Tuesday, May 13, 2025
Google search engine
Home Blog Page 525

Berjaga-Jaga dan Berdoa

0

[AkhirZaman.org] Juru Selamat kita setidaknya dua kali mengingatkan agar murid-murid-Nya berjaga-jaga dan berdoa (Markus 13:33 dan 14:38). Sebab itu kedua tugas tersebut merupakan kesatuan. Kita harus berjaga-jaga sementara kita berdoa dan berdoa sementara kita berjaga-jaga. Paulus mengingatkan jemaat Kolose, “Bertekunlah dalam doa dan dalam pada itu berjaga-jagalah sambil mengucap syukur.” Dan kepada Jemaat Efesus, “Berdoalah setiap waktu di dalam roh dan berjaga-jagalah di dalam doamu itu.” Saat ini banyak doa yang dinaikkan hanya sekadar sebagai formalitas dan tidak menghasilkan apa-apa. Kita memisahkan dua hal yang sebenarnya telah dipersatukan oleh Tuhan, yaitu berjaga-jaga dan berdoa. Kita seumpama berusaha bernapas tanpa oksigen, atau minum air tanpa hidrogen. Berjaga-jaga sangat diperlukan sebelum kita berdoa, saat kita berdoa, dan setelah kita berdoa. Berjaga-jaga merupakan persiapan dari semua doa sejati. Kita harus berjaga-jaga bagi kesempatan untuk berdoa. Beberapa orang berdoa hanya dalam saat-saat tertentu saja, dan hanya merupakan kebiasaan.

Mereka mengulang-ulang Doa Bapa Kami dan permohonan yang sama pada setiap pagi dan malam, dan mereka mengira bahwa itu adalah doa. Tetapi mereka sebenarnya hanya mengucapkan doa. Mereka melakukan pengulangan kosong seperti yang dilakukan oleh para penyembah berhala. Paulus mengingatkan kita untuk “berdoa setiap waktu” dan kita sering mendengar bahwa “doa adalah napas orang Kristen”. Seandainya bernapas harus dilakukan dengan sengaja, seandainya kita harus memikirkan dahulu sebelum melakukannya, tidakkah kita akan mencari-cari kesempatan untuk bernapas ketika kita sedang berbicara atau berjalan? Namun, karena doa dilakukan secara otomatis seperti halnya napas, maka kita harus berjaga-jaga sepanjang hari. Jika kita telah menyelesaikan suatu pekerjaan, kita harus berhenti cukup lama untuk bersyukur kepada Allah atas pertolongan-Nya dan meminta kepada-Nya untuk menyertai kita saat kita melangkah di hari berikutnya. Oh, betapa akan lebih kayanya kehidupan, pengalaman, serta pengharapan kekristenan kita seandainya kita terus-menerus berjaga-jaga untuk berdoa!

Kita harus berjaga-jaga untuk objek-objek yang akan didoakan. Doa harus jelas dan spesifik. Berlutut pada malam hari dan meminta Allah menenangkan mereka yang menderita merupakan beban yang samar dan umum sehingga kita berdoa tanpa beban yang dalam. Tetapi, jika kita menemukan orang yang menderita dan kita berusaha untuk menenangkannya, kita akan berdoa sungguh-sungguh untuk dia – doa akan mengalir dari hati kita kepada hati Allah. Dan lebih dari semuanya, kita harus berjaga-jaga atas hati kita sendiri, memerhatikan percobaan-percobaan yang menyerang kita dan dosa-dosa yang sangat mudah menimpa kita, sehingga kita tahu untuk apa kita berdoa. Di dalam doa, kita mencari berkat Allah bagi kita dan bagi orang lain. Kita mungkin berkata bahwa kita tidak perlu menyebutkannya secara terperinci karena Allah mengetahui segala sesuatu. Ketika saya meminta Dia untuk mengasihi orang berdosa, Dia tahu siapa yang saya maksudkan tanpa saya perlu menyebutkan nama mereka. Tetapi jika demikian adalah masuk akal untuk mengatakan, karena Allah mengetahui segala sesuatunya, mengapa kita harus berdoa kepada-Nya? Doa adalah saluran yang dipilih bagi anugerah-Nya. Dia harus dicari. Dia berfirman, “Mintalah, maka kamu akan menerimanya,” dan permintaan tersebut tidak mungkin sungguh-sungguh, penuh hasrat, dan sepenuh hati kecuali permintaan tersebut spesifik.

Setiap kota besar memiliki regu pemadam kebakaran. Di dalam markas mereka, bisa dijumpai orang-orang, kuda, kereta penyemprot, dan mesin yang siap berangkat pada saat terdengar suara peringatan. Mereka tidak pergi berburu api. Mereka menunggu hingga mereka dipanggil. Di atas menara di tengah kota berdiri seorang penjaga. Dia melihat ke utara, selatan, barat, dan timur. Segera setelah dia melihat asap yang berasal dari kebakaran besar, dia membunyikan alarm dan segera regu pemadam kebakaran bergerak. Penjaga tersebut memberi tanda ke mana mereka harus berangkat, dengan demikian tidak ada waktu yang terbuang. Sekarang kita mengerti pentingnya berjaga-jaga dalam kasus ini. Begitu pula dengan doa, betapa pentingnya kita harus berjaga-jaga. Allah tidak bergantung kepada tanda yang diberikan oleh penjaga untuk mengetahui di mana anugerah-Nya dibutuhkan, tetapi Dia memilih untuk memberikan anugerah-Nya hanya untuk mereka yang menanggapi, dan doa seperti itu bersifat spesifik.

Kita harus berjaga-jaga sementara kita berdoa karena saat itulah setan akan berusaha untuk memenuhi benak kita dengan pikiran yang melayang-layang. Kita harus berjaga-jaga terhadap keinginan daging. Seperti seorang jenderal di dalam peperangan yang berjaga-jaga terhadap setiap gerakan musuh, yang selalu siaga untuk mendeteksi setiap strategi baru, demikianlah seharusnya kita di dalam doa kita. Kita harus berjaga-jaga terhadap jawaban doa kita. Jika seseorang menemui temannya untuk meminta bantuan, dia tidak berkata, “Bapak A, bersediakah Anda meminjami saya uang sepuluh juta?” dan kemudian dia buru-buru pergi sebelum Bapak A menjawab pertanyaannya. Tentunya tidak demikian. Dia akan memerhatikan wajah Bapak A, dan mungkin dapat membaca jawabannya sebelum diucapkan. Kemudian, dia akan mendengarkan jawaban yang diucapkan. Dan jika jawaban tersebut samar, dia akan mengulangi dan menekankan permohonannya. Tidak menunggu jawaban yang kita harapkan menunjukkan bahwa kita tidak benar-benar berhasrat dan berharap.

Memang kita tidak dapat memerhatikan wajah Allah seperti memerhatikan wajah seorang teman. Tetapi ada satu cara yang dapat kita tunjukkan bahwa kita menanti dengan penuh harap kepada-Nya. Contohnya, seorang Kristen berdoa dengan penuh hasrat dan dalam iman agar Allah mencurahkan Roh-Nya atas hati seorang teman yang belum bertobat. Jika dia mengharapkan Allah mendengar dan menjawabnya, tidakkah dia akan menemui temannya esok harinya dan berbicara dengannya untuk melihat jika hatinya diperbaharui dan tertarik kepada hal-hal rohani? Pemanah yang menembakkan sebuah anak panah pada suatu sasaran akan melihat apakah anak panahnya telah mengenai sasaran tersebut. Dia tidak memanah karena harus memanah, tetapi dia memanah untuk mencapai suatu tujuan yang pasti dan dia menunjukkan minat kepada hasil yang diperoleh. Demikian pula seharusnya kita. Kegagalan untuk melakukan hal ini bisa dilihat dari formalitas doa kita; ketika meminta sesuatu, kita tidak sungguh-sungguh berharap untuk memperolehnya. Jika kita sungguh-sungguh berharap, kita akan berjaga-jaga pada saat kita berdoa untuk melihat jawabannya di dalam pemeliharaan Allah atau merasakan denyutannya di dalam hati kita.

Diambil dan disunting seperlunya dari:
 
Judul buku            :    Doa dan Api      
Judul asli buku    :    Prayer and Revival      
Judul asli artikel  :    Berjaga-jaga dan Berdoa, Keinginan dalam Doa, dan Waktu dan Tempat untuk Berdoa      
Penulis                  :    E.M. Bounds      
Penerjemah         :    Josep Tatang dan Susan      
Penerbit                :    Tunas Pustaka      
             
Sumber: doa.sabda.org

Keintiman Yang Menakjubkan

0

    [AkhirZaman.org] Saat Anda berpikir tentang keintiman, apa yang terbersit dalam pikiran Anda? Kencan yang romantis? Pembicaraan yang hangat? Makan malam yang romantis? Menghabiskan waktu bersama? Hubungan seks?

    Beberapa waktu yang lalu, saya mengartikan ‘keintiman’ sebagai kedekatan secara fisik dalam hubungan kami. Namun pengertian itu sekarang telah berkembang.

Setelah melalui beberapa tahun pernikahan, hubungan kami semakin diwarnai dengan keegoisan yang semakin menipis, semakin kaya namun sedikit dalam hal fisik. Tolong jangan salah dimengerti, aspek fisik dalam hubungan kami masih tetap penting dalam memenuhi kebutuhan kami. Namun elemen keintiman dari hubungan fisik itu mendapatkan sudut pandang yang baru, lebih berarti dan mengalami lebih banyak pengalaman.

    Setelah melalui beberapa tahun, pernikahan kami berkembang menjadi hubungan partnership yang semakin dalam dengan meningkatnya kepercayaan, percaya diri dan rasa aman dalam hubungan kami. Kemampuan kami untuk berkomunikasi dan memecahkan masalah pun semakin berkembang. Berkurangnya ego kami membuat kami saling melayani satu sama lain, selalu mencari cara yang kreatif untuk mengekspresikan cinta kami dan mengembangkan keromantisan dalam berumah tangga.

    Hubungan kami pun berkembang dari hanya sekedar keintiman fisik menjadi keintiman spiritual yang dalam.
    Sejujurnya, level keintiman yang baru ini sungguh mengejutklan saya. Belum lama berselang, Sheri dan saya membuat keputusan dan komitmen spiritual yang sepertinya, bagi kami, tidak ada hubungannya dengan pernikahan kami. Namun hasil dari perubahan hidup kami saat ini adalah kehidupan yang lebih kuat, pernikahan yang lebih menggairahkan – keintiman secara spiritual. Ternyata keputusan dan komitmen kami secara rohani menjadi satu paket dengan keintiman spiritual bagi kami berdua.

    Pada dasarnya, keintiman spiritual dalam pernikahan adalah mengenai bersekutu dengan Tuhan; mempergunakan kasih-Nya, kekuatan dan kepemimpinan untuk mempergunakan kuasa-Nya dalam pernikahan Anda.

Inisiatif Dalam Keintiman Spiritual
    Ingatlah, keintiman spiritual tidak ‘terjadi’ begitu saja. Kami membuat keputusan dan komitmen yang spesifik dan membuat kami memiliki akses terhadap apa yang menjadi kerinduan Tuhan dalam pernikahan kami.

Darimana Memulainya: Bersekutu Dengan Tuhan
    Setengah dari tahun-tahun awal pernikahan kami, Sheri dan saya jauh dari Tuhan. Memang kami adalah orang ‘baik’, kami rutin ke gereja, kami berdoa – tapi kami tidak benar-benar mengenal Tuhan.

    Mencoba menjadi orang baik adalah hal yang penting, namun apa yang diinginkan Tuhan sesungguhnya adalah memiliki hubungan pribadi dengan Anda. Anda dapat melakukannya dengan mengambil keputusan – dengan sederhana Anda dapat mengatakan kepada-Nya kalau Anda benar-benar kacau dan membutuhkan Yesus Kristus menjadi Juru Selamat pribadi Anda. Anda memutuskan untuk berbalik dari dosa-dosa Anda, sebaik yang Anda bisa, dan meminta Yesus menjadi teman dan pemimpin hidup Anda. Katakan secara singkat kepada Tuhan, berdoa kepada-Nya.

    Mengalami moment yang sangat berarti seperti itu akan meluncurkan Anda ke dalam hubungan pribadi dengan Yesus Kristus. Hidup Anda akan berubah. Pernikahan Anda akan berubah.

    Untuk mencapai keintiman spiritual dalam pernikahan Anda merupakan hal yang mendasar bila Anda bersama pasangan berada dalam halaman yang sama secara spiritual. Artinya, Anda dan pasangan Anda keduanya perlu untuk ‘melakukan bisnis’ dengan Tuhan; Anda berdua perlu untuk menerima Yesus dan mengikut Dia.

    Bayangkan sebuah segitiga. Dalam hubungan pernikahan Kristen, Tuhan berada di bagian puncak dan Anda beserta pasangan berada di kedua sisi di kaki segitiga tersebut. Saat Anda berdua bertumbuh secara spiritual, Anda akan bergerak ke atas bersama-sama ke arah Tuhan, sebagai puncak dari segitiga.

    Jika Anda dan pasangan Anda percaya pada hal yang berbeda atau berada dalam jalur pertumbuhan rohani yang bertolak belakang, Anda tidak hanya renggang secara hubungan, tapi juga lambat secara pertumbuhan rohani atau bahkan mati.

    Mengikutsertakan hubungan pribadi dengan Tuhan sebagai hal yang utama dan merupakan langkah yang penting dalam memulai keintiman spiritual. Berikutnya, Anda perlu meningkatkan hubungan Anda dengan Tuhan. Anda perlu memposisikan diri Anda dalam kegiatan yang dapat memfasilitasi Tuhan – sehingga menyebabkan perubahan dalam pernikahan Anda.

Berdoa Bersama
    Salah satu kegiatan terintim yang dapat Anda lakukan sebagai pasangan adalah berdoa bersama. Saat Anda berbicara kepada Tuhan secara bersama-sama, membagikan pemikiran Anda yang paling pribadi, doa menjadi sebuah usaha bersama sebagai tim dan dapat mengikat secara rohani. Kolaborasi kesatuan doa dari pasangan Anda melahirkan satu suara, berkuasa untuk menyatukan mimpi-mimpi pernikahan Anda, dan doa itu menjadi perhatian dan permintaan Anda berdua.

    Sheri dan saya menemukan saat kami berdoa bersama, lebih mudah untuk mendapatkan jawaban dari doa kami. Berdoa bersama memimpin kami kepada komunikasi sepanjang hari dan menyebabkan kami dapat bersama-sama melihat bagaimana Tuhan akan merespon doa kami.

    Berdoa juga sama dengan mendengarkan. Terkadang berdoa bersama juga menambah kesensitifan akan karya Tuhan dalam pernikahan kami. Kami berada dalam keselarasan dengan pimpinan Tuhan dalam hidup kami. Pada awalnya, berdoa bukanlah hal yang nyaman untuk dilakukan bersama. Bagi sebagian besar kita, berdoa adalah sebuah kegiatan yang harusnya dilakukan secara pribadi. Menyingkapkan pemikiran pribadi kita kepada orang lain – meskipun itu adalah pasangan kita sendiri – bukanlah hal yang mudah. Berikut beberapa saran yang dapat saya berikan:

    Sampai Anda berdua dapat merasa nyaman berdoa bersama, salah satu dari Anda sebaiknya mengambil alih untuk memimpin doa.

•    Putuskan atas kesepakatan bersama apa yang perlu untuk didoakan. Ingatlah model “ACTS”:Adoration (penyembahan), Confession (pengakuan), Thanksgiving (ucapan syuklur) danSupplication (permohonan). Tentu saja Anda tidak perlu melakukan persis seperti ini. Ini hanyalah sebuah panduan.

•    Anda juga dapat mencoba untuk menulis permohonan doa Anda terlebih dahulu.

Komunitas Bersama
    Agar dapat bertumbuh dalam kepenuhan akan “potensi keintiman”, Anda perlu menerjunkan diri Anda dalam pemikiran orang lain. Langkah pertama Anda untuk masuk dalam komunitas adalah terlibat di gereja. Tidak hanya hadir saat ibadah – Anda perlu berpartisipasi dan terhubung dengan gereja lokal.

    Gereja dapat memberikan pengajaran, mengikutsertakan Anda dalam penyembahan dan menyediakan tempat bagi Anda untuk terlibat dalam komunitas Kristen. Jika Anda ingin mengalami keintiman spiritual dalam pernikahan Anda, Anda berdua harus terhubung dengan komunitas.

    Tambahan pula, gereja Anda dapat menyediakan kegiatan yang memperkaya pernikahan Anda: retreat, workshop, pelatihan dan konseling. Ambillah keuntungan dari sumber-sumber ini.

Hubungan Bersama
    Trial and error bukanlah cara yang efektif untuk mencapai keintiman spiritual, cara pendekatan yang justru dilakukan oleh banyak pasangan. Cara paling tepat untuk mencapai keintiman spiritual adalah terlibat dalam hubungan yang dekat dengan orang Kristen lainnya dan belajar melalui teladan hidup mereka.

    Hubungan pembinaan, dalam konteks small group atau hubungan 1-1, akan memperkecil kesalahan dan menjagai langkah Anda saat Anda bergerak maju. Ini adalah komunitas dalam level yang lebih dalam.

    Hubungan seperti ini dapat mendukung Anda. Jika Anda telah menikah, Anda pasti mengalami ‘beberapa hal’ – kehilangan pekerjaan, kesulitan keuangan, sakit penyakit, masalah pernikahan… bahkan kematian. Saat hidup Anda terus berjalan, Anda perlu untuk dikelilingi oleh orang-orang yang berkualitas.

    Terkadang arti dari sebuah hubungan ‘muncul’ begitu saja, tapi seringkali hubungan ini tidak muncul dalam berbagai kesempatan – Anda perlu mengambil inisiatif.

    Tempat pertama yang perlu Anda lihat atau perhatikan adalah seputar gereja dan small groupAnda. Tanyakan pada diri Anda sendiri: Pernikahan siapa yang dapat saya teladani?  Apakah saya kenal dengan pasangan yang memiliki ‘pernikahan bahagia’? Pernikahan siapa yang dapat menjadi teladan bagi kami?

    Pikirkanlah pertanyaan ini dengan serius. Terhubung dengan hubungan yang memiliki mentor merupakan cara tercepat untuk mendapatkan keintiman spiritual.

    Keintiman spiritual dalam pernikahan Anda dapat membawa keuntungan yang sangat besar. Hubungan yang terjalin di antara kami kuat dan nyaman; kami memiliki keyakinan akan masa depan; pernikahan kami bertumbuh dari hanya sekedar keintiman manusia menjadi kedekatan yang hanya Tuhan sendiri mampu ciptakan dalam hubungan suami istri. Bahkan pernikahan yang ‘baik’ tak dapat dibandingkan secara kualitas dari pernikahan yang berpusat pada Tuhan. Ambillah resiko ini: Temukan keintiman spiritual dalam pernikahan Anda.

Sumber : Jim Mueller – christianwomentoday

Bagaimana Tuhan Menjawab Doa-doa Kita

0

[AkhirZaman.org] Apakah doa Anda pernah dijawab? Demikian pertanyaan yang saya ajukan dalam suatu artikel di surat kabar. Saya sendiri tak berharap memperoleh banyak jawaban. Namun ternyata saya memerlukan waktu hampir 1 minggu untuk membaca semua jawaban itu. Saat membaca surat-surat yang saya terima itu, saya terkesan akan kenyataan bahwa Tuhan tak mengenal pilih kasih terhadap manusia.

Beberapa jawaban datang dari pengusaha-pengusaha ternama yang ditulis di atas surat berkop mewah. Sebagian lagi ditulis di atas kertas surat yang amat sederhana dan ditulis dengan pensil. Beberapa dari surat itu kelihatannya ditulis oleh orang-orang terpelajar, sedangkan yang lain datang dari orang-orang yang dengan susah payah mengutarakan isi hatinya.

Beberapa surat mengungkapkan bahwa penulisnya adalah orang yang hidupnya dekat dengan Tuhan, sedangkan penulis yang lain menceritakan betapa besar dosa mereka dan betapa malunya mereka akan hidupnya. Tapi dalam doa, kita semua berdiri sama tinggi dan duduk sama rendah, setiap orang mempunyai hak untuk berhubungan dengan Tuhan. Yang terpelajar maupun tak terpelajar, yang kaya dan yang miskin, yang saleh maupun orang berdosa, semuanya datang memohon pertolongan kepada Tuhan, dan bilamana mereka berdoa serta memohon sesuatu kepada Tuhan, maka Ia akan menjawab. Seperti kata Tuhan Yesus, “Karena setiap orang yang meminta, menerima, ….”

Saya juga terkesan dengan ketulusan mereka yang menulis kepada saya. Dalam meremehkan doa, beberapa orang menganggap bahwa apa yang dikatakan jawaban doa itu sebenarnya hanya merupakan kebetulan saja, bahwa berdoa atau tidak sebenarnya sama saja. Akan tetapi, banyak sekali orang yang percaya bahwa doalah yang membuat perbedaan itu. Dan sungguh berat untuk berdebat dengan seseorang yang telah berdoa dan telah mendapatkan jawaban atas doanya itu.

Dalam beberapa hal, jawaban datang berupa pemberitahuan Tuhan kepada orang yang berdoa itu tentang segala sesuatu yang harus dilakukan. Seorang penulis mengatakan, “Sebenarnya aku ingin berbuat sesuatu untuk sekolah Chinzei Gakui di Nagasaki, Jepang. Banyak di antara guru-guru dan murid yang telah mati akibat meledaknya bom atom. Tapi aku tak memiliki uang. Aku telah berdoa kepada Allah agar ia menunjukkan kepadaku apa yang harus aku lakukan. Beberapa hari kemudian, aku membaca sebuah artikel di Wesley Christian Advocate. Dalam artikel itu dikatakan bahwa sekolah itu memerlukan majalah National Geographic. Ayahku berlangganan majalah itu dan aku memiliki banyak terbitan lama. Aku sangat senang dapat memberikan majalah-majalah tua itu kepada sekolah itu. Inilah jawaban doaku. Kepala sekolahnya, yaitu Pendeta Taneo Chiba, kelihatan sangat berterima kasih atas pengiriman majalah tersebut.”

Seorang wanita berumur 82 tahun menceritakan bahwa setelah menjalani pembedahan, ia diberitahu bahwa ia tidak akan dapat berjalan lagi. Dia menulis, “Esok harinya aku berkata kepada perawat bahwa aku ingin berdiri dan jika aku jatuh, saya yakin Tuhan akan memegangku. Juru rawat itu berkata bahwa aku tidak boleh berbuat demikian, tapi aku berkata kepadanya agar jangan menghalangiku, lalu aku berjalan dan aku tetap berjalan selama 5 tahun ini. Puji Tuhan sumber segala berkat.” Hal ini mengingatkanku akan Tuhan Yesus yang berkata kepada orang lumpuh, “Bangunlah, angkatlah tilammu dan berjalanlah” (Yohanes 5:8). Sebenarnya banyak orang dapat berjalan dengan berbagai cara, asalkan mereka memiliki cukup iman dan semangat seperti wanita itu. Ia yakin bahwa doa dapat memberikan apa yang ia butuhkan.

Dalam menanggapi doa-doa manusia, Tuhan sering bekerja melalui orang lain. Seseorang menulis, “Seorang istri pendeta yang tinggal dekat rumahku sering menolong seorang anak perempuan tetangganya. Orang tua anak itu memang membutuhkan pakaian yang lebih baik. Aku mengatakan kepada istri pendeta itu bahwa aku ingin mempersembahkan sedikit uang untuk dibelikan sesuatu untuk anak itu. Istri pendeta itu hampir menangis karena terharu. Ia berkata bahwa pagi itu, sebelum berangkat ke gereja, ia telah berdoa agar ada orang yang mau menolong membelikan pakaian anak itu. Beberapa wanita lain yang mendengar percakapan itu juga ingin memberi dan kini anak perempuan itu telah mendapatkan apa yang dibutuhkannya.” Apakah kita mengira bahwa Tuhan telah menggerakkan hati wanita-wanita itu sehingga mereka memunyai keinginan untuk memberi pakaian kepada anak itu? Wanita yang telah memberi dan istri pendeta yang telah mendoakannya percaya bahwa hal itu adalah berkat doa. Ya, saya pun percaya.

Selama bertahun-tahun, saya membaca banyak tentang telepati mental, pemindahan pikiran, dan lainnya. Di antara jawaban-jawaban doa, banyak yang bisa digolongkan dalam kategori itu. Sebagai contoh, pada saat-saat tertentu, saya memprihatinkan anak saya yang bertugas dalam Perang Dunia II. Bila perasaan itu datang, saya segera berlutut dan memohon kepada Allah kiranya Ia ingin dekat sekali dengan anak saya. Pada suatu malam, saya menulis surat kepadanya dan bertanya apakah ia pernah merasa sedih dan kecil hati, dan dia menjawab bahwa ia memang merasa begitu, tapi kemudian ia merasa hatinya menjadi ringan dan ada perasaan damai dalam hatinya. Lalu saya tahu bahwa Allah telah menjawab doa saya.

Seorang ibu lain menulis sebagai berikut: “Salah seorang putraku jatuh sakit beberapa waktu lamanya, ia tidak memberi kabar sedikit pun tentang keadaannya kepadaku. Aku merasa amat bingung, akhirnya aku tak dapat bertahan lebih lama lagi. Karena aku tak mengetahui nomor teleponnya, aku bertelut di hadapan Tuhan dan mohon agar anakku mau menulis surat kepadaku sehingga aku dapat mengetahui keadaannya yang sebenarnya. Pada saat itulah telepon berdering. Ternyata anakku yang sakit itu meneleponku, Ia berkata “Mama, malam ini saya terus-menerus memikirkan engkau, maka saya meneleponmu.” Tuhan mendengar doaku dan menjawab. Apakah anak itu kebetulan saja menelepon ibunya ataukah ada suatu kuasa yang lebih tinggi yang mendorongnya?

Apakah Tuhan memimpin kita secara langsung dalam mengambil keputusan tertentu? Seseorang menulis, “Aku sedang menghadapi sebuah persoalan. Ada sesuatu yang tak ingin aku lakukan. Namun aku ingin melakukan kehendak Tuhan. Aku lalu pergi ke ruang duduk dan bertelut untuk mohon kepada Tuhan agar aku diberitahu dengan jelas apakah aku harus melakukannya atau tidak. Kelihatannya aku tak mendapat jawaban, maka aku berdiri dan meninggalkan ruangan. Pada saat aku memegang knop pintu, jelas sekali aku mendengar suara yang berkata, “Lakukanlah, lakukanlah!” Pada saat itu bebanku telah diangkat dan melakukan perkara itu terasa mudah sekali karena aku tahu Tuhan menghendaki aku berbuat demikian.”

Tentang jawaban-jawaban doa ini, seseorang yang lain menulis, “Kita ingat bagaimana cerita di dalam Alkitab tentang Nabi Elia dan Samuel yang masih kecil, bagaimana Tuhan berbicara kepada anak itu dan mengatakan apa yang harus ia lakukan. Nah, aku percaya bahwa jika Tuhan telah berbicara kepada Samuel yang kecil itu, pasti Ia juga akan berbicara kepadaku. Kami pergi ke Miami untuk tinggal di sana. Seseorang menawarkan untuk memiliki sebuah flat bersama-sama. Kelihatannya ini memang suatu kesempatan baik. Ibu, suami, serta saudaraku berpendapat bahwa ini merupakan pembelian yang akan menguntungkan dan mereka mendesakku supaya menyetujuinya. Aku mengambil keputusan untuk berdoa, menanti suara Tuhan. Lalu kudengar suara Tuhan yang meminta aku tidak membeli flat itu. Kemudian, mereka yang telah membeli dan menanam uangnya di flat itu ternyata kehilangan segalanya. Bagi beberapa orang, cerita ini mungkin tak masuk akal. Namun aku sendiri mengenal banyak orang yang berhasil dalam bidang bisnis, mereka tak pernah memutuskan sesuatu sebelum mereka berdoa dan mencari bimbingan Tuhan.”

Banyak di antara surat-surat yang aku terima berisi tentang jawaban doa yang berhubungan dengan penyakit dan kesembuhan. Saya sungguh percaya akan penyembuhan ilahi. Tiada 1 hari pun berlalu tanpa saya mendoakan orang-orang yang sedang menderita sakit. Surat-surat yang saya terima dan berisi tentang jawaban doa, bisa memenuhi satu buku dan ini memperkuat iman saya sendiri.

Ada juga yang menulis, “Aku baru saja pulang dari rumah sakit setelah mengalami serangan jantung yang parah 1 minggu yang lalu. Setelah aku cukup sembuh dan boleh menerima kunjungan orang lain, cucu perempuanku yang berumur 9 tahun datang mengunjungi aku bersama orang tuanya. Waktu mereka pamit pulang, cucuku kembali mendekati aku dan berkata, ‘Kek, tahukah engkau mengapa engkau sembuh kembali?’ Aku menjawabnya, ‘Tidak, mengapa?’ Lalu cucuku menjawab, ‘Karena aku telah berdoa dengan sungguh-sungguh agar engkau sembuh kembali.’ Percayakah Anda bahwa doa anak umur 9 tahun dapat memengaruhi sesuatu? Aku percaya bahwa Allah telah mendengar doa cucuku itu dan telah menjawabnya.”

Yang lain lagi menulis tentang kekhawatirannya akan pembedahan yang harus ia jalani. “Aku mohon kepada Allah agar Ia memimpin para ahli bedah dan para pembantunya dan agar Tuhan mendampingi aku selama pembedahan itu. Aku berdoa kiranya Tuhan mengambil alih seluruh diriku dan, terlepas dari apa pun hasilnya, kiranya aku dapat merasa puas karena aku tahu bahwa Ia lebih mengetahui apa yang paling baik untukku. Aku telah menyerahkan seluruh persoalan, termasuk diriku, kepada-Nya dan berkata, ‘Tuhan, di sinilah aku. Jika Engkau menginginkan aku hidup maka aku akan hidup, jika Engkau menghendaki aku mati, aku akan mati.’ Maka pada saat itu juga kekhawatiranku lenyap dan seluruh beban telah diambil dari padaku. Lalu segera aku merasakan kehadiran-Nya. Aku tahu Ia ada di sampingku, Ia telah menjawab doaku.”

Memang ada kemungkinan bahwa perasaan damai dan ketenangan di dalam hati dan pikiran seseorang dapat sangat memengaruhi hasil pembedahan itu. Di dalam hal ini, Allah telah bekerja melalui para dokter, tapi dokter itu juga memerlukan kerja sama dari si pasien. Dan hal ini mungkin terjadi karena Tuhan telah menjawab doa itu.

Memang sungguh menakjubkan mempelajari jawaban-jawaban doa, terutama dalam contoh berikut ini: “Anakku meninggal dunia karena mengalami kecelakaan mobil dan meninggalkan seorang istri yang masih muda. Hatinya hancur sehingga mentalnya hampir mengalami keruntuhan total. Kami semua menghibur dan menolongnya sedapat-dapatnya, tapi tampaknya tidak berhasil. Aku kemudian mulai berdoa kiranya Tuhan mencarikan orang lain untuk menggantikan tempat anakku di dalam hatinya. Tuhan telah menjawab doaku. Tuhan memang mengirim seorang perjaka di dalam hidupnya, dan tak lama kemudian, kesedihannya berubah menjadi sukacita. Mereka telah menikah dan kini sudah dikaruniai seorang putra. Mereka sangat bahagia sehingga orang tua menantuku maupun aku sendiri juga bahagia. Aku tahu bahwa Allah telah mendengar doaku dan memungkinkan kedua anak muda itu untuk saling bertemu. Aku telah mendengar bahwa pernikahan ditentukan di surga. Bagaimanapun juga, kelihatannya memang demikian.”

Yang lain menulis, “Aku ingin menceritakan kepada Anda tentang jawaban Tuhan terhadap doaku selama 4 tahun ini. Aku memunyai anak laki-laki yang masih kecil. Ketika ia berumur 1 tahun, kami menginginkan anak lagi, agar anakku yang pertama memunyai kawan bermain. Tidak lama setelah ulang tahun anakku yang pertama, kami mendapat berita bahagia bahwa kami akan mendapat seorang anak lagi. Anda dapat membayangkan betapa kami kecewa karena kandungan istriku ternyata gugur. Ini merupakan kekecewaan yang pertama, kemudian kami kehilangan 2 bayi lagi dalam 3 tahun berikutnya. Sepanjang masa itu, aku tetap berdoa kiranya Tuhan memberikan seorang anak lagi kepada kami. Setiap malam kami berdoa dengan segenap hati. Namun lama-kelamaan, aku mulai bertanya kepada diri sendiri apakah aku ini orang yang egois. Kami telah memiliki seorang anak, sedang banyak orang lain tidak memunyai sama sekali. Lalu mulai berdoa, “Bukan kehendakku, tapi kehendak-Mu yang jadi.” Dan saat itu keputusasaanku lenyap. Aku meminta agar Tuhan membimbing aku sesuai dengan rencana-Nya. Mungkin kesediaanku untuk menerima sesuatu yang tidak kuinginkan membuat doaku dijawab. Akhirnya, 2 minggu setelah hari ulang tahun keempat anakku, kami dianugerahi seorang anak laki-laki yang manis. Aku betul-betul percaya bahwa Allah telah menjawab doaku, dan setiap malam aku bersyukur kepada-Nya atas semua berkat itu.

Kadang Allah memang berkata, “Tunggu.” Mungkin Ia harus menunggu sampai kita siap untuk menerima anugerah dan berkat-Nya. Pengertian saya tentang doa tak lebih banyak daripada pengertian saya tentang listrik. Tapi saya mengerti bahwa manusia membangun pembangkit tenaga listrik untuk membuat tenaga listrik dan kita menggunakan tenaga itu untuk memenuhi bermacam-macam keperluan kita. Tuhan telah menciptakan tenaga listrik ini dan saya percaya bahwa Allah yang telah membuat tenaga untuk menerangi rumah-rumah kita, tidak lupa menciptakan tenaga untuk menerangi hidup kita. Allah yang membuat tenaga untuk menjalankan mesin-mesin, tidak lupa untuk menolong anak-anak-Nya di sepanjang jalan hidupnya.

Doa ialah alat yang kita gunakan untuk mendapatkan kekuatan Allah. Tuhan, ajarilah kami berdoa!

Diambil dan disunting seperlunya dari:

Judul buku    :    Segala Sesuatu Mungkin Melalui Doa
Penulis    :    Charles L. Allen
Penerbit    :    Yayasan Gloria, Yogyakarta 1988
Halaman    :    55 — 60

DISIPLIN DALAM PELAYANAN DAN HIDUP ROHANI

0

[AkhirZaman.org] Apa yang terlintas di pikiran Anda saat Anda mendengar kata “disiplin”? Tanpa memaksa otak untuk berpikir keras, dengan waktu yang relatif cepat, Anda sudah dapat menyimpulkan jawabannya. Ah, disiplin adalah sesuatu yang menjengkelkan, berat, dan Anda pasti enggan untuk melakukannya.

Ternyata kata “disiplin” seberat konsekuensi yang terkandung di dalamnya. Padahal banyak yang dapat kita peroleh dari perjalanan sebuah proses disiplin.

Lalu, bagaimana pandangan disiplin dari kacamata rohani? Jelas sekali bahwa disiplin merupakan salah satu pengajaran penting yang Yesus ajarkan kepada murid-murid-Nya dan kita. Disiplin yang Tuhan inginkan adalah untuk membawa kita masuk dalam hadirat kemuliaan-Nya dan untuk mengubah kita menjadi serupa dengan gambar Anak-Nya.

DISIPLIN KRISTUS

Pada masa pelayanan-Nya, Yesus tidak pernah mengajarkan kedisiplinan kepada murid-murid-Nya dengan membiarkan mereka berada dalam sebuah penderitaan. Setiap kali ada sebuah masalah, Dia memakai kesempatan itu untuk menegur murid-murid-Nya. Disiplin yang Dia berikan melalui setiap teguran, nasihat, maupun pengajaran, ditujukan-Nya untuk membawa murid-murid-Nya semakin mengenal Dia dan untuk memperlengkapi mereka dalam pelayanan mereka kelak.

Kepada kita saat ini pun Tuhan memberikan pengajaran, teguran, nasihat, dan jika perlu Dia mengijinkan terjadinya penderitaan, seperti sakit-penyakit, kerugian, dll., agar kita lebih didewasakan dengan cara Tuhan. Tujuan Tuhan mendisiplin manusia adalah agar mereka taat, hormat, dan semakin mengenal Dia.

Melalui firman-Nya kita dapat melihat fakta-fakta atau metode disiplin yang Dia terapkan kepada murid-murid-Nya. Di antaranya adalah saat Petrus diintimidasi oleh Iblis (Matius 16:22-23). Juga sewaktu Tuhan Yesus beserta murid-murid-Nya menghadapi angin ribut, saat murid-murid tidak percaya, khawatir, dan takut, Tuhan Yesus menegur mereka (Markus 4:40). Dan masih banyak lagi yang Kristus paparkan tentang kedisiplinan lewat firman-Nya, seperti dalam Markus 10:17-22, Lukas 9:51-56, Lukas 22:24-30, atau Yohanes 8:11.

Selain menerapkan beberapa metode disiplin dalam pengajaran-Nya, Yesus sendiri merupakan sosok yang memiliki disiplin tinggi untuk hidup rohani-Nya. Dia tidak pernah lari dari firman Tuhan setiap kali menghadapi guncangan-guncangan dalam pelayanan. Disiplin rohani-Nya amat terlihat dalam hal hubungan-Nya dengan Bapa. Dalam firman Tuhan, kita dapat melihat doa-doa yang Yesus panjatkan kepada Bapa-Nya di surga. Sejak kecil Dia sudah disiplin untuk bergaul dengan firman Tuhan. Dia juga bisa menguasai diri-Nya dari hal-hal duniawi untuk memenuhi kehendak Bapa-Nya.

DISIPLIN PELAYAN ANAK

Berkaca dari disiplin Kristus, para pelayan anak pun dapat menerapkan disiplin dengan baik dalam pelayanan dan hidup rohani-Nya. Seorang pelayan anak yang menerapkan disiplin dalam hidupnya dapat memiliki semangat yang menyala-nyala untuk melayani, walaupun banyak tantangan yang harus dihadapi dan mungkin dapat menyurutkan komitmen. Terkadang kegiatan belajar mengajar Anda rasakan makin lama makin membosankan, rekan kerja sepelayanan mulai tidak antusias dalam mengajar, sampai semangat yang mulai kendor. Hal ini tidak bisa dihindari oleh para pelayan anak sekolah minggu. Akan tetapi, dalam Roma 12:11 dan 2Korintus 4:8, terlihat bagaimana hati yang disiplin akan menolong kita untuk senantiasa melayani secara konsisten, berapi-api, dan terus memberikan kemajuan.

Beberapa nilai penting dari kedisiplinan di bawah ini kiranya menambah pemahaman Anda dan membantu para pelayan sekolah minggu untuk tetap menjaga kedisiplinan, baik dalam pelayanan, maupun disiplin rohaninya.

  1. Disiplin mengajarkan kita untuk taat.
   
     Layaknya seorang ayah, Tuhan mendisiplin anak-anak-Nya agar mereka lebih    taat, hormat, dan semakin mengenal kehendak-Nya. Dalam Perjanjian Baru, penulis surat Ibrani menyatakan bahwa Tuhan mendisiplin umat-Nya agar kita taat kepada-Nya. Ia menyatakan disiplin sebagai bukti kasih-Nya, “Hai anakku, janganlah anggap enteng didikan Tuhan, dan janganlah putus asa apabila engkau diperingatkan-Nya” (Ibrani 12:5,6). Meskipun pada mulanya, Tuhan mendatangkan dukacita (lihat Ibrani 12:10,11), tetapi Dia menghajar kita demi kebaikan, dan supaya kita beroleh bagian dalam kekudusan-Nya. Terkadang, setiap ganjaran yang Tuhan berikan tidak mendatangkan sukacita, tetapi dukacita. Namun, dukacita tersebut justru menghasilkan buah kebenaran yang memberikan damai kepada mereka yang dilatih olehnya.

     Jadi, jangan pernah melihat bahwa Tuhan selalu mendatangkan dukacita dan membiarkan kita tergeletak. Justru pada saat kita berada dalam keterpurukan, kita akan mengenal kasih Tuhan yang luar biasa dalam hidup kita.

  2. Disiplin adalah anugerah dari Tuhan.

     Disiplin dalam konteks ini adalah menyangkut kedisiplinan rohani. T. M. Moore menyatakan bahwa Tuhan memberikan anugerah disiplin (disiplin rohani) sebagai cara untuk menolong kita bertumbuh dalam kasih kepada-Nya dan kepada sesama kita Tuhan Yesus Kristus pun menegakkan disiplin bagi murid-murid-Nya, dengan memberikan contoh tentang menggunakan waktu, uang, dan hidup berdoa yang tekun. Dia pun menyatakan bahwa kepentingan orang lain harus didahulukan, sebagaimana terlihat ketika Yesus melayani orang yang datang kepada-Nya, meskipun Ia sering kali belum sempat makan (band. Markus 3:20-21). Bilamana, murid-murid ingin membalas kejahatan dengan kejahatan, Dia menyatakan sikap mengasihi dan mengalihkan perhatian mereka kepada tugas lain (band. Lukas 9:51-56).

  Para pelayan anak dapat mengaplikasikan disiplin hidup yang berkenan dalam bentuk doa, membaca firman Tuhan, penyembahan, waktu pribadi bersama Tuhan, memberi persembahan, berpuasa, diam di hadirat Tuhan,dan sebagainya. Hal tersebut akan membawa kita masuk semakin dekat dengan-Nya, yang tidak bisa didapatkan hanya dari kegiatan rutin sehari-hari. Memiliki disiplin rohani yang baik akan memampukan kita untuk melihat kemuliaan-Nya dan dapat memberi pembaharuan hidup setiap hari di dalam Yesus Kristus. Dalam hal apa sajakah para pelayan anak dapat memiliki disiplin rohani yang berkenan kepada Tuhan?

  1. Disiplin Doa
    
     Disiplin rohani dengan berdoa adalah cara yang Tuhan pakai untuk mengubah kita. Doa adalah nafas kehidupan kita. Doa yang dinaikkan sungguh-sungguh akan menciptakan dan mengubah hidup. “Doa yang rahasia, yang sungguh-sungguh, dan penuh percaya adalah sumber semua kesalehan pribadi,” tulis William Carey. Meditasi memperkenalkan kita pada kehidupan batiniah, berpuasa merupakan sarana yang menyertainya, tetapi disiplin doa itu sendiri yang membawa kita memasuki pekerjaan roh manusia yang tertinggi dan terdalam.

  2. Disiplin Berpuasa
    
     Sebagai disiplin rohani, puasa harus berpusat pada Tuhan. Puasa hendaknya membantu kita untuk mengendalikan keinginan manusiawi kita. Puasa dapat mengungkapkan hal-hal yang menguasai, seperti sombong, marah, cemburu, dan takut. Sifat-sifat itu ada di dalam diri kita dan sifat-sifat itu akan muncul selama kita berpuasa.

  3. Disiplin Bergereja
   
     Disiplin penting lainnya adalah disiplin bergereja. Ada tujuh alasan mengapa kita harus terlibat dan mendisiplinkan diri untuk bergereja.

  1. Bergereja adalah cara kita untuk membentuk kesatuan umat Tuhan yang baru. Sebagai orang Kristen, kita adalah anggota yang seorang terhadap yang lain.
  2. Gereja menempatkan kita pada jalan yang benar. Saat kita beribadah bersama saudara-saudara kita dalam Kristus, kita menangkap suatu pandangan yang nyata dari sudut pandang Tuhan. Mungkin saat kita menghadapi hari-hari kita dominasi duniawi banyak mengusai kita dan sudut pandang Tuhan sedikit terkaburkan. Waktu kita bergereja hal itu disingkapkan dan kita menjadi tahu tentang sebuah prioritas yang akan memimpin kita.
  3. Keikutsertaan dalam tubuh Kristus merupakan sarana untuk bertumbuh dan melayani. Gereja adalah tempat untuk menggunakan berbagai karunia rohani kita.
  4. Tuhan sudah memerintahkan kita untuk menjadi bagian dari masyarakat Kristen.
  5. Bergereja adalah persembahan kita kepada Tuhan dan kepada orang lain.
  6. Melibatkan diri dalam kehidupan gereja akan menghilangkan sifat individualisme kita — sering mementingkan diri sendiri.
  7. Dengan terlibat di dalam kehidupan masyarakat Kristen, kita ikut serta dalam tiga fungsi pokok ibadah: pengucapan syukur, pengajaran, dan pertobatan.

Hendaknya disiplin rohani kita tidak hanya sebatas pada sebuah rutinitas saja dan bukan juga disiplin rohani yang kehilangan kuasanya untuk membawa kita bertatap muka dengan Tuhan.

Bagaimana para pelayan Kristus? Bagaimana kehidupan rohani Anda sejauh ini? Apakah teladan kedisiplinan Kristus sudah menjadi bagian dari kehidupan Anda? Kiranya Roh Kudus terus menyalakan api semangat dalam pelayanan Anda sebagai rekan sekerja Tuhan — dalam pelayanan kepada anak sekolah minggu. Dan teladan kedisiplinan yang telah tertanam dalam kehidupan Anda, dapat dibagikan juga kepada anak-anak layan Anda. Tuhan Yesus memberkati.

http://lead.sabda.org/?title=anak_disiplin.

Mengajar Anak-Anak Untuk Memiliki Waktu Membaca Alkitab Setiap Harian

0

[AkhirZaman.org] Salah satu hal yang paling penting yang dapat dilakukan orang tua bagi anak-anak mereka adalah membantu mereka mengembangkan kebiasaan membaca Alkitab setiap hari. Adalah Firman Tuhan yang dapat dipakai oleh orang muda untuk membersihkan jalannya dari dunia yang jahat ini (Maz. 119:9).

Firman Tuhan haruslah masuk ke dalam hati dan jiwa dan mengisi keseluruhan hidup individu tersebut, dan ini tidak akan terjadi tanpa membaca, mempelajari, menghafal, dan merenungkan Firman Tuhan menjadi praktek sehari-hari.

Gembala sidang David Sorenson memberikan beberapa nasihat mengenai hal ini sebagai berikut:

  •  Mulailah secepatnya.
    Ketika anak-anak kami masih kecil, kami mulai menyuruh mereka membaca Alkitab sesegera mereka bisa membaca. Memang pendek saja tetapi mereka mulai sejak di tahun-tahun TK mereka.
  •  Rencanakan pembacaan mereka itu.
    Alkitab adalah buku yang kompleks, bahkan untuk orang dewasa. Ketika anak-anak kami masih kecil, kami menyuruh mereka membaca 1 Yohanes karena kosa kata dan sintaksnya yang sederhana. Pertama-tama kami menyuruh mereka membaca satu atau dua ayat sehari. Sambil mereka naik kelas dalam sekolah, tugas membaca itu berkembang menjadi satu pasal sehari dan ketika mereka SMP, kami menyuruh putri-putri kami membaca empat pasal sehari. Ini adalah jumlah yang diperlukan untuk membaca Alkitab dalam satu tahun. Tetapi poin besarnya adalah kami merencanakan pembacaan itu bagi mereka.
  •  Sediakanlah insentif positif.
    Ketika putri-putri kami masih kecil, kami membuat suatu tempelan di kulkas, dan ketika mereka melakukan pembacaan Alkitab wajib mereka, mereka menerima satu bintang setiap hari. Ketika mereka dengan setia mengisi bintang mereka selama beberapa minggu atau satu bulan, kami merencanakan hadiah bagi mereka. 
  •  Pertahankan kebijakan ini.
    Kami memastikan bahwa putri-putri kami melakukan tugas membaca Alkitab mereka sebagaimana diinstruksikan. Suatu pertanyaan yang sering terdengar di meja makan adalah ‘Apakah kamu membaca Alkitabmu pagi ini?’ Walaupun pada akhirnya mereka tidak memakai tempelan kulkas dan bintang lagi, kami tetap mengecek mereka selama masa-masa remaja.
  •  Lakukanlah karena ini hal yang benar.
    Ketika putri-putri kami bertumbuh besar dan tidak lagi memerlukan insentif-insentif kecil, kami beralih mengajarkan mereka filosofi bahwa membaca Alkitab adalah hal yang memang patut dilakukan. Sambil kami mengembangkan prinsip melakukan kebenaran, mudah untuk memasukkan praktek pembacaan Alkitab ke dalam prinsip kebenaran. Sungguh, adalah tepat bagi seorang percaya untuk berada dalam Firman Allah setiap hari (Training Your Children to Turn out Right).”

Diterjemahkan dari www.wayoflife.org

Oleh: http://graphe-ministry.org

10 Kebohongan Yang Membawa Anda Pada Perceraian

0

    [AkhirZaman.org] Dalam buku saya  Divorce Proofing Your Marriage, saya mengekspos sepuluh kebohongan umum yang seringkali diyakini oleh seseorang yang akhirnya justru mengarahkan mereka kepada perceraian. Buku ini akan menantang segala pemikiran, keyakinan dan asumsi yang mempengaruhi bagaimana kita berperilaku dan pilihan yang kita buat. Jadi, jika Anda ingin memperkuat pernikahan Anda dan tidak tergelincir ke dalam lubang perceraian, pertama-tama yang harus Anda lakukan adaah memeriksa pemikiran Anda dan bertanya, “Apakah pemikiran saya mencerminkan budaya duniawi atau Alkitabiah?” Anda mungkin akan terkejut seberapa jauh pemikiran Anda telah melenceng dari Alkitab.

    Berikut ini adalah gambaran singkat dari sepuluh kebohongan yang dapat menyebabkan perceraian. Jadikan poin-poin ini sebagai bahan refleksi Anda sendiri.

Kebohongan #1: Pernikahan Adalah Sebuah Kontrak
    Ya, pernikahan adalah kontrak yang sah, tetapi di mata Tuhan jauh lebih dari hanya sekedar kontrak. Kebenarannya adalah pernikahan merupakan sebuah sumpah, janji yang tidak bisa dibatalkan. Pernikahan adalah komitmen seumur hidup. Dan itu berarti “baik dalam keadaan baik atau buruk, kaya maupun miskin, sakit maupun sehat”. Dan itu berarti mengasihi seseorang ketika Anda tidak merasa seperti itu, tetap setia, dan terus berusaha melalui masa-masa buruk dan sulit bersama-sama.

Kebohongan #2: Saya Menikahimu, Bukan keluargamu
    Kebenarannya adalah Anda menikah tidak hanya dengan pasangan Anda, tapi juga dengan keluarganya sebagai satu paket! Jangan membohongi diri sendiri dan berpikir tidak perlu berurusan dengan mertua. Pasangan Anda dibesarkan dalam keluarga yang mengajarkan bagaimana menjadi dirinya hari ini. Ya, ada pengaruh lain dan orang bisa berubah, namun keluarga adalah kekuatan utama dalam perkembangan setiap individu.

Kebohongan #3: Saya Dapat Mengganti Pasangan Saya
    Salah! Fakta bahwa pasangan Anda selalu terlambat dan rumah yang berantakan tidak akan berubah hanya karena cinta Anda yang tidak akan pernah mati. Perhatikanlah segala tanda kekurangan yang dimilikinya saat Anda masih berkencan, terutama untuk hal-hal yang serius, seperti kebiasaan minum, temperamen kasar, suka melanggar janji, dll. Kemungkinannya adalah hal-hal ini tidak akan meningkat tetapi semakin memburuk setelah bulan madu berakhir. Kebenarannya adalah: semua yang dapat Anda kendalikan adalah reaksi Anda terhadap pasangan dalam segala keadaan. Hanya itulah satu-satunya hal yang dapat Anda ubah.

Kebohongan #4: Kita Terlalu Berbeda
    Perbedaan bukanlah masalah yang besar sepanjang perbedaan tersebut bukan menyangkut nilai hidup dan moral. Ketidakcocokan tidak akan membunuh sebuah hubungan. Masalah sebenarnya adalah bagaimana Anda dapat menangani perbedaan-perbedaan yang ada di antara Anda berdua. Anda memerlukan gaya kompatibel yang dapat diterima kedua belah pihak. Beberapa perbedaan memang tak ada penyelesaiannya dan pasangan suami istri harus belajar untuk menerima hal-hal itu. Alkitab telah memberikan pedoman yang jelas tentang bagaimana menangani konflik dengan cara seperti yang Kristus lakukan.

Kebohongan #5: Perasaan Cinta Itu Sudah Lenyap
    Gairah memang tidak akan bertahan selamanya tapi cinta dapat Anda miliki seumur hidup. Anda mungkin tidak selalu merasakan cinta tapi Anda harus menentukan untuk mencintai pasangan Anda sebagaimana Anda mencintai diri Anda sendiri. Perasaan cinta menguap saat pasangan terkunci pada pola negatif yang membuat mereka menjauh satu sama lain. Kritikan beralih menjadi penghinaan dan perilaku yang sangat defensif yang akhirnya mengarah pada kondisi emosional yang menjauh.

    Kebenarannya adalah Anda dapat memulihkan perasaan cinta dengan sebuah perubahan. Pertama adalah dengan membuat pernyataan positif kepada pasangan Anda untuk setiap hal negatif yang dimilikinya. Perubahan lainnya berfokus pada membangun persahabatan dan dukungan. Saya tidak meragukan sedikitpun ketika para suami mengatakan kepada saya bahwa mereka tidak lagi mencintai istri mereka. Saya hanya ingin mereka memahami bahwa perasaan cinta itu dapat dihidupkan kembali.

Kebohongan #6: Pernikahan Yang Lebih Tradisional Akan Menyelamatkan Kita
    Karena frustrasi, banyak pria yang yang merasa seandainya saja pernikahan mereka bisa seperti pasangan romantis sepanjang masa, maka hidup mereka akan lebih bahagia. Mereka bingung mengenai peran gender dan tanggung jawab. Konsep yang ada seringkali disalahpahami dan disalahgunakan. Maksud Tuhan dalam pernikahan adalah kesetaraan gender. Dalam dua kali kesempatan, Tuhan menyatakan kehendak-Nya di bumi mengenai gender – di Taman Eden dan dalam kehidupan Kristus. Lihatlah contoh-contoh di dalam Alkitab bagaimana pria dan wanita seharusnya berinteraksi. Anda akan menemukan bahwa tidak peduli bagaimana Anda menegosiasikan hubungan, Anda perlu untuk saling tunduk, saling menghormati, saling memberdayakan dan saling memberikan empati.

Kebohongan #7: Saya Tidak Bisa Berubah – Inilah saya: Terima Atau Tinggalkan Saja
    Keengganan untuk berubah berakar dari pemberontakan. Hal ini bagaikan mempertandingkan cara Anda dengan cara Tuhan. Dengan berkata Anda tidak bisa berubah bertentangan dengan seluruh karya penyelamatan yang dialami orang Kristen yang diikuti dengan perubahan hati. Ya, kita semua selalu berjuang untuk kesempurnaan namun dalam menjalankan fase ini, kita harus memperjuangkannya. Dalam hal ini membutuhkan kemauan untuk melihat perilaku dan usaha Anda untuk menjadi seperti Kristus. Jika kedua belah pihak di dalam pernikahan melakukan hal ini secara teratur, perceraian tidak akan menjadi hal yang umum. Perubahan tidak akan terjadi jika Anda tidak melakukannya. Anda bisa berubah namun perubahan itu membutuhkan keinginan, ketaatan dan dorongan dari kuasa Roh Kudus.

Kebohongan #8: Jika Terjadi Perselingkuhan, Kita Harus Bercerai
    Perselingkuhan merupakan masalah serius dan merusak namun tetap dapat diperbaiki jika kedua belah pihak sepakat untuk mencoba. Harus ada komitmen untuk memutuskan hubungan perselingkuhan, ada saat untuk bertobat, memaafkan, dan kembali membangun sebuah hubungan. Sumpah pernikahan memang telah dirusak namun dapat dipulihkan jika pasangan memilih untuk melakukannya. Memang tidak mudah tapi mungkin untuk dilakukan.

Kebohongan #9: Apa Yang Saya Lakukan Tidaklah Penting. Tuhan Akan Mengampuni Saya
    Tuhan akan mengampuni Anda jika Anda bertobat namun apa yang Anda lakukan tetaplah penting. Perilaku Anda adalah natural, sebagaimana konsekuensi rohani. Jadi, jangan menganggap enteng kasih karunia Tuhan.

Kebohongan #10: Pernikahan Ini Sudah Terlalu Rusak
    Jika Anda menyerah, masa depan akan terlihat tanpa harapan, dan Anda berdua akan semakin terpisah, tidak dapat menangani konflik, membuat kesalahan atau apapun masalahnya, percayalah bahwa Tuhan dapat bekerja ketika Anda tidak dapat melakukannya. Tuhan dapat mengubah hati, melakukan mukjizat, dan bekerja dalam keadaan yang paling sulit. Tuhan adalah Tuhan yang mengatasi kemustahilan. Mendekatlah pada-Nya, jadikan Dia sebagai perantara dalam pernikahan Anda, lakukan peperangan dengan musuh sejati Anda (iblis) dan berharap Tuhan untuk berkarya melalui Anda.

    Jika Anda dan pasangan tetap melekat erat dengan Tuhan, pernikahan Anda akan merefleksikan keintiman itu. Perceraian tidak perlu terjadi. Kenali kebohongan budaya yang mempengaruhi Anda dan lawanlah hal itu dengan kebenaran Alkitab. Tidak ada pernikahan yang pasti terhindar dari perceraian namun Anda dapat bersikap proaktif untuk mencegah hal itu terjadi. Sudah saatnya bagi kita untuk memperbaiki statistik perceraian dan menciptakan pernikahan yang kebal terhadap perceraian.

Linda S. Mintle. Ph.D.

cbn.com

Mitos Seputar Cinta Sejati

0

    [AkhirZaman.org] Orang mengira bahwa pernikahan adalah tempat mereka memadu cinta selama-lamanya. Api asmara yang mereka rasakan selama masa berpacaran akan terus berkobar ketika mereka bersatu. Cintalah yang akan membuat mereka kuat dan berpadu.

    Kenyataannya ada yang segera mengalami kekecewaan. Apa yang mereka anggap kecil dan remeh bahkan tidak ada sewaktu masih berpacaran, semua sekarang mulai kelihatan mengganggu. Kebiasaan jelek suami, mertua yang terlalu masuk campur, kondisi keuangan yang tidak stabil, bisa membuat bahtera pernikahan terombang-ambing.

    Dengan segera ketika efek PEA (phenylethylamine) hilang dan kisah romantika percintaan berakhir banyak yang mengira sudah salah pilih dan terjebak dalam ruangan tanpa pintu keluar.  Ternyata mereka memang tertipu oleh mitos yang mereka pegang selama ini.

1. Romantika percintaan akan bertahan selama-lamanya.
    Yang benar adalah kita telah tertipu oleh kisah cinta ala Cinderela yang dipersunting pangeran tampan dan berbahagia selama-lamanya. Perasaan berbunga-bunga tidak akan bertahan selamanya. Bulan madu akan berakhir. Masalah dan konflik akan datang menerpa setiap hubungan yang dijalin manusia. Cerita Cinderalla itu harusnya ada kelanjutannya. Kita dapat menambahkan seri-seri berikutnya dengan kisah kita sendiri.

2. Kita akan terus-menerus jatuh cinta pada si dia.
    Yang normal adalah Anda bisa juga marah dan kesal terhadap dia. Dia bisa membuat Anda merasa terganggu. Dia bisa mengorek luka lama yang telah Anda kubur bertahun-tahun. Dia bahkan membuat Anda sadar kelemahan-kelemahan yang Anda tidak ketahui. Dia membuat Anda menjadi manusia yang lebih baik jika Anda mau berubah. Sebaliknya dia membuat Anda merasa seperti monster yang jelek jika tidak bisa menyesuaikan diri. Bersama dia, kelemahan Anda menjadi nyata demikian juga dengan kelebihan dan potensi Anda.

3. Cinta harus alami dan tidak boleh dipaksakan.
    Ini tentunya hanya ada di dunia mimpi. Setelah PEA (zat yang membuat seseorang memiliki energi meluap-luap, perasaan senang dan nyaman,  perasaan tenang dan aman, pikiran positif dan kreatif, berkurangnya rasa sakit serta bertambahnya  keinginan seksual) tidak lagi bekerja, Anda butuh kokain, kafein atau aphetamine untuk membuat otak kembali bekerja sama seperti waktu Anda kasmaran. Jika Anda tidak ingin menjadi pecandu obat terlarang, itu berarti Anda harus relakan perasaan romantika itu berlalu. Terimalah kenyataan. Yang ada di depan Anda bukan Cinderela atau Prince Charming. Yang ada di depan Anda adalah manusia lengkap dengan kelemahan dan kelebihannya. Yang membuat cinta bertumbuh adalah komunikasi yang baik. Cinta sejati butuh usaha dan sering perlu untuk dipelajari.

4. Kita jatuh cinta dengan orang yang berbeda dengan orangtua kita.
    Sebaliknya kita jatuh cinta dengan orang yang memiliki karakteristik yang sama dengan orangtua kita, tertutama karakteristik negatif mereka. Itulah sebabnya ketika kita bertemu dengan sang jantung hati, seakan kita telah mengenalnya seribu tahun. Kedua sejoli akan ditarik mendekat oleh suatu kekuatan yang tidak mereka sadari. Bersama mereka merasa lengkap dan untuh sebagai manusia.

5. Kita jatuh cinta dengan orang yang bertolak belakang sifatnya.
    Anda yang pendiam akhirnya jatuh hati pada wanita yang cerewet. Atau Anda yang boros akhirnya dipertemukan dengan pria yang hemat. Setelah menikah banyak pasangan yang baru menyadari bahwa mereka memiliki luka yang sama dengan pasangan yang telah mereka pilih. Seorang pria menjadi hemat karena kesulitan keuangan yang ia hadapi sejak kecil. Menyimpan uang merupakan caranya bertahan dan merasa aman. Seorang wanita menjadi boros karena ia mau menikmati apa yang tidak bisa ia nikmati dulunya. Berangkat dari luka yang sama mereka meresponi dengan cara yang berbeda.

6. Jika ada cinta sejati maka apapun tantangan dalam pernikahan akan menjadi mudah.
    Karena percaya pada mitos inilah maka orang yang sedang mabuk kepayang tidak memperhitungkan faktor–faktor lain seperti usia, budaya, agama, latar belakang keluarga, pendidikan dan status sosial. Mereka menganggap hal-hal tersebut akan mereka atasi lewat cinta mereka yang meluap-luap. Kenyataanya, dalam pernikahan masalah sepele bisa menjadi besar. Apalagi hal-hal yang sangat prinsipil dan mendasar tentu akan menjadi jurang pemisah dua pribadi yang berbeda.

7. Cinta sejati di ukur oleh kesetiaan dan komitmen kita dalam pernikahan.
    Salah besar. Banyak yang tetap menikah bukan karena cinta lagi. Tidak ada lagi rasa saling membutuhkan apalagi mengasihi. Meskipun komitmen pernikahan masih dijaga mereka tidak menikmatinya lagi apalagi merasa bahagia karenanya. Banyak pasangan yang telah bercerai meskipun mereka tinggal serumah. Ini dinamakan perceraian emosi. Faktor anak, keluarga, kepercayaan, karir atau nama baik, membuat banyak pasangan bertahan. Jika tidak ada usaha untuk memperbaiki pernikahan dengan komunikasi yang lebih baik maka Anda telah momvonis diri untuk dipenjara seumur hidup lewat pernikahan yang Anda jalani.

Penulis adalah seorang konselor profesional dan juga penulis buku “Turning Hurt Into Hope”(Metanoia 2009).
 Sumber : Nancy Dinar

20 Cara Membangun Cinta Yang Tak Lekang Oleh Waktu

0

    [AkhirZaman.org] Pernikahan yang berhasil dan hubungan cinta itu sendiri semuanya memerlukan tindakan yang praktis dan sederhana seperti percakapan yang sederhana dan bahasa tubuh yang sederhana. Keberhasilan dalam cinta dan pernikahan tergantung dari akumulasi langkah-langkah sederhana ini untuk menciptakan landasan membangun cinta yang tak lekang oleh waktu. Kunci yang menentukan pernikahan yang sukses sangatlah mudah untuk dipahami, namun banyak pasangan yang mengalami kesulitan untuk mempraktekkannya di dalam hubungan mereka. Berikut adalah 20 cara praktis dan sederhana untuk membantu Anda mengokohkan hubungan dan mulai membangun cinta yang tak lekang oleh waktu.

    1. Menjadi penyemangat nomor satu bagi pasangan Anda. Dukung pasangan Anda dengan cara apapun yang Anda bisa. Biarkan pasangan Anda tahu betapa pentingnya dirinya – bagi Anda dan juga bagi seluruh dunia.

  2. Kompromi merupakan bagian dari kehidupan sehari-hari di dalam pernikahan. Tak seorangpun yang bisa mendapatkan segala yang diinginkannya dengan caranya sendiri. Diskusikan bagaimana Anda berdua membuat keputusan. Tetapkan rencana untuk menghadapi isu-isu penting sampai Anda berdua dapat menemukan solusi yang saling menguntungkan.

    3. Bawalah beban pernikahan Anda dengan empat bahu, jangan hanya dua. Belajarlah untuk merasakan saat pasangan Anda membutuhkan bantuan, bahkan ketika ia tidak meminta pertolongan. Selalu memberikan pertolongan seharusnya menjadi kebiasaan yang akan membuat Anda merasa dan bertindak bagaikan sebuah tim pemenang yang solid.

    4. Sebagai pasangan, Anda seharusnya membicarakan mengenai apa saja dan semua hal. Di dalam pernikahan yang sukses tidak ada rahasia sama sekali.

    5. Jangan pernah pergi tidur dalam keadaan marah. Bicarakan terlebih dahulu dan selesaikan masalah sebelum Anda beranjak tidur. Anda mungkin akan menghabiskan malam yang panjang untuk membicarakan hal itu sebelum tidur, namun masalah Anda berdua telah teratasi.

    6. Jaga emosi Anda saat membicarakan masalah-masalah yang sensitif. Diskusi sensitif ini mudah diperdebatkan dan seringkali cepat memancing emosi. Jangan biarkan emosi Anda mengganggu jalannya percakapan terbuka yang penting untuk membahas segala hal.

    7. Hubungan yang berhasil bicara tentang saling mengasihi dan saling menghargai. Kebiasaan dapat dibentuk baik untuk kebaikan maupun untuk keburukan. Jadi, mengapa Anda tidak mengusahakan untuk memiliki kebiasaan yang selalu memperlakukan pasangan Anda sebagaimana Anda ingin diperlakukan? Buatlah karakteristik ini menjadi denyut nadi dalam pernikahan Anda.

    8. Hormati individualitas dari pasangan Anda. Pasangan Anda adalah individu yang kompleks dengan banyak kepentingan, ide, keinginan, kebiasaan, dan pengalaman. Jangan batasi kemampuan pasangan Anda.

    9. Jangan marah atau cemburu ketika orang yang Anda cintai ingin sendirian. Jika pasangan Anda merasakan ketidaksenangan Anda, ia akan mengambil kesempatan untuk menyendiri atau akan akan membenci Anda karena menyangkali kebutuhan dasar tersebut. Ingatlah, kebutuhan mutlak untuk memiliki privasi dan waktu untuk sendiri merupakan kecenderungan dasar dari setiap manusia.

    10. Pasangan menikah yang berhasil memahami bahwa merawat diri mereka sendiri tidaklah cukup. Mereka juga harus mengusahakan kesehatan pasangan mereka dengan baik. Untuk hidup bersama “sampai maut memisahkan” membutuhkan perhatian bersama akan kesehatan yang baik, termasuk dorongan untuk menjalani pengobatanyang tepat, memeriksakan kesehatan fisik secara teratur, dan cukup tidur serta olahraga.

    11. Bicara tentang kesehatan, perhatikanlah apa yang Anda masukkan ke dalam tubuh. Makanlah banyak buah segar, sayuran dan biji-bijian, kurangi konsumsi garam, gula, tepung, pewarna, penyedap buatan, makanan berlemak, nikotin dan alkohol. Saat Anda merasa sehat, Anda dapat memberikan yang terbaik untuk hubungan Anda.

    12. Tersenyum dan tertawalah bersama sesering mungkin. Ingatlah, dibutuhkan lebih banyak otot untuk cemberut daripada tersenyum. Simpan energi Anda untuk tersenyum pada pasangan Anda dan bukannya mengerutkan kening. Senyuman adalah ekspresi paling sederhana namun memiliki efek yang paling dahsyat.

    13. Saling menyentuh satu sama lain beberapa kali dalam sehari merupakan sebuah norma dalam pernikahan yang berhasil. Saling bergandengan tangan ketika Anda berjalan-jalan atau memberikan pelukan spontan sambil berkata, “Aku mencintaimu dan selalu ingin berada di dekatmu.” Jadi, temukan cara untuk menyentuh pasangan Anda setidaknya sepuluh kali dalam sehari.

    14. Berpelukan di kala tidur. Nikmatilah bagaimana Anda menyerap kehangatan dan keamanan yang Anda berdua rasakan satu sama lain.

    15. Gunakan sentuhan lembut sebagai bahasa cinta untuk berkomunikasi dan memperkuat cinta Anda. Sentuh pasangan Anda ketika Anda memujinya. Kebiasaan kecil ini akan memberikan kepastian kepadanya bahwa Anda selalu memperhatikan kualitas terbaik dari pasangan Anda.

    16. Hubungan yang sukses selalu dipenuhi dengan hal-hal yang menarik, penuh kejutan dan jarang membosankan. Jangan selalu melakukan sesuatu yang bisa ditebak. Usahakan untuk memenuhi harapan pasangan Anda. Variasi adalah bumbu di dalam kehidupan.

    17. Mengakui keberadaan pasangan Anda baik ketika Anda hendak pergi maupun ketika Anda sedang bersamanya. Tak peduli seberapa sibuknya Anda, berhenti sejenak dan berbagilah ciuman hangat berdua. Jika Anda sedang menelepon ketika ia pulang, segera tutup telepon Anda. Buatlah kebersamaan Anda menjadi sedemikian hebat sehingga seberat apapun hari yang Anda berdua lalui, semuanya akan terlupakan begitu saja.

    18. Mengirim surat cinta atau email romantis kepada pasangan Anda. Lakukan itu ketika ia tidak menyangka Anda akan melakukannya. Berikan kejutan kepada pasangan Anda. Meluangkan waktu untuk membuat kata-kata betapa berartinya pasangan bagi Anda merupakan hadiah yang terbaik.

    19. Ini bukan soal “uang kamu dan uang saya”. Dalam pernikahan yang sukses, yang ada adalah uang KITA. Jadilah satu tim dalam masalah keuangan. Bayarlah tagihan bersama-sama. Tidak berarti Anda harus duduk bersama-sama untuk membayar tagihan, namun Anda berdua perlu tahu persis tagihan apa saja yang ada, apa yang dibayar, dan komitmen keuangan seperti apa yang perlu Anda lakukan.

    20. Ingatlah selalu bahwa orang yang Anda cintai juga seorang manusia biasa. Dalam masa penuh tantangan dan kekecewaan, lakukan yang terbaik untuk berbelas kasihan dan memaafkan.

Sumber : saidaonline

Apa Pentingnya Memiliki Tujuan Tuhan Dalam Pernikahan?

0

[AkhirZaman.org] Maka Allah menciptakan manusia itu menurut gambar-Nya, menurut gambar Allah diciptakan-Nya dia; laki-laki dan perempuan diciptakan-Nya mereka. Allah memberkati mereka, lalu Allah berfirman kepada mereka: “Beranakcuculah dan bertambah banyak; penuhilah bumi dan taklukkanlah itu, berkuasalah atas ikan-ikan di laut dan burung-burung di udara dan atas segala binatang yang merayap di bumi.” Berfirmanlah Allah: “Lihatlah, Aku memberikan kepadamu segala tumbuh-tumbuhan yang berbiji di seluruh bumi dan segala pohon-pohonan yang buahnya berbiji; itulah akan menjadi makananmu. Tetapi kepada segala binatang di bumi dan segala burung di udara dan segala yang merayap di bumi, yang bernyawa, Kuberikan segala tumbuh-tumbuhan hijau menjadi makanannya.” Dan jadilah demikian. Maka Allah melihat segala yang dijadikan-Nya itu, sungguh amat baik. Jadilah petang dan jadilah pagi, itulah hari keenam. (Kejadian 1:27-31).

Pada satu waktu, Tuhan menciptakan Adam dan Hawa. Tuhan menghadirkan keberadaan mereka untuk saling menikmati satu sama lain melalui hubungan yang penuh dengan kepercayaan dan kesetiaan yang disebut “pernikahan”. Sebelum masalah yang berasal dari pilihan buruk datang, sebelum terjadi saling menyalahkan, sebelum melakukan kewajiban yang harus dilakukan setiap hari – bahkan sebelum hadirnya anak-anak – Adam dan Hawa saling memiliki satu sama lain bersama dengan Tuhan. Tim pernikahan mereka diciptakan untuk pelayanan. Mereka memiliki tugas untuk dikerjakan bersama. Tuhan memberikan kepada mereka dunia ini untuk dirawat, khususnya Taman Eden. Ketika Tuhan memandang kepada dua anak-Nya yang indah ini, tim yang merupakan rancangan Tuhan yang hidup ini bersama dengan tujuan yang diberikan-Nya dalam hubungan mereka, Tuhan berkata, “Semua itu sungguh amat baik.”

Sebelum tugas sehari-hari memasuki dan menguras pernikahan Anda, apakah Anda memiliki visi tujuan dalam hubungan Anda? Apakah itu? Apakah ada dorongan untuk meraih suatu tujuan dalam hubungan Anda hari-hari ini? Ketika kita berfokus pada panggilan Tuhan dalam pernikahan, kita akan menuai sejumlah manfaat.

Pertama, dengan berfokus pada panggilan Tuhan yang unik dalam pernikahan kita akan membuat kita memiliki hubungan yang berpusat pada Tuhan. Jika karir, anak-anak atau bahkan pasangan kita menjadi fokus dalam pernikahan kita, maka hubungan pernikahan kita akan kehilangan fokus kepada Tuhan. Sebagai pasangan kita akan diperbudak dengan hal-hal yang mengendalikan fokus kita; Kristus adalah satu-satunya pusat yang aman yang dapat kita pertahankan.

Kedua, ketika kita memiliki visi yang jelas dari panggilan Tuhan atas pernikahan kita, kita akan memiliki sesuatu yang melampaui fase dan tahap dalam kehidupan kita. Pernikahan mengharuskan kita memberi dan fleksibel dengan perubahan hidup. Pernikahan seringkali menghadapi saat-saat rentan saat dua menjadi tiga dan saat anak-anak pada akhirnya meninggalkan rumah. Stres karena perubahan ini dapat membuat pasangan kita menjauh.

Kita tidak perlu kehilangan fokus dalam hubungan ketika bayi lahir. Demikian juga kita tidak perlu kehilangan tujuan dalam pernikahan ketika anak-anak pada akhirnya meninggalkan rumah. Meskipun kita kehilangan pekerjaan, rumah maupun privasi (sebagai anak yang telah dewasa kita pergi dari rumah atau orangtua yang telah berumur tinggal bersama kita), panggilan kita dari Tuhan tetap tegak berdiri. Demikian juga dengan Tuhan kita.

Ketiga, ketika kita berpusat pada panggilan Tuhan dalam pernikahan kita, maka Tuhan akan selalu menjadi lebih besar daripada pasangan kita maupun masalah-masalah kita. Seorang istri bukanlah seorang yang sempurna, demikian juga suami, tak peduli seberapa besar rasa pemujaan kita akan satu sama lain. Bahkan saat kita merasa frustrasi akan sesuatu yang dikatakan atau dilakukan pasangan, kenyataannya adalah kita memiliki sebuah tujuan yang sama dari Tuhan. Kita tidak bisa membiarkan rasa sakit, gangguan atau kepahitan merampas bagian kita untuk memenuhi panggilan di dalam Tuhan.

Seringkali kita menikah karena ketertarikan fisik maupun minat yang sama dan hal itu menjadi perekat dalam hubungan kita. Tuhan sangat memiliki arti bagi kita anak-anak-Nya! Tuhan memiliki sebuah tujuan bagi kita yang melampaui daya tarik maupun minat apapun yang kita miliki. Panggilan-Nya bagi pernikahan Anda ditujukan untuk membawa kepuasan, keintiman dan warisan ilahi baik bagi suami maupun istri. Panggilan-Nya dalam pernikahan Anda juga berarti membantu Anda untuk bertumbuh semakin dekat kepada-Nya.

Bagaimana perasaan Anda terhadap tujuan dan penggilan dalam pernikahan Anda? Apakah Anda memiliki visi yang jelas dari pelayanan Anda kepada Tuhan? Apakah Anda perlu memfokuskan kembali semangat kemitraan Anda?

Saya mendorong Anda untuk meluangkan waktu memikirkan tujuan dalam pernikahan Anda dan menyaring hal-hal yang menghalangi Anda dari panggilan itu atau bahkan gangguan yang menjauhkan Anda dari panggilan pernikahan Anda yang sebenarnya. Beberapa pasangan menulis sebuah pernyataan misi bagi pernikahan mereka. Ada pasangan yang memilih beberapa ayat dari Alkitab untuk membangun dasar pernikahan dan pelayanan mereka. Pertimbangkan apa yang mungkin dapat membantu Anda untuk memperjelas panggilan Tuhan dalam pernikahan Anda. Panggilan itu terletak di hati Tuhan yang memiliki cetak biru dari pernikahan Anda.

Sumber : crosswalk.com

 

Hidup Terlalu Berharga Untuk Diisi Dengan Kepahitan

0

    [AkhirZaman.org] Ketika Anda merasa tertolak atau kecewa dengan orang lain dan membiarkan rasa sakit itu masuk ke dalam hati Anda, kepahitan dan kekecewaan akan berakar. Semuanya itu akan mempengaruhi alam sadar dan alam bawah sadar Anda, serta mempengaruhi tindakan yang Anda ambil. Jika Anda hanya membiarkan nanah itu, maka nanah itu akan terus memborok dan membunuh Anda (Galatia 5:19-21).

    Tapi bagaimanapun juga, semua hal tersebut dapat dibunuh dengan kasih. “Berusahalah hidup damai dengan semua orang dan kejarlah kekudusan, sebab tanpa kekudusan tidak seorangpun akan melihat Tuhan. Jagalah supaya jangan ada seorangpun menjauhkan diri dari kasih karunia Allah, agar jangan tumbuh akar yang pahit yang menimbulkan kerusuhan dan yang mencemarkan banyak orang.” (Ibrani 12:14-15)  Cara untuk mencapai semua itu adalah dengan membuang segala kepahitan, kegeraman, kemarahan, pertikaian, dan fitnah dan juga segala kejahatan (Ef 4:31)

   Yesus memberikan contoh yang nyata bagi kita. Hal itu tertulis di dalam 1 Petrus 2:23 yang berbunyi, “Ketika Ia dicaci maki, Ia tidak membalas dengan mencaci maki, ketika Ia menderita, Ia tidak mengancam, tetapi Ia menyerahkannya kepada Dia, yang menghakimi dengan adil.”

    Kedengarannya memang susah, tapi hal itu dapat berdampak baik buat Anda. Alkitab dengan tegas mengatakan, “Karena jikalau kamu mengampuni kesalahan orang, Bapamu yang di sorga akan mengampuni kamu juga. Tetapi jikalau kamu tidak mengampuni orang, Bapamu juga tidak akan mengampuni kesalahanmu. (Mat 6:14-15).

    Banyak manfaat yang dapat Anda ambil dalam mengusir kepahitan di dalam hidup Anda. Ketika Anda melepaskan kepahitan itu, Anda akan mendapatkan damai sejahtera. Anda memberikan hati Anda hal-hal yang baik, hal itu akan membuat kesehatan Anda lebih baik. Hidup Anda pun dapat berjalan lebih baik dan bahagia. Jadi, cobalah mengejar itu semua dan buanglah segala hal yang buruk di dalam hidup Anda. Ingat akan hukum tabur tuai. Ingat juga bahwa pembalasan itu datangnya dari Tuhan saja dan ingat bahwa hidup Anda terlalu berharga untuk diisi dengan hal-hal yang jelek seperti kekecewaan ataupun kepahitan.
www.jawaban.com

Anda rindu Didoakan dan Bertanya?