Sebab kita semua harus menghadap takhta pengadilan Kristus, supaya setiap orang memperoleh apa yang patut diterimanya, sesuai dengan yang dilakukannya dalam hidupnya ini, baik ataupun jahat. 2 Korintus 5:10.
[AkhirZaman.org] Di atas takhta itu diperlihatkan salib; dan seperti sebuah pemandangan yang indah tampaklah peristiwa-peristiwa pencobaan dan kejatuhan Adam itu, dan langkah demi langkah dalam rencana besar penebusan. Kelahiran yang hina dari Sang Juruselamat; masa awal hidup-Nya yang sederhana dan patuh; baptisan-Nya di sungai Jordan; puasa dan pencobaan di padang gurun; pelayanan kemasyarakatan-Nya, membentangkan di hadapan manusia berkat-berkat yang paling berharga milik surga; hari-hari-Nya yang dipenuhi dengan perbuatan-perbuatan cinta dan belaskasih, malam-malam-Nya diisi dengan doa dan penjagaan dalam kesendirian di gunung-gunung; rencana-rencana iri hati, kebencian, dan dengki yang membayar kembali keuntungan-keuntungan-Nya.
Penderitaan yang mengerikan dan misterius di taman Getsemani di bawah beratnya dosa-dosa yang menghancurkan dari seluruh dunia ini; pengkhianatan yang menyerahkan Dia ke tangan massa pembunuh; kejadian-kejadian menakutkan dari malam kengerian itu—tawanan yang tidak melawan, yang ditinggalkan oleh murid-murid terkasih-Nya, yang dengan kasar bergegas ke jalan-jalan Yerusalem, Anak Allah yang dihadapkan kepada Hanas dengan beria-ria, yang didakwa di istana imam agung, di balai pengadilan Pilatus, di hadapan Herodes yang pengecut dan kejam, diejek, dihina, disiksa, dan dikutuk untuk mati semuanya digambarkan secara hidup.
Dan sekarang di hadapan banyak orang yang limbung itu. Penderita yang sabar itu menapaki jalan ke Kalvari; Pangeran surga itu bergantung pada salib; imam-imam yang sombong dan rakyat jelata yang mencemooh mentertawakan penderitaan yang mengakhiri-Nya; kegelapan yang gaib; bumi yang naik-turun, bukit-bukit yang koyak, kubur-kubur yang terbuka, menandai peristiwa bilamana Penebus dunia itu menyerahkan hidup-Nya.
Tontonan yang mengerikan segera muncul setelah pandangan itu berlalu. Setan, para malaikatnya, dan para pembantunya tidak memiliki kuasa untuk mengubah dari tontonan itu pekerjaan mereka sendiri. Setiap aktor memperlihatkan kembali bagian yang ia perankan.
Semua menyaksikan kedahsyatan dari kesalahan mereka. Mereka dengan sia-sia mencari persembunyian dari keagungan ilahi wajah-Nya, memancarkan kemuliaan matahari, sementara orang-orang tebusan melemparkan mahkota-mahkota mereka pada kaki Sang Juruselamat, sambil berseru: “Dia telah wafat bagiku!”
-Maranatha