Wednesday, April 24, 2024
Google search engine
HomePendalamanRenungan Harian Hukum Sabat Diberitakan dengan Lebih Penuh

[RH] Hukum Sabat Diberitakan dengan Lebih Penuh

Dan aku melihat seorang malaikat lain terbang di tengah-tengah langit dan padanya ada Injil yang kekal untuk diberitakannya kepada mereka yang diam di atas bumi dan kepada semua bangsa dan suku dan bahasa dan kaum, dan ia berseru dengan suara nyaring: “Takutlah akan Allah dan muliakanlah Dia, karena telah tiba saat penghakimanNya, dan sembahlah Dia yang telah menjadikan langit dan bumi dan laut dan semua mata air. Wahyu 14:6, 7.

[AkhirZaman.org] Pada saat dimulainya masa kesusahan, kita dipenuhi oleh Roh Kudus ketika kita maju dan memberitakan hukum Sabat dengan lebih penuh.

“Permulaan masa kesusahan” yang disebutkan di sini tidaklah merujuk pada waktu di mana bela-bela itu akan mulai dituangkan, namun kepada sebuah periode yang singkat sebelum bela-bela tersebut dituangkan, sementara Kristus masih berada di tempat kudus. Pada waktu itu, tatkala pekerjaan penyelamatan sedang berakhir, kesusahan akan menimpa bumi ini, dan bangsa-bangsa akan marah, namun dikendalikan sehingga tidak menghambat pekerjaan malaikat ketiga. Pada waktu itulah “hujan akhir”, atau penyegaran dari hadirat Tuhan, akan dicurahkan, untuk memberi kekuatan pada seruan keras malaikat ketiga, dan mempersiapkan orang-orang kudus untuk mampu bertahan manakala tujuh bela itu dituangkan.

[Malaikat dari Wahyu Pasal 14] membawakan pesan yang harus diberitakan kepada dunia sebelum Kristus datang dalam awan-awan langit….. Lalu, mendekati waktu ini, perhatian orang-orang harus ditujukan kepada hukum Allah yang sudah diinjak-injak, yang terdapat dalam tabut perjanjian itu…….

Mereka menyadari bahwa sebagai ganti memelihara hari ketujuh, yakni hari yang dikuduskan Allah dan diperintahkan untuk dipelihara sebagai Sabat, mereka malah sedang memelihara hari pertama dari minggu. Namun mereka secara jujur ingin melakukan kehendak Allah, dan merekapun mulai menyelidiki Alkitab untuk menemukan alasan perubahan itu. Oleh karena gagal menemukan kewenangan Alkitabiah atas kebiasaan itu, maka pertanyaan pun muncul, Akankah kita menerima suatu kebenaran yang sudah menjadi tidak populer dan mematuhi hukum-hukum Allah, atau apakah kita akan terus bersama dengan dunia ini serta mematuhi hukum-hukum manusia? Dengan Alkitab yang terbuka mereka menangis dan berdoa serta membandingkan kitab yang satu dengan kitab yang lain, hingga, setelah yakin oleh kebenaran, mereka pun secara sadar menentukan sikap menjadi pemelihara hukum-hukum Allah.

RELATED ARTICLES

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

- Advertisment -
Google search engine

Most Popular

Recent Comments

Anda rindu Didoakan dan Bertanya?