Wednesday, July 2, 2025
Google search engine
Home Blog Page 312

[RH] Dalam Melayani Orang-orang yang Tidak Percaya

0

“Sebab anak-anak dunia ini lebih cerdik terhadap sesamanya dari pada anak-anak terang” (Lukas 16:8).

[AkhirZaman.org] Walaupun Ia adalah seorang Yahudi, Kristus berbaur dengan orang-orang Samaria, seraya menyatakan sia-sianya adat kebiasaan orang-orang Farisi bangsa-Nya. Di depan prasangka mereka, Ia menerima keramahtamahan orang-orang yang terbuang ini. la tidur di bawah atap mereka, makan dengan mereka di meja mereka, ikut memakan makanan yang disediakan dan disajikan oleh tangan mereka—dan mengajar di jalan- jalan mereka, serta memperlakukan mereka dengan keramahtamahan dan kesopanan yang tertinggi. Yesus duduk sebagai tamu yang dihormati di meja pemungut cukai, dengan simpati dan kebaikan sosial Yesus menunjukkan bahwa la memaklumi keagungan manusia; dan orang-orang rindu menjadi layak terhadap pengajaran-Nya. Ke atas jiwa mere- ka yang haus kata-kata-Nya disampaikan dengan kuasa yang memberkati dan memberi kehidupan. Dorongan-dorongan baru dibangkitkan, sehingga memungkinkan tersedianya kehidupan baru yang terbuka bagi orang-orang ini, yang terbuang dari masyarakat.

Kasih Kristus melembutkan hati dan menghaluskan semua watak yang kasar. Marilah kita belajar dari Dia bagaimana menggabung cita rasa kesucian dan kejujuran yang tinggi dengan tingkah laku yang menyenangkan. Seorang Kristen yang ramah dan sopan, adalah alasan yang paling kuat sesuai dengan lnjil yang dapat dihasilkan. Tindakan beberapa orang yang mengaku Kristen kurang sekali dalam kebaikan dan kesopanan sehingga keramahan mereka jarang untuk dibicarakan. Kesungguh-sungguhan mereka mungkin tidak diragukan, keteguhan mereka mungkin tidak dipertanyakan. Tetapi kesungguh-sungguhan dan keteguhan tidak akan mengganti kekurangan dalam hal keramahan dan kesopanan. Orang-orang seperti itu perlu menyadari bahwa rencana keselamatan adalah rencana kemurahan, yang ditetapkan berlaku untuk melembutkan apa saja yang keras dan kasar dalam sifat manusiawi. Mereka perlu mengembangkan apa yang jarang pada kesopanan Kristiani yang ramah dan memikirkan semua orang. Sementara orang Kristen harus bersimpati tetapi juga harus benar, ketika berbelas kasihan dan sopan tetapi juga harus tulusdan jujur. Manusia duniawi belajar menjadi sopan, membuat diri mereka sedapat mungkin menyenangkan. Mereka belaiar menyampaikan pembicaraan dan perilaku mereka sedemikian rupa sehingga mereka memperoleh pengaruh terbesar atas orang-orang dengan siapa mereka bergaul. Mereka sedapat mungkin menggunakan pengetahuan dan kesanggupan mereka supaya dapat mencapai tujuan ini. “Sebab anak-anak dunia ini lebih cerdik terhadap sesamanya dari pada anak-anak terang.”

(3SM 238, 239)

Satu Ember dari Tradisi

0

[AkhirZaman.org] Ini adalah awal untuk melihat banyak hal tentang Natal, jadi arahkan pandangan anda pada ayam goreng Kentucky untuk merayakan bersama keluarga. Apa? Anda tidak pergi ke KFC pada saat Natal? Kalau begitu mungkin anda tidak tinggal di Jepang.

Orang Jepang tidak merayakan Natal secara besar-besaran, tapi itu mulai berubah ketika pemasaran KFC berencana melontarkan ide bahwa makanan pokok cepat saji orang Amerika ini adalah cara yang mengagumkan untuk mengingat liburan. Awal tahun 1970-an, disebut Kurisumasu ni wa Kentakki (atau “Kentucky untuk Natal”), sangat laris. Sekarang, KFC di Jepang menjual sepuluh kali lebih banyak ayam goreng selama Natal dibandingkan dengan hari lain.

Di Amerika, sebagian besar orang akan cukup kesal jika makan malam Natal mereka berupa satu ember makanan cepat saji dari Kolonel Sanders. Namun, Anda juga tidak memiliki bukti akan cara yang sesuai untuk merayakan Natal, kecuali tradisi. Bahkan sebagian dari cerita tradisional Natal dari Alkitab pun lebih mengacu kepada harapan daripada kebenaran.

Setiap bulan Desember, kita melihat pajangan yang sangat indah yang menggambarkan tiga orang majus dan para gembala berkerumun memandang dengan penuh kekaguman pada bayi Yesus di palungan bersama kedua orang tua-Nya, Yusuf dan Maria, yang sangat menyayangi-Nya, serta beberapa hewan ternak yang juga ikut melihat.

Tetapi, tahukah Anda bahwa sesungguhnya Alkitab tidak pernah mencatat bahwa ada ternak yang hadir saat itu, atau orang-orang majus melihat para gembala dan Yesus pada saat sedang berada didalam palungan? “Maka masuklah mereka ke dalam rumah itu, dan melihat Anak itu bersama Maria, ibu-Nya, lalu sujud menyembah Dia” (Matius 2:11).

Kenyataannya, mungkin saja setelah lewat satu tahun sejak kelahiran Yesus baru orang-orang majus itu datang! Teori ini didukung dengan kuat ketika kita membaca bahwa Raja Herodes memerintahkan prajuritnya untuk membunuh anak-anak di Betlehem yang berusia dibawah dua tahun (Matius 2:16). Hal yang lebih menarik lagi, tidak terdapat di mana pun juga di dalam Alkitab yang mengatakan bahwa ada tiga orang majus. tetapi apakah Anda pernah menjumpai kartu natal dengan dua atau empat orang majus?

Dunia pada umumnya, bahkan banyak orang kristen, telah dibuat bingung dengan banyak kepercayaan yang sudah berakar kuat di gereja-gereja di seluruh dunia… dan melampaui pengajaran alkitab yang absah. Beberapa dari dongeng yang lain menampilkan “pengajaran setan-setan” yang dapat menghancurkan iman seseorang, konsep tentang Tuhan, dan nasib kekekalan (1 Timotius 4:1).

Hati-hati dengan apa yang anda percayai teman-teman!
Kami ingin mendorong anda untuk mencari kebenaran di atas tradisi, jadi silahkan periksa website Alkitab kami yang menentang lebih banyak dongeng-dongeng berbahaya yang diakui sebagai kebenaran. – www.SabbathTruth.com, TruthAboutDeath.com, dan RaptureTruth.com

Tuhan memberkati anda!

 

Sumber: https://goo.gl/FWFOSN

 

[RH] Karunia Kesopanan

0

“Kasih itu sabar; kasih itu murah hati; ia tidak cemburu. la tidak memegahkan diri dan tidak sombong. la tidak melakukan yang tidak sopan dan tidak mencari keuntungan diri sendiri. la tidak pemarah dan tidak menyimpan kesalahan orang lain. la tidak bersukacita karena ketidakadilan, tetapi karena kebenaran. la menutupi segala sesuatu, percaya segala sesuatu, mengharapkan segala sesuatu, sabar menanggung segala sesuatu” (1 Korintus 13:4-7).

[AkhirZaman.org] Mereka yang bekerja untuk Kristus adalah orang-orang yang suci, jujur, dan dapat dipercaya, dan mereka juga lemah lembut hatinya, memiliki kasih sayang dan kesopanan. Ada daya tarik dalam pergaulan mereka yang benar-benar sopan. Kata-kata ramah, pandangan menyenangkan, penampilan sopan, merupakan nilai yang tak terkira. Orang-orang Kristen yang tidak sopan, dengan tidak mempedulikan orang lain, menunjukkan bahwa mereka tidak bersatu dengan Kristus. Adalah mustahil bersatu dengan Kristus sementara berlaku tidak sopan. Sebagaimana kehidupan Kristus di bumi ini, begitulah seharusnya setiap orang Kristen. la adalah teladan kita, bukan hanya dalam kesuciaan-Nya yang tak bercacat tetapi dalam kesabaran, kelemahlembutan, dan kemenangan watak-Nya. la teguh sama seperti batu karang di mana kebenaran dan kewajiban berkaitan, tetapi la tetap ramah dan sopan. Kehidupan-Nya adalah ilustrasi sempurna dari kesopanan yang sejati. la senantiasa memiliki pandangan ramah dan perkataan penghiburan bagi orang-orang miskin dan tertindas.

Kehadiran-Nya membawa suatu suasana yang lebih suci ke dalam rumah tangga, dan kehidupan-Nya laksana ragi yang bekerja di tengah-tengah unsur-unsur masyarakat. Aman dan tidak bercela, la berjalan di antara orang-orang yang tidak berpikir panjang, kasar, tidak sopan, di tengah-tengah pemungut cukai yang curang, petani-petani yang kasar, dan orang banyak yang bercampur baur. la mengucapkan perkataan bersimpati di sini, dan di sana, bilamana la melihat orang-orang yang lelah, dan terpaksa memikul beban yang berat. la ikut memikul beban mereka, dan mengulangi kepada mereka pelajaran-pelajaran yang dipelajari-Nya dari alam tentang kasih, keramahtamahan, kebaikan Allah. la berusaha memberi ilham dengan pengharapan kepada orang-orang yang paling kasar dan tidak menjanjikan, sambil memaparkan di hadapan mereka kepastian supaya mereka dapat menjadi tidak bercacat dan tidak bercela, sehingga mencapai suatu tabiat sedemikian rupa yang akan membuat mereka dinyatakan sebagai anak-anak Allah.

(3 SM 237, 238)

 

ORANGTUA LANJUT USIA

0

“Hormatilah Ayah dan Ibumu.”
[AkhirZaman.org] Tugas kewajiban yang dipercayakan kepada anak-anak ialah untuk menghormati orangtua menjadi tugas seumur hidup. Kalau para orangtua itu sudah lemah dan janjut usianya, cinta kasih dan perhatian anak haruslah diberikan sesuai dengan kebutuhan ibu dan bapa. Dengan jiwa besar dan tekad yang bulat, anak-anak itu haruslah mengatur tingkah laku mereka, walaupun hal itu meminta pengorbanan diri, supaya segenap keadaan pikiran yang cemas dan bingung dapat dihilangkan dari dalam pikiran para orangtua itu….

Anak-anak haruslah dididik untuk mengasihi serta mengurus ibu bapa mereka dengan lemah lembut. Peliharalah mereka itu hai anak-anak dan dirimu sendiri; karena tidak ada tangan lain yang dapat melakukan perbuatan cinta kasih yang kecil itu selain tanganmu sediri. Pergunakanlah dengan sebaik-baiknya kesempatanmu yang berharga itu untuk menyebarkan bibit-bibit kebajikan. 

Kewajiban kita terhadap para orangtua kita tidak pernah berhenti. Kasih sayang kepada mereka dan cinta kasih mereka kepada kita tidak dapat diukur dengan tahun atau jarak dan tanggung jawab kita itu tidak boleh sama sekali diabaikan. 

Biarlah anak-anak mengingat baik-baik bahwa bagaimanapun baiknya keadaan orangtua yang sudah lanjut usia itu tidak dapat banyak lagi kesukaan dan kesenangannya. Kedukaan apakah yang mendatangkan kesusahan besar ke dalam hati mereka, dalam kelalaian anak-anak mereka mengurus mereka? Dosa apakah yang lebih besar yang dapat dilakukan oleh anak-anak daripada mendatangkan duka kepada ibu bapa yang dudah lanjut usianya?

Ratakanlah Jalan Itu
Sesudah anak-anak meningkat dewasa, beberapa dari antara mereka menyangka bahwa kewajiban mereka sudah selesai kalau mereka sudah menyediakan tempat tinggal untuk para orangtua mereka. Sementara mereka memberikan makanan dan tempat tinggal untuk orang tua mereka, anak-anak itu tidak memberikan orangtuanya kasih dan simpati. Pada masa tuanya orangtua mereka itu, pada saat itu mereka membutuhkan kasih sayang dan simpati tanpa mengindahkan anak-anak itu tidak memperhatikan mereka lagi. Tidak ada satu masa di mana anak-anak itu tidak menghormati ayah dan ibunya lagi. Sementara orangtua itu masih hidup, wajarlah bagi anak-anak itu menjadi kesukaan untuk menghormati dan memuliakan mereka. Mereka harus berusaha sedemikian rupa untuk membawa kegembiraan dan sinar matahari kesukaan kepada kehidupan orangtua yang sudah lanjut usia itu. Mereka harus meratakan jalan orangtua menuju akhir hayat. Tidak ada pujian yang lebih baik di dunia ini daripada seorang anak mengormati orngtuanya, tidak ada catatan yang lebih bernilai dalam buku surga daripada ia mencintai dan menghormati ibu bapanya.

Sikap tidak Berterima Kasih kepada Orangtua.
Apakah mungkin bahwa perasaan anak-anak itu sudah kebal terhadap hak ibu bapanya, sehingga mereka tidak berusaha dengan sekuat tenaga untuk menghilangkan segala sumber dukacita, memelihara mereka tanpa mengenal lelah? Apakah mungkin bahwa mereka tidak menganggap sebagai suatu kesenangan untuk menjadikan hari-hari terakhir dari hidup orangtuanya sebagai hari yang sangat menyenangkan? Bagaimanakah seorang anak pria dan seorang anak wanita mau meninggalkan ibu atau bapanya di bawah pemiliharaan orang lain? Walaupun ibu itu bukan seorang Kristen dan tidak dapat menyesuaikan diri, anak-anak sekali-kali tidaklah bebas dari kewajiban yang sudah diberikan Allah kepadanya untuk mengurus orangtuanya.

Beberapa Orangtua yang Bertanggung Jawab atas Sikap Tidak Dihormati Anaknya.
Apabila para orangtua membiarkan seorang anak menunjukkan sikap tidak hormat kepada mereka pada waktu anak itu masih kecil, membiarkan mereka berbicara dengan membentak dan kasar, akan mengerikanlah tuaian yang akan disabit di kemudian hari. Bilamana para orangtua tidak sanggup menuntut penurutan yang segera dan sempurna dari anak-anak mereka, mereka gagal meletakkan fondamen tabiat yang baik dalam diri anak-anak mereka yang masih kecil itu. Mereka telah mempersiapkan anak-anak mereka untuk tidak menghormati mereka sendiri apabila mereka sudah tua nanti seta mendatangkan dukacita ke dalam hati bilamana mereka sudah hampir mendekati kematian, kecuali anugerah Kristus yang mengubah hati dan tabiat anak-anak mereka.

Jangan Tunjukkan Pembalasan kepada Orangtua yang Tidak Adil.
longterm CopyAda seorang yang berkata tentang ibunya: “Saya selalu membenci ibu saya dan ibuku membenci saya.” Kata-kata ini tercatat di dalam buku surga untuk dibuka dan dibacakan pada hari pehukuman nanti, pada saat itu setiap orang akan diberi upah yang setimpal dengan perbuatan masing-masing.

Kalau anak-anak berpendapat bahwa mereka diperlakukan dengan kejam pada waktu mereka masih kecil, dapatkah mereka ditolong agar bertumbuh dalam rahmat dan dalam pengetahuan akan Kristus? Akan dapatkah mereka mencerminkan peta-Nya, apabila mereka memupuk roh membalas dendam kepada para orangtua mereka, terutama bilamana mereka sudah tua dan lemah? Haruskah pada tidak berdayanya para orangtua sehingga mereka meminta kasih sayang dari anak-anaknya? Bukankah keperluan ibu bapa yang sudah tua itu yang menggugah perasaan hati yang luhur dan atas rahmat Kristus? Tidakkah para orangtua itu harus diperlakukan dengan penuh perhatian dan kasih sayang serta perasaan hormat oleh keturunan mereka? Aduh, janganlah kiranya hati anak-anak itu dikeraskan seperti besi baja menentang ibu bapa mereka! Bagaimanakah seorang anak perempuan yang mengaku pengikut Kristus dapat merasa dendam benci terhadap ibunya, terutama apabila ibu itu sakit dan sudah tua! Hendaklah rasa sayang dan kasih, yaitu yang menjadi buah yang paling manis dari hidup Kekristenan itu, mendapat tempat dalam hati anak-anak terhadap orangtua mereka.

Bersabarlah terhadap Kelemahan.
Sungguh mengerikan kalau ada seorang anak yang membenci ibunya yang sudah tua dan lemah sekali yang berlaku seperti anak-anak. Betapa perlunya anak-anak itu bersikap sebar dan lemah lembut terhadap ibu yang demikian! Kata-kata yang lembut yang tidak menjengkelkan haruslah diucapkan. Seorang Kristen sejati tidak pernah berlaku jahat, dalam keadaan yang bagaimanapu tidak pernah melalaikan mengurus ibu bapanya melainkan melaksanakan dengan pasti perintah yang berbunyi: “Berilah hormat akan bapa dan ibumu.” Allah berfirman: “Di hadapan orang yang berambut putih hendaklah kamu bangkit berdiri; berilah hormat kepada orangtua.”….

Hai anak-anak, biarlah para orangtuamu yang sudah lemah dan tidak sanggup mengurus dirinya itu merasa bahwa pada hari terakhir, mereka penuh dengan perasaan puas, damai dan kasih. Demi Kristus biarlah mereka turun ke liang lahat dengan mendapat kepuasan oleh kata-kata lemah lembut, kasih sayang, belas kasihan dan pengampunan dari pada kamu. Kamu menginginkan agar Tuhan mengasihi dan mencintai serta pengampuni kamu pada waktu kamu sakit. Dan tidakkah kamu memperlakukan orang lain sebagaiman kamu sendiri ingin diperlakukan?

Rencana Allah untuk Mengurus Orang yang Sudah Berusia Lanjut.
Usaha untuk mengurus saudara dan saudari kita yang sudah lanjut usia, yang tidak mempunyai rumah sudah menjadi suatu masalah yang mendesak. Apakah yang dapat kita perbuat untuk mereka? Terang yang telah diberikan Tuhan kepada saya sudah diulangi kembali. Apakah tidak baik untuk mendirikan lembaga untuk mengurus orang yang sudah lanjut usia itu, di mana mereka dapat hidup bersama-sama. Atau tidakkah lebih baik untuk menempatkan mereka di suatu tempat lain di luar rumah sendiri untuk diasuh di sana. Biarlah anggota keluarga masing-masing mengurus anggota keluarga mereka sendiri. Apabila hal ini tidak mungkin, usaha ini dipertanggungjawabkan kepada jemaat dan usaha ini haruslah diterima sebagai kewajiban dan kesempatan mulia. Semua orang yang memiliki Roh Kristus haruslah memperlakukan orang yang lemah dan sudah lanjut usia dengan perasaan hormat dan mempunyai sikap lemah lembut yang khusus.

Kesempatan Mulia yang Mendatangkan Peresaan Puas dan Sukacita.
Pemikiran yang dimiliki anak-anak untuk mendatangkan kesenangan kepada para orangtua mereka sungguh menimbulkan perasaan puas dalam hati anak-anak itu seumur hidup dan khususnya mendatangkan perasaan senang kepada mereka bilamana mereka sendiri sedang memerlukan simpati dan kasih sayang. Mereka yang hatinya dipenuhi dengan kasih akan menganggap kesempatan untuk meratakan jalan menuju kuburan bagi para orangtua mereka, sebagai kesempatan mulia yang tiada terhingga harganya. Mereka akan bersukacita karena mereka turut ambil bagian untuk mendatangkan kesenangan dan kesejahteraan sampai kepada hari-hari terakhir dari para orangtua mereka yang dikasihi itu. Bila bertindak sebaliknya, yaitu tidak memberikan kepada para orangtua yang sudah tidak berdaya itu perawatan yang desertai cinta kasih dari anak-anak lelaki dan perempuan, tentu jiwa itu akan dipenuhi dengan penyesalan yang amat mendalam, sekiranya hati kita itu belum dikeraskan dan membeku seperti batu.

 

-RTA

 

[RH] Amaran bagi Para Pelajar

0

“Hai anakku, perhatikanlah perkataanku, arahkanlah telingamu kepada ucapanku; janganlah semuanya itu menjauh dari matamu, simpanlah itu di lubuk hatimu. Jagalah hatimu dengan segala kewaspadaan, karena dari situlah terpancar kehidupan” (Amsal 4:20, 21, 23).

[AkhirZaman.org] Adalah mereka-mereka yang setelah menjadi mapan, berakar dan berlandaskan pada kebenaran, akan masuk ke dalam institusi-institusi ini sebagai para pelajar. Mereka bisa memelihara prinsip-prinsip kebenaran yang hidup itu, dan beribadah pada hari Sabat, dan sekalipun demikian mereka sedang dalam kesempatan untuk bekerja bagi Tuan mereka oleh menaburkan benih-benih kebenaran dalam pemikiran dan hati. Di bawah pengaruh Roh Kudus, benih-benih ini akan bertumbuh untuk menghasilkan buah bagi kemuliaan Allah, dan akan menghasilkan keselamatan bagi jiwa-jiwa.

Para pelajar tidak perlu untuk pergi ke institusi-institusi ini dalam upaya untuk menjadi orang yang mengerti pelajaran-pelajaran teologi; karena para guru di sekolah itu membutuhkan mereka untuk menjadi para pelajar Kitab Suci. Tidak perlu ada pertentangan-pertentangan terbuka, walaupun ada kesempatan yang memungkinkan untuk memasukkannya ke dalam banyak pikiran. Roh suka belajar atau menyelidik harus ditimbulkan. Saya jarang berani menyampaikan metode kerja ini; karena ada bahaya di mana mereka yang tidak memiliki hubungan dengan Allah akan menempatkan diri mereka dalam sekolah-sekolah yang diamarkan ini, dan gantinya memperbaiki kesalahan dan memancarkan terang, mereka sendiri akan dipimpin kepada kebinasaan. Tetapi pekerjaan ini harus diselesaikan, dan ini akan diselesaikan oleh orang-orang yang dipimpin dan diajar oleh Allah.—Manuscript 22a, 1895.

(3SM 234) 

 

[RH] Teladan Orang-orang Waldensis

0

 “Dan la berkata lagi: Dengan apakah Aku akan mengumpamakan Kerajaan Allah? Ia seumpama ragi yang diambil seorang perempuan dan diadukkan ke dalam tepung terigu tiga sukat sampai khamir seluruhnya (Lukas 13:20, 21).

[AkhirZaman.org] Orang-orang Waldensis memasuki sekolah-sekolah dunia sebagai para pelajar. Mereka tidak membuat penonjolan diri sendiri; secara nyata mereka tidak mau dipengaruhi setiap orang; tetapi mereka hidup menurut apa yang mereka yakini. Mereka tidak pernah mengorbankan prinsip, dan prinsip-prinsip mereka selalu jelas. Mereka tampak berbeda daripada para pelajar lainnya, dan mereka mulai bertanya pada diri mereka sendiri, Apakah arti semua ini? Mengapa orang-orang ini tidak bisa dipaksa untuk meninggalkan prinsip-prinsip mereka? Selagi mereka mempertimbangkan hal ini, mereka mendengar orang-orang Waldensis itu berdoa di ruangan mereka, bukan kepada perawan Maria, tetapi kepada Juruselamat, yang mereka nyatakan sebagai satu-satunya perantara antara Allah dan manusia. Para pelajar duniawi ini terdorong menjadi penasaran, dan selagi kisah sederhana tentang kebenaran itu yang sama seperti di dalam Yesus diceritakan, pikiran-pikiran mereka pun menerimanya. Perkara-perkara ini telah saya upayakan untuk sampaikan di Harbor Heights [pada suatu konvensi pendidikan di tahun 1891].

Mereka yang memiliki roh Allah, yang memiliki kebenaran di dalam hidup mereka, akan terdorong untuk masuk ke perguruan-perguruan tinggi, dan menghidupkan kebenaran, sebagaimana Daniel dan Paulus lakukan. Masing-masing mereka akan belajar untuk melihat apa yang merupakan jalan terbaik untuk mendapatkan kebenaran masuk ke dalam sekolah, sehingga terang boleh bersinar. Biarlah mereka menunjukkan bahwa mereka menghormati semua aturan dan peraturan sekolah. Ragi itu akan bekerja; karena kita bisa bergantung lebih banyak pada kuasa Allah yang dimanifestasikan di dalam kehidupan anak-anak-Nya daripada tiap perkataan yang bisa dibicarakan. Tetapi mereka akan memberitahu kepada yang bertanya, dalam suatu bahasa yang sederhana, sebagaimana yang mereka bisa, perihal doktrin-doktrin Kitab Suci.

(3SM 233, 234)

 

Gempa 5,7 Magnitudo Guncang Ekuador, 3 Tewas Kena Serangan Jantung

0

[AkhirZaman.org] Gempa bumi berkekuatan 5,7 magnitudo yang diikuti dengan 37 gempas susulan mengguncang wilayah pantai pasifik Ekuador, Senin (19/12/2016) menjelang subuh -waktu setempat.

Bencana itu menyebabkan tiga orang tewas dan kerusakan berat pada bangunan hotel serta rumah-rumah di kawasan resor tersebut.

Gempa melanda wilayah Provinsi Esmeraldas, yang sebelumnya juga dilanda gempa dahsyat pada April lalu.

Seperti diberitakan AFP, tiga orang tewas dan 47 lainnya luka-luka menyusul guncangan gempa ini.

Data yang dirilis badan manajemen bencana (SGR) menyebutkan, tak kurang dari 700 keluarga harus mengungsi akibat gempa bumi ini.

“Seluruh korban tewas karena serangan jantung,” kata Presiden Rafael Correa yang segera bergegas ke Esmeraldas.

Dampak gempa bumi ini menghancurkan fasilitas resor di tempat itu, tepatnya di kota pesisir, Atacames dan Tonsupa. Selain itu, sejumlah rumah warga pun ambruk. Demikian dilaporkan Radio Publica.

Berdasarkan data the Geophysical Institute, gempa pertama kali menghantam kawasan pasifik di lepas pantai Kota Atacames. Gempa itu kemudian diikuti sejumlah gempa susulan dengan kekuatan hingga 4,2 magnitudo.

Lembaga tersebut menyatakan, kekuatan gempa mencapai 5,7 magnitudo, setelah sebelumnya disebut berkekuatan 5,8 magnitudo.

Akibat bencana ini pula, aliran listrik di sejumlah kawasan di Kota Esmeraldas sempat terputus. Namun hal itu tak berlangsung lama, dan segera diatasi.

Sekolah-sekolah kini masih diliburkan, dan belum ada kabar lanjutan kapan akan kembali dibuka.

Negara ini pada April lalu pun diguncang gempa berkekuatan 7,8 magnitudo. Akibatnya, 673 warga tewas dan 6.000 orang terluka.

https://goo.gl/lZLYFk

“Dan akan terjadi gempa bumi yang dahsyat dan di berbagai tempat akan ada penyakit sampar dan kelaparan, dan akan terjadi juga hal-hal yang mengejutkan dan tanda-tanda yang dahsyat dari langit.” (Lukas 21:11)

Dalam zaman kita ini, semakin banyak terjadi malapetaka dan bencana alam yang menggemparkan di berbagai tempat di dunia.  Baik yang di darat, di laut, maupun di udara! Para ahli memberikan kesimpulan bahwa peristiwa-peristiwa serupa ini walaupun lebih hebat dan mengerikan, telah menjadi semakin umum dalam zaman kita melebihi dari zaman sebelumnya.  Dan hal ini menjadi satu bukti, pula bahwa kedatangan Yesus sudah dekat, karena Kitab Suci telah menjelaskan peristiwa ini sebagai satu tanda.

“Jadi, jika segala sesuatu ini akan hancur secara demikian, betapa suci dan salehnya kamu harus hidup yaitu kamu yang menantikan dan mempercepat kedatangan hari Allah.”  (2 Petrus 3:11)

“Sebab itu, hendaklah kamu juga siap sedia, karena Anak Manusia datang pada saat yang tidak kamu duga.”  (Matius 24:44)

 

 

Pada saat itu terjadilah gempa bumi yang dahsyat” (Wahyu 11:13)
“Maka memancarlah kilat dan bunyi guruh, dan terjadilah gempa bumi yang dahsyat seperti belum pernah terjadi sejak manusia di atas bumi. Begitu hebatnya gempa bumi itu.” (Wahyu 16:18).

Sekarang kita sudah mendekati daripada Akhir Zaman. Yesus pun mengatakan bahwa sebelum kedatangan-Nya akan banyak tanda-tanda dan salah satunya adalah bencana alam.

“Apa yang pernah ada aka nada lagi, dan apa yang pernah dibuat akan dibuat lagi; tak ada sesuatu yang baru di bawah matahari.” (Pengkotbah 1:9).

Gempa-gempa yang terjadi belum lah kesudahannya. Masih akan terus ada bencana alam yang lain sampai Tuhan Yesus datang kembali ke dunia. Dengan kata lain, kita harus persiapkan diri kita untuk kedatangan-Nya nanti. Sudah bersiapkah kita untuk kedatangan-Nya? Bencana yang terjadi belum lah yang besar dan dahsyat.

[RH] Binasa Karena Mendengarkan Orang-orang Besar Dunia

0

“Hai orang-orang Galatia yang bodoh, siapakah yang telah mempesona kamu? Bukankah Yesus Kristus yang disalibkan itu telah dilukiskan dengan terang di depanmu?” (Galatia 3: 1 ).

[AkhirZaman.org] Bagi banyak orang muda kita adalah suatu bahaya besar dalam mendengarkan pidato-pidato yang disampaikan mereka yang dalam dunia ini disebut orang-orang besar. 

Pidato-pidato ini seringkali merupakan bersifat intelektual tinggi, dan mendukung kesalahan-kesalahan ilmiah dengan cara yang palsu sebagaimana dinyatakan dan doktrin agama populer dicampur dengan kata-kata mutiara dan penelitian-penelitian, tetapi mereka meremehkan pernyataan-pernyataan Kitab Suci dan menaruh kesan bahwa ada alasan untuk mempertanyakan kebenaran yang diilhami Firman. Dalam cara ini benih-benih ketidakpercayaan ditabur oleh orang-orang besar yang diakui itu, tetapi nama-nama mereka terdaftar di dalam buku-buku catatan di surga sebagai orang-orang bodoh, dan mereka adalah pelanggar di hadapan Allah. Mereka mengulangi kesalahan-kesalahan yang Setan taruh ke dalam mulut ular itu, dan mendidik orang-orang muda dalam ilusi-ilusi.

Inilah jenis pendidikan yang musuh itu sukai. Inilah sihir itu. Rasul yang besar itu bertanya, “Siapakah yang telah mempesona kamu sehingga kamu tidak menuruti kebenaran?” Mereka yang menerima dan membanggakan pendapat-pendapat dari yang disebut orang-orang besar ini justru sedang berada dalam bahaya, karena melalui cara yang tidak terlihat dari sang musuh maka alasan yang lihai terhadap guru-guru palsu ini menumbuhkan akar di hati orang muda kita, dan hampir tidak terlihat bahwa mereka menyimpang dari kebenaran kepada kekeliruan. Tetapi penobatan akan menjadi satu-satunya jalan keluar. Orang-orang muda kita yang sudah melihat bukti-bukti nyata akan kebenaran secara tegas dan tetap akan sanggup untuk memenangkan jiwa-jiwa kepada Kristus dari dalam kegelapan kesalahan.

Orang muda yang pergi ke Anna Arbor* harus menerima Yesus sebagai Juruselamat Pribadi mereka atau mereka akan membangun di atas pasir, dan dasar mereka akan dihancurkan. Roh Kristus harus memperbarui dan menyucikan jiwa, dan pengaruh kasih bagi Kristus yang murni harus tetap hidup oleh kerendahan hati, kepercayaan setiap hari pada Allah. Kristus harus dibentuk di dalam, pengharapan dan kemuliaan. Biarlah Yesus dinyatakan kepada orang-orang dengan siapa kamu berhubungan.— Letter 26, 1891.

*Universitas Michigan berlokasi di Anna Arbor, sekitar 65 mil sebelah timur Battle Creek; di tahun 1891 0rang-orang muda Advent mempelajari latihan medis di sana.-PENYUSUN.

(3SM 232, 233)

 

UMAT ALLAH DILEPASKAN (1)

0

[AkhirZaman.org] Bilamana perlindungan hukum manusia ditarik dari mereka yang menghormati hukum Allah, akan ada suatu gerakan yang serentak untuk kebinasaan mereka di berbagai negeri. Sementara waktu yang ditetapkan di dalam surat keputusan semakin dekat, orang-orang akan berkomplot untuk menghancurkan sekte yang dibenci itu. Akan ditentukan untuk melancarkan serangan yang mematikan pada suatu malam, yang akan membungkam sama sekali suara pendapat yang berbeda dan teguran itu.

Umat Allah — yang sebagian di dalam penjara, sebagian bersembunyi di daerah-daerah terpencil di hutan-hutan dan gunung-gunung — masih memohon perlindungan ilahi, sementara di markas pasukan-pasukan bersenjata, yang didorong oleh malaikat-malaikat jahat, sedang dipersiapkan pelaksanaan pembunuhan. Sekaranglah, pada saat yang sangat penting ini, Allah Israel akan campur tangan untuk melepaskan umat-Nya. Tuhan bersabda, “Kamu akan menyanyikan suatu naynyian seperti pada waktu malam ketika orang menguduskan diri untuk perayaan, dan kamu akan bersuka hati seperti pada waktu orang berjalan diringi suling hendak naik ke gunung Tuhan, ke Gunung Batu Israel. Dan Tuhan akan memperdengarkan suara-Nya yang mulia, akan memperlihatkan tangan-Nya yang turun menimpa dengan murka yang hebat dan nyala api yang membakar habis, dengan hujan lebat, angin ribut dan hujan batu.” (Yes. 30:29,30).

Dengan pekik kemenangan, ejekan dan kutukan, rombongan orang-orang jahat hampir menyerang menerkam mangsa mereka, pada waktu tiba-tiba kegelapan, yang lebih gelap dari kegelapan malam, turun ke atas bumi. Pelangi yang bersinar dengan kemuliaan dari takhta Allah, meliputi segala langit dan seolah-olah mengelilingi setiap kelompok orang yang sedang berdoa. Orang banyak yang marah itu tiba-tiba terdiam. Teriak ejekan mereka terhenti. Tujuan kegeraman mereka hendak membunuh telah dilupakan. Dengan penuh rasa takut mereka memandang lambang perjanjian Allah, dan ingin agar terlindung dari cahayanya yang luar biasa itu.

Suatu suara yang jelas dan merdu di dengar oleh umat Alla, yang berkata, “Lihat ke atas,” dan mengangkat mata mereka melihat ke langit, mereka melihat pelangi perjanjian. Awan hitam yang murka yang menutupi cakrawala terbelah, dan seperti Stefanus, mereka menatap ke dalam Surga dan melihat kemuliaan Allah dan Anak Manusia yang duduk di atas takhta-Nya. Dalam rupa ilahinya mereka melihat dengan jelas tanda-tanda kehinaan-Nya, dan dari bibir-Nya mereka mendengar permohonan yang disampaikan kepada Bapa dan malaikat-malaikat suci, “ya Bapa, Aku mau supaya dimanapun Aku berada, mereka juga bersama-sama dengan Aku.” (Yoh. 17:24). Sekali lagi suatu suara musik yang merdu dengan nada kemenangan, terdengar mengatakan, “Mereka datang! mereka datang! kudus, tidak bercela dan tidak bernoda. Mereka telah memelihara firman-Ku, mereka akan berjalan di antara malaikat-malaikat.” dan bibir yang pucat dan gemetar dari mereka yang berpegang teguh dalam imannya meneriakkan suatu sorak kemenangan.

Pada tengah malamlah Allah menyatakan kuasa-Nya untuk kelepasan umat-Nya. Matahari tampak, bercahaya dalam keperkasaannya. Tanda-tanda dan mujizat-mujizat menyusul silih berganti dengan cepat. Orang-orang fasik melihat pemandangan itu dengan ketakutan dan keheranan, sementara orang-orang benar memandang kesukaan besar itu sebagai tanda kelepasan mereka. Segala sesuatu di alam ini kelihatannya berubah. Sungai-sungai berhenti mengalir. Awan-awan hitam tebal muncul dan saling berbenturan satu sama lain. Di tengah-tengah langit yang sedang marah itu ada suatu ruang terbuka dengan kemuliaan yang tak tergambarkan, dari sana datang suara Allah bagaikan suara gemuruh air, yang berkata, “Sudah terlaksana!” (Wah. 16:17). Suara itu mengguncangkan langit dan bumi. Terjadilah gempa bumi yang dahsyat, “seperti belum pernah terjadi sejak manusia ada di atas bumi. Begitu hebatnya gempa bumi itu.” (Wah. 16:17,18). Cakrawala tampak terbuka dan tertutup. Kemuliaan dari takhta Allah tampak memancar bagaikan kilat. Gunung-gunung bergoncang bagaikan alang-alang yang ditiup angin, dan batu-batu berserakan ke segala sudut. Ada suatu gemuruh bagaikan datangnya angin topan. Lautanpun bergelora dengan ganasnya. Terdengar jeritan angin ribut bagaikan suara iblis-iblis dalam misi penghancuran. Seluruh dunia bergelora bagaikan gelombang laut. Permukaannya terbelah-belah. Dasarnya tempaknya hancur. Barisan gunung-gunung tenggelam. Pulau-pulau yang berpenduduk lenyap. Pelabuhan-pelabuhan laut yang telah menjadi seperti Sodom dalam kejahatan, ditelan oleh laut yang mengamuk. Babilon yang besar itu telah menjadi peringatan di hadirat Allah, “untuk memberikan kepadanya cawan yang penuh dengan anggur kegeraman murka-Nya.” Hujan es batu yang besar, masing-masing beratnya “kira-kira seberat satu talenta” atau “seratus pon” melakukan penghancuran. (Wah. 16:19,21). Kota-kota megah kebanggan dunia diruntuhkan. Istana-istana para bangsawan, di mana orang-orang besar dunia telah memboroskan harta kekayaan mereka untuk memuliakan diri sendiri, hancur dan musnah di depan mata mereka. Tembok-tembok penjara rubuh berkeping-keping, dan umat Allah yang dipenjarakan oleh karena iman mereka dibebaskan .

Kuburan-kuburan terbuka, dan “banyak dari antara orang-orang yang telah tidur di dalam debu tanah, akan bangun, sebagian untuk mendapat hidup yang kekal, sebagian untuk mengalami kehinaan dan kengerian yang kekal.” (Dan. 12:2). Semua yang telah mati di dalam iman kepada pekabaran malaikat yang ketiga, yang akan keluar dari kuburan dengan dimuliakan, akan mendengar perjanjian damai Allah dengan mereka yang telah memelihara hukum-Nya. “Juga yang telah menikam Dia,” (Wah. 1:7), mereka yang mengejek dan mencemoohkan derita kematian Kristus, dan penentang paling keras kebenaran-Nya dan umat-Nya, dibangkitkan untuk memandang Dia dalam kemuliaan-Nya, dan memandang penghormatan yang diberikan kepada mereka yang setia dan menurut.

awanhong CopyAwan tebal masih menutupi langit, namun matahari kadang-kadang menembusinya, tampak bagaikan mata Yehovah yang penuh dendam. Kilat yang dahsyat memancar dari langit membungkus dunia ini dengan nyala api. Di atas gemuruhnya guntur dan suara-suara yang misterius dan mengerikan, diumumkanlah kebinasaan orang-orang fasik itu. Kata-kata yang diucapkan tidak dimengerti oleh semua orang, tetapi dimengerti dengan jelas oleh guru-guru palsu. Mereka yang sesaat sebelumnya begitu semberono, begitu sombong dan membangkang, begitu bersuka dalam melakukan kekejaman kepada umat Allah yang memelihara hukum-Nya, sekarang dipenuhi dengan ketakutan dan gemetar dalam kengerian. Ratapan mereka terdengar mengatasi suara unsur-unsur bumi. Iblis mengakui keilahian Kristus, dan gemetar di hadapan hadirat-Nya, sementara manusia memohon belas kasihan dan menyembah dalam ketakutan yang menyedihkan.

Nabi-nabi zaman dahulu berkata, sementara mereka memandang penglihatan kudus dari Allah, “Merataplah, sebab hari Tuhan sudah dekat, datangnya sebagai pemusnahan dari Yang Mahakuasa.” (Yes. 13:6). “Masuklah di sela gunung batu dan bersembunyilah di dalam liang tanah terhadap kedahsyatan Tuhan dan terhadap semarak kemegahan-Nya! Manusia yang sombong akan direndahkan, dan orang yang angkuh akan ditundukkan, dan hanya Tuhan sajalah yang maha tinggi pada hari itu. Sebab Tuhan semesta alam menetapkan suatu hari untuk menghukum semua yang congkak dan angkuh serta menghukum semua yang meninggikan diri supaya direndahkan.” “Pada hari itu berhala-berhala perak dan berhala-berhala emas yang dibuat manusia untuk sujud menyembah kepadanya akan dilemparkannya kepada tikus dan kelelawar, dan ia akan masuk ke dalam lekuk-lekuk di gunung batu dan ke dalam celah-celah di bukit batu terhadap kedahsyatan Tuhan dan terhadap semarak kemegahan-Nya pada waktu Ia bangkit menakut-nakuti bumi.”(Yes. 2:10-12, 20,21).

Melalui celah-celah di awan-awan bersinarlah sebuah bintang yang kecermelangannya bertambah empat kali lipat dibandingkan dengan kegelapan. Ia membawa harapan dan sukacita kepada orang-orang yang setia, tetapi kekerasan dan murka kepada pelanggar-pelanggar hukum Allah. Mereka yang telah mengorbankan segalanya bagi Kristus sekarang merasa aman, terlindung bagaikan berada di tempat tersembunyi di rumah Tuhan. Mereka telah diuji dan di hadapan dunia ini dan di hadapan mereka yang membenci kebenaran mereka telah memperlihatkan kesetiaan mereka kepada Dia yang telah mati bagi mereka. Suatu perobahan yang menakjubkan telah terjadi pada mereka yang telah memegang teguh integritas mereka di hadapan maut sekalipun. Dengan tiba-tiba mereka telah dilepaskan dari kelaliman manusia yang gelap dan mengerikan yang telah berubah menjadi Iblis. Wajah-wajah mereka yang tadinya pucat, cemas dan lesu, sekarang bercahaya dengan ajaib, iman dan kasih. Suara mereka berkumandang dalam naynyian kemenangan, “Allah itu bagi kita tempat perlindungan dan kekuatan, sebagai penolong dalam kesesakan sangat terbukti. Sebab itu kita tidak akan takut, sekalipun bumi berubah, sekalipun gunung-gunung guncang di dalam laut, sekalipun ribut dan berbuih airnya, sekalipun gunung-gunung goyang oleh gelarannya. Sela.” (Maz. 46:2-4).

Sementara kata-kata dorongan kudus ini naik kepada Allah, maka awan-awanpun menyisih dan langit yang berbintangpun kelihatan, tak terkatakan kemuliaannya, yang sangat berbeda dengan langit hitam ganas di sebelah menyebelahnya. Kemuliaan kota surgawi itu terpancar dari pintu-pintu gerbang yang terbuka sedikit. kemudian tampak di langit suatu tangan yang memegang dua loh batu yang digabung bersama. Nabi itu berkata, “Langit memberitahukan keadilan-Nya sebab Allah Sendirilah hakim.” (Maz. 50:6). Hukum yang kudus itu, kebenaran Allah, yang diumumkan dari gunung Sinai, di tengah-tengah guntur dan nyala api, sebagai penuntun hidup, sekarang dinyatakan kepada manusia sebagai ukuran untuk penghakiman. Tangan itu membuka loh-loh batu itu, dan di sana tampaklah perintah-perintah sepuluh hukum itu, yang dituliskan, seolah-olah dengan pena api. Kata-katanya begitu jelas sehingga semua orang bisa membacanya. Ingatanpun dibangkitkan, kegelapan ketakhyulan dan bidat dihapuskan dari setiap pikiran, dan sabda Allah yang sepuluh, yang singkat, mendalam dan berkuasa itu, ditunjukkan kepada segenap penduduk dunia ini. Tidak mungkin menggambarkan ketakutan dan keputusasaan mereka yang telah menginjak-injak tuntutan hukum Allah yang kudus. Tuhan memberikan kepada mereka hukum-Nya, agar mereka dapat membandingkan tabiat mereka dengan hukum itu, dan mengetahui kekurangan-kekurangan mereka sementara masih ada kesempatan untuk bertobat dan mengadakan pembaharuan. Tetapi agar mereka memperoleh perkenan dunia ini, mereka mengesampingkan ajaran-ajaran hukum itu dan mengajar oarng-orang lain untuk melanggarnya. Mereka memaksa umat Allah untuk menajiskan Sabat-Nya. Sekarang mereka dipersalahkan oleh hukum yang mereka hinakan. Jelas sekali mereka lihat bahwa mereka tidak punya dalih. Mereka memilih siapa yang akan mereka layani dan sembah. “Maka kamu akan melihat kembali perbedaan antara orang benar dan orang fasik, antara orang beribadah kepada Allah dan orang yang tidak beribadah kepada-Nya.” (Mal. 3:18).

Musuh-musuh hukum Allah, mulai dari pendeta-pendeta sampai kepada yang terkecil di antara mereka, mempunyai suatu konsep kebenaran dan kewajiban baru. Terlambat mereka melihat bahwa Sabat hukum keempat adalah meterai Allah yang hidup. Terlambat mereka melihat sifat yang sebenarnya dari sabat mereka yang palsu, dan dasar yang rapuh di mana mereka membangun. Mereka mendapati bahwa mereka telah berjuang melawan Allah. Guru-guru agama telah menuntun jiwa-jiwa kepada kebinasaan sementara mereka mengaku menuntun jiwa-jiwa itu ke pintu gerbang Firdaus. Pada perhitungan terakhirlah nanti akan diketahui betapa besar tanggungjawab orang-orang yang memegang jabatan suci, dan betapa mengerikan akibat-akibat dari ketidaksetiaan mereka. Hanya dalam kehidupan kekallah dapat kita mengerti dengan sebenarnya arti hilangnya satu jiwa. Mengerikanlah hukuman orang-orang yang kepadanya Allah berkata, “Enyahlah dari pada-Ku, hai hamba yang jahat.”

Suara Allah terdengar dari Surga, menyatakan hari dan jam kedatangan Yesus, dan menyampaikan perjanjian yang kekal kepada umat-Nya. Bagaikan bunyi guntur yang paling keras, firman-Nya menggemuruh ke seluruh dunia. Umat Israel Allah berdiri mendengarkan dengan matanya memandang ke atas. Wajah mereka diterangi kemuliaan-Nya, dan bercahaya seperti wajah Musa pada waktu ia turun dari gunung Sinar. Orang-orang fasik tidak dapat memandang mereka. Dan bilamana berkat-berkat diumumkan bagi mereka yang menghormati Allah oleh pemeliharaan Sabat-Nya yang kudus, akan terdengar sorak kemenangan yang luar biasa.

Tidak lama kemudian tampaklah di sebelah timur suatu awan hitam yang kecil kira-kira setengah kepalan tangan besarnya. Itulah awan yang mengelilingi Juru Selamat, yang tampak dari jauh seperti diselubungi oleh kegelapan. Umat Allah mengenal ini sebagai tanda Anak Manusia. Dalam keheningan yang khidmat mereka memandanginya sementara semakin mendekat ke bumi, menjadi semakin terang dan mulia, hingga menjadi awan putih besar, yang dasarnya adalah kemuliaan bagaikan api yang menyala-nyala, dan diatasnya ada pelangi perjanjian.Yesus mengendarainya bagaikan seorang penakluk. “Orang yang penuh kesengsaraan itu” sekarang tidak untuk meminum cawan yang pahit penderitaan dan yang memalukan; Ia datang, yang menang di Surga maupun di bumi, untuk menghakimi yang hidup dan yang mati. “Yang Setia dan Yang Benar,” “Ia menghakimi dan berperang dengan adil.” “Dan semua pasukan yang di Surga mengikuti Dia.” (Wah. 19:11, 14). Dengan nynyian-nyanyian Surga, malaikat-malaikat kudus suatu kelompok besar yang tak terhitung banyaknya menyertai Dia dalam perjalanan-Nya. Langit seolah-olah dipenuhi oleh bentuk-bentuk yang bercahaya — “berlaksa-laksa dan beribu-ribu laksa banyaknya.” Tak ada pena manusia yang dapat melukiskan pemandangan itu, tidak ada pikiran fana yang sanggup mengerti keindahan dan keagungan kemuliaannya. “Keagungan-Nya menutupi segala langit, dan bumipun penuh dengan pujian kepada-Nya. Ada kilauan seperti cahaya, sinar cahaya dari sisi-Nya.” (Hab. 3:3,4). Sementara awan yang hidup itu datang semakin dekat, setiap mata memandang Raja kehidupan itu. Tak ada lagi mahkota duri yang merusakkan kepala yang kudus itu, tetapi suatu perhiasan kemuliaan terletak di atas keningnya yang suci. Wajah-Nya memancarkan sinar terang yang menyilauklan melebihi sinar matahari di tengah hari. “Dan pada jubah-Nya dan paha-Nya tertulis suatu nama, yaitu: Raja segala raja dan Tuan di atas segala tuan.” (Wah. 19:16).

Ketakutan yang Teramat Sangat CopyDi hadapan hadirat-Nya “muka sekalian orang menjadi pucat pasi;” ketakutan keputusasaan kekal menimpa para penolak belas kasihan Allah.” “Hati menjadi tawar dan lutut goyah!” “Mengapakah setiap muka berubah menjadi pucat?” (Nahum 2:10; Yer. 30:6). Orang benar berseru dengan gemetar, “Siapakah yang dapat bertahan?” Nyanyian malaikat berhenti, dan terjadilah saat hening yang luar biasa. Lalu terdengar suara Yesus berkata, “Cukuplah kasih karunia-Ku bagimu.” Wajah orang-orang benar bercahaya dan sukacita memenuhi hati mereka. Dan malaikat-malaikat membunyikan lagu lebih keras dan kembali menyanyi, sementara mereka semakin dekat ke bumi ini.

Raja segala raja turun di atas awan, dibungkus di dalam api yang bernyala-nyala. Segala langit digulung bagaikan gulungan kertas, bumi bergetar di hadirat-Nya, dan setiap gunung dan pulau berpindah dari tempatnya. “Allah kita datang dan tidak akan berdiam diri, di hadapan-Nya api menjilat-jilat, di sekelilingnya bertiup badai yang dahsyat. Ia berseru kepada langit di atas, dan kepada bumi untuk mengadili umat-Nya.” (Maz. 50:3,4).

“Dan raja-raja di bumi dan pembesar-pembesar serta perwira-perwira, dan orang-orang kaya serta orang-orang berkuasa, dan semua budak serta orang merdeka bersembunyi ke dalam gua-gua dan celah-celah batu karang di gunung. Dan mereka berkata kepada gunung-gunung dan kepada batu-batu karang itu: Runtuhlah menimpa kami dan sembunyikanlah kami terhadap Dia, yang duduk di atas takhta dan terhadap murka Anak Domba itu. Sebab sudah tiba hari besar murka mereka dan siapakah yang dapat bertahan?” (Wah. 6:15-17).
Sendagurau olok-olokan sudah berakhir. Bibir yang penuh kebohongan ditutup rapat-rapat. Peperangan dan hiruk-pikuk serta derunya pertempuran “yang berderap-derap dan setiap jubah yang berlumuran darah” (Yes. 9:4 — Alkitab, LAI Jakarta 1993) tidak terdengar lagi. Yang terdengar hanyalah suara doa dan suara ratapan serta tangisan. Tangisan terdengar dari bibir orang-orang yang baru saja mengejek, “Sebab sudah tiba hari besar murkan-Nya, siapakah yang dapat bertahan?” Orang-orang fasik berdoa supaya terkubur di bawah batu-batu gunung daripada memandang muka Dia yang telah mereka benci dan tolak.

Suara yang menerusi telinga orang-orang mati, mereka kenal. Betapa sering mereka telah mendengar nada lembut suara itu memanggil mereka untuk bertobat. Betapa sering suara itu mereka dengar bagaikan bujukan seorang sahabat, seorang saudara, seorang Penebus. Kepada mereka yang menolak kasih karunia-Nya, tiada suara lain yang penuh dengan hukuman, yang penuh dengan celaan, dan pada suara yang sejak lama mengajak, “Bertobatlah, bertobatlah dari hidupmu yang jahat itu! Mengapakah kamu akan mati?” (Yehez. 33:11). Oh, suara itu kepada mereka dianggap seperti suara orang asing! Yesus berkata, “Oleh karena kamu menolak ketika aku memanggil dan tidak ada yang menghiraukan ketika aku mengulurkan tanganku, bahkan kamu mengabaikan nasihatku, dan tidak mau menerima teguranku.” (Amsal 1:24,25). Suara itu membangunkan ingatan-ingatan yang mereka ingin hapuskan — amaran-amaran dibenci, undangan-undangan ditolak, kesempatan-kesempatan diremehkan.

Ada di antara mereka yang mengejek Kristus dalam kehinaan-Nya. Dengan kuasa yang menggetarkan datang kepada pikiran mereka, kata-kata Penderita, bilamana imam besar mendesak, Ia menyatakan dengan khidmat, “Mulai sekarang kamu akan melihat Anak Manusia duduk di sebelah kanan Yang Mahakuasa dan datang di atas awan-awan di langit.” (Mat. 26:64). Sekarang mereka memandang Dia dalam kemuliaan-Nya, dan mereka masih akan melihat Dia duduk di sebelah kanan kekuasaan.

Mereka yang mencemoohkan pengakuan-Nya sebagai Anak Allah sekarang bungkam tidak bisa berkata-kata. Di situ ada Herodes yang angkuh, yang mengejek-Nya mengenai gelar kerajaan-Nya, dan yang memerintahkan serdadu-serdadu yang mengejek itu untuk memahkotai-Nya menjadi raja. Di sana ada orang-orang yang dengan tangannya yang cemar memakaikan jubah ungu kepada-Nya, dan mahkota duri ke atas kepala-Nya yang suci, dan pada tangan-Nya yang tak berdaya itu tongkat pura-pura, dan tunduk di hadapan-Nya dengan ejekan-ejekan hujat. Orang-orang yang memukul dan meludahi Raja kehidupan itu, sekarang berpaling dari pandangan-Nya yang tajam dan berusaha melarikan diri dari kemuliaan hadirat-Nya yang dahsyat itu. Mereka yang memaku tangan dan kaki-Nya, serdadu yang menusuk lambung-Nya, melihat bekasnya dengan ketakutan dan penyesalan yang dalam.

 

-KA

 

[RH] Nasihat Tentang Memasuki Perguruan Tinggi dan Universitas

0

Takut akan TUHAN adalah permulaan pengetahuan, tetapi orang bodoh menghina hikmat dan didikan” (Amsal 1:7).

[AkhirZaman.org] Akan benar-benar aman bagi orang-orang muda kita untuk memasuki perguruan-perguruan tinggi di negeri kita jika mereka ditobatkan setiap hari; namun bila mereka merasa bebas untuk tidak berjaga satu hari pun, hari itu juga Setan siap dengan jerat-jeratnya, dan mereka akan ditakiukkan dan akan dipimpin untuk berjalan dalam jaian-jalan yang palsu—jalan-jalan yang dilarang, jalan-jalan yang Tuhan tidak pilih. Sekarang, akankah orang-orang yang mengaku Kristen menolak untuk berhubungan dengan yang belum bertobat, dan berupaya untuk tidak membuat komunikasi apa pun dengan mereka? Tidak, mereka akan bersama dengan orang-orang itu, dalam dunia dan bukan dari dunia, tetapi tidak turut serta dalam jalan-jalan mereka, dan tidak dipengaruhi oleh kesan mereka, dan tidak membuka hati mereka kepada kebiasaan-kebiasaan dan praktik-praktik mereka. Persekutuan mereka adalah bertujuan untuk menarik orang lain datang kepada Kristus.

Ada bahaya di sini bagi orang-orang muda. Penarikan-penarikan dalam institusi-institusi ini sedemikian berat, dan pengajarannya sedemikian bercampur dengan kesalahan dan takhyul, sehingga mereka tidak bisa melihat racun berbahaya yang bercampur dengan hal yang berguna dan berharga. Ada suatu aliran, yang bekerja dalam suatu cara yang seringkali tidak disadari, namun hal ini bekerja terus-menerus. ide-ide tertentu dinyatakan secara tetap oleh para profesor, dan diulang berkali-kali, dan pada akhirnya pikiran mulai berasimilasi dan menyesuaikan dengan ide-ide ini. Demikian pula ketika para pengarang kafir dipelajari. Orang-orang ini memiliki intelek yang tajam, dan ide-ide mereka yang tajam disampaikan, dan pikiran pelajar dipengaruhi oleh mereka; mereka senang dengan kecerdasan mereka.

Tetapi dari manakah orang-orang itu memperoleh kuasa-kuasa intelek itu? Dari manakah mereka mendapatkan ketajaman mereka? Dari mata air segala pengetahuan. Tetapi mereka sudah menyelewengkan kuasa-kuasa mereka; mereka menyajikan kuasa-kuasa itu sebagai suatu kontribusi bagi lblis, dan tidakkah kamu mengira bahwa lblis pandai? Banyak yang sedang berjalan dalam jalan lblis oleh membaca tentang para pengarang kafir itu. Setan adalah makhluk yang licik, dan mereka jatuh cinta dengan pelajarannya dan kecerdasannya.—Manuscript 8b, 1891.

(3SM 231, 232)

 

Anda rindu Didoakan dan Bertanya?