[AkhirZaman.org] “Seorang istri yang berakal budi adalah karunia Tuhan.” “Hati suaminya percaya kepadanya, suaminya tidak kekurangan keuntungan. Ia berbuat baik kepada suaminya dan tidak berbuat jahat, sepanjang umurnya.” “Ia membuka mulutnya dengan hikmat, pengajaran yang lemah lembut ada di lidahnya. Ia mengawasi segala perbuatan rumah tangganya, makanan kemalasan tidak dimakannya. Anak-anaknya bangun dan menyebutnya berbahagia, pula suaminya memuji dia: Banyak wanita telah berbuat baik tetapi kau melebihi mereka semua.” Ia yang mendapat istri seperti itu lebih dari mendapat “permata dan ia pun diperkenan oleh Tuhan.”
Inilah perkara-perkara yang harus dipertimbangkan, apakah wanita yang akan engkau nikahi benar-benar akan membawa kebahagiaan kepada rumah tanggamu:
Apakah ia seorang istri yang hemat, atau apakah ia bukan saja menggunakan segala penghasilannya, tetapi juga semua penghasilanmu untuk memuaskan sifatnya yang suka pelisir, bergaya, dan berdandan?
Apakah prinsip-prinsip hidupnya agung dan luhur?
Apakah ia mempunyai suatu ketergantungan (adiktif)?
. . . Saya tahu bahwa bagi pikiran seorang pria yang sedang dimabuk cinta dan terfokus ingin segera menikah, pertanyaan ini akan dilupakan begitu saja seolah-olah hal itu tidak penting.
Tetapi… pertimbangkanlah! Ini tentang masa depanmu.
Apakah tabiatnya sudah dipelajari?
Apakah ia seorang yang sabar dan teliti?
Apakah ia mau bersama-sama menanggung beban ibu bapamu tatkala suatu ketika mereka memerlukan anak laki-laki mereka sebagai tempat bersandar?
Apakah ia suka berencana dan menjalankannya bersama-sama atau hanya suka rencana yang cocok dengan kesenangannya sendiri?
Apakah orang tuamu akan mendapat seorang menantu yang penuh kasih sayang, atau justru akan kehilangan anak laki-laki mereka?
Biarlah seorang pemuda mencari untuk berdiri di sisinya seorang yang cocok untuk menanggung bagiannya sebagai istri dalam beban kehidupan, seorang yang pengaruhnya akan meninggikan derajat dan memperhalus budi pekerti suami, dan yang akan menjadikan suami berbahagia dalam kasih sang isteri.
Ellen G. White