Friday, March 29, 2024
Google search engine
HomePeristiwa AkhirZamanKemajuan TeknologiPUBG: Bisakah video gim sebabkan kekerasan?

PUBG: Bisakah video gim sebabkan kekerasan?

[AkhirZaman.org] Setelah serangan bersenjata di dua masjid Selandia Baru yang menyebabkan 50 orang meninggal dunia, muncul usulan agar gim daring PlayerUnknown’s Battleground (PUBG) dilarang, karena dituduh dapat mendorong generasi muda ke arah terorisme. Di Malaysia, seorang ulama mengusulkan kepada pemerintah Malaysia agar menutup permainan online itu karena dianggapnya dapat “mendorong generasi muda ke arah terorisme”.

Senada dengan ulama Malaysia itu, Majelis Ulama Indonesia (MUI) terus mempelajari gim tersebut, dan tidak menutup kemungkinan untuk mengeluarkan fatwa terhadap keberadaan gim tersebut.

“Kita akan pelajari, kalau memang ditemukan efek kuat gim itu mempengaruhi orang, sehingga bisa mengubah karakternya atau membuat orang jadi hobi pada sesuatu yang buruk,” kata Muhammad Zaitun, Wasekjen MUI Pusat, kepada wartawan BBC News Indonesia, Callistasia Wijaya, Kamis (21/03),

“Seperti teroris di New Zealand, itu kan seperti berdarah dingin betul. Ini juga kemungkinan karena gim,” tambahnya.

Zaitun menambahkan MUI mengundang masyarakat untuk memberikan masukan dan informasi lebih lanjut tentang dampak gim ini pada pemainnya.

Namun usulan yang disuarakan ulama Malaysia ditolak mentah-mentah oleh pemerintah Malaysia. Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora) Malaysia Syed Saddiq mengatakan ia tidak setuju jika PUBG dilarang. Ia mengatakan di Malaysia saja terdapat satu juta pemain PUBG, namun mereka tidak melakukan tindakan terorisme.

Dan, pemerintah Indonesia melalui Kepala Biro Humas Kemenkominfo, Ferdinandus Setu, menyatakan “tidak ada masalah dengan PUBG asal dimainkan sesuai umur”.

“Ya menurut kami orang bisa terinspirasi oleh apa saja. Kita jangan terlalu latah untuk ikut-ikutan menganggap gim ini menjadi pemicu (aksi terorisme),” ujar Ferdinandus kepada BBC News Indonesia, Kamis.

Ia mengatakan kementerian sudah mengeluarkan peraturan yang mengatur klasifikasi umur untuk bermain gim. Ferdinandus mengatakan setidaknya PUBG dimainkan oleh pemain di atas 13 tahun.

Pemerintah, lanjut Ferdinandus, berusaha untuk tidak terlalu mengatur industri gim di Indonesia.

“Kita jangan terlalu mengatur industri gim karena mereka masih mencari bentuk seperti apa di Indonesia,” katanya.

Dalam wawancara dengan BBC News Indonesia, Zaitun mengatakan MUI akan sangat berhati-hati sebelum mengeluarkan fatwa.

“MUI selalu hati-hati karena hal-hal seperti ini tidak boleh sembarangan. Kita harus kaji mendalam. Jadi kita ada komisi pengkajian dulu, baru masuk ke komisi fatwa, baru difatwakan,” kata Zaitun.

Wacana yang sama berhembus di Malaysia
Di Malaysia, Mufti Negri Sembilan Datuk Mohd Yusof Ahmad mendesak pemerintah Malaysia untuk melarang PUBG karena menurutnya gim itu memiliki dampak negatif pada anak-anak dan remaja, dan dapat mendorong generasi muda ke arah terorisme.

Namun, Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora) Malaysia Syed Saddiq mengatakan ia tidak setuju jika PUBG dilarang. Ia mengatakan di Malaysia saja terdapat satu juta pemain PUBG, namun mereka tidak melakukan tindakan terorisme.

Dalam video yang diunggahnya dalam akun Twitter pribadinya, ia mengatakan yang terpenting anak-anak muda tidak ketagihan untuk bermain gim.

Sementara, pekan lalu, negara bagian Gujarat di India sudah melarang PUBG dengan alasan gim itu dapat menyebarkan perilaku kekerasan.

Kantor berita Reuters mengabarkan polisi Gujarat bahkan sempat menangkap belasan pemuda yang ketahuan main PUBG.

Apa itu PUBG dan apa reaksi para pemain?
PUBG adalah gim dengan genre battle royale, di mana beberapa pemain dipertemukan dalam satu wilayah untuk kemudian saling menyerang untuk bertahan menjadi pemain terakhir.

Gim, yang mulai populer di Indonesia sejak tahun 2018 itu, dinobatkan sebagai “Game of the Year 2018” oleh platform distribusi game digital, Steam. Pada pertengahan tahun lalu, dikabarkan bahwa terdapat 400 juta pemain PUBG di seluruh dunia.

Uniknya, gim yang dikembangkan PUBG Corporation ini tidak hanya menarik perhatian anak muda dan remaja, tapi para pemain dewasa.

Ibu dua anak, Syifa Ristina, 35, mengatakan dia sering bermain PUBG untuk refreshing semata. Ia mengaku sering bermain PUBG bersama suami dan kawan-kawannya karena permainan itu menyenangkan.

Ia mengatakan kalau sekadar untuk bermain, gim itu tidak akan membuat seseorang berperilaku buruk.

“Kalau memang pemain yang terlalu menjiwai banget, kayaknya bisa jadi ada perubahan psikologinya ya. Tapi kalau aku lihat, gimnya cuma sekadar tembak-tembakan lah,” katanya.

Meski begitu, Syifa mengatakan gim ini lebih cocok dimainkan oleh pemain berusia di atas 21 tahun karena mereka sudah bisa lebih bijaksana dalam membedakan dunia nyata dan maya.

Apa benar gim mempengaruhi perilaku seseorang?
Anna Surti Ariani, psikolog anak dan keluarga mengatakan, gim sebetulnya mempunyai banyak manfaat seperti membantu kemampuan seseorang untuk berpikir strategis dan kemampuan berpikir spasial.

Oleh karena kebanyakan gim berbahasa Inggris, kata Anna, para pemain pun bisa melatih kemampuan berbahasa mereka saat bermain.

Namun, lanjutnya, tak dipungkiri ada gim yang memiliki risiko karena konten yang agresif. Anna mengatakan seringkali gim menjadi referensi perilaku atau kata-kata yang negatif, tapi belum tentu pemain akan meniru hal negatif itu.

“Ya, OK dari gim ada risiko, tapi konten agresif nggak hanya dari gim. Orang-orang kita kalau ngobrol saja kadang agresif loh. Jadi jangan hanya menyalahkan gim,” katanya.
Ia mengatakan bisa saja gim memicu seseorang melakukan perbuatan negatif, tapi itu kemungkinan besar tidak terlepas dari masalah-masalah lain yang dihadapi orang itu.
“Contohnya, dari kecil ada orang yang agresif banget, hubungan dengan keluarga buruk, hubungan sosial kacau banget, dan dia nggak ada uang. Maka orang ini akan jadi lebih agresif. Kalau ditambah gim ya ‘jadi’,” kata Anna.

Ia menambahkan dalam kondisi normal, sekadar bermain gim tidak akan membuat orang terpicu untuk melakukan kejahatan.

Sumber: https://www.bbc.com/indonesia/indonesia-47648794
Diambil dari judul: Wacana ‘haramkan’ PUBG: Bisakah video gim sebabkan kekerasan?

Mari kita coba lihat dari segi ilmu pengetahuan tentang otak manusia. “Otak manusia adalah struktur pusat pengaturan yang memiliki volume sekitar 1.350cc dan terdiri atas 100 juta sel saraf atau neuron. Otak mengatur dan mengkordinir sebagian besar, gerakan, perilaku dan fungsi tubuh homeostasis seperti detak jantung, tekanan darah, keseimbangan cairan tubuh dan suhu tubuh. Otak manusia bertanggung jawab terhadap pengaturan seluruh badan dan pemikiran manusia. Oleh karena itu terdapat kaitan erat antara otak dan pemikiran. Otak dan sel saraf di dalamnya dipercayai dapat memengaruhi kognisi (keyakinan seseorang dari proses berpikir) manusia. Pengetahuan mengenai otak memengaruhi perkembangan psikologi kognitif. Otak juga bertanggung jawab atas fungsi seperti pengenalan, emosi. ingatan, pembelajaran motorik dan segala bentuk pembelajaran lainnya.” https://id.wikipedia.org/wiki/Otak.

Pernahkah Anda mendengar kalimat berikut ini: “Anda adalah apa yang Anda makan” atau bis juga “Anda adalah apa yang Anda lihat.” Ketika kita melihat atau melakukan hal-hal yang berhubungan dengan kekerasan, maka secara tidak langsung semua memori tersebut masuk dan terekam kedalam otak kita, dan sebagai konsekuensinya adalah, bisa jadi perilaku kita akan sama/hampir mirip dengan apa yang kita lihat.

Setiap orang memiliki sudut pandangnya masing-masing sesuai dengan apa yang mereka nilai dan ketahui. Setiap musik yang merangsang, tarian-tarian orang yang bertopeng, dansa-dansa, permainan kartu, atau pun games, setan telah gunakan untuk menghancurkan benteng prinsip dan membuka pintu kepada pemanjaan hawa nafsu. Di dalam setiap kumpulan untuk mencari keplesiran dimana kesombongan ditunjukkan dan selera makan dimanjakan, dimana seseorang dituntun untuk melupakan Tuhan dan kehilangan pandangan terhadap perkara-perkara yang baka, di sanalah setan sedang mengikatkan belenggunya kepada jiwa-jiwa manusia.

“Janganlah kamu menjadi serupa dengan dunia ini, tetapi berubahlah oleh pembaharuan budimu, sehingga kamu dapat membedakan manakah kehendak Allah: apa yang baik, yang berkenan kepada Allah dan yang sempurna.” Roma 12:2

RELATED ARTICLES

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

- Advertisment -
Google search engine

Most Popular

Recent Comments

Anda rindu Didoakan dan Bertanya?