit bagi semua orang untuk membuat penerapan dalam situasi ini. Diri, diri, diri, diri, harus dilayani dan dimuliakan, dan betapa keras hal itu bagi semua supaya mereka menjadi para pekerja bersama Allah. Oh, biarlah roh pengorbanan diri datang kepada setiap gereja, dan karenanya setiap jiwa yang telah hilang dan jauh boleh mempelajari nilai uang, dan menggunakannya selagi mereka bisa, dan berkata, “Dari tangan-Mu sendirilah persembahan yang kami berikan kepada-Mu” (Lihat 1 Tawarikh 29:14).-—Letter 110, 1896.

Kita tidak punya waktu untuk memberikan kepada pikiran yang khawatir perihal apa yang akan kita makan dan minum, dan apa yang akan kita pakai. Marilah kita hidup dengan sederhana, dan bekerja dalam kesederhanaan. Biarlah kita berpakaian dalam kerendahan hati, menjadi suatu jalan bahwa kita akan diterima kemana pun kita pergi. Permata dan pakaian mahal tidak akan memberikan kepada kita pengaruh, tetapi perhiasan rohani yang tenang dan |embut—hasil dari kebaktian terhadap pelayanan Kristus—akan memberikan kepada kita kuasa bersama Allah.

Kebaikan dan pemikiran akan masa depan bagi mereka di sekitar kita adalah kualitas-kualitas yang berharga dalam pemandangan surga. Jika kamu belum memberikan perhatian kepada syarat anugerah ini, lakukan demikian sekarang ini, karena bagi kamu jangan ada waktu untuk disia-siakan.—Manuscript 83, 1909.

(3SM 248, 249)

[RH] Demi Kepuasan Diri Sendiri? (Bagian 1)

0

“Janganlah kamu menjadi serupa dengan dunia ini, 
tetapi berubahlah oleh pembaharuan budimu, sehingga kamu dapat membedakan manakah kehendak Allah: apa yang baik, yang berkenan kepada Allah dan yang sempurna” (Roma 12:2).

[AkhirZaman.org] Firman Allah jelas. Ajaran-ajarannya tidak bisa keliru. Akankah kita menurutinya, seperti yang la sudah nyatakan kepada kita, atau akankah kita berupaya untuk mencari seberapa jauh kita menyimpang dan walau demikian bisa selamat‘? Alangkah indahnya bila semua yang dihubungkan dengan institusi-inslitusi kita mau menerima dan mengikuti terang llahi, dan agar disanggupkan untuk memancarkan terang kepada mereka yang berjalan dalam kegelapan.

Persesuaian terhadap dunia adalah suatu dosa yang merusak kerohanian umat kita, dan yang dengan serius merusak kegunaan mereka. Adalah tidak berguna untuk mengabarkan pekabaran amaran kepada dunia, selagi kita menyangkalnya pada transaksi-transaksi dalam kehidupan sehari-hari.—The Reviewand Herald, 28 Maret, 1882. Mereka yang memiliki perhiasan dan sedang memakai emas dan hiasan-hiasan,

lebih baik menyingkirkan berhala-berhala ini dari diri mereka dan menjualnya, dan karenanya mereka telah mempraktikkan penyangkalan diri. Waktu sangat singkat untuk menghias tubuh dengan emas atau perak atau barang pamer yang mahal. Saya tahu suatu pekerjaan yang baik bisa dilakukan dalam hal ini. Yesus, sang Panglima di pengadilan surga, telah melepaskan mahkota kerajaan-Nya dan jubah kerajaan-Nya dan turun dari takhta kerajaan-Nya, dan mengenakan pada keilahian-Nya pakaian kemanusiaan, dan demi kepentingan kita la menjadi miskin, supaya oleh kemiskinan-Nya kita boleh memiliki kekayaan yang abadi, dan dengan demikian bagi orang-orang yang kepada mereka Kristus sudah melakukan setiap hal, memungklnkan untuk menyelamatkan jiwa-jiwa yang sedang merosot menuju kebinasaan, yang merasa sulit untuk menyangkal diri mereka terhadap tiap hal yang karena mereka merasa memiliki uang untuk membeli.

Tuhan akan segera datang, dan upah ada pada-Nya, dan pekerjaan ada di hadapan-Nya untuk memberikan kepada setiap orang sesuai dengan pekerjaannya. Saya berupaya untuk membuat orang-orang tahu bahwa kita sedang mengatur uang Tuhan agar merampungkan pekerjaan yang paling penting yang bisa dilakukan. Secara individu, melalui penyangkalan diri, mereka bisa melakukan lebih banyak jika semua menyisihkan sedikit, dan allran-aliran kecil yang banyak akan membuat tenang arus yang dikirim mengalir ke surga.

(3SM 247, 248)

 

 

[RH] Menuruti Kristus atau Dunia

0

 “Demikian juga hendaknya perempuan. Hendaklah ia berdandan dengan pantas, dengan sopan dan sederhana, rambutnya jangan berkepang-kepang, jangan memakai emas atau mutiara ataupun pakaian yang mahal-mahal, tetapi hendaklah ia berdandan dengan perbuatan baik, seperti yang layak bagi perempuan yang beribadah” (1 Timotius 2:9, 10).

[AkhirZaman.org] Nyonya D, seorang wanita yang menduduki suatu jabatan di institusl itu, sementara berkunjung pada ruangan Nyonya pada suatu hari, ketika pada akhirnya la melepaskan kalung dan rantai emasnya, dan berkata bahwa ia bermaksud untuk memberikan permata ini kepada perbendaharaan Tuhan. Kata yang lain, “Mengapa kamu mau menjualnya? Saya akan memakainya jika itu adalah milik saya.” “Mengapa,” jawab Nyonya, “bilamana saya menerima kebenaran, kepada saya diajarkan bahwa semua perkara ini harus ditinggalkan. Sebenarnya hal-hal itu bertentangan dengan ajaran-ajaran Firman Allah.”

Dan ia memberikan kutipan kepada para pendengarnya dari perkataan-perkataan sang rasul, Paulus dan Petrus, dalam hal ini, “Demikian juga hendaknya perempuan. Hendaklah ia berdandan dengan pantas, dengan sopan dan sederhana, rambutnya jangan berkepang-kepang, jangan memakai emas atau mutiara ataupun pakaian yang mahal-mahal, tetapi (yang membuat para wanita itu disebut para wanita yang mengakui Tuhan) hendaklah ia berdandan dengan perbuatan baik.” “Perhiasanmu janganlah secara lahiriah, yaitu dengan mengepang-ngepang rambut, memakai perhiasan emas atau dengan mengenakan pakaian yang indah-indah, tetapi perhiasanmu ialah manusia batiniah yang tersembunyi dengan perhiasan yang tidak binasa yang berasal dari roh yang lemah lembut dan tenteram.”

Sebagai jawaban, wanita itu memperlihatkan suatu cincin emas di jarinya, yang telah diberikan kepadanya oleh seorang yang tidak percaya, dan berkata bahwa ia rasa tidak berbahaya untuk memakai perhiasan seperti itu. “Kita tidak boleh terlalu berbeda,” katanya, “seperti sebelumnya. Umat kita sudah berlebihan dalam pandangan mereka dalam hal berpakaian. Para wanita dalam institusi ini memakai perhiasan-perhiasan emas dan rantai-rantai emas, dan berpakaian seperti orang-orang lain. Bukanlah kebijakan yang baik menjadi dikucilkan dalam berpakaian; karena kita tidak bisa menggunakan pengaruh yang banyak.” Kita bertanya, Apakah hal ini sejalan dengan ajaran-ajaran Kristus? Apakah kita akan mengikuti Firman Allah atau kebiasaan-kebiasaan dunia? Saudari kita itu memutuskan bahwa adalah paling aman untuk menuruti standar Kitab Suci. Akankah Nyonya D. dan yang lainnya, yang mengejar ke arah yang sama, akan senang untuk menemui hasil dari pengaruh mereka pada hari itu ketika setiap orang akan menerima sesuai pekerjaannya?  

 

(3SM 246, 247) 

 

[RH] Ke Manakah Arah Kita?

0

“Hai kamu, orang-orang yang tidak setia! tidakkah kamu tahu, bahwa persahabatan dengan dunia adalah permusuhan dengan Allah? Jadi barangsiapa hendak menjadi sahabat dunia ini, ia menjadikan dirinya musuh Allah” (Yakobus 4:4).

[AkhirZaman.org] Penyangkalan diri dalam hal berpakaian adalah satu bagian dari tugas orang Kristen. Untuk berpakaian dengan sederhana, tidak memakai permata dan ornamen-ornamen dari setiap jenis, berarti memelihara iman kita.

Apakah kita adalah sejumlah orang yang melihat kebodohan duniawi dalam menuruti pemborosan berpakaian sebagaimana mencintai hiburan-hiburan? Jika demikian, kita akan menjadi suatu kelompok yang menghindari setiap hal yang memberikan persetujuan terhadap roh yang mempengaruhi pikiran dan hati orang-orang yang hidup hanya bagi dunia ini saja, dan yang tidak memiliki pikiran atau peduli terhadap masa berikutnya.—-Testimonies, jilid. 3, hlm. 366.

Seorang saudari yang meluangkan beberapa pekan di satu institusi kita di Battle Creek berkata bahwa ia merasa agak kecewa terhadap apa yang ia lihat dan dengar di sana. la berpikir akan mendapati suatu umat dari jemaat yang lebih muda yang lebih meningkat baik dalam pengetahuan kebenaran dan pengalaman keagamaan. Di sini ia berharap untuk mendapatkan instruksi yang ia akan bawakan kepada saudari-saudarinya di dalam iman di negera lain yang jauh. Tetapi ia terkejut dan menjadi sakit karena kedangkalan, keduniawian, dan kurang setia dalam kebaktian yang la temui pada setiap orang. Sebelum menerima kebenaran, ia mengikuti gaya-gaya dunia dalam hal berpakaian, dan telah memakai permata dan ornamen-ornamen lain yang mahal; tetapi karena memutuskan untuk taat terhadap Firman Allah, ia merasa bahwa pengajaran Firman itu mewajibkan dia untukmeninggalkan semua perhiasan yang berlebihan itu. Kepada dia diajarkan bahwa orang-orang Advent tidak memakai permata, emas, perak, atau batu-batu berharga, dan bahwa mereka tidak sejalan dengan gaya-gaya dunia dalam cara mereka berpakaian. Ketika ia melihat di antara orang-orang yang mengaku beriman telah menyimpang sedemikian jauh dari kesederhanaan Alkitab, ia merasa aneh. Bukankah Alkitab mereka sama dengan yang ia sedang pelajari, dan yang kepadanya ia berupaya untuk hidup selaras dengannya? Apakah pengalaman masa lalunya hanyalah suatu fanatisme? Apakah ia telah salah menginterpretasi kata-kata sang rasul, “Tidakkah kamu tahu, bahwa persahabatan dengan dunia adalah permusuhan dengan Allah? Jadi barangsiapa hendak menjadi sahabat dunia ini, ia menjadikan dirinya musuh Allah”

 

(3SM 245, 246)

 

[RH] Siasat-siasat Setan

0

“Dan kita semua mencerminkan kemuliaan Tuhan dengan muka yang tidak berselubung…”  (2 Korintus 3: 18). 

[AkhirZaman.org] Setanlah yang berada di belakang, yang menyediakan gaya-gaya yang membawa kepada pemborosan dalam menggunakan harta. Dalam membentuk gaya-gaya pada zaman ini, ia memiliki maksud yang tetap. la tahu bahwa waktu dan uang yang dipakai untuk menghadapi permintaan-permintaan gaya tidak akan digunakan untuk obyek-obyek yang lebih tinggi, yang lebih suci. Waktu yang berharga disia-siakan dalam memelihara penerapan gaya-gaya yang selalu berubah dan tidak pernah memuaskan. Suatu gaya diperkenalkan tidak lama kemudian gaya-gaya baru disediakan, selanjutnya, dalam rangka orang-orang yang bergaya itu supaya tetap bergaya, pakaiannya harus dimodel kembali. Jadi orang-orang yang mengaku Kristen, dengan hati yang terbagi, menyia-nyiakan waktu mereka, dengan memberikan kepada dunia semua energi mereka. ‘

Beban yang tidak perlu sepenuhnya ini diterapkan dan dengan senang hati ditanggung oleh para wanita kita. Setengah dari beban mereka akibat upaya untuk mengikuti gaya-gaya itu; kendati demikian mereka berhasrat menerima kuk itu, karena gaya adalah ilah yang mereka sembah. Mereka seperti benar-benar berada di dalam ikatan-ikatan perbudakan sebagai seorang budak; dan kendati demikian mereka berbicara tentang kemerdekaan! Mereka tidak tahu prinsip-prinsip utama kemerdekaan. Mereka tidak memiliki pikiran atau selera atau pertimbangan mereka sendiri.

Secara ajaib Setan berhasil mempengaruhi pikiran dengan gaya-gaya berpakaian yang selalu bervariasi. la tahu bahwa selagi pikiran para wanita diisi secara terus-menerus dengan suatu keinginan yang musiman untuk mengikuti gaya, kepekaan moral mereka menjadi lemah, dan mereka tidak bisa bangkit untuk menyadari kondisi rohani mereka dengan benar. Mereka adalah orang dunia, yang tanpa Allah, dan tanpa harapan. Kita tidak mengesampingkan selera dan kerapihan dalam berpakaian. Selera yang benar dalam berpakaian tidak untuk disangkal dan disalahkan. Selagi gangguan-gangguan, hiasan-hiasan, dan ornamen-ornamen yang tidak perlu agar ditinggalkan, kita mendorong para wanita kita untuk mendapatkan bahan yang baik dan tahan. Tidak ada yang didapat dalam upaya menghemat kekayaan oleh membeli produk-produk pabrik yang murah. Biarlah cara berpakaian sederhana dan rapi, tanpa penampilan yang berlebihan.

Wanita-wanita muda yang meninggalkan perhambaan mode akan menjadi hiasan di masyarakat. Orang yang sederhana dan tidak berpura-pura dalam berpakaian dan dalam perilaku menunjukkan bahwa ia mengerti bagaimana seorang wanita yang benar dinyatakan oleh moral yang agung.—Manuscript 106, 1901 (Diterbitkan ulang dalam The Review and Herald, 20 Maret 1958.) ,

 

(3SM 244, 245)

 

[RH] Pakaian dan Penampilan yang Pantas

0

 “Perhiasanmu janganlah secara lahiriah, . . . tetapi perhiasanmu ialah manusia batiniah yang tersembunyi dengan perhiasan yang tidak binasa yang berasal dari roh yang lemah lembut dan tenteram, yang sangat berharga di mata Allah” (1 Petrus 3:3, 4).

[AkhirZaman.org] Dalam berpakaian, sebagaimana qalam segala perkara yang lain, adalah kesempatan kita untuk menghormati Pencipta kita. la menginginkan pakaian kita bukan hanya rapi dan menyehatkan tetapi juga pantas dan terampil;—Education, hlm. 248.

Kita harus berusaha membuat penampilan kita paling baik. Dalam pelayanan kemah sembahyang, Allah menjelaskan secara khusus setiap rincian mengenai pakaian orang-orang yang bertugas dihadapan-Nya. Jadi kita diajar bahwa la mempunyai persyaratan mengenai pakaian orang-orang yang melayani-Nya. Petunjuk yang diberikan sangat khusus mengenai jubah Harun, karena bajunya adalah simbolis. Jadi pakaian para pengikut Kristus harus simbolis. Dalam segala perkara kita harus menjadi wakil-wakil-Nya. Penampilan klta dalam segala hal harus ditandai oleh kerapian, kesederhanaan, dan kesucian.—Testimonies, jilid 6, hlm. 96.

Dengan benda-benda alam (bunga-bunga, bakung) Kristus menggambarkan keindahan nilai-nilai surga, kasih yang sederhana apa adanya, kesederhanaan, kesucian, kepantasan, yang akan membuat penampilan kita menyenangkan Dia. —The Ministry of Healing, hlm. 289.

Pakaian dan pengaturannya terhadap seseorang pada umumnya terdapat pada indeks laki-laki atau perempuan.—— The Review and Herald, 30 Januari 1900.

Kita menghakimi tabiat seseorang dengan gaya busana yang dipakai. Seorang perempuan sederhana yang saleh akan berpakaian dengan sederhana, selera yang dihaluskan, pikiran yang dikembangkan, akan dinyatakan dalam pemilihan suatu penampilan sederhana yang pantas. . . . Parempuan yang sederhana dan tidak berpura-pura dalam pakaiannya dan dalam caranya menunjukkan bahwa ia mengerti bahwa seorang perempuan yang benar ditandai oleh moral yang pantas. Alangkah mempesona, alangkah menarik, kesederhanaan dalam berpakaian, yang dalam penampilan dapat dibandingkan dengan bunga-bunga di padang.— The Review and Herald, 17 November 1904.

(3SM 241, 242)

 

[RH] Perkataan yang Menyenangkan dan Benar

0

“Tuhan ALLAH telah memberikan kepadaku lidah seorang murid, supaya dengan perkataan aku dapat memberi semangat baru kepada orang yang letih lesu. Setiap pagi Ia mempertajam pendengaranku untuk mendengar seperti seorang murid” (Yesaya 50:4).

[AkhirZaman.org] Kita harus membiasakan diri kita berbicara dengan nada yang menyenangkan; menggunakan bahasa murni yang benar, dan kata-kata yang baik dan sopan. Kata-kata ramah adalah seperti embun dan hujan lunak bagi jiwa. Kitab Suci mengatakan tentang Kristus bahwa kasih karunia dicurahkan ke dalam bibir-Nya, sehingga la dapat “dengan perkataan aku dapat memberi semangat baru kepada orang yang letih lesu.” Dan Tuhan meminta kita, “Hendaklah kata-katamu senantiasa penuh kasih,” “supaya mereka yang mendengarnya, beroleh kasih karunia.” Beberapa orang dengan siapa engkau berhubungan mungkin kasar dan tidak sopan, tetapi oleh sebab hal ini, janganlah engkau kurang sopan sendiri. Barangsiapa ingin memelihara kehormatan dirinya sendiri harus berhati-hati supaya jangan sampai melukai kehormatan diri orang lain. Peraturan ini harus dengan suci dikenakan kepada orang yang paling bodoh, dan yang paling bersalah. Apa yang sengaja Allah lakukan kepada orang-orang yang tampaknya tidak ada masa depan ini, engkau tidak tahu.

Pada masa yang silam la menerima orang-orang yang lebih tidak ada masa depan atau menarik untuk melakukan suatu pekerjaan besar bagi-Nya. Roh-Nya, yang bergerak dalam hati, membangkitkan setiap kemampuan untuk tindakan yang bersemangat. Tuhan melihat pada batu-batu kasar yang belum dihaluskan itu bahan indah yang akan tahan berdiri dalam ujian badai dan panas serta tekanan. Allah melihat bukan seperti manusia melihat. la tidak menghakimi dari penampilan luar, tetapi Ia menyelidiki hati, dan menghakimi dengan benar. Biarlah kita melupakan diri, selalu siaga untuk membuat orang lain gembira, untuk meringankan beban mereka dengan tindakan yang lemah lembut dan perbuatan kasih yang tidak mementingkan diri. Kesopanan yang terbentuk dalam pikiran ini, diawali dalam rumah tangga, lalu meluas jauh di luar lingkungan rumah tangga, pergi jauh untuk membuat jumlah kehidupan itu berbahagia, dan bila melalaikan hal-hal tersebut maka akan membentuk kehidupan yang buruk.”—Manuscript 69, 1902. (Dimuat dalam Review and Herald, 20 Agustus 1959.)

(3SM 240)

 

[RH] Karunia Kristus Mengubah Manusia Seutuhnya

0

“Tetapi hendaklah kamu menjadi kudus di dalam seluruh hidupmu sama sepertl Dia yang kudus, yang telah memanggil kamu, sebab ada tertulis: Kuduslah kamu, sebab Aku kudus” (1 Petrus 1:15, 16).

[AkhirZaman.org] Sementara engkau menempuh kehidupan, engkau akan bertemu dengan orang-orang yang nasibnya jauh dari kemudahan. Bekerja keras dan kekurangan, dengan tak ada harapan untuk hal-hal yang lebih baik di masa depan, membuat beban mereka berat sekali. Dan ketika kepedihan dan penyakit menimpa, beban itu hampir lebih besar daripada yang dapat mereka tanggung. Lelah dan tertekan, mereka tidak tahu di mana adanya kelegaan. Bilamana engkau bertemu dengan orang-orang seperti itu, bekerjalah dengan segenap hatimu untuk menolong mereka. Bukanlah maksud Allah supaya anak-anak-Nya akan menutup diri pada orang-orang seperti itu. lngat bahwa untuk mereka sama seperti unluk engkau Kristus mati. Ketika engkau menghadapi mereka, hendaklah berbelaskasihan dan sopan. lni akan membuka jalan bagimu untuk menolong mereka, memenangkan keyakinan mereka, mengilhami mereka dengan pengharapan dan keberanian.

Rasul itu menasihati kita, “Tetapi hendaklah kamu menjadi kudus di dalam seluruh hidupmu sama seperti Dia yang kudus, yang telah memanggil kamu,sebab ada tertulis: Kuduslah kamu, sebab Aku kudus.” Kasih karunia Kristus mengubah manusia seutuhnya, membuat yang kasar menjadi halus, yang keras menjadi lembut, yang mementingkan diri menjadi dermawan. ltu mengendalikan watak dan suara. Hasilnya kelihatan dalam kesopanan dan perlakuan lembut yang ditunjukkan oleh saudara untuk saudara, dalam kata-kata ramah yang memberi semangat dan tindakan-tindakan yang tidak me- mentingkan diri. Kehadiran seorang malaikat ada di dalam rumah. Hidup mengeluarkan nafas harum yang semerbak, yang merupakan dupa kudus yang naik kepada Allah. Kasih” dinyatakan dalam kebaikan, kelemahlembutan, ketabahan, dan panjang sabar. Sinar wajah berubah. Damai sejahtera surga dinyatakan. Kelihatanlah suatu kebiasaan lemah lembut, yang melebihi kasih manusia. Kemanusiaan ikut mengambil bagian bersama keilahian. Kristus dihormati oleh kesempurnaan tabiat. Ketika perubahan-perubahan ini disempurnakan, malaikat-malaikat serentak menyanyi kegirangan, lalu Allah dan Kristus bersukacita atas jiwa-jiwa yang dibentuk menjadi sama seperti llahi.

(3SM 239, 240)

 

Anda rindu Didoakan dan Bertanya?