“Sebab adalah kasih karunia, jika seorang karena sadar akan kehendak Allah menanggung penderitaan yang tidak harus ia tanggung. Sebab dapatkah disebut pujian, jika kamu menderita pukulan karena kamu berbuat dosa? Tetapi jika kamu berbuat baik dan karena itu kamu harus menderita, maka itu adalah kasih karunia pada Allah. Sebab untuk itulah kamu dipanggil, karena Kristus pun telah menderita untuk kamu dan telah meninggalkan teladan bagimu, supaya kamu mengikuti jejak-Nya.” (1 Petrus 2:19-21).
[AkhirZaman.org] Kristus menang dalam pencobaan kedua. la menunjukkan keyakinan dan kepercayaan yang sempurna pada Bapa-Nya selama pertentangan-Nya yang keras dengan musuh yang kuat. Penebus kita, dalam kemenangan yang diraih di sini, telah meninggalkan suatu teladan yang sempurna pada manusia,
yang menunjukkan pada manusia itu bahwa satu-satunya keselamatannya adalah pada kepercayaan yang teguh dan keyakinan yang tidak goyah pada Allah dalam segala pencobaan dan bahaya. la tidak mau bergantung atas kemurahan Bapa-Nya dengan menempatkan diri-Nya sendiri dalam bahaya yang akan membuat sampai perlu bagi Bapa-Nya yang di surga menunjukkan kuasa-Nya untuk menyelamatkan-Nya dari bahaya. lni akan memaksakan pemeliharaan atas tanggung jawab-Nya sendiri, dan dengan demikian la tidak akan meninggalkan teladan iman yang sempurna dan kepercayaan yang teguh pada Allah kepada umat-Nya.
Tujuan Setan dalam menggoda Kristus adalah untuk membawa-Nya kepada kesombongan yang berani, dan untuk menunjukkan kelemahan manusia yang tidak akan menjadikan Dia suatu teladan yang sempurna bagi umat-Nya. Setan mengira bahwa sekiranya Kristus tidak lulus menanggung ujian pencobaannya, maka tidak akan ada penebusan bagi bangsa manusia, dan kuasanya atas mereka akan menjadi lengkap.
Perendahan diri dan penderitaan sengsara Kristus di padang belantara pencobaan adalah untuk bangsa manusia. Pada Adam semuanya telah hilang melalui pelanggaran. Melalui Kristuslah satu-satunya pengharapan pemulihan kebaikan Allah. Manusia telah memisahkan dirinya sendiri begitu jauh dari Allah oleh pelanggaran terhadap hukum-Nya, sehingga ia tidak dapat merendahkan dirinya di hadapan Allah sebanding dengan dosanya yang menyedihkan. Anak Allah dengan sepenuhnya dapat mengerti dosa-dosa yang berat dari si pelanggar, dan dalam tabiat-Nya yang tak berdosa la sendiri saja yang dapat mengadakan pendamaian yang dapat diterima bagi manusia dalam pengertian penderitaan dan kesengsaraan terhadap ketidaksenangan Bapa-Nya. Kesusahan dan penderitaan Anak Allah karena dosa-dosa dunia sebanding dengan keistimewaan dan kesucian llahi-Nya, juga sebanding dengan besarnya serangan.