Friday, April 26, 2024
Google search engine
HomeUncategorizedKecaplah Surga

Kecaplah Surga

 

[AkhirZaman.org] Di Amerika, pada bulan Maret adalah bulan nutrisi nasional, dan banyak orang merenungkan untuk menengok kembali bagaimana meningkatkan pola makan mereka. Tetapi bagaimana dengan orang-orang Kristen? Apakah Tuhan sungguh peduli pada kesehatan kita?

Akademi Nutrisi dan Pola Makan (the Academy of Nutrition and Dietetics), organisasi makanan dan nutrisi professional terbesar di Amerika, memulai kampanye “bulan nutrisi nasional” tahunannya bulan ini untuk membantu para konsumen fokus membuat pilihan pola makan yang bijak dan penuh pemahaman.

Salah satu pendukung besarnya adalah Jill Nussinow, yang dijuluki “ratu sayur”, ia adalah seorang pakar nutrisi dan penulis buku memasak. Nussinow percaya bahwa makanan harusnya dapat dinikmati, tetapi itu dapat membawa lebih pada kehidupan daripada sekedar rasa, dikatakan bahwa beberapa makanan padat nutrisi adalah “makanan penyembuh” yang banyak membawa banyak hal ke meja makan.

Banyak orang berpikir bahwa mereka memiliki pola makan yang seimbang, tapi saat mereka merenungkan dan menganalisa makanan yang mereka konsumsi, mereka terkejut akan apa yang tidak dimiliki. Akankah Anda terkejut juga? Memakai akronim CHAMP, Nussinow menjelaskan sebuah pendekatan yang seimbang akan pola makan berbasis tumbuh-tumbuhan yang meliputi: sayur kubis-kubisan (Cruciferous vegetables), herbal dan bumbu (Herbs), bawang-bawangan (Alliums – bawang putih, bawang merah, bawang Bombay, dll.), jamur (Mushroom), polong-polongan (Pulses – kacang kapri, kacang hijau, kacang merah), dan biji-bijian serta kacang (Seeds and nuts).

Dia juga mempercayai kesehatan dan kebahagiaan berjalan selaras, “kalau Anda tidak sehat Anda tidak dapat memiliki kebahagiaan yang sejati.” Malahan Anda menderita.

Menakjubkannya Alkitab telah mengatakan hal yang sama ini untuk ribuan tahun lalu – bahkan sebelum pola makan dan nutrisi tersebar luas. Tuhan tertarik akan kesehatan kita. Rasul Yohanes menuliskan, “Saudaraku yang kekasih, aku berdoa, semoga engkau baik-baik dan sehat-sehat saja dalam segala sesuatu, sama seperti jiwamu baik-baik saja.” (3 Yohanes 1:2). Alkitab sebenarnya menyediakan kita sebuah petunjuk atas rancangan pola makan yang Tuhan berikan pada manusia. Pada awal mulanya Tuhan berkata pada Adam dan Hawa, “Lihatlah, Aku memberikan kepadamu segala tumbuh-tumbuhan yang berbiji di seluruh bumi dan segala pohon-pohonan yang buahnya berbiji; itulah akan menjadi makananmu.” (Kejadian 1:29).

Sebuah contoh perkembangan usia yang baik dengan menikmati pola makan berbasis tumbuh-tumbuhan dapat dilihat dalam fitur CNN belakangan ini berjudul “Vital Signs.” Pembawa acaranya Dr. Sanjay Gupta menyoroti sebuah “zona biru” orang-orang yang sehat di Loma Linda, California. Secara khusus ia mewawancarai Dr. Ellsworth Wareham, seorang pensiunan dokter bedah jantung yang berusia 100 tahun yang melakukan pembedahan di usianya yang ke-95 tahun. Wareham mengatakan, “Saya adalah seorang yang sangat mempromosikan pendekatan pola makan vegan (tanpa mengkonsumsi produk hewani).”

Menarik bila kita menghubungkan pola makan dengan nubuatan akhir zaman, yang sungguh ironi karena mungkin hanya sedikit orang yang seperti Dr. Wareham yang memiliki umur panjang dan tetap dalam kondisi sehat karena memiliki pola makan begitu mirip dengan yang Tuhan perintahkan kepada Adam dan Hawa.

Apa yang Alkitab katakan mengenai keadaan yang akan terjadi pada akhir zaman sehubungan pola makan manusia? “Sebab sebagaimana halnya pada zaman Nuh, demikian pula halnya kelak pada kedatangan Anak Manusia. Sebab sebagaimana mereka pada zaman sebelum air bah itu makan dan minum . . . demikian pulalah halnya kelak pada kedatangan Anak Manusia.” (Matius 24:37, 39).

Beberapa hari lalu dalam artikel peristiwa lainnya kita telah mempelajari bagaimana manusia pada zaman Nuh “segala kecenderungan hatinya selalu membuahkan kejahatan semata-mata” sehingga “semua manusia menjalankan hidup yang rusak di bumi” (Kej. 6:5, 12).

Mari kita hubungkan dengan yang Yesus katakan dalam kitab Matius tadi yang secara khusus menyinggung kondisi makan dan minum dari orang-orang yang hidup sebelum air bah pada zaman Nuh. Jika mereka adalah orang-orang yang rusak dan jahat, apakah mungkin Yesus bermaksud mengatakan bahwa mereka mempunyai pola makan yang benar dan sehat? Sudah pasti tidak.

Sebelum lanjut mari kita baca yang dikatakan Raja Salomo dalam Pengkhotbah 1:9, “Apa yang pernah ada akan ada lagi, dan apa yang pernah dibuat akan dibuat lagi; tak ada sesuatu yang baru di bawah matahari.”

Jika kita menggabungkan antara apa yang Yesus katakan dengan yang Salomo tuliskan maka kita mendapat suatu petunjuk yang begitu kuat bahwa kejahatan dan tidak bertarak dalam pola makan akan terulang pada akhir zaman sebelum kedatangan Yesus kedua kali. Apakah benar demikian?

Coba teliti lagi bagaimana pola makan orang-orang zaman sekarang? Apakah memuliakan Tuhan? Atau coba buka internet Anda dan carilah penyebab utama dari penyakit paling mematikan semacam jantung atau kanker? Pola makan yang begitu rusak.

Jika membuka Imamat 11 maka Anda akan juga akan terkejut jika melihat kategori binatang halal dan haram. Sebagai contoh adalah babi sebagai salah satu binatang haram. Namun apakah orang-orang Kristen menghindari itu? Sebagian besar orang Kristen menikmati daging dari binatang itu, paling tidak satu kali dalam setahun dalam hari raya mereka.

Setiap yang mengaku sebagai umat Tuhan hendaklah memahami satu prinsip penting di dalam 1 Kor. 10: 31, “Jika engkau makan atau jika engkau minum, atau jika engkau melakukan sesuatu yang lain, lakukanlah semuanya itu untuk kemuliaan Allah.” Seandainya manusia mengerti prinsip ini, betapa tubuh akan menjadi sarana yang begitu luar biasa untuk memuliakan Tuhan.

Saudara, mari kita pelajari kisah ketika Yesus membersihkan Bait Suci dua ribu tahun silam. “Ketika hari raya Paskah orang Yahudi sudah dekat, Yesus berangkat ke Yerusalem. Dalam Bait Suci didapati-Nya pedagang-pedagang lembu, kambing domba dan merpati, dan penukar-penukar uang duduk di situ.” (Yohanes 21:13, 14). Alkitab mencatat di awal pelayananNya Yesus berkunjung ke Yerusalem pada hari raya Paskah. Namun satu hal yang mengejutkan dilihat oleh Yesus ketika didapatinya para penjual lembu, kambing, domba dan merpati. Tidak hanya itu, didapati juga para penukar uang.

Mengapa ini begitu keterlaluan? Keluaran 25:8 mencatat mengapa Tuhan memerintahkan kepada orang Israel mendirikan Bait Suci. “Dan mereka harus membuat tempat kudus (KJV = ‘Bait Suci’) bagi-Ku, supaya Aku akan diam (KJV = ‘tinggal’) di tengah-tengah mereka.” Ayat ini mengatakan bahwa Bait Suci dirancang Tuhan salah satunya sebagai tempat tinggal Tuhan di tengah-tengah umatNya bangsa Israel. Namun yang begitu memprihatinkan adalah bangsa Israel tidak menghormati tempat itu.

Apa yang menjadi reaksi Yesus melihat pemandangan jahat itu? Yohanes 2: 15 menuliskan, “Ia membuat cambuk dari tali lalu mengusir mereka semua dari Bait Suci dengan semua kambing domba dan lembu mereka; uang penukar-penukar dihamburkan-Nya ke tanah dan meja-meja mereka dibalikkan-Nya.” Yesus murka melihat Bait Suci dikotori oleh orang-orang itu.

Sekarang ketika bangunan Bait Suci itu tidak ada lagi, bagaimana kita dapat mengulangi kesalahan yang sama seperti yang pernah orang Israel lakukan? Paulus di dalam 1 Kor. 3: 16 mengatakan bahwa “kamu adalah bait Allah dan bahwa Roh Allah diam di dalam kamu.”

Dalam hal apa saja pada zaman ini kita dapat mencemari Bait Suci? Salah satunya lewat berbagai makanan yang begitu merusak dan melemahkan tubuh.

Dan apa yang akan Tuhan buat kepada kita jika kita melakukannya? Ayat 17 mengatakan: “Jika ada orang yang membinasakan bait Allah, maka Allah akan membinasakan dia. Sebab bait Allah adalah kudus dan bait Allah itu ialah kamu.” Masihkah kita dengan begitu sembrono mengotori tubuh ini dengan berbagai makanan merusak dan penuh penyakit setelah mengerti prinsip di atas?

Seorang penulis Kristen yang juga menulis begitu banyak tentang hubungan pola makan dengan akhir zaman dan juga hubungannya dengan moralitas mengatakan bahwa kondisi yang akan terjadi menjelang datangNya hari Tuhan yang besar itu adalah “keadaan dunia pada masa pra air bah itu menunjukkan keadaan yang tepat sekali ke arah mana masyarakat modern sedang hampir dengan cepat.” “Tuhan akan segera datang dengan segera. Dunia ini akan semakin mirip dengan keadaan pada zaman Nuh. Pemanjaan diri semakin menghebat. Makan-minum kian menjadi-jadi. Manusia meneguk minuman yang mengandung racun sehingga membuat mereka menjadi gila.” Dan “kegelojohan dan ketidakbertarakan terletak pada dasar kebejatan moral yang besar di dunia kita ini.” (Peristiwa-peristiwa Akhir Zaman, hal. 22).

Saudara, saat kita bekerjasama dengan hukum Tuhan bagi kesehatan, kita akan lebih bahagia dan menikmati hidup sepenuhnya. Biarlah dunia mengalami degradasi moral karena pola makan yang tidak memuliakan Tuhan, namun janganlah kita menjadi bagian daripadanya. Hindari zat yang berbahaya, dan makanlah makanan yang bergizi bukan hanya atas pertimbangan masalah bagi kesehatan, namun itu adalah sebuah jalan hidup yang menunjukkan orang lain pada Pencipta kita yang Maha Pengasih.

Kebiasaan makan kita sebenarnya sebuah kesaksian mengenai Tuhan. Paulus mengungkapkan poin ini saat ia mengatakan, “Jika engkau makan atau jika engkau minum, atau jika engkau melakukan sesuatu yang lain, lakukanlah semuanya itu untuk kemuliaan Tuhan.” (1 Korintus 10:31).

Jadi kecaplah rancangan kesehatan gratis dari Surga. Didiklah diri Anda bulan ini atas nutrisi yang baik, makanlah untuk hidup dan jangan hidup untuk makan.

 

 

RELATED ARTICLES

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

- Advertisment -
Google search engine

Most Popular

Recent Comments

Anda rindu Didoakan dan Bertanya?