“Lihatlah, betapa besarnya kasih yang dikaruniakan Bapa kepada kita, sehingga kita disebut anak-anak Allah; dan memang kita adalah anak-anak Allah. Karena itu dunia tidak mengenal kita, sebab dunia tidak mengenal Dia” (1 Yohanes 3:1).
[AkhirZaman.org] Ketika kita melihat Yesus mati di atas salib untuk menyelamatkan manusia yang hilang, hati mengumandangkan kata-kata Yohanes, “Lihatlah, betapa besarnya kasih yang dikaruniakan Bapa kepada kita, sehingga kita disebut anak-anak Allah; dan memang kita adalah anak-anak Allah. Karena itu dunia tidak mengenal kita, sebab dunia tidak mengenal Dia” (1 Yohanes 3:1).
Tidak ada yang lebih menentukan yang membedakan orang Kristen dari manusia duniawi selain penilaian bahwa la adalah mlik kepunyaan Allah.
Beberapa pekerja dalam pekerjaan Allah sudah terlampau siap untuk melontarkan pengaduan terhadap orang berdosa; kasih karunia dan kasih sayang Bapa dalam menyerahkan Anak-Nya untuk mati bagi bangsa manusia yang berdosa telah ditaruh di belakang-belakang. Guru memerlukan kasih karunia Kristus untuk jiwanya sendiri, supaya dapat memberitahukan kepada orang berdosa siapakah Allah itu sebenarnya—seorang bapa yang menunggu dengan kasih yang rindu untuk menerima yang hilang, bukan melontarkan tuduhan-tuduhan kepadanya dalam amarah, tetapi menyediakan suatu pesta kesukaan untuk menyambut kepulangannya (Zefanya 3:14-17).
Oh, sekiranya kita semua dapat mempelajari cara Tuhan dalam menarik jiwa-jiwa kepada Kristus! Kita harus mempelajari dan mengajarkan pelajaran-pelajaran yang indah dalam terang yang bercahaya dari pengorbanan di atas salib Kalvari. Hanya ada satu jalan yang menuntun dari kebinasaan, dan yang terus-menerus naik, iman yang selalu menembus kegelapan masuk ke dalam terang, sampai la itu tinggal di atas takhta Allah. Semua orang yang telah mempelajari pelajaran ini telah menerima terang yang datang pada pengertian mereka. Bagi mereka jalan yang menuju ke atas ini bukanlah suatu lorong gelap yang tidak pasti; bukanlah jalan pikiran fana, bukan jalan yang dibuat oleh rencana manusia, jalan di mana cukai dipungut dari setiap orang yang mengadakan perjalanan.
Engkau tidak dapat memperoleh jalan masuk oleh penebusan dosa atau oleh perbuatan-perbuatan yang dapat engkau lakukan. Tidak, Allah sendiri yang memiliki kehormatan menyediakan suatu jalan, dan jalan itu begitu lengkap, begitu sempurna, sehingga manusia, oleh suatu perbuatan yang dapat ia lakukan, tidak dapat menambah kesempurnaannya. Jalan itu cukup luas untuk menerima orang yang paling berdosa jikalau ia bertobat, dan itu adalah begitu sempit, begitu kudus, diangkat begitu tinggi, sehingga dosa tidak dapat masuk di sana.
Bilamana Allah kelihatan sebagaimana Ia ada, kebenaran-kebenaran yang mulia bersinar dengan terang baru dan lebih jelas. Apa yang membuat pikiran tetap kusut dijernihkan oleh sinar terang matahari kebenaran. Namun banyak perkara yang tidak akan kita pahami; tetapi kita memiliki kepastian yang diberkati bahwa apa yang kita tidak ketahui sekarang, kita akan ketahui kemudian.
—Letter 15a, 1890.