Wednesday, May 8, 2024
Google search engine
HomePendalamanRenungan Harian AKU SEORANG ANAK ALLAH

[RH] AKU SEORANG ANAK ALLAH

Dan jika kita adalah anak, maka kita juga adalah ahli waris, maksudnya orang-orang yang berhak menerima janji-janji Allah, yang akan menerimanya bersama-sama dengan Kristus, yaitu jika kita menderita bersama-sama dengan Dia, supaya kita juga dipermuliakan bersama-sama dengan Dia. Roma 8:77

[AkhirZaman.org] Pengaruh kasih karunia adalah untuk menghaluskan hati, menjernihkan dan memurnikan perasaan, memberi kenikmatan sorga dan rasa kesopanan. Seorang Kristen tidak boleh meninggikan diri sendiri, karena hal ini bukan menyerupai Kristus. Penebus dunia ini, jaminan dan pengganti orang berdosa berkata, “Marilah kepadaKu, semua yang letih lesu dan berbeban berat, Aku akan memberi kelegaan kepadamu.” (Mat 11:28). . . .

Akan tetapi marilah kita tetap ingat bahwa kelemahlembutan dan kerendahan hati Yesus mengandung semangat dan cita-cita seorang pemenang. Betapapun luas daerah jajahan raja-raja dunia yang berkuasa tidak ada ruang pertunjukkan yang cukup memadai untuk mengajarkan kasih karuniaNya, ungkapan kasihNya, dan penyataan kemuliaanNya. Orang yang mengasihi Tuhan Yesus Kristus dalam kebenaran dan sungguh-sungguh akan mengasihi orang lain, untuk siapa Kristus sudah mati menyelamatkannya, dan akan tekun memanfaatkan setiap kesempatan melayani Kristus dalam pribadi murid-muridNya. Kita harus memandang pada hidup kita sendiri sebagai putra dan putri Allah, sebagai pekerja-pekerja bersama Yesus Kristus, menghidupkan satu maksud yang agung. Kita adalah wakil-wakil Yesus Kristus dalam tabiat, dan kita harus bekerja melayani Dia dengan kasih sayang yang bulat. Bukan saja kita akan menyatakan bukti bahwa kita mengasihi Allah, tetapi juga sesuai dengan tabiat-Nya yang kudus, menghidupkan suatu kehidupan yang suci dan sempurna. Kita harus hidup sempurna karena dalam memandang kepada Yesus kita melihat di dalam Dia penjelmaan kesempurnaan dan Pusat utama di atas siapa harapan akan hidup kita yang kekal, dan kebahagiaan kita dipusatkan akan menuntun kita untuk bersatu dan seirama. . . .

Kehidupan kita sekarang ini haruslah oleh iman dalam Yesus Kristus. Jika kita adalah pengikut-pengikut Kristus, maka kehidupan kita tidaklah seperti sepenggal tindakan-tindakan menghasut, menunjukkan perasaan menjadi pujaan kita, bermanja-manja dengan sifat marah, mencari-cari kesalahan, dengki, dan mementingkan diri yang sia-sia. Hal ini  sama sekali membuat kita-tidak selaras dengan hidup Yesus Kristus, dan kita tidak akan menjadi pemenang jika kita memillki kekurangan-kekurangan ini. . . .

Bilamana terbuka terhadap pelbagai adegan hidup, dan kata-kata yang diucapkan diperkirakan melukai dan memotong jiwa, berkatalah pada diri sendiri: “Saya adalah anak Allah, ahli waris bersama Yesus Kristus, bekerjasama dengan Allah. Karena itu saya sekali-kali tidak boleh berpikiran dangkal, mudah tersinggung, selalu memikirkan diri saya sendiri, karena pada umumnya hal ini mengakibatkan tabiat yang tidak pada tempatnya. Hal itu tidak pantas untuk panggilan saya yang mulia. Bapa yang di sorga telah mengaruniakan kepada saya pekerjaan yang harus dilakukan; maka hendaklah saya pantas atas pekerjaan itu.”—Surat 78, 22 Januari 1893, kepada E.J. Waggoner, seorang pendeta yang maju.

 

RELATED ARTICLES

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

- Advertisment -
Google search engine

Most Popular

Recent Comments

Anda rindu Didoakan dan Bertanya?