Thursday, November 21, 2024
Google search engine
HomePeristiwa AkhirZamanPerang & PerdamaianTerduga Tentara Myanmar Mengaku Lakukan Pembantaian Brutal

Terduga Tentara Myanmar Mengaku Lakukan Pembantaian Brutal

AkhirZaman.org: Beberapa orang yang diduga anggota junta militer Myanmar mengaku melakukan pembantaian brutal di negara bagian Sagaing.

Pengakuan kekejaman itu terkuak dalam sejumlah video di ponsel terduga tentara yang hilang. Ponsel itu kemudian ditemukan salah satu penduduk di Ayadaw, Sagaing.

Radio Free Asia (RFA) Myanmar mereparasi gawai tersebut. Mereka lalu mengumpulkan data-data di dalamnya.

Sejumlah video memperlihatkan beberapa laki-laki bersenjata. Mereka berbangga diri soal jumlah orang yang mereka bunuh.

Terduga Tentara Myanmar Mengaku Lakukan Pembantaian Brutal
Junta Myanmar Tak Mau Lagi Negosiasi, Akan Musnahkan Kelompok Penentang. FOTO/Reuters

Dalam video berdurasi sekitar 10-12 menit itu, terlihat orang berebut kamera dan mengobrol soal jumlah orang yang sudah mereka bunuh.

Pemilik ponsel tampak memiliki granat tangan yang ia tempelkan ke dadanya. Laki-laki bersenjata lain terlihat di belakangnya.

“Kamu bilang, kamu membunuh 26 orang. Bagaimana kamu membunuhnya? Cuma menembak dengan senjata?” tanya seseorang yang kemungkinan pemilik HP ke salah satu terduga tentara.

“Ya, kami membunuh dengan senjata kami, tapi tidak dengan tangan kami,” ujar terduga tentara itu.

“Kami, kami bahkan membunuh dengan menggorok lehernya. Saya sendiri bunuh lima orang,” kata pemilik ponsel.

“Saya tidak pernah [menggorok leher],” kata terduga tentara ketiga.

Selain itu, RFA juga menemukan satu file data lain. Dalam file itu ditemukan foto yang menunjukkan sekitar 30 laki-laki dengan tangan terikat ke belakang di pelataran biara.

Dua dari mereka tampak sama dengan orang yang tewas dalam foto di hari selanjutnya.

Foto lain menunjukkan seorang remaja laki-laki dengan tangan terikat dan wajah berdarah. Dalam foto ini, juga terlihat seseorang menyodorkan pisau di dadanya, dan meminta anak itu menghadap kamera.

Myanmar masih berada dalam krisis politik dan kemanusiaan usai junta militer melakukan kudeta pada Februari 2021 lalu.

Hari-hari setelah penggulingan itu, demo terjadi di seluruh negeri. Perlawanan terhadap junta juga berkecamuk hingga sekarang.

Junta merespons aksi tersebut dengan ganas. Mereka tak segan membunuh siapa saja yang menentang.

Menurut lembaga pemantau hak asasi manusia, hingga kini tercatat 1.963 orang tewas dan 14.156 warga ditangkap sejak kudeta.

Sumber: https://bit.ly/39DFYcJ

Bukan hanya sekedar krisis politik tapi lebih daripada itu, ini krisis kemanusiaan. Kejahatan yang dengan bangganya diceritakan, sesuatu yang sangat ironis.

“Jawab Yesus kepadanya: ‘Kasihilah Tuhan, Allahmu, dengan segenap hatimu dan dengan segenap jiwamu dan dengan segenap akal budimu. Itulah hukum yang terutama dan yang pertama. Dan hukum yang kedua, yang sama dengan itu, ialah: Kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri. Pada kedua hukum inilah tergantung seluruh hukum Taurat dan kitab Para Nabi.” Matius 22:37-40.

Ayat tersebut diberikan oleh Allah menjadi sebuah dasar akan hubungan manusia dengan Tuhan serta hubungan terhadap sesama manusia. Dengan jelas menyatakan bahwa saling mengasihi menjadi sebuah kunci kehidupan yang penuh dengan kedamaian.

Ketika Anda mengasihi Allah maka kasih itu juga akan dapat dirasakan oleh sesama manusia.

Betapa jahatnya dunia ini sehingga kasih itu menjadi pudar oleh kepentingan golongan.

Kristus memberikan teladan kepada manusia akan sebuah kasih yang dinyatakan melalui pengorbanan bukan membunuh orang lain atau mengorbankan orang lain, tetapi Dia mengorbankan diri-Nya mati untuk Anda dan saya. Pengorbanan-Nya adalah gambaran kasih yang sangat tinggi. Dia merelakan diri-Nya mati menggantikan posisi Anda dan saya, supaya Anda dapat ditebus dari kutuk dosa dan kembali menjadi milik-Nya.

“Janganlah kamu menyangka, bahwa Aku datang untuk meniadakan hukum Taurat atau kitab para nabi. Aku datang bukan untuk meniadakannya, melainkan untuk menggenapinya.” Matius 5:17.

Dengan sangat jelas ayat di atas menyatakan bahwa kematian Yesus bukanlah suatu alasan untuk mengganti hukum Taurat atau Kitab para nabi. Jadi tidak ada satu pun dari hukum Taurat yang dibatalkan atau pun dipakukan.

Betapa banyaknya Anda melakukan ibadah tetapi bilamana Anda tidak mengikuti apa yang dinyatakan oleh firman Tuhan, maka firman itu nyatakan: “Percuma mereka beribadah kepada-Ku, sedangkan ajaran yang mereka ajarkan ialah perintah manusia.” Markus 7:7.

RELATED ARTICLES

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

- Advertisment -
Google search engine

Most Popular

Recent Comments

Anda rindu Didoakan dan Bertanya?