Friday, April 26, 2024
Google search engine
HomeUncategorizedDIDALAM TUHAN = DIDALAM KEBAHAGIAN (Bagian2)

DIDALAM TUHAN = DIDALAM KEBAHAGIAN (Bagian2)

[AkhirZaman.org] Jika kita mengutamakan perbuatan-perbuatan yang tidak ramah dan tidak adil di dalam pikiran kita, yang dilakukan orang lain terhadap kita, maka mustahillah kita mengasihi mereka seperti Yesus mengasihi kita; tetapi jika pikiran kita tinggal di dalam kasih Kristus yang ajaib bagi kita, maka roh yang serupa itulah yang mengalir pula kepada orang lain. Kita harus saling menghormati, meskipun kesalahan-kesalahan dan cacat-cacat tidak bisa tidak akan kita lihat. Kerendahan hati dan tidak berharap kepada diri sendiri haruslah ditumbuhkan, disertai kelemahlembutan yang sabar terhadap kesalahan-kesalahan orang lain. Inilah yang memusnahkan sikap mementingkan diri yang sempit. Lalu membuat orang bermurah hati dan dermawan.

Penulis Mazmur berkata: “Percayalah kepada Allah dan lakukanlah yang baik, diamlah di negeri dan berlakukah setia” (Mazmur 37:3). “Haraplah pada Tuhan.” Setiap hari mempunyai bebannya sendiri-sendiri kekhawatiran dan kesulitan-kesulitannya; dan apabila kita bertemu, betapa siapkah kita mengutarakan kesulitan-kesulitan dan pencobaan-pencobaan kita. Begitu banyak kesulitan-kesulitan yang dipinjam mengganggu, betapa banyak rasa takut yang dilebih-lebihkan, begitu juga beban hati yang dinyatakan, sehingga orang lain menyangka bahwa kita tidak mempunyai Juruselamat yang kasih dan penyayang yang sedia mendengar segala permohonan kita serta menyodorkan pertolongan di dalam setiap waktu kekurangan.

Beberapa orang selalu takut, dan meminjam kesulitan. Setiap hati mereka dikelilingi kenyataan kasih Tuhan; Setiap hari mereka menikmati kelimpahan pimpinan-Nya tetapi mereka tetap  tidak memperhatikan karunia-karunia yang ada ini. Pikiran-pikiran mereka tertumpu terus menerus atas sesuatu yang tidak sepatutnya, yang ditakutinya akan terjadi; atau beberapa kesulitan yang memang ada, meski itu kecil, membutakan mata mereka terhadap banyak perkara-perkara yang menuntut rasa syukur. Kesukaran-kesukaran yang dihadapi mereka, gantinya mendorong mereka kepada Tuhan, yang satu-satunya sumber pengharapan mereka, memisahkan mereka daripada-Nya karena membangkitkan kegelisahan dan sungut-sungutan. Apakah baik untuk menjadi demikian kurang percaya? Mengapa kita tidak tahu berterima kasih dan mengapakah kita curiga? Yesuslah sahabat kita; semua penghuni surga memperhatikan kesejahteraan kita. Kita seharusnya jangan memperkenankan kekacauan dan kesusahan hidup sehari-hari menyakiti pikiran dan menyuramkannya dengan ketakutan. Jika kita mau, selalu ada sesuatu yang hendak mengganggu dan menjengkelkan. Janganlah kita memanjakan satu keinginan yang hanya mengganggu dan memenatkan kita, bukannya membantu kita menanggung pencobaan-pencobaan.

Mungkin engkau mengalami kesulitan dalam usaha, pengharapan masa depanmu bertumbuh semakin gelap, dan kamu mungkin terancam bangkrut; tetapi janganlah tawar hati, letakkanlah segala kesusahanmu kepada Tuhan, tetaplah tenang dan gembira. Doakanlah supaya diberi kebijaksanaan mengatur masalahmu dengan bijaksana, dengan demikianlah engkau dapat mencegah kerugian dan malapetaka. Lakukanlah sekuat tenagamu apa yang dapat engkau lakukan untuk mendatangkan hasil yang baik. Yesus telah menjanjikan  pertolongan-Nya, tetapi janji itu tidaklah terpisah daripada usaha kita sendiri. Apabila bergantung kepada penolong kita itu, engkau telah lakukan semua yang dapat engkau lakukan, terimalah hasilnya dengan gembira.

Bukanlah kehendak Tuhan umat-Nya dibebani dengan penderitaan. Tetapi Tuhan kita tidak menipu kita. Dia tidak berkata kepada kita: “Jangan takut, tidak ada bahaya pada jalanmu.”  Dia tahu ada banyak pencobaan dan bahaya, dan Dia bertindak terus terang terhadap kita. Dia bukannya bermaksud mengambil umat-Nya keluar dari satu dunia yang jahat dan penuh dosa, melainkan ditunjukkan-Nya kepada mereka satu perlindungan yang tidak dapat dikalahkan. Doa-Nya bagi murid-murid-Nya adalah sebagai berikut: “Aku tidak meminta, supaya engkau mengambil mereka dari dunia, tetapi supaya Engkau melindungi mereka dari pada yang jahat. “Dalam dunia kamu menderita penganiayaan, tetapi kuatkanlah hatimu, Aku telah mengalahkan dunia.” (Yohanes 17:15; 16:33).

Di dalam khotbah-Nya di atas bukit, Kristus mengajar murid-murid-Nya pelajaran yang sangat berharga tentang perlunya berharap kepada Tuhan. Pelajaran-pelajaran ini telah direncanakan untuk menguatkan anak-anak Tuhan sepanjang zaman, dan pelajaran itu sampai kepada kita penuh pengajaran dan penghiburan Juruselamat menunjuk kepada murid-murid-Nya burung-burung yang terbang di udara yang mendengungkan nyanyi pujian yang merdu, tanpa digelisahkan pikiran-pikiran, karena “tiada ia menabur benih dan tiada ia menuai. “Pandanglah burung-burung di langit, yang tidak menabur dan tidak menuai dan tidak mengumpulkan bekal dalam lumbung, namun diberi makan oleh Bapamu yang di surga. Bukankah kamu jauh melebihi burung-burung itu? (Matius 6:26). Tuhan yang menyediakan bagi manusia dan hewan, membukakan tangan-Nya serta mencukupkan keperluan makhluk ciptaan-Nya. Burung-burung yang terbang di udara tidak luput dari perhatian-Nya. Dia tidak menjatuhkan makanan ke paruh burung itu, tetapi Dia menyediakan keperluan mereka. Mereka harus mengumpulkan biji-bijian yang telah disebarkan-Nya bagi mereka itu. Mereka juga harus menyediakan bahan-bahan sarangnya yang kecil. Mereka harus memberi makan anak-anaknya yang kecil. Mereka berangkat ke tempat bekerja dengan menyanyi, karena Bapamu yang di surga memeliharakannya.” “Dan bukankah kamu lebih indah daripada burung itu?” Bukankah engkau sebagai penyembuh yang lebih pintar, dan rohani, lebih berharga daripada burung-burung yang di udara? Tidakkah Tuhan yang sudah menjadikan kita , yang memelihara hidup kita, Seorang yang telah membentuk kita menurut gambaran Ilahi-Nya sendiri, menyediakan keperluan kita jika kita berharap di dalam Dia?

Kristus menunjukkan kepada murid-murid-Nya bunga-bunga yang di ladang yang bertumbuh dengan subur, dengan keindahannya yang sederhana yang diberikan Bapa yang di surga kepada mereka itu, sebagai satu pernyataan kasih-Nya kepada manusia. Kata-Nya: “Dan mengapa kamu khawatir akan pakaian? Perhatikanlah bunga bakung di ladang, yang tumbuh tanpa bekerja dan tanpa memintal,” keindahan dan kesederhanaan bunga-bunga alam ini jauh lebih mulia daripada pakaian Salomo. Pakaian yang paling indah yang dapat diciptakan keahlian seni manusia tidak dapat menandingi karunia alam dan keindahan yang cemerlang dari bunga-bunga ciptaan Tuhan. Yesus berkata: “Jadi jika demikian Tuhan mendandani rumput di ladang, yang hari ini ada dan esok dibuang ke dalam api, tidakkah Ia akan terlebih lagi mendandani kamu, hai orang yang kurang percaya? (Matius 6:28,30). Jika Tuhan, seniman Ilahi itu, mengaruniai kembang sederhana yang berusia satu hari saja keindahan dan warnanya yang aneka ragam, betapa lebih besarnya pemeliharaan yang akan diberikan-Nya kepada orang-orang yang diciptakan menurut gambaran-Nya sendiri? Pelajaran yang diberikan Kristus ini merupakan satu teguran kepada pikiran-pikiran kekhawatiran, kebingungan dan kebimbangan, dari hati yang tidak beriman.

Tuhan mau supaya semua anak-anak-Nya lelaki dan perempuan berbahagia, penuh damai dan menurut. Yesus berkata: “Damai sejahtera-Ku Kuberikan kepadamu, dan apa yang kuberikan tidak seperti yang diberikan oleh dunia kepadamu, dan apa yang kuberikan tidak seperti yang diberikan oleh dunia kepadamu. Janganlah gelisah dan gentar hatimu.” Semuanya itu Kukatakan kepadamu supaya sukacita-Ku ada di dalam kamu dan sukacitamu menjadi penuh.” (Yohanes 14:27; 15:11).

Kebahagiaan yang diperoleh dari motif-motif yang mementingkan diri sendiri, di luar jalan kewajiban, tidak benar adanya, pula tidak menentu, dan hanya sebentar saja; kebahagiaan yang demikian berlalu, sehingga jiwa diisi kesunyian dan duka; tetapi kegembiraan dan kepuasanlah yang diperoleh dalam berbakti kepada Tuhan; orang-orang Kristen tidak dibiarkan berjalan pada jalan yang tidak menentu; dia tidak dibiarkan menyerah kepada perasaan kecewa. Jika kita masih belum mendapat kegembiraan yang lebih besar dalam memandang kehidupan yang akan datang.

Namun di dunia ini sekalipun orang-orang Kristen dapat menikmati kegembiraan hubungan dengan Kristus; mereka dapat memiliki sinar kasih-Nya, penghiburan yang kekal dari hadirat-Nya. Setiap langkah dalam kehidupan dapat membawa kita lebih dekat kepada Yesus, dapat memberikan pengalaman yang dalam dari hal kasih-Nya, dan dapat membawa kita selangkah lebih dekat menuju tempat tinggal yang damai sentosa. Oleh karena itu janganlah kita buangkan keyakinan kita, melainkan meneguhkan hati, lebih teguh dari masa lalu. “Sampai di sini Tuhan menolong kita,” dan tentu Dia akan membantu kita sampai kesudahan. (1 Samuel 7:12). Marilah kita memandang semua tugu peringatan, pengenang segala sesuatu yang telah dilakukan Tuhan untuk menghibur kita serta menyelamatkan diri dari tangan pembinasa itu. Baiklah kita selalu mengingat dalam pikiran kita semua kemurahan yang dinyatakan Tuhan kepada kita;  air mata disapu-Nya, penyakit disembuhkan-Nya, segala kecemasan dihalau, rasa takut dienyahkan, kekurangan-kekurangan dicukupkan, kemurahan dicurahkan dengan demikian menguatkan diri kita sendiri menghadapi segala sesuatu yang ada di depan kita melalui  perjalanan kita yang sisa.

Bagaimanapun kita harus memandang ke depan kepada kesusahan-kesusahan baru di dalam perjuangan yang akan datang, namun dapatlah kita melihat atas apa yang telah lalu sama seperti melihat masa yang akan datang seraya berkata: “Biarlah dari besi dan dari tembaga palang pintumu, selama umurmu kiranya kekuatanmu.” (Ulangan 33:25). Ujian tidaklah lebih berat daripada kekuatan yang diberi kepada kita untuk menanggungnya. Oleh karena itu marilah kita kerjakan pekerjaan kita di mana pun kita mendapatnya, yakin walau apa pun yang akan terjadi, kekuatan yang sebanding dengan ujian itu akan diberikan.

Dan kelak pintu surga pun akan dibukakan supaya anak-anak Tuhan dapat masuk, dan dari bibir Raja kemuliaan berkat akan diucapkan serta sampai di telinga bagi musik yang merdu: “Marilah, hai kamu yang diberkati oleh Bapa-Ku, terimalah kerajaan yang telah disediakan bagimu sejak dunia dijadikan.” (Matius 25:34). Maka orang yang ditebus itu akan disambut masuk ke dalam kediaman yang telah disediakan Yesus bagi mereka itu. Di sana mereka tidak lagi bergaul dengan orang dunia yang hina, pendusta penyembah berhala, yang najis, dan orang yang kurang percaya; mereka itu akan bergaul dengan orang-orang yang telah menyusahkan mereka di atas bumi ini dilenyapkan oleh darah Kristus, lalu kebesaran dan kecemerlangan sinar matahari, diberikan kepada mereka, jauh lebih berharga daripada kemuliaan lahiriah. Mereka tanpa cacat cela berada di hadapan takhta Tuhan yang besar dan putih, menikmati keagungan dan kesempatan-kesempatan baik daripada malaikat-malaikat.

Melihat warisan mulia yang dapat dimilikinya, “Apa gunanya seorang memperoleh seluruh dunia tetapi kehilangan nyawanya? Dan apakah yang dapat diberikannya sebagai pengganti nyawanya?” (Matius 16:26). Mungkin dia miskin, namun di dalam dirinya dia memiliki satu kekayaan dan kemuliaan yang tidak akan pernah dapat diberikan dunia ini. Jiwa ditebus dan disucikan dari dosa, dengan semua kuasa-Nya yang mulia dibaktikan untuk melayani Tuhan, adalah tidak ternilai harganya; maka terdapatlah satu kegembiraan di surga di hadapan hadirat Tuhan dan malaikat-malaikat yang suci karena satu jiwa yang telah ditebus, satu kesukaan yang dinyatakan di dalam lagu-lagu kemenangan yang kudus.

Oleh: Ellen White

RELATED ARTICLES

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

- Advertisment -
Google search engine

Most Popular

Recent Comments

Anda rindu Didoakan dan Bertanya?