Tuesday, July 1, 2025
Google search engine
Home Blog Page 310

[RH] Sabat Hari Pelayanan

0

“Kemudian kata-Nya kepada mereka: ‘Manakah yang diperbolehkan pada hari Sabat, berbuat baik atau berbuat jahat, menyelamatkan nyawa orang atau membunuh orang?” (Markus 3:4)

[AkhirZaman.org] Hari Sabat pertama pada pekan doa merupakan hari kegiatan yang sungguh-sungguh. Dari “Sunnyside” (nama tempat) dan sekolah, dua tim dan sebuah perahu dikirim ke Dora Creek untuk membawa mereka ke pertemuan, yang tidak dapat berjalan karena begitu jauh.

Orang-orang telah diundang untuk membawa makanan siang mereka, dan bersedia datang ke periemuan itu sepanjang hari, serta menyambut dengan baik undangan itu. 

Ada yang begitu terkejut karena kami keluar sendiri pada hari Sabat untuk membawa mereka ke pertemuan itu. Mereka telah diajar bahwa memelihara hari Minggu sebagian besar terdiri atas tidak beraktivitas fisik; dan mereka mengira bahwa karena kami tegas dalam hal pemeliharaan hari Sabat, karena kami memeliharanya sesuai dengan pengajaran orang-orang Farisi.

Kami katakan kepada para sahabat kita bahwa dalam hal memelihara hari Sabat, kami mempeiajari teladan dan pengajaran Kristus di mana hari Saba! sering digunakan dalam usaha yang sungguh-sungguh untuk menyembuhkan dan mengajar; yang kami percaya bahwa saiah satu saudari kita yang merawat sebuah keluarga yang sakit adalah memelihara hari Sabat sebagaimana orang yang memimpin suatu bagian dalam Sekolah Sabat; sebagaimana Kristus tidak memuaskan orang-orang Farisi pada hari-Nya, pun demikian kami tidak mengharapkan usaha kami dalam melayani Tuhan adalah untuk memuaskan orang-orang Farisi pada zaman kita.-—The Review and Herald, 18 Oktober 1898.

Kegiatan suci dan sekular. Para imam di bait suci melakukan pekerjaan lebih besar pada hari Sabat daripada di hari-hari lain. Pekerjaan yang sama dalam bisnis sekular adalah dosa; tetapi pekerjaan para imam adalah pelayanan kepada Al|ah.—The Desire 0fAges, him. 285. 

Pikiran saya menanggung beban sehubungan dengan kondisi gereja di tempat ini. . . . Banyak keperluan untuk meninggikan standar di tempat ini dalam banyak hal sebelum suatu pengaruh yang benar dan aman dapat menyebar ke tempat-tempat lain. Sebagaimana kebenaran telah disampaikan di sini, kebenaran itu telah membawa orang-orang dari dunia dan dari gereja-gereja, dan membawa mereka bersama-sama ke dalam kapasitas gereja; tetapi tidak semua yang mengaku percaya akan kebenaran itu disucikan melaiui kebenaran itu. . . .

(3SM 258, 259)

 

[RH] Bukan Hari Mencari Kesenangan

0

“Apabila engkau tidak menginjak-injak hukum Sabat dan tidak melakukan urusanmu pada hari kudus-Ku; apabila engkau menyebutkan hari Sabat “hari kenikmatan”, dan hari kudus TUHAN “hari yang mulia”; apabila engkau menghormatinya dengan tidak menjalankan segala acaramu dan dengan tidak mengurus urusanmu atau berkata omong kosong” (Yesaya 58: 13).

[AkhirZaman.org] Sabat bukan hari untuk mencari kesenangan, berenang, atau bermain bola. Allah mau supaya semua pemberian-Nya dihargai. Semua bagian yang tidak lengkap, iota, dan bukti-bukti akan disimpan dengan cara hati-hati, dan secara hati-hati kita akan berkenalan dengan kebutuhan-kebutuhan orang lain.

Semua yang kita miliki dalam kebenaran Alkitab ini bukan hanya bagi keuntungan kita, tetapi untuk diberikan kepada jiwa-jiwa yang lain, dan hal ini akan ditanamkan kepada pikiran manusia, dan setiap kata yang baik yang diucapkanuntuk mempersiapkan jalan untuk membuat suatu saluran melalui kebenaran itu akan mengalir dalam aliran-aliran yang berlimpah bagi jiwa-jiwa yang lain.

Setiap pekerjaan mukjizat Kristus adalah berarti, dan akan dinyatakan kepada dunia sehingga ada suatu pekerjaan besar yang akan dilakukan pada hari Sabat untuk membebaskan manusia yang menderita, tetapi pekerjaan umum itu belum dilaksanakan. Pencarian kesenangan, permainan bola, berenang, bukanlah suatu keperluan, tetapi suatu kelalaian berdosa terhadap hari kudus yang disucikan oleh Yehovah. Kristus tidak hanya menampilkan mukjizat untuk mempertunjukkan kuasa-Nya, tetapi untuk selalu menghadapi Setan dalam membebaskan manusia yang menderita. Kristus datang ke dunia kita ini untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan orang yang menderita, yang Setan sementara siksa.—Letter 252, 1906.

Kita akan memberitahu semua untuk tidak mencuci piring pada hari Sabat jika hal ini bisa dihindarkan secara mungkin. Allah tidak dihormati oleh tiap pekerjaan yang tidak perlu yang dilakukan pada hari kudus-Nya. Ini bukanlah ketidaktetapan, tetapi kelayakan, bahwa piring-piring itu Seharusnya dibiarkan tidak dicuci sampai penutupan hari Sabat, jika hal ini bisa diatur.—-Letter 104, 1901.

(3SM 258) 

 

BOCAH PENYIHIR

0

[AkhirZaman.org] Entah siapa nama bocah itu. Usianya baru 2 tahun saat ditemukan menggelandang sendirian di jalanan dan mengais sampah untuk makan. Kondisinya sangat memprihatinkan. Badannya kurus kering, perutnya penuh cacing.

Bocah itu diduga dibuang oleh orangtuanya sendiri karena dianggap pembawa sial.

Ia dijuluki ‘bocah penyihir’ atau child witch, yang menurut sebagian warga Nigeria dikutuk atau diberikan kekuatan untuk memicu malapetaka.

Seringnya tuduhan tersebut muncul setelah terjadi kemalangan dalam keluarga, misalnya perkawinan yang gagal, kematian, atau penyakit.

Menurut organisasi kemanusiaan, Safe Child Afrika, para bocah menjadi korban kekerasan, disiksa, bahkan dibunuh. Sekitar 80 persen dari mereka akan lari dari rumah atau ditelantarkan oleh orangtuanya sendiri.

Anja Ringgren Loven, perempuan asal Denmark, mendengar soal nasib bocah tersebut. Ia adalah pendiri organisasi African Children’s Aid Education and Development Foundation (ACAEDF).

Anja kemudian mendatangi korban, membawakan biskuit dan air minum.

“Saat kami mendengar bahwa bocah itu baru berusia 2 sampai 3 tahun, tak ada lagi keraguan (untuk membantunya),” kata dia seperti dikutip dari Huffington Post.

“Anak semuda itu tak bisa bertahan hidup dalam waktu lama sendirian di jalanan.”

Fotonya sedang memberi minum bocah yang tinggal tulang terbungkus kulit itu kemudian menyebar ke seluruh dunia. Anja kemudian membungkus bocah itu dengan selimut dan membawanya ke rumah sakit.Di rumah sakit, anak malang itu diberi obat untuk mengusir cacing-cacing dari perutnya. Ia juga menerima transfusi darah.

Saat dokter menyodorkan tagihan mahal, Anja menerima sumbangan US$ 1 juta dari seluruh dunia.

Anja kemudian merawat bocah itu. Memberikannya perlindungan.

Hanya delapan pekan kemudian, penampilan bocah itu tak lagi bisa dikenali. Tubuhnya makin montok, pipinya tembem, ia difoto sedang tersenyum dan bermain dengan anak-anak lain. Dan anak itu kini punya nama: Hope.

https://goo.gl/2QOISL

“Aku berkata kepadamu, sesungguhnya segala sesuatu yang kamu lakukan untuk salah seorang dari saudara-Ku yang paling hina ini, kamu telah melakukannya untuk Aku.” (Matius 25:40)

 

[RH] Perilaku Anak-anak pada Hari Sabat

0

“lngatlah dan kuduskanlah hari Sabat. . . Tetapi hari ketujuh adalah hari Sabat TUHAN. Allahmu; maka jangan melakukan sesuatu pekerjaan, engkau atau anakmu laki-laki, atau anakmu perempuan” (Keluaran 20:8, 10).

[AkhirZaman.org] Rumah Allah sudah dinodai dan hari Sabat dilanggar oleh anak-anak umat yang percaya Sabat. Mereka berlari ke rumah, bermain, berbicara, dan mempertunjukkan watak mereka yang jahat dalam pertemuan-pertemuan di mana para rasul sudah bertemu bersama untuk memuliakan Allah dan untuk menyembah Dia dalam keindahan kekudusan. Tempat yang seharusnya kudus, di mana yang kudus itu seharusnya bertakhta, dan di mana seharusnya ada pengaturan yang sempurna, kerapian, dan kerendahan hati, telah dijadikan sebagai suatu Babel yang sempurna dan suatu tempat di mana kekacauan, ketidakteraturan, dan ketidakrapian berkuasa. Hal ini sudah cukup untuk menutup Allah dari kumpulan jemaah kita dan menyebabkan murka-Nya bangkit, sehingga Ia tidak senang untuk pergi bersama bala tentara lsrael untuk bertempur melawan musuh-musuh kita.

Allah tidak akan memberikan kemenangan dalam pertemuan di________ Musuh-musuh iman kita bersorak. Allah menjadi tidak senang. Kemarahan-Nya menjadi murka karena rumah-Nya telah dibuat menjadi seperti Babel . . .

Di atas setiap hal, jagalah anak-anakmu supaya setia pada hari Sabat. Janganlah biarkan mereka melanggar hal itu, karena kamu juga akan melanggarnya apabila kamu membiarkan anak-anakmu melanggarnya. Ketika kamu membiarkan anak-anakmu untuk bermain pada hari Sabat, Allah memandang kamu sebagai seorang pelanggar perintah. Kamu melanggar Sabat-Nya.—Manuscript 3, 1854.

Mereka [seluruh keluarga] dalang ke meja tanpa humor. Suara yang aktif dan penikaian jangan diizinkan dalam pekan itu; tetapi pada hari Sabat semua akan beribadah dengan tenang. Jangan ada perintah-perintah dengan nada yang keras terdengar pada waktu itu; tetapi pada hari Sabat harus dijaga benar. lni adalah hari yang kudus mllik Allah, hari di mana la sudah pisahkan untuk memperingati pekerjaan-pekerjaan kreatif-Nya, suatu hari yang la sudah kuduskan dan berkati.—Manuscaript 57, 1897.

Saya berkata kepada orang-orang yang menyatakan diri sebagal umat Advent Hari Ketujuh: Bisakah kamu menyangkal meterai Allah yang hidup? Dapatkah kamu menyangkal bahwa kamu disucikan oleh kebenaran? Kami tidak bisa, sebagai suatu umat, nyatakanlah hukum Allah menonjol di depan sebagaimana seharusnya. Kita berada dalam bahaya bila melakukan kesenangan kita sendiri pada hari Sabat.—-Letter 258, 1907.

(3SM 257, 258)

 

PARA PENATALAYAN ALLAH

0

Kita harus Mengakui Hak Kepunyaan Allah.
[AkhirZaman.org] Menjadi dasar kejujuran dalam usaha dan keberhasilan sejati ialah pengakuan akan hak kepunyaan Allah sebagai Khalik alam semesta. Dialah Khalik Pencipta segala sesuatu, Dia adalah pemilik sejati dari segala sesuatu itu. Kita adalah sekedar juru kunci-Nya. Segala sesuatu yang akan digunakan sesuai dengan petunjuk-Nya.

Ini adalah suatu tugas kewajiban yang dipercayakan kepada setiap makhluk manusia. Ini ada kaitannya kepada segenap kegiatan umat manusia. Apakah kita mengakui itu atau tidak, kita adalah juru kunci, yang diperlengkapi dengan bakat dan talenta oleh Allah serta ditempatkan di dunia ini luntuk melakukan sesuatu pekerjaan yang ditentukan oleh-Nya.

Uang itu bukanlah milik kita. Rumah, tanah, lukisan, perabot, pakaian, dan barang mewah, semua itu bukanlah kepunyaan kita. Kita adalah musafir, kita adalah orang asing. Hanya kita diberikan kuasa untuk menggunakan benda-benda itu bagi keperluan kesehatan dan kehidupan kita….Berkat-berkat sementara itu diberikan kepada kita sekedar yang dipercayakan saja untuk membuktikan bahwa kita dapat dipercayai dengan harta kekayaan abadi itu. Jikalau kita bertekun dalam ujian pembuktian Allah itu kemudian kita akan memperoleh harta kekayaan yang sungguh-sungguh dibeli itu, yang akan menjadi milik kita sendiri, yaitu kemuliaan, penghormatan, dan keabadian.

Kita Harus Memberi Pertanggungjawaban.
Kalau saja anggota mau menggunakan uang yang dipercayakan kepada mereka itu dalam pekerjaan Allah, yaitu yang mereka gunakan untuk memuaskan keinginan hati mereka yang bersifat mementingkan diri sendiri dan untuk membiayai berhala kegemaran mereka yang tidak senonoh itu, maka mereka sudah mengumpulkan kekayaan di surga dan sudah melakukan pekerjaan yang diminta oleh Allah mereka lakukan. Tetapi sebagaimana orang kaya yang di dalam perumpamaan itu, mereka hidup dalam kemewahan. Uang yang telah dipinjamkan kepada mereka oleh Allah, yang dipercayakan untuk digunakan demi kemuliaan nama-Nya itu mereka boroskan. Mereka tidak berhenti sejenak untuk memikirkan pertanggungjawaban mereka kepada Allah. Mereka tidak berhenti sejenak untuk merenungkan bahwa tidak lama lagi akan ada hari perhitungan saat mana mereka wajib memberikan pertanggungjawaban tentang tugas mereka sebagai penatalayan.

Kita harus selalu mengingat bahwa pada hari pehukuman nanti, kita harus menghadapi catatan mengenai cara-cara kita memakai uang Allah. Telah banyak digunakan untuk kesenangan diri sendiri, memuaskan keinginan diri sendiri yang sebenarnya digunakan tidak membawa kebaiakan yang sebenarnya, tetapi membawa celaka yang pasti. Kalu saja kita menyadari bahwa Allah itu adalah pemberi segala sesuatu yang baik, yang uang itu adalah kepunyaan-Nya, maka wajiblah kita bijaksana menggunakannya sesuai dengan kehendak-Nya yang suci itu. Dunia ini, adat kebiasaannya, segala modernya bukanlah menjadi standar kita. Kita tidak mempunyai keinginan untuk menyesuaikan diri dengan kebiasaannya. Kita tidak membiarkan kecenderuangan hati kita itu menguasai kita.

Dalam penggunaannya, uang kita itu dapat kita manfaatkan sebagai alat pembina kerohanian dengan menganggap sebagai harta yang kudus yang sedang dipercayakan, yang tidak boleh dipakai untuk membina kesombongan, membiayai segala sesuatu yang tidak berfaedah, seperti kesia-siaan, selera atau nafsu kita.

Kepada saya pernah ditunjukkan bahwa para malaikat pencatat yang setia itu selalu mencatat setiap persembahan yang dipersembahkan kepada Allah dan dimasukkan ke dalam perbendaharaan dan juga hasil terakhir dari persembahan yang diberikan itu. Motivasi dalam memberikan itu juga dicatat.

Pemberian Keluarga secara Teratur.
give save spend CopyBiarlah masing-masing mengulurkan tangannya untuk menyimpan, sebagaimana Allah telah memberikan kemakmuran.” Setiap anggota keluarga, mulai dari yang paling tua sampai kepada yang paling muda dapat mengambil bagian dalam pekerjaan memberi secara sistematis….Rencana memberi dengan sistematis dan teratur ini menjadi perlindungan yang aman bagi tiap-tiap keluarga terhadap penggodaan barang yang tidak terlalu perlu, menjadi berkat bagi kaum hartawan dengan menjaga mereka supaya jangan manja dalam peborosan.

Setiap minggu tuntutan Allah kepada masing-masing keluarga diingatkan oleh setiap anggota untuk melaksanakan pemberian secara teratur sesuai dengan rencana. Sementara mereka sudah menyangkal diri dalam penggunaan yang terlalu banyak uang, sehingga mereka dapat memasukkan uang ke dalam perbendaharaan Tuhan, pelajaran yang berharga mereka peroleh karena penyangkalan diri demi kemuliaan Allah. Sekali seminggu masing-masing dihadapkan dengan perbuatannya dari minggu yang lalu, penghasilan yang didapatnya tidak dipunyainya lagi karena dia memboroskannya. Angan-angan hatinya terkekang di hadapan Allah atau seseorang menegur atau menuduh dia. Ia mengetahui kalau pikirannya mau tetap tenteram dan mendapat keridlaan Allah, ia harus makan, minum dan berpakaian demi kemuliaan-Nya.

Utamakan Tuntutan Allah.
Apa yang dituntut Allah harus diutamakan terlebih dahulu. Kita bukan melakukan kehendak-Nya kalau kita hanya baktikan kepada-Nya sisa-sisa penghasilan kita, setelah semua keperluan kita sampai kepada yang sebenarnya tidak begitu penting kita penuhi. Sebelum pendapatan kita itu dibelanjakan, kita harus mengasingkan sebagian dan mempersemgahkan kepada-Nya bagian yang diruntut-Nya. Menuntut pereturan perbaktian pada zaman Israel dahulu kala bahwa sesuatu persembahkan syukur terus-menerus dibakar di atas mezbah, ini menunjukkan kewajiban yang tidak ada akhirnya kepada Allah. Kalau kita berhasil dalam bidang usaha kita sehari-hari, itu semuanya adalah karena Allah memberkati dia, sebagian dari pendapatan ini harus diamalkan kepada fakir miskin dan sebagian besar harus dibaktikan menunjang pekerjaan Allah. Apabila bagian yang dituntut Allah itu sudah diserahkan kepada-Nya, maka bagian yang sisa itu niscaya dikuduskan serta diberkati oleh-Nya sementara kita menggunakannya. Tetapi bilamana seseorang merampok Allah dengan menahan bagian yang dituntut oleh-Nya itu, maka laknat-Nya nicaya datang ke atas seluruh pendapatan itu.

Kalau benar-benar kita mewakili tabiat Kristus, maka setiap unsur mementingkan diri harus dibuang dari dalam jiwa. Dalam melaksanakan pekerjaan yang sudah dipercayakan-Nya kepada kita, maka kita harus menyerahkan segala sesuatu yang dapat kita hemat. Kemiskinan duka dalam banyak keluarga perlu kita perhatikan, demikian juga kesengsaraan dan penderitaan haruslah ditolong. Kita hanya mengtahui sedikit penderitaan manusia yang ada di sekeliling kita. Tetapi apabila kita mempunyai kesempatan, haruslah kita siap memberi pertolongan langsung kepada orang-orang yang sudah sangat terdesak.

Memboroskan uang dalam kemewahan berarti merampas dari fakir miskin, yang tadinya perlu dipakai untuk membekali mereka dengan makanan dan pakaian. Itu berarti bahwa uang yang dibelanjakan untuk memuaskan selera, kesombongan dalam pakaian dan perabot serta perhiasan dapat meringankan duka cita banyak keluarga yang melarat dan menderita sengsara. Para penatalayan Allah haruslah membantu orang-orang yang tidak mampu.

Obat dari Allah untuk Menyembuhkan Sifat Mementingkan Diri dan Keserakahan
Memberi merupakan buah penyangkalan diri itu adalah suatu keuntungan bagi pihak pemberi. Perbuatan itu mendidik kita supaya kita dapat memahami pekerjaan Dia yang dahulu suka mengamalkan kebajikan, menolong orang yang menderita dan mencukupkan keperluan orang yang tidak mampu.

Memberi dengan teratur dan yang didorong oleh roh penyangkalan diri, adalah obat dari Allah untuk melawan dosa yang bagaikan kanker, yaitu sifat mementingkan diri dan sifat serakah. Allah telah menyusun rencana untuk memberi secara sistematis untuk membiayai pekerjaan-Nya dan meringankan kebutuhan orang yang sedang menderita dan yang berkekurangan. Ia telah menetapkan bahwa dosa keserakahan yang berbahaya untuk menyesatkan. Memberi dengan terus-menerus sangat berfaedah melumpuhkan keserakahan yang membawa maut itu. Memberi secara teratur itu dimaksudkan Allah untuk menarik kekayaan orang yang serakah itu, sebagaimana cepatnya mereka memperolehnya dan menyerahkan itu kepada Allah, pemilik yang sesungguhnya dari segala harta kekayaan tersebut….

Pelaksanaan yang tepat dari rencana memberi dengan teratur itu sungguh melumpuhkan sifat serakah dan menguatkan sifat suka memberi dengan teratur. Kalau kekayaan manusia semakin bertambah-tambah, dan walaupun menyebut dirinya beribadat mengikatkan hatinya kepada kekayaan itu; dan semakin besar kekayaan mereka, maka makin kecil jumlah pemberian mereka ke dalam perbendaharaan Tuhan. Demikianlah caranya kekayaan itu menjadikan orang menjadi kikir, dan demikianlah pula caranya penimbunan kekayaan memupuk sifat serakah. Sifat yang buruk ini menjadi kuat oleh karena dipupuk dengan aktif, Allah mengetahui bahaya yang kita hadapi, itulah sebabnya disediakan alat yang melindungi kita untuk mencegah tidak binasa. Ia menuntut supaya kita giatkan memberi secara teratur, dengan demikian kebiasaan melakukan kebajikan dapat melawan daya pendorong kebiasaan untuk melakukan hal yang sebaliknya.

 

-RTA

[RH] Tuntunan dalam Memelihara Sabat

0

“Berfirmanlah TUHAN kepada Musa: ‘Katakanlah kepada orang Israel, demikian: Akan tetapi hari-hari Sabat-Ku harus kamu pelihara, sebab itulah peringatan antara Aku dan kamu, turun-temurun, sehingga kamu mengetahui, bahwa Akulah TUHAN, yang menguduskan kamu”’ (Keluaran 31: 12, 13).

[AkhirZaman.org] Sabat adalah tanda kesetiaan bagi dunia. Dari tiang awan “Berfirmanlah TUHAN kepada Musa: ‘Katakanlah kepada orang Israel, demikian: Akan tetapi hari-hari Sabat-Ku harus kamu pelihara, sebab itulah peringatan antara Aku dan kamu, turun-temurun, sehingga kamu mengetahui, bahwa Akulah TUHAN, yang menguduskan kamu”’ (Keluaran 31:12, 13).

Sabat adalah suatu ikrar yang diberikan Allah kepada manusia—suatu tanda hubungan antara sang Pencipta dan ciptaan-Nya. Oleh memelihara tanda peringatan penciptaan dunia ini selama enam hari itu dan hari istirahat sang Pencipta pada hari ketujuh, oleh menjaga hari Sabat supaya suci, menurut petunjuk-petunjuk-Nya, orang-orang Israel akan mengumandangkan kepada dunia kesetiaan mereka hanya kepada satu-satunya Allah yang benar dan hidup, Penguasa alam semesta. Oleh memelihara Sabat yang benar orang-orang Kristen akan selalu membawakan kepada dunia kesaksian yang setia tentang pengetahuan mereka akan Allah yang benar dan hidup yang berbeda dari semua allah-allah palsu, karena Tuhan atas hari Sabat adalah Pencipta langit dan bumi, Oknum yang diagungkan di atas segala allah.

“Haruslah kamu pelihara hari Sabat, sebab itulah hari kudus bagimu; siapa yang melanggar kekudusan hari Sabat itu, pastilah ia dihukum mati, sebab setiap orang yang melakukan pekerjaan pada hari itu, orangitu harus dilenyapkan dari antara bangsanya. . .Tetapi pada hari yang ketujuh haruslah ada sabat, hari perhentian penuh, hari kudus bagi TUHAN. . . . Enam hari lamanya boleh dilakukan pekerjaan, tetapi pada hari yang ketujuh haruslah ada sabat, hari perhentian penuh, hari kudus bagi TUHAN: setiap orang yang melakukan pekerjaan pada hari Sabat, pastilah ia dihukum mati. Maka haruslah orang Israel memelihara hari Sabat, dengan merayakan sabat, turun-temurun, menjadi perjanjian kekal. Antara Aku dan orang Israel maka inilah suatu peringatan untuk selama-lamanya, sebab enam hari lamanya TUHAN menjadikan langit dan bumi, dan pada hari yang ketujuh Ia berhenti bekerja untuk beristirahat” (ayat 14-17). Manuscript 122, 1901.

(3SM 256, 257)

 

[RH] Reformasi dalam Hal Berpakaian (Bagian 2)

0

“Sehingga kamu telah menjadi teladan untuk semua orang yang percaya. . . (1 Tesalonika 1:7).

[AkhirZaman.org] Beberapa orang sudah menganggap bahwa pola yang diberikan merupakan suatu pola yang akan diterima semua. Hal ini tidaklah demikian.

Tetapi sesuatu yang sederhana akan menjadi paling baik yang kita bisa terima dalam siatuasi tersebut. Tidak satu model yang persis pun yang sudah diberikan kepada saya sebagai suatu aturan yang pasti untuk menuntun semua dalam cara berpakaian. . . . 

Pakaian-pakaian yang sederhanalah seharusnya dikenakan. Ujilah talentamu, saudari-saudari, dalam reformasi yang penting ini. Umat Allah akan berhadapan dengan semua ujian yang mereka bisa tanggung. Pertanyaan tentang hari Sabat adalah suatu ujian yang akan muncul kepada seluruh dunia. Tetapi kita tidak memiliki apa-apa untuk dinyatakan sekarang ini sebagai suatu ujian bagi umat Allah yang akan membuat lebih dalam pengujian yang mereka sudah miliki. Musuh itu akan senang untuk membangkitkan isu-isu sekarang ini untuk menyimpangkan pikiran orang-orang dan membuat mereka berada dalam pertentangan perihal cara berpakaian.

Biarlah saudari-saudari kila berpakaian sederhana, seperti yang banyak orang lakukan, dengan pakaian dari bahan yang baik, tahan, sederhana, cocok dengan usia, dan janganlah perbincangan tentang pakaian mengisi pikiran terus-menerus.

Ada beberapa orang yang walaupun dengan semua terang Firman Allah namun tidak taat terhadap petunjuk-petunjuk-Nya. Mereka akan menuruti selera mereka sendiri dan berbuat sebagaimana yang mereka sukai. Hal ini memberikan contoh yang keliru bagi orang-orang muda, dan mereka yang baru datang kepada kebenaran, praktik ini membuat suatu hal dalam meniru setiap gaya berpakaian dan berhias yang memakan waktu dan uang, dan hanya sedikit perbedaan anlara cara mereka berpakaian dan cara duniawl.

Biarlah saudari-saudari kita menyimak Firman Allah bagi dlri mereka. Jangan melakukan reformasi bagi orang lain sampai kamu sendiri melakukannya; karena kamu tidak akan berhasil; kamu tidak bisa mengubah hati. Pekerjaan Floh Allah dari dalam akan menunjukkan suatu perubahan di luar. Mereka yang tidak taat terhadap pernyataan-pernyataan paling sederhana dari inspirasi ini berarti tidak mendengar dan menerima, dan bertindak menuruti cara-cara manusiawi yang menuntun secara pasti penyembahan berhala, tidak berhias, tidak sederhana, tidak rapi dan tidak layak yang dengan cara itu membuat mereka aneh atau ganjil. Mereka terus-menerus membukakan dlri mereka oleh tetap menggunakan warna-warna dunia.

Seluruh masa percobaan kita adalah sangat singkat, dan suatu pekerjaan yang pendek akan dilakukan di bumi. Pengujian Allah sendiri akan datang; Pengesahan-Nya akan menjadi jelas dan pasti. Biarlah setiap jiwa merendahkan dirinya di hadapan Allah, dan bersiap bagi apa yang di hadapan kita.—Letter 19, 1897.

 

(3SM 254, 255)

 

[RH] Reformasi dalam Hal Berpakaian (Bagian 1)

0

“Semua pekerjaan yang mereka lakukan hanya dimaksud supaya dilihat orang; mereka memakai tali sembahyang yang lebar dan jumbai yang panjang; mereka suka duduk di tempat terhormat dalam perjamuan dan di tempat terdepan di rumah ibadat” (Matius 23:5, 6).

[AkhirZaman.org] Kita sedang mendekati penutupan sejarah dunia ini. Suatu kesaksian yang langsung dan jelas, sekarang ini dibutuhkan, sebagaimana yang diberikan dalam Firman Allah, sehubungan dengan kesederhanaan dalam berpakaian.

lni akan menjadi beban kita. Tetapi sekarang terlalu terlambat untuk lebih menaruh perhatian dalam membuat pengujian terhadap perkara ini. Kerinduan untuk mengikuti Kristus adalah suatu pekerjaan yang mudah dalam semua kerendahan hati, yang mempersiapkan pikiran, yang memurnikan tabiat, bukan oleh apa pun..Saudari-saudari kita boleh diyakinkan bahwa Tuhan belum memberi petunjuk bagi mereka untuk membuat suatu pengujian sebagai suatu berkat, bilamana oleh banyak orang dibenci dan dianggap sebagai suatu kutuk.

Reformasi berpakaian, yang telah dianjurkan,* membuktikan suatu perjuangan dalam setiap langkah. Para anggota gereja, menolak untuk menerima pola berpakaian yang menyehatkan ini, menyebabkan perpecahan dan kekacauan. Pada beberapa orang tidak ada keseragaman dan selera dalam mempersiapkan pakaian sebagaimana yang dengan jelas telah dipersiapkan di hadapan mereka. lni penting untuk dibicarakan. Hasilnya adalah bahwa ciri-ciri [pola pakaian] yang bisa ditolak, celana panjang, bisa ditinggalkan. Beban dalam mendukung reformasi berpakaian telah dihapus karena yang dinyatakan sebagai suatu berkat kini berubah menjadi suatu kutuk.

Ada beberapa hal yang membuat reformasi berpakaian itu suatu berkat khusus. Sehubungan dengan lipatan-lipatan yang menyolok yang kemudian menjadi model, tidak mungkin bisa dipakai. Baju-baju dengan rok panjang yang sampai ke tanah dan yang menyapu debu di jalan tidak bisa menjadi teladan. Tetapi model yang lebih cocok dalam hal berpakaian yang kini dapat dlterima karena tidak berpaut dengan ciri-ciri yang bisa ditolak. Model dalam berpakaian yang mengikuti tren zaman boleh disingkirkan dan seharusnya begtu oleh semua yang membaca Firman Allah. Waktu yang dihabiskan untuk mendukung reformasi berpakaian seharusnya digunakan untuk mempelajari Firman Allah.

Pakaian bagi umat kita seharusnya dibuat paling sederhana. Boleh menggunakan rok dengan kantong saku, sebagaimana yang sudah saya sebutkan—bahwa bukan hanya model itu saja dan tidak ada lain yang akan ditetapkan, tetapi suatu model yang sederhana sebagaimana yang diwakili dalam cara berpakaian [Kristiani].

* “Reformasi berpakaian” yang didukung dan diadopsi tahun 1860-an dirancang oleh suatu kelompok wanita Advent Hari Ketujuh dalam suatu upaya untuk menyediakan suatu cara berpakaian yang sehat, sederhana, nyaman dan rapi dengan terang yang diberikan kepada Ellen White, yang sangat diperlukan. Lihat Story of Our Health Message, hlm. 112-130.—PENYUSUN.

(3SM 253, 254)

 

UMAT ALLAH DILEPASKAN (2)

0

[AkhirZaman.org] Dengan jelas sekali para imam dan para penguasa mengingat kembali peristiwa-peristiwa Golgota. Dengan ketakutan yang menggetarkan mereka mengingat bagaimana mereka dengan menggoyang-goyangkan kepala dengan ejekan kesetanan, berkata, “Orang lain Ia selamatkan, tetapi diri-Nya sendiri tidak dapat Ia selamatkan! Ia Raja Israel? Baiklah Ia turun dari salib itu dan kami akan percaya kepada-Nya. Ia menaruh harapan-Nya pada Allah, baiklah Allah menyelamatkan Dia, jika Allah berkenan kepada-Nya.’ (Mat. 27:42,43).

Dengan terang mereka mengingat kembali perumpamaan Juru Selamat mengenai para petani penggarap yang menolak memberikan kepada tuannya buah dari kebun anggur, dan yang memperlakukan secara kasar hamba-hambanya dan membunuh anak tuannya. Juga mereka mengingat keputusan yang mereka sendiri umumkan: Tuan dari kebun anggur “akan membinasakan orang-orang fasik dengan menyedihkan.” Dalam dosa dan hukuman orang-orang yang tidak setia itu, para imam dan tua-tua melihat perjalanan dan nasib mereka sendiri. Dan sekarang terdengarlah tangisan penderitaan fana. Lebih nyaring dari teriakan “Salibkanlah Dia! Salibkanlah Dia!” yang terdengar di jalan-jalan Yerusalem, terdengarlah raungan keputusasaan yang mengerikan, “Ia adalah Anak Allah! Ia adalah Mesias yang sebenarnya!” Mereka berusaha melarikan diri dari hadapan Raja segala raja itu. Dengan sia-sia mereka berusaha mencoba bersembunyi di dalam gua-gua di tanah, yang reka-retak karena beradunya elemen-elemen bumi.

Dalam kehidupan semua orang yang menolak kebenaran, ada saat-saat di mana hati nurani mereka dibangunkan, di mana ingatan menampilkan kenangan-kenangan yang menyiksa perasaan mengenai suatu kehidupan kemunafikan, dan jiwa diganggu oleh penyesalan-penyesalan yang sia-sia. Tetapi apalah artinya ini dibandingkan dengan penyesalan yang mendalam pada hari itu “apabila kedahsyatan datang ke atasmu seperti badai!” (Ams. 1:27). Mereka yang bermaksud membinasakan Kristus dan umat-Nya yang setia, sekarang menyaksikan kemuliaan yang turun ke atas Kristus dan umat-Nya itu. Di tengah-tengah ketakutan mereka, mereka mendengar suara orang-orang kudus dalam nada sukacita berseru, “Sesungguhnya inilah Allah kita, yang kita nanti-nantikan supaya kita diselamatkan.” (Yes. 25:9).

Di tengah-tengah bumi yang sedang bergoyang, sambaran kilat dan deru halilintar, suara Anak Allah memanggil orang-orang kudus yang sedang tidur. Ia memandang kepada kuburan orang-orang benar, lalu mengangkat tangannya ke langit dan berseru, “Bangun, bangun, bangun, kamu yang tidur di lebu tanah, bangkitlah!” “Hai orang-orang yang sudah dikubur di dalam tanah bangkitlah dan bersorak-sorai!” (Yes. 26:19). Dari seluruh penjuru dunia ini orang mati mendengar suara itu, dan mereka yang mendengar akan hidup. Dan seluruh dunia dipenuhi dengan bunyi derap langkah pasukan yang amat besar yang terdiri dari segenap bangsa, suku, bahasa dan kaum. Dari penjara maut mereka keluar, berpakaikan kemuliaan kekal, berseru, “Hai maut, dimanakah kemenanganmu? Hai maut, dimanakah sengatmu?” (1 Kor. 15:55). Dan orang-orang benar yang masih hidup dan orang-orang kudus yang dibangkitkan itu menyatukan suara mereka dalam pekik kemenangan yang panjang penuh kegembiraan.

Semua keluar dari kubur dengan perawakan yang sama pada waktu mereka dimasukkan ke dalam kubur. Adam, yang berdiri di antar orang-orang yang dibangkitkan itu, adalah seorang yang tinggi dengan bentuk yang mulia, dengan perawakan sedikit lebih rendah dari Anak Allah. Ia memperlihatkan suatu perbedaan yang menyolok dibandingkan dengan generasi yang kemudian. Dalam satu hal ini saja telah tampak kemerosotan luar biasa umat manusia. Tetapi semuanya bangkit dengan kesegaran dan tenaga kemudaan kekal. Pada mulanya, manusia diciptakan dalam keserupaan dengan Allah, bukan saja dalam tabiat, tetapi juga dalam bentuk dan roman wajah. Dosa merusakkannya dan hampir melenyapkan citra atau gambaran ilahi itu; tetapi Kristus datang untuk mengembalikan apa yang telah hilang. Ia akan mengubahkan tubuh kita yang hina ini dan membentuknya menjadi serupa dengan tubuh-Nya yang mulia. Tubuh yang fana dan korup, tidak enak dipandang yang sekali telah dicemari dosa, menjadi sempurna, cantik dan baka. Semua noda cacad telah ditinggalkan di dalam kubur. Dipulihkan kepada pohon kehidupan yang ada di taman Firdaus yang telah lama hilang itu, umat tebusan “akan berjingkrak-jingkrak” (Mal. 4:2) bertumbuh kepada perawakan penuh manusia pada kemuliaan permulaan dunia dijadikan. Bekas-bekas terakhir kutuk dosa akan dihilangkan, dan umat Kristus yang setia akan tampak “dalam kemuliaan Tuhan, Allah kita,” di dalam pikiran, jiwa dan tubuh memantulkan gambar sempurna Tuhan mereka. O, penebusan yang ajaib! yang telah lama dibicarakan, telah lama diharapkan dan direnungkan dengan kerinduan yang mendalam, tetapi yang tidak pernah dimengerti sepenuhnya.

Orang benar yang masih hidup “diubahkan dalam sekejap mata.” Pada waktu Allah bersuara mereka telah dimuliakan, dan dengan bangkitnya orang-orang kudus mereka diangkat untuk menemui Tuhan mereka di awang-awang. Malaikat-malaikat “mengumpulkan orang-orang pilihan dari keempat penjuru mata angin, dari ujung langit yang satu ke ujung langit yang lain.” Anak-anak kecil dibawa oleh malaikat-malaikat suci keharibaan ibu mereka. Teman-teman yang sudah lama dipisahkan oleh kematian dipersatukan, tidak pernah lagi akan berpisah, dan dengan nyanyian kesukaan naik bersama-sama ke dalam kota Allah.

Pada kedua sisi kereta kencana awan itu terdapat sayap-sayap dan di bawahnya ada roda-roda hidup, dan sementara kereta kencana itu bergerak menuju ke atas, roda-roda itu berbunyi, “Kudus,” dan sayap-sayap itu berbunyi “Kudus, kudus, kudus Tuhan Allah Yang Mahakuasa.” Dan umat yang ditebus itu berseru, “Haleluyah!” sementara kereta itu terus bergerak menuju Yerusalem Baru.

Sebelum memasuki kota Allah, Juru Selamat menganugerahkan kepada para pengikut-Nya lambang kemenangan dan menyematkan kepada mereka lencana kerajaan. Barisan arak-arakan yang berkilauan itu di tarik ke atas dalam bentuk lekuk segiempat mengelilingi Raja mereka, yang bentuk perawakan-Nya lebih tinggi mengatasi orang-orang kudus dan malaikat, yang wajah-Nya bercahaya kepada mereka penuh dengan kasih yang besar. Rombongan besar umat tebusan yang tak terhitung banyaknya itu menujukan pandangan mereka kepada-Nya, setiap mata memandang kemuliaan Dia yang “tampang-Nya telah dirusakkan lebih dari manusia manapun dan bentuk-Nya melebihi anak-anak manusia.” Di atas kepala orang-orang yang menang, Yesus dengan tangan kanan-Nya sendiri meletakkan mahkota kemuliaan. Ada mahkota bagi setiap orang yang bertuliskan “nama baru” (Wah. 2:17) masing-masing, dan tulisan yang berbunyi “Kekudusan bagi Tuhan.” Kepada setiap tangan diberikan daun palem kemenangan dan kecapi yang bercahaya. Kemudian, pada waktu pemimpin malaikat memainkan lagu, setiap tangan memetik tali kecapi dengan mahirnya, menghasilkan musik yang bersuara lembut merdu. Kegembiraan yang tidak terkatakan menggetarkan setiap hati, dan setiap suara diangkat dalam pujian syukur, “Bagi Dia, yang mengasihi kita dan yang telah melepaskan kita dari dosa kita oleh darah-Nya — dan yang telah membuat kita menjadi suatu kerajaan, menjadi imam-imam bagi Allah, Bapa-Nya, — bagi Dialah kemuliaan dan kuasa selama-lamanya. Amin.” (Wah. 1:5,6).

ilstrasi yesus CopyDi hadapan umat tebusan tampaklah kota suci itu. Yesus membuka lebar-lebar pintu-pintu gerbang mutiaranya dan bangsa-bangsa yang telah memelihara kebenaran masuk ke dalamnya. Di sana mereka memandang Firdaus Allah, tempat kediaman Adam sebelum ia berdosa. Kemudian suara itu, yang lebih merdu dari musik manapun yang pernah didengar telinga fana, terdengar berkata, “Perjuanganmu telah berakhir.” “Marilah, hai kamu yang diberkati Bapa-Ku, warisilah kerajaan yang disediakan bagimu sejak dunia dijadikan.”

Sekarang digenapilah doa Juru Selamat bagi murid-murid-Nya, “Ya Bapa, Aku mau supaya di manapun Aku berada, mereka juga berada bersama-sama dengan Aku, mereka yang telah Engkau berikan kepada-Ku.” (Yoh. 17:24). “Tak bernoda dan penuh kegembiraan di hadapan kemuliaan-Nya.” (Judas 24). Dalam mempersembahkan mereka yang dibeli dengan darah-Nya kepada Bapa, Kristus berkata, “Sesungguhnya, inilah Aku dan anak-anak yang telah diberikan Allah kepada-Ku.” (Iber. 2:13). “Yang Engkau telah berikan kepada-Ku, Aku telah menjaga mereka.” (Yoh. 17:12). Oh, betapa ajaibnya kasih yang menebus itu! Kesukaan besar saat itu bilamana Bapa, memandang mereka yang sudah ditebus itu, akan melihat gambar-Nya, perselisihan karena dosa dihapuskan, kutukan dosa dibuangkan, dan sekali lagi manusia selaras dengan ilahi.

Dengan kasih yang tak terkatakan, Yesus menyambut umat-Nya yang setia kepada “kesukaan Tuhan mereka.” Kesukaan Juru Selamat adalah dalam melihat jiwa-jiwa yang telah diselamatkan oleh penderitaan dan kehinaan-Nya ke dalam kerajaan kemuliaan. Dan yang ditebus itu akan turut mendapat bagian dalam kesukaan-Nya, sebagaimana mereka lihat di antara orang-orang yang diberkati, mereka yang telah dimenangkan kepada Kristus melalui doa-doa mereka, usaha-usaha mereka dan pengorbanan kasih mereka. Sementara mereka berkumpul di sekeliling takhta putih yang agung itu, kegembiraan yang tak terkatakan akan memenuhi hati mereka, pada waktu mereka memandang orang-orang yang telah mereka menangkan bagi Kristus, dan melihat bahwa seseorang telah memenangkan yang lain, dan juga masih yang lain lagi, semuanya dibawa ke pelabuhan yang tenang. Di sana mereka meletakkan mahkota mereka di kaki Yesus, dan memuji Dia selama-lamanya.

Sementara umat yang sudah ditebus disambut ke dalam kota Allah, berkumandanglah di udara sorak pujian. Dua Adam sudah hampir bertemu. Anak Allah berdiri dengan mengedangkan tangan untuk menerima bapa umat manusia, — makhluk yang diciptakan-Nya, yang telah berdosa terhadap Pencipta-Nya, dan yang dosanya telah memberikan tanda-tanda penyaliban di tubuh Juru Selamat. Pada waktu Adam melihat dengan jelas bekas-bekas paku yang kejam itu, ia tidak merebahkan dirinya di pangkuan Tuhan-Nya, tetapi dalam kerendahan menjatuhkan dirinya di kaki-Nya sambil berseru, “Layaklah Anak Domba yang tersembelih itu!” Dengan lembut Juru Selamat mengangkat dia berdiri, dan menyuruhnya untuk melihat sekali lagi rumah taman Firdaus, dari mana ia telah lama terbuang.

Setelah ia diusir dari taman Firdaus, kehidupan Adam di dunia ini telah dipenuhi dengan kesedihan. Setiap daun yang mati, setiap korban persembahan, setiap kutukan pada wajah alam yang indah, setiap noda pada kemurnian manusia, semuanya mengingatkan dosa-dosanya. Sangat mengerikan penderitaan penyesalan itu pada waktu ia melihat kejahatan merajalela, dan dalam jawaban kepada amaran-amaran-Nya, menghadapi teguran-teguran yang dilemparkan kepadanya sebagai penyebab dosa. Dengan kesabaran dan kerendahan hati ia menanggung hukuman pelanggaran hampir seribu tahun lamanya. Dengan setia ia menyesali dosa-dosanya dan berharap kepada jasa-jasa Juru Selamat yang dijanjikan, dan ia mati di dalam pengharapan akan suatu kebangkitan. Anak Allah menebus kegagalan dan kejatuhan manusia, dan sekarang, melalui pekerjaan pendamaian, Adam dikembalikan kepada kedudukannya yang semula.

Dengan diliputi sukacita ia memandang pepohonan yang dahulu pernah menjadi kesenangannya, — pohon-pohon yang buahnya dikumpulkannya sendiri pada waktu ia masih belum berdosa dan masih dalam kesukaan. Ia melihat pokok anggur yang telah dirawatnya sendiri dengan tangannya sendiri, dan bunga-bunga yang pada suatu waktu ia senang memeliharanya. Pikirannya menangkap realitas pemandangan itu. Ia mengerti bahwa sesungguhnya inilah Eden (Firdaus) yang telah dipulihkan, sekarang lebih indah daripada waktu ia dihalau dari dalamnya. Juru Selamat menuntunnya ke pohon kehidupan, dan memetik buahnya yang mulia, lalu menawarkannya kepada Adam untuk dimakan. Ia melihat ke sekelilingnya, dan melihat rombongan besar keluarganya yang telah ditebus, berdiri di Firdaus Allah. Kemudian ia meletakkan mahkotanya di kaki Yesus, dan merebahkan dirinya ke dada-Nya dan memeluk Penebus itu. Ia memetik kecapi emas dan kubah-kubah Surga menggemakan naynyian kemenangan, “Layaklah, layaklah Anak Domba yang tersembelih, namun hidup kembali!” Keluarga Adam menyanyikan nyanyian mereka sambil meletakkan mahkota mereka di kaki Juru Selamat dan tunduk di hadapan-Nya dengan pujian.

Pertemuan ini disaksikan oleh malaikat-malaikat yang menangis pada waktu kejatuhan Adam, dan bersukacita pada waktu Yesus, sesudah kebangkitan-Nya naik ke Surga, telah membuka kuburan bagi semua yang akan percaya kepada nama-Nya. Sekarang mereka melihat pekerjaan penebusan itu diwujudkan, dan mereka menyatukan suara dalam naynyian pujian.

Di atas laut kristal yang di depan takhta itu, laut kaca yang bening itu seakan-akan bercampur dengan api — begitu berkilau-kilau dengan kemuliaan Allah — berhimpunlah rombongan yang “telah mengalahkan binatang itu dan patungnya dan bilangan namanya.” (Wah. 15:2). Mereka berdiri bersama Anak Domba di Bukit Sion memegang “kecapi Allah” bersama 144,000 orang yang ditebus dari antara manusia. Dan kemudian terdengarlah, bagaikan desau air bah, dan bagaikan deru guruh yang dahsyat, “bunyi pemain-pemain kecapi yang memetik kecapinya.” (Wah. 15:1-2). Dan mereka menyanyikan “nyanyian yang baru” di hadapan takhta itu, suatu nyanyian yang tak seorangpun dapat mempelajarinya selain dari yang 144,000 orang itu. Nyanyian itu ialah nyanyian Musa dan Anak Domba, — suatu nyanyian kelepasan. Tak seorangpun, kecuali yang 144,000 orang itu, dapat mempelajari nyanyian itu, karena naynyian itu adalah nyanyian pengalaman mereka — suatu pengalaman yang tidak pernah dialami oleh rombongan lain. Mereka adalah orang-orang yang mengikuti Anak Domba itu ke mana saja Ia pergi. “Mereka ini, setelah diubahkan dari dunia ini, dari antara yang hidup, dianggap sebagai “korban-korban sulung bagi Allah dan bagi Anak Domba itu.” (Wah. 14:4). “Mereka ini adalah orang-orang yang keluar dari kesusahan besar” (Wah. 7:14), mereka telah melewati masa kesesakan seperti yang belum pernah terjadi sejak adanya suatu bangsa. Mereka telah menanggung penderitaan masa kesesakan Yakub. Mereka telah berdiri tanpa pengantara selama pelaksanaan terakhir penghakiman Allah. Tetapi mereka telah dilepaskan, karena telah “mencuci jubah mereka dan membuatnya putih di dalam darah Anak Domba.” “Di dalam mulut mereka tidak terdapat dusta, mereka tidak bercela” di hadapan Allah. “Karena mereka berdiri di hadapan takhta Allah dan melayani Dia siang dan malam di Bait Suci-Nya. Dan Ia yang duduk di atas takhta itu akan membentangkan kemah-Nya di atas mereka.” (Wah. 7:14-15). Mereka telah melihat dunia ini dilanda kelaparan dan bala sampar, matahari berkuasa menghanguskan manusia dengan panasnya yang hebat, dan mereka sendiri telah menanggung penderitaan, kelaparan dan dahaga. Akan tetapi “mereka tidak akan menderita lapar dan dahaga lagi, dan matahari atau panas terik tidak akan menimpa mereka lagi. Sebab Anak Domba yang di tengah-tengah takhta itu, akan menggembalakan mereka dan akan menuntun mereka ke mata air kehidupan. Dan Allah akan menghapus segala air mata dari mata mereka.” (Wah. 7:16-17).

Dalam segala zaman umat pilihan Juru Selamat telah dididik dan didisiplin di sekolah pencobaan. Mereka berjalan dalam jalan-jalan sempit di dunia ini. Mereka dimurnikan di dalam dapur api penderitaan. Demi Yeus mereka menanggung perlawanan, kebencian dan fitnahan. Mereka mengikuti Dia melalui pertentangan yang menyakitkan. Mereka menanggung penyangkalan diri dan mengalami kekecewaan pahit. Dari pengalaman mereka yang menyakitkan, mereka mengetahui bahayanya dosa, kuasanya, jahatnya, kutuknya, dan mereka memandangnya dengan kebencian. Suatu kesadaran akan pengorbanan yang tak terhingga yang dilakukan untuk menyembuhkan akibat-akibat dosa itu membuat mereka merendahkan hatinya dalam pandangan mereka sendiri, dan hati mereka dipenuhi dengan rasa syukur dan pujian. Mereka yang tidak pernah jatuh dalam dosa tidak bisa mengerti dan menghargainya. Mereka mengasihi dengan limpah sebab mereka telah diampuni dengan limpah. Oleh karena telah turut mengambil bahagian dalam penderitaan Kristus, mereka telah dilayakkan untuk turut ambil bagian bersama Dia dalam kemuliaan-Nya.

Bumi ilstrsi CopyPara pewaris Allah telah datang dari rumah-rumah bertingkat, dari gubuk-gubuk, dari penjara-penjara bawah tanah, dari tiang-tiang penggantungan, dari gunung-gunung, dari padang-padang gurun, dari lobang-lobang di tanah, dari gua-gua di tepi laut. Di atas dunia ini mereka menderita “kekurangan, penderitaan dan siksaan.” Berjuta-juta memasuki liang kubur dengan kehinaan, oleh karena mereka tetap teguh menolak menyerah kepada penipuan Setan. Mereka divonis sebagai penjahat-penjahat yang paling keji oleh pengadilan-pengadilan manusia. Tetapi sekarang “Allah sendirilah Hakim.” (Maz. 50:6). Sekarang keputusan-keputusan dunia menjadi terbalik. “Dan aib umat-Nya akan dijauhkan-Nya dari seluruh bumi.” (Yes. 25:8). “Orang akan menyebutkan mereka ‘bangsa kudus,’ ‘orang-orang tebusan Tuhan.'” Ia telah menentukan “untuk mengaruniakan kepada mereka perhiasan kepala ganti abu, minyak untuk pesta ganti kain kabung, nyanyian puji-pujian ganti semangat yang pudar.” (Yes. 62:12; 61:3). Mereka tidak lagi lemah, menderita, tercerai berai dan tertindas. Sejak saat ini mereka akan selalu bersama Tuhan. Mereka berdiri di hadapan takhta mengenakan jubah yang lebih mewah daripada yang pernah dipakai orang yang paling terhormat di dunia ini. Mereka dimahkotai dengan hiasan yang lebih mulia dari yang pernah diletakkan di atas kepala raja-raja dunia. Hari-hari yang menyakitkan dan tangisan sudah berakhir untuk selama-lamanya. Raja kemuliaan telah menyapu air mata dari semua wajah, dan setiap penyebab dukacita telah dibuangkan. Di tengah-tengah lambaian daun-daun palem mereka mengumandangkan nyanyian pujian yang jelas, merdu dan harmonis. Setiap suara menyanyikan lagu, hingga lagu itu memenuhi seluruh kubah Surga, “Keselamatan bagi Allah kita yang duduk di atas takhta, dan bagi Anak Domba.” Dan seluruh penghuni Surga menyambut dengan kata, “Amin! Puji-pujian dan kemuliaan dan hikmat dan syukur, dan hormat dan kekuasaan dan kekuatan bagi Allah kita sampai selama-lamanya! Amin!” (Wah. 7:10,12).

Dalam kehidupan ini kita baru saja mulai mengerti tema ajaib penebusan. Dengan pengertian yang terbatas kita boleh memikirkan dengan sangat bersungguh-sungguh kehinaan dan kemuliaan kehidupan dan kematian, keadilan dan belas kasihan, yang bertemu di kayu salib. Namun walaupun kita menggunakan kuasa pikiran kita sekuat tenaga, kita akan gagal untuk menangkap arti sepenuhnya. Panjang dan lebarnya, dalam dan tingginya kasih yang menebus itu hanya dimengerti dengan samar-samar. Rencana penebusan tidak akan dimengerti sepenuhnya, meskipun pada waktu umat yang ditebus itu melihat sebagaimana mereka dilihat dan mengetahui sebagaimana mereka diketahui, tetapi sepanjang zaman kekekalan kebenaran baru akan terus dibukakan terus menerus kepada pikiran yang penuh dengan kekaguman dan kesukaan. Meskipun kedukaan, kesakitan dan pencobaan dunia telah berakhir, dan penyebabnya telah dibuangkan, umat Allah akan selalu mempunyai pengetahuan yang jelas mengenai harga keselamatan mereka.

Salib Kristus akan menjadi ilmu pengetahuan dan nyanyian umat tebusan selama-lamanya. Dalam Kristus yang dimuliakan itu mereka akan melihat Kristus yang disalibkan. Tidak akan pernah dilupakan bahwa Ia yang berkuasa menciptakan dan menopang dunia-dunia yang tak terhitung banyaknya di seantero jagad raya ini, Allah Yang Mahakasih, Penguasa Surga, Ia yang dipuja oleh kerub dan serafim yang bersinar dengan sukacita, — merendahkan diri-Nya untuk mengangkat manusia yang jatuh, yang menanggung kejahatan dan kehinaan dosa, dan wajah Bapa-Nya yang disembunyikan, hingga kutukan dunia yang hilang ini meremukkan hati-Nya, dan menyerahkan hidup-Nya mati di salib Golgota. Bahwa Pencipta segala dunia, Penentu semua tujuan, harus mengesampingkan kemuliaan-Nya, dan merendahkan diri-Nya kepada manusia, akan selalu membangkitkan keheranan dan kekaguman alam semesta. Sementara bangsa-bangsa yang diselamatkan memandang Penebus mereka, dan memandang kemuliaan Bapa yang bersinar di wajah-Nya, sementara mereka memandang takhta-Nya yang dari selama-lamanya sampai selama-lamanya, dan mengetahui bahwa kerajaan-Nya tidak akan pernah berakhir, mereka mengangkat suaranya dalam naynyian kegembiraan, “Layaklah, layaklah Anak Domba yang tersembelih itu, yang telah menebus kita kepada Allah oleh darah-Nya sendiri yang paling mulia!”

Misteri salib menjelaskan semua misteri lain. Dalam terang yang memancar dari Golgota, sifat-sifat Allah yang telah memenuhi kita dengan ketakutan dan kedahsyatan tampak indah dan menarik. Belas kasihan, kelemah-lembutan dan kasih orangtua tampaknya dipadukan dengan kesucian, keadilan dan kuasa. Sementara kita memandang keagungan takhta-Nya yang mulia dan ditinggikan, kita melihat tabiat-Nya dalam manifestasi yang berkemurahan, dan mengerti, seperti belum pernah sebelumnya, makna dari panggilan, “Bapa kami.”

Akan tampak bahwa Ia yang tidak terbatas dalam hikmat, tidak merancang rencana lain bagi keselamatan kita kecuali pengorbanan Anak-Nya. Imbalan pengorbanan ini adalah kesukaan yang memenuhi dunia ini dengan umat tebusan yang kudus, bahagia dan baka. Akibat dari pertentangan Juru Selamat dengan kuasa-kuasa kegelapan adalah sukacita bagi umat tebusan, yang akan menyumbang kepada kemuliaan Allah selama-lamanya. Dan demikianlah nilai jiwa yang membawa kepuasan bagi Allah dengan harga yang dibayar. Dan Kristus sendiri merasa puas dengan memandang buah-buah pengorbanan-Nya yang besar.

 

-KA

[RH] Sehubungan Pertanyaan tentang Berpakaian

0

“Lalu Yesus berkata kepada murid-murid-Nya: ‘Setiap orang yang mau mengikut Aku, Ia harus menyangkal dirinya, memikul salibnya dan mengikut Aku”’(Matius 16:24).

[AkhirZaman.org] Suratmu sudah diterima dan dibaca. . . . Subjek yang kamu kemukakan pada saya untuk dimintai nasihat* adalah satu hal yang perlu untuk dipertimbangkan secara hati-hati.

Saudari-saudari kita yang pikiran-pikiran mereka dihasut oleh subjek tentang reformasi berpakaian, seharusnya berhati-hati dengan penuh doa dalam setiap gerakan yang mereka buat. Kita sekarang ini memiliki pengujian yang paling khidmat dan paling penting, yang diberikan kepada kita dari Firman Allah bagi periode istimewa sekarang ini. Pengujian ini adalah bagi seluruh dunia. Tuhan tidak mewajibkan bahwa tiap pengujian atas temuan-temuan manusia akan dibawa untuk merusak pikiran-pikiran manusia atau untuk menciptakan pertentangan dalam setiap sisi.

Mungkin saja bahwa ada yang haus akan perbedaan dalam suatu cara tertentu. Jika mereka haus terhadap pertempuran dengan agen-agen Setan, hendaklah mereka yakin bahwa pertama-tama mereka harus memiliki perisai Allah. Jika mereka tidak memilikinya, sesungguhnya mereka akan menjadi yang paling buruk, dan membuat pencobaan-pencobaan dan kekecewaan-kekecewaan yang menyusahkan hati bagi diri mereka sendiri, yang mereka tidak siap untuk hadapi. Hendaklah mereka mencari Tuhan dengan sungguh-sungguh, demi pengalaman yang dalam dan kaya yang akan ditemukan dalam pelajaran hidup, dengan persiapan untuk mengikuti Kristus ke mana pun
Ia akan memimpin jalan itu.

“Setiap orang yang mau mengikut Aku,” la berkata, “ia harus menyangkal dirinya, memikul salibnya dan mengikut Aku.” Perkataan ini harus diterima dengan baik. Orang yang berharap untuk mengikuti Kristus, yang memilih untuk berjalan dalam langkah-langkah kaki-Nya, akan mendapati penyangkalan diri dan salib pada jalan itu. Semua yang mengikuti Kristus akan mengerti apa yang dimaksudkan dalam hal ini.

Tentang pengujian Allah, sekarang ini hal itu harus nyata dengan jelas dan tanpa keliru. Ada badai di hadapan kita, dan pertentangan yang diinginkan beberapa orang. Tidak ada kebutuhan sekarang ini untuk setiap perubahan, khususnya dalam cara kita berpakaian. Pola yang sederhana dalam berpakaian yang digunakan sekarang ini, dibuat untuk cara yang paling menyehatkan, tidak membutuhkan banyak lipatan-lipatan, dan tidak terseret panjang dan terlihat di sana-sini, dan tentang hal ini janganlah timbul kekacauan di pikiran kita dari ujian akhir yang akan menentukan nasib abadi dari suatu dunia—tetapi oleh Hukum Sepuluh Allah dan kesaksian Yesus.

*Proposal untuk kembali kepada reformasi berpakaian didukung dan digunakan pada akhir tahun 1860-an.

(3SM 252, 253)

 

Anda rindu Didoakan dan Bertanya?