Wednesday, May 1, 2024
Google search engine
HomePendalamanRenungan Harian Bukan Hari Mencari Kesenangan

[RH] Bukan Hari Mencari Kesenangan

“Apabila engkau tidak menginjak-injak hukum Sabat dan tidak melakukan urusanmu pada hari kudus-Ku; apabila engkau menyebutkan hari Sabat “hari kenikmatan”, dan hari kudus TUHAN “hari yang mulia”; apabila engkau menghormatinya dengan tidak menjalankan segala acaramu dan dengan tidak mengurus urusanmu atau berkata omong kosong” (Yesaya 58: 13).

[AkhirZaman.org] Sabat bukan hari untuk mencari kesenangan, berenang, atau bermain bola. Allah mau supaya semua pemberian-Nya dihargai. Semua bagian yang tidak lengkap, iota, dan bukti-bukti akan disimpan dengan cara hati-hati, dan secara hati-hati kita akan berkenalan dengan kebutuhan-kebutuhan orang lain.

Semua yang kita miliki dalam kebenaran Alkitab ini bukan hanya bagi keuntungan kita, tetapi untuk diberikan kepada jiwa-jiwa yang lain, dan hal ini akan ditanamkan kepada pikiran manusia, dan setiap kata yang baik yang diucapkanuntuk mempersiapkan jalan untuk membuat suatu saluran melalui kebenaran itu akan mengalir dalam aliran-aliran yang berlimpah bagi jiwa-jiwa yang lain.

Setiap pekerjaan mukjizat Kristus adalah berarti, dan akan dinyatakan kepada dunia sehingga ada suatu pekerjaan besar yang akan dilakukan pada hari Sabat untuk membebaskan manusia yang menderita, tetapi pekerjaan umum itu belum dilaksanakan. Pencarian kesenangan, permainan bola, berenang, bukanlah suatu keperluan, tetapi suatu kelalaian berdosa terhadap hari kudus yang disucikan oleh Yehovah. Kristus tidak hanya menampilkan mukjizat untuk mempertunjukkan kuasa-Nya, tetapi untuk selalu menghadapi Setan dalam membebaskan manusia yang menderita. Kristus datang ke dunia kita ini untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan orang yang menderita, yang Setan sementara siksa.—Letter 252, 1906.

Kita akan memberitahu semua untuk tidak mencuci piring pada hari Sabat jika hal ini bisa dihindarkan secara mungkin. Allah tidak dihormati oleh tiap pekerjaan yang tidak perlu yang dilakukan pada hari kudus-Nya. Ini bukanlah ketidaktetapan, tetapi kelayakan, bahwa piring-piring itu Seharusnya dibiarkan tidak dicuci sampai penutupan hari Sabat, jika hal ini bisa diatur.—-Letter 104, 1901.

(3SM 258) 

 

RELATED ARTICLES

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

- Advertisment -
Google search engine

Most Popular

Recent Comments

Anda rindu Didoakan dan Bertanya?