Tuesday, May 7, 2024
Google search engine
HomePendalamanRenungan Harian MENIRU KRISTUS DAN ETIKA-NYA.

[RH] MENIRU KRISTUS DAN ETIKA-NYA.

“Dan janganlah tiap-tiap orang hanya memperhatikan kepentingannya sendiri, tetapi kepentingan orang lain juga. Hendaklah kamu dalam hidupmu bersama, menaruh pikiran dan perasaan yang terdapat juga dalam Kristus Yesus.” Filipi 2:4,5

[AkhirZaman.org] Etika yang ditanamkan oleh Injil tidak mengakui standar tetapi kesempurnaan dari pikiran Allah, kehendak Allah.

Allah menuntut dari semua makhluk ciptaan-Nya keserupaan dengan kehendak-Nya. Ketidaksempurnaan tabiat adalah dosa, dan dosa adalah pelanggaran terhadap hukum Allah.

Semua ciri tabiat yang benar tinggal dalam diri Allah sebagai suatu kesatuan yang sempurna dan selaras. Semua yang menerima Kristus sebagai Juruselamat pribadi mereka mendapat kesempatan untuk memiliki sifat-sifat ini. Ini adalah ilmu kesucian.

Alangkah mulianya kemungkinan-kemungkinan yang ditempatkan di hadapan manusia yang telah jatuh! Melalui Putra-Nya, Allah telah menyatakan keunggulan untuk mana umat manusia dimampukan mendapatkan kemungkinan-kemungkinan itu.

Melalui jasa-jasa Kristus, mereka diangkat dari keadaan mereka yang hina, dimurnikan, dan dijadikan lebih berharga  daripada keping emas dari Ofir. Adalah mungkin bagi mereka untuk menjadi sahabat-sahabat para malaikat dalam kemuliaan, dan untuk mencerminkan citra Yesus Kristus, bersinar bahkan dalam terang takhta kekal yang gilang gemilang.

Adalah kesempatan mereka untuk memiliki iman yang melalui kuasa Kristus mereka akan menjadi hidup baka. Namun betapa jarang mereka menyadari akan betapa tingginya pencapaian mereka jika mereka mau mengizinkan Allah menuntun setiap langkah mereka!

Allah mengizinkan setiap manusia untuk mempraktikkan hal itu secara perorangan. Ia tidak mengendaki seseorang untuk mengandalkan pikirannya kepada pikiran orang lain. Mereka yang rindu diubahkan dalam pikiran dan tabiat tidak boleh memandang orang lain, tetapi memandang kepada Teladan Ilahi.

Sebagai Teladan kita, kita memiliki Oknum yang di atas segalanya, adalah Raja di atas segala raja, Oknum yang kebesaran dan kemuliaan-Nya tiada tandingannya.

Ia dengan penuh kasih menyesuaikan kehidupan-Nya bagi keserupaan yang universal. Disatukan dalam Kristus adalah kekayaan dan kemiskinan; kemuliaan dan kehinaan; kuasa yang tak terbatas, dan kelemahlembutan serta kerendahan hati dimana dalam setiap jiwa yang menerima Dia akan dipantulkan. Di dalam Dia, melalui mutu dan kuasa pikiran manusia, hikmat dari Sang Guru yang paling agung yang dunia pernah ketahui dinyatakan. – Signs of the Times, 3 September 1902.

RELATED ARTICLES

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

- Advertisment -
Google search engine

Most Popular

Recent Comments

Anda rindu Didoakan dan Bertanya?