Topan super Rai hantam Filipina: Korban meninggal melonjak lebih dari 300 jiwa, ‘wilayah kami rata dengan tanah. Sedikitnya 375 orang meninggal setelah badai dahsyat melanda Filipina pada Kamis, kata polisi seperti dikutip media setempat. Jumlah ini melonjak dari sehari sebelumnya yang mencapai 200-an korban jiwa.
[AkhirZaman.org] Topan super Rai – dengan kecepatan angin sekitar 195km/jam – membuat sekitar 300.000 orang berlarian menyelamatkan diri ketika menghantam gugusan pulau di wilayah tenggara negara itu.
Sedikitnya 500 orang terluka dan 56 lainnya dilaporkan hilang, ungkap polisi setempat.
Tim penyelamat menggambarkannya seperti adegan “pembantaian luar biasa”.
Namun demikian menentukan skala kerugian akibat badai ini tidaklah gampang, karena komunikasi ke sejumlah kawasan terdampak terputus.
Diabadikan pada 17 Desember 2021, beberapa orang mencoba menyelamatkan barang-barang miliknya di samping rumah-rumah yang hancur di sepanjang pantai di kota Ubay, provinsi Bohol, di Filipina tengah, sehari setelah Topan Rai menghancurkan kota tersebut.
Ada kekhawatiran tanah longsor yang meluas dan banjir kemungkinan telah merenggut lebih banyak nyawa.
“Banyak daerah tidak memiliki listrik, tidak ada komunikasi, sangat sedikit air,” kata ketua Palang Merah Filipina, Richard Gordon, kepada BBC.
“Ada beberapa daerah yang tampaknya seperti dijatuhi bom yang lebih buruk ketimbang Perang Dunia Kedua.”
Federasi Internasional Palang Merah dan Perhimpunan Bulan Sabit Merah telah meluncurkan permohonan darurat guna mengumpulkan uang 20 juta franc Swiss guna mendanai upaya bantuan jangka panjang.
“Tim darurat Palang Merah melaporkan kematian massal di daerah pesisir,” kata Gordon. “Rumah, rumah sakit, sekolah dan bangunan masyarakat telah hancur berkeping-keping.”
Tim relawan berada di tempat kejadian tengah memberikan bantuan mendesak “untuk orang-orang yang telah kehilangan segalanya”, katanya.
Ribuan personel militer, penjaga pantai, dan pemadam kebakaran telah dikerahkan di beberapa kawasan yang terkena dampak paling parah di negara itu untuk membantu upaya pencarian dan penyelamatan.
Sementara itu, Presiden Filipina Rodrigo Duterte telah melakukan inspeksi melalui udara di daerah-daerah yang dilanda badai.
Video yang diunggah di media sosial oleh para ajudannya memperlihatkan kerusakan parah di pulau Siargao, Dinagat, dan Mindanao.
Gubernur Kepulauan Dinagat, Arlene Bag-ao, mengatakan di Facebook bahwa wilayah itu telah “rata dengan tanah” akibat angin topan.
“Sawah ladang milik petani dan perahu-perahu nelayan kami telah hancur,” katanya dalam pesan yang dikutip oleh situs berita Rappler.
“[Kami] telah kehilangan rumah kami. Dinding dan atap rusak dan tertiup angin… Kami memiliki persediaan makanan dan air yang semakin menipis.”
Dia mengatakan kerusakan itu “mengingatkan, jika tidak lebih buruk ketika topan Yolanda menghantam provinsi kami”.
Lebih dari 6.000 orang tewas ketika badai itu – juga dikenal sebagai Topan Haiyan – melanda negara itu pada 2013. Itu merupakan badai paling mematikan yang pernah tercatat di negara itu.
Rata-rata sekitar 20 badai dan angin topan menerjang Filipina setiap tahun.
Topan Super Rai ini merupakan yang paling kuat menghantam Filipina pada tahun ini, dan terjadi pada akhir musim topan di kawasan itu – dengan sebagian besar badai berkembang antara Juli dan Oktober.
Para ilmuwan telah lama memperingatkan bahwa kenaikan suhu global, yang disebabkan oleh perubahan iklim akibat tindakan manusia, menyebabkan topan menjadi lebih kuat dan menguat lebih cepat.
Sumber: https://bbc.in/33TowO3
Mengerikan adalah salah satu kalimat yang mungkin cukup pas menggambarkan situasi di sana akibat topan yang terjadi. Topan besar yang menghantam dan meluluh lantahkan tempat tersebut, sehingga mengakibatkan korban jiwa yang begitu banyak. Akibat lainnya adalah minimnya pasokan makanan dan air bersih untuk kebutuhan sehari-hari.
Seperti seorang ibu hamil yang mengalami kontrasi semakin banyak Ketika usia kandungannya semakin besar dan mendekati masa lahiran.
Hal ini juga berlaku Ketika dunia ini mendekati akhir zaman. Terjadi banyak bencana, moral menjadi sangat rendah, kejahatan di mana-mana, nasehat benar tidak diindahkan, bahkan dalam hal agama pun mengalami krisis karena banyak orang hanya mengejar keinginan dan kesenangan dunia.
Bisa jadi saat ini Anda tidak hidup di lingkungan yang terkena badai topan yang terjadi di alam ini, tetapi bisa jadi saat ini Anda sedang mengalami badai topan yang lainnya, yang bisa jadi berhubungan dengan pergumulan masa depan Anda, keuangan Anda, keluarga Anda atau keimanan Anda.
Sama seperti bencana di atas mengakibatkan krisis pangan dan air, maka bisa jadi topan hidup yang melanda Anda saat ini juga mengakibatkan sebuah krisis besar dalam hidup Anda. Bisa jadi mengakibatkan Anda bingung untuk menentukan sebuah keputusan atau bisa jadi Anda memutuskan sesuatu secara terburu-buru yang berakibat penyesalan.
Anda memerlukan makanan dan air rohani untuk bisa memperoleh hidup. “Tetapi Yesus menjawab: “Ada tertulis: Manusia hidup bukan dari roti saja, tetapi dari setiap firman yang keluar dari mulut Allah” ; “Barangsiapa percaya kepadaKu, seperti yang dikatakan oleh Kitab Suci: Dari dalam hatinya akan mengalir aliran-aliran air hidup.” [Matius 4:4; Yohanes 7:38].
Melalui kedua ayat di atas kita dapat melihat bahwa firman Tuhan adalah makanan yang dapat memberi hidup dan Air Hidup yang dimaksudkan tersebut adalah Yesus itu sendiri. Dengan kata lain, jika Anda ingin tetap hidup maka makanlah firman Tuhan dan minumlah Air Hidup dari Yesus itu sendiri.
Percayalah pada Tuhan sebagai jalan keselamatan Anda, kenallah Dia melalui setiap firman dan ikutilah Dia dalam setiap kehidupan Anda, maka Anda akan beroeh hidup yang telah dijanjikan-Nya itu.
“Tetapi barangsiapa minum air yang akan Kuberikan kepadanya, ia tidak akan haus untuk selama-lamanya. Sebaliknya air yang akan Kuberikan kepadanya, akan menjadi mata air di dalam dirinya, yang terus-menerus memancar sampai kepada hidup yang kekal.” [Yohanes 4:14].