Saturday, May 4, 2024
Google search engine
HomePendalamanRenungan Harian Ke Manakah Arah Kita?

[RH] Ke Manakah Arah Kita?

“Hai kamu, orang-orang yang tidak setia! tidakkah kamu tahu, bahwa persahabatan dengan dunia adalah permusuhan dengan Allah? Jadi barangsiapa hendak menjadi sahabat dunia ini, ia menjadikan dirinya musuh Allah” (Yakobus 4:4).

[AkhirZaman.org] Penyangkalan diri dalam hal berpakaian adalah satu bagian dari tugas orang Kristen. Untuk berpakaian dengan sederhana, tidak memakai permata dan ornamen-ornamen dari setiap jenis, berarti memelihara iman kita.

Apakah kita adalah sejumlah orang yang melihat kebodohan duniawi dalam menuruti pemborosan berpakaian sebagaimana mencintai hiburan-hiburan? Jika demikian, kita akan menjadi suatu kelompok yang menghindari setiap hal yang memberikan persetujuan terhadap roh yang mempengaruhi pikiran dan hati orang-orang yang hidup hanya bagi dunia ini saja, dan yang tidak memiliki pikiran atau peduli terhadap masa berikutnya.—-Testimonies, jilid. 3, hlm. 366.

Seorang saudari yang meluangkan beberapa pekan di satu institusi kita di Battle Creek berkata bahwa ia merasa agak kecewa terhadap apa yang ia lihat dan dengar di sana. la berpikir akan mendapati suatu umat dari jemaat yang lebih muda yang lebih meningkat baik dalam pengetahuan kebenaran dan pengalaman keagamaan. Di sini ia berharap untuk mendapatkan instruksi yang ia akan bawakan kepada saudari-saudarinya di dalam iman di negera lain yang jauh. Tetapi ia terkejut dan menjadi sakit karena kedangkalan, keduniawian, dan kurang setia dalam kebaktian yang la temui pada setiap orang. Sebelum menerima kebenaran, ia mengikuti gaya-gaya dunia dalam hal berpakaian, dan telah memakai permata dan ornamen-ornamen lain yang mahal; tetapi karena memutuskan untuk taat terhadap Firman Allah, ia merasa bahwa pengajaran Firman itu mewajibkan dia untukmeninggalkan semua perhiasan yang berlebihan itu. Kepada dia diajarkan bahwa orang-orang Advent tidak memakai permata, emas, perak, atau batu-batu berharga, dan bahwa mereka tidak sejalan dengan gaya-gaya dunia dalam cara mereka berpakaian. Ketika ia melihat di antara orang-orang yang mengaku beriman telah menyimpang sedemikian jauh dari kesederhanaan Alkitab, ia merasa aneh. Bukankah Alkitab mereka sama dengan yang ia sedang pelajari, dan yang kepadanya ia berupaya untuk hidup selaras dengannya? Apakah pengalaman masa lalunya hanyalah suatu fanatisme? Apakah ia telah salah menginterpretasi kata-kata sang rasul, “Tidakkah kamu tahu, bahwa persahabatan dengan dunia adalah permusuhan dengan Allah? Jadi barangsiapa hendak menjadi sahabat dunia ini, ia menjadikan dirinya musuh Allah”

 

(3SM 245, 246)

 

RELATED ARTICLES

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

- Advertisment -
Google search engine

Most Popular

Recent Comments

Anda rindu Didoakan dan Bertanya?