“Kemudian dari pada itu aku melihat seorang malaikat lain turun dari sorga. la mempunyai kekuasaan besar dan bumi menjadi terang oleh kemuliaannya. Dan ia berseru dengan suara yang kuat, katanya: ‘Sudah rubuh, sudah rubuh Babel, kota besar itu, dan ia telah menjadi tempat kediaman roh-roh jahat dan tempat bersembunyi semua roh najis dan tempat bersembunyi segala burung yang najis dan yang dibenci, karena semua bangsa telah minum dari anggur hawa nafsu cabulnya dan raja-raja di bumi telah berbuat cabul dengan dia, dan pedagang-pedagang di bumi telah menjadi kaya oleh kelimpahan hawa nafsunya (Wahyu 18: 1-3).
[AkhirZaman.org] Sementara Setan bekerja maka malaikat yang ada di Wahyu 18 menyatakan pekabarannya. Sabat palsu ini dijalankan melalui undang-undang yang menindas.
Setan beserta para malaikatnya bekerja keras, dengan kekuatan dan ketekunan melalui agen-agen manusia untuk mencapai maksudnya menghapuskan pengetahuan tentang Allah. Sementara Setan bekerja dengan dusta yang menakjubkan, waktunya tiba sebagaimana telah diberitahukan di dalam kitab Wahyu, ketika malaikat perkasa yang menerangi bumi dengan kemuliaannya menyerukan kejatuhan Babel dan memanggil umat Allah untuk meninggalkannya. . . .
Saat masa akhir mulai dekat, kesaksian para hamba Allah akan lebih pasti dan kuat, memancarkan terang kebenaran atas cara-cara yang salah dan penindasan yang telah sekian lama berlaku. Tuhan telah mengirimkan pekabaran sekarang ini untuk menegakkan Kekristenan yang bersifat kekal, dan semua yang mempercayai kebenaran ini harus bertahan, bukan dengan kekuatan mereka sendiri tetapi di dalam Tuhan; dan membuat dasar yang kuat bagi banyak generasi. lni akan dicatat di dalam buku surga sebagai orang-orang yang memperbaiki kesalahan, yang mengembalikan jalan yang benar. Kita harus memelihara kebenaran karena itu adalah kebenaran, di hadapan lawan-lawan yang paling sengit.
Pencobaan akan datang menerpa kita. Ketidakadilan terjadi di mana-mana di tempat engkau tidak menduganya. Babak kelam akan terbuka dengan sangat mengerikan, meluluhkan jiwa; tetapi kita tidak boleh gagal atau pun putus asa karena kita mengetahui bahwa penggenapan janji adalah di atas takhta Allah.
Kita akan menjadi sasaran pencobaan yang berat, pertentangan, kehilangan, penderitaan; tetapi kita mengetahui bahwa Yesus telah melalui semua ini. Pengalaman ini berharga bagi kita. Keuntungannya bukan hanya terbatas pada kehidupan yang singkat ini saja. Tetapi sampai kepada kehidupan kekal. . . .
Pada saat kita mendekali akhir masa sejarah dunia ini, kita mengalami kemajuan yang pesat dalam pertumbuhan Kristen, alau memburuk dengan cara yang sama.— Letter 1f,1890.
(3SM 406, 407)
