Thursday, May 2, 2024
Google search engine
HomePendalamanRenungan Harian KORBAN OBAT BERACUN

[RH] KORBAN OBAT BERACUN

“Cela itu telah mematahkan hatiku, dan aku putus asa; aku menantikan belas kasihan, tetapi sia-sia, menantikan penghibur-penghibur, tetapi tidak kudapati. Bahkan, mereka memberi aku makan racun, . . (Mazmur 69:21, 22)

[AkhirZaman.org] Sudah banyak nyawa yang dikorbankan oleh pemberian obat yang dilakukan para dokter karena penyakit-penyakit yang belum diketahui.

Mereka tidak memiliki pengatahuan tentang penyakit yang pasti yang membuat menderita para pasien. Tetapi para dokter diharapkan untuk mengetahui dalam sesaat apa yang akan dilakukan, dan terkecuali mereka segera bertindak seolah mereka sudah mengerti penyakit itu dengan sempurna, mereka akan dipertimbangkan oleh kawan-kawan yang tidak sabar, dan oleh orang yang sakit, sebagai para dokter yang tidak kompeten. ltulah sebabnya, untuk memuaskan pendapat-orang sakit dan teman-teman mereka yang keliru, obat harus diberikan, eksperimen-eksperimen harus diujikan, untuk menyembuhkan sang pasien dari penyakit yang mereka tidak tahu secara nyata. Tubuh itu dibebani oleh obat-obat yang beracun yang tubuh itu tidak bisa buang dari sistemnya. Para dokter itu sendiri seringkali diyakinkan bahwa mereka sudah menggunakan obat-obat yang ampuh bagi suatu penyakit yang tidak ada, dan sebagai akibatnya terjadilah kematian.

Para dokter bisa dipersalahkan, tetapi bukan mereka saja yang bersalah. Orang-orang sakit itu sendiri, jika mereka mau sabar, mau makan dan menderita sedikit, dan memberikan kepada tubuh waktu untuk bertindak, akan mendapatkan kesembuhan dengan lebih segera tanpa menggunakan obat apa pun. Tubuh itu sendiri memiliki kuasa untuk menyembuhkan. Obat-obat tidak memiliki kuasa untuk menyembuhkan, tetapi justru menghalangi tubuh dalam upaya-upayanya. Tubuh, pada akhirnya, harus melakukan pekerjaan pemulihan. Orang yang sakit ingin supaya cepat sembuh, dan teman-teman dari orang sakit itu juga tidak sabar. Mereka ingin menggunakan obat, dan jika mereka tidak merasakan pengaruh yang kuat itu pada sistem-sistem mereka, mereka dengan tidak sabar akan mencari dokter yang lain. Penggantian dokter itu seringkali menambah hal yang buruk. Mereka kembali masuk ke dalam penggunaan obat yang sama dengan yang pertama, dan akibatnya lebih fatal, karena dua perawatan itu tidak cocok, dan sistem itu terkena racun gantinya mendapatkan pemulihan.

Banyak yang belum mengalami efek-efek menguntungkan penggunaan air, dan takut untuk menggunakan satu dari berkat-berkat Surga ini. Air sudah ditolak oleh orang-orang yang menderita demam tinggi, karena takut bahwa itu akan mencederai mereka. Jika, dalam kondisi demam mereka, air diberikan kepada mereka supaya secara bebas mereka meminumnya, dan juga dibuat penggunaan-penggunaan secara eksternal, maka hari-hari dan malam-malam yang panjang dalam penderitaan akan segera hilang, dan banyak jiwa yang berharga akan pulih . . . .

(2SM 452, 453)

 

RELATED ARTICLES

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

- Advertisment -
Google search engine

Most Popular

Recent Comments

Anda rindu Didoakan dan Bertanya?