“Berbahagialah manusia, yang kesalahannya tidak diperhitungkan TUHAN, dan yang tidak berjiwa penipu!” (Mazmur 32:2)
[AkhirZaman.org] Tuhan yang di surga membiarkan dunia memilih siapa yang menjadi pemimpin mereka. Biarlah semua membaca dengan saksama pasal ketigabelas kitab Wahyu, karena itu mewakili setiap jenis manusia, besar atau kecil. Setiap manusia harus memilih di pihak mana ia berada.
Entah itu untuk Allah yang benar dan hidup, yang telah memberikan kepada dunia sebuah tanda peringatan Penciptaan pada Sabat hari yang ke tujuh, atau untuk Sabat palsu yang dibuat oleh manusia yang mengagungkan diri mereka sendiri di atas Allah atau yang menyembah, yang menggunakan perkara-perkara Setan, dalam menindas mereka yang setia dan menaati hukum Allah. Kuasa penganiaya ini akan memaksakan penyembahan binatang dengan memaksakan pemeliharaan Sabat yang diciptakannya. Dengan begitu ia menghina Allah, duduk “di Bait Allah dan mau menyatakan diri sebagai Allah” (2 Tesalonika 2:4)
Salah satu gambaran yang mewakili ke 144.000 orang adalah tidak ada dusta di mulut mereka. Tuhan berkata,”berbahagialah orang … yang tidak berjiwa penipu.” Mereka dikenal sebagai anak-anak Allah, dan mengikut Domba ke mana pun Ia pergi. Mereka digambarkan berdiri di Gunung Sion, melakukan pelayanan suci, berpakaian putih, yang bekerja untuk membenarkan orang-orang suci. Tetapi semua yang akan mengikut Anak Domba di surga akan terlebih dahulu mengikuti-Nya di bumi, dengan penuh kepercayaan, mengasihi, kemauan untuk menurut, mengikuti Dia bukan dengan khawatir dan berubah-ubah, tetapi dengan keyakinan, kebenaran, sebagaimana kawanan domba mengikuti gembalanya. . . .
Dunia dalam persekutuan, yang dikenal sebagai gereja-gereja Kristen untuk membatalkan hukum Allah. Hukum Allah diabaikan, diinjak-injak; dan dari semua umat Allah yang setia, doa akan terangkat ke surga, “Waktunya untuk bertindak telah tiba bagi Tuhan; mereka telah merombak Taurat-Mu” (Mazmur 119:126). Setan sedang melakukan usaha yang terakhir dengan kekuatan penuh untuk meraih kekuasaan, perlawanannya yang terakhir adalah melawan prinsip-prinsip hukum Allah. Ketidak setiaan yang menantang terdapat di mana-mana.
Setelah penjelasan Yohanes dalam Wahyu 16 Mengenai kuasa pekerjaan mukjizat yang membawa dunia kepada pertentangan besar yang terakhir, lambang-lambang jatuh, dan suara terompet sekali lagi memperdengarkan bunyinya yang khas. “Lihatlah, Aku datang seperti pencuri. Berbahagialah dia, yang berjaga-jaga dan yang memperhatikan pakaiannya, supaya ia jangan berjalan dengan telanjang dan jangan kelihatan kemaluannya” (Wahyu 16:15) -Manuscript 7a, 1896.
(3SM 424, 425)