Friday, April 19, 2024
Google search engine
HomePeristiwa AkhirZamanPenyesatanPAKAR UNGKAP BUMI SEMAKIN REDUP AKIBAT PERUBAHAN IKLIM

PAKAR UNGKAP BUMI SEMAKIN REDUP AKIBAT PERUBAHAN IKLIM

[AkhirZaman.Org] Para peneliti menyatakan Bumi semakin meredup selama bertahun-tahun yang diduga akibat perubahan iklim. Para ilmuwan dari Big Bear Solar Observatory di California, Amerika Serikat menyatakan sudah mempelajari hal itu dan melakukan pengukuran siklus matahari dan tutupan awan selama 20 tahun terakhir.

Mereka mengamati fenomena yang dikenal sebagai earthshine. Sebuah fenomena yang menurut Badan Antariksa dan Penerbangan Amerika Serikat (NASA) terjadi ketika wajah gelap Bulan menangkap pantulan cahaya Bumi dan mengembalikan cahaya itu.

Kekuatan eartshine bervariasi karena cahaya yang dipantulkan dari Bumi juga berbeda.

Sebuah studi baru, yang diterbitkan dalam jurnal AGU Geophysical Research Letters menemukan terjadi penurunan yang signifikan dalam reflektansi Bumi, atau albedo, selama dua dekade terakhir.

Albedo adalah sebuah besaran yang menggambarkan perbandingan antara sinar Matahari yang tiba di permukaan bumi dan yang dipantulkan kembali ke angkasa dengan terjadi perubahan panjang gelombang.

PAKAR UNGKAP BUMI SEMAKIN REDUP AKIBAT PERUBAHAN IKLIM
Tim mengatakan bahwa setengah penurunan cahaya terjadi dalam tiga tahun terakhir, setelah 17 tahun albedo datar – terutama karena lebih sedikit awan dataran rendah di atas Samudra Pasifik.

Seperti dilansir Stuff, para peneliti mengatakan saat ini Bumi memantulkan cahaya sekitar setengah watt lebih sedikit per meter persegi daripada 20 tahun lalu. Sebagian besar penurunan terjadi dalam tiga tahun terakhir.

“Penurunan albedo sangat mengejutkan kami ketika kami menganalisis data tiga tahun terakhir setelah 17 tahun albedo yang hampir datar,” kata peneliti Institut Teknologi New Jersey, Philip Goode, yang merupakan peneliti utama dalam studi tersebut.

Para ilmuwan menggunakan data satelit untuk mengukur faktor yang mendorong cahaya Bumi meredup. Daratan, es, awan, dan lautan terbuka semuanya memiliki tingkat reflektifitas berbeda yang berkontribusi terhadap cahaya bumi, seperti dilansir Gizmodo.

Perubahan yang diamati pada albedo Bumi tidak berkorelasi dengan perubahan periodik dalam kecerahan Matahari, yang berarti itu disebabkan oleh sesuatu yang lain. Para ilmuwan kemudian melihat penurunan tutupan awan yang cerah dan reflektif di atas Samudra Pasifik timur dalam beberapa tahun terakhir khususnya di pantai barat Amerika Utara dan Selatan.

Perubahan iklim telah meningkatkan panas di mana-mana, termasuk di lautan. Itu bisa mengurangi tutupan awan di wilayah tersebut.

Saat ada banyak tutupan awan, sinar matahari dipantulkan kembali ke angkasa, sebaliknya, ketika lebih sedikit awan, lebih banyak sinar matahari yang masuk.

“Penurunan albedo baru-baru ini dikaitkan dengan pemanasan Pasifik timur, yang diukur untuk mengurangi tutupan awan dataran rendah,” tulis para ilmuwan dalam penelitian mereka.

https://bit.ly/3lj7fUF

Berita-berita mengenai perubahan iklim mungkin dulu masih jarang diangkat di media, tetapi beberapa waktu terakhir ini semakin giat bahkan akan semakin giat lagi diberitakan diberbagai media di dalam dan juga luar negeri. Apakah Anda merasakannya juga bahwa berita-berita tersebut semakin banyak ditampilkan di media? Apakah ada sebuah rahasia besar yang hendak disampaikan melalui berita mengenai perubahan iklim ini?

“Dan akan ada Tanda-tanda pada matahari dan bulan dan Bintang-bintang, dan di bumi bangsa-bangsa akan takut dan bingung menghadapi deru dan gelora laut. Orang akan mati ketakutan karena kecemasan berhubungan dengan segala apa yang menimpa bumi ini, sebab kuasa-kuasa langit akan goncang. Pada waktu itu orang akan melihat Anak Manusia datang dalam awan dengan segala kekuasaan dan kemuliaanNya. Apabila semuanya itu mulai terjadi, bangkitlah dan angkatlah mukamu, sebab penyelamatanmu sudah dekat.” [Lukas 21:25-28].

Banyak berita-berita yang akan disampaikan berhubungan dengan bencana alam yang terjadi dan disangkut pautkan dengan perubahan iklim, sehingga membawa ketakutan dan pada akhirnya suatu undang-undang akan disetujui oleh berbagai pemimpin dunia. Undang-undang apakah itu?

Undang-undang yang berhubungan dengan ajakan untuk merawat dunia yang akan semakin hancur ini, dengan membuat satu hari untuk istirahat. Satu hari yang dikhususkan untuk semuanya berhenti dari kesibukan. Satu hari yang menjadi identitas penyembahan. Dan hari itu berbeda dengan hari istirahat yang Tuhan sudah tentukan.

Anda bisa menemukannya dalam firman Tuhan yang tertulis: “Ingatlah dan kuduskanlah hari Sabat: enam hari lamanya engkau akan bekerja dan melakukan segala pekerjaanmu, tetapi hari ketujuh adalah hari Sabat Tuhan Allahmu; maka janganlah melakukan sesuatu pekerjaan, engkau atau anakmu laki-laki, atau anakmu perempuan, atau hewanmu atau orang asing yang di tempat kediamanmu. Sebab enam hari lamanya Tuhan menjadikan langit dan bumi, laut dan segala isinya, dan Ia berhenti pada hari ketujuh; itulah sebabnya Tuhan memberkati hari Sabat dan menguduskannya.” [Keluaran 20: 8-11].

Satu hari yang sudah dipilih dan ditentukan oleh Allah yang adalah Sang Pencipta, akan digantikan oleh manusia dengan hari yang lain. Satu pilihan akan dihadapkan kepada semua umat manusia untuk menentukan pilihan hari yang mana yang akan menjadi hari penyembahan untuk mereka lakukan. Bilamana pertanyaan ini diberikan kepada Anda, hari manakah yang Anda pilih untuk istirahat dan menyembah Tuhan Allah? Hari yang Tuhan sudah tentukan atau hari yang manusia tentukan?

 

RELATED ARTICLES

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

- Advertisment -
Google search engine

Most Popular

Recent Comments

Anda rindu Didoakan dan Bertanya?