Thursday, April 25, 2024
Google search engine
HomePendalamanRenungan Harian HUBUNGAN IMAN DAN PERBUATAN

[RH] HUBUNGAN IMAN DAN PERBUATAN

“Sebab seperti tubuh tanpa roh adalah mati, demikian jugalah iman tanpa perbuatan-perbuatan adalah mati” (Yakobus 2:26).

[AkhirZaman.org] Bagaimanakah cara kita memahami dan menyajikan pokok pembicaraan tentang iman dan kebenaran Kristus yang dihisabkan oleh iman? Banyak orang mengajarkan bahwa perbuatan yang bertimbun-timbun itu tidak ada artinya, bahwa tidak ada syarat-syarat. Bilamana topik itu disuguhkan dalam cara yang demikian, maka terang tersebut (pembenaran oleh iman) sesungguhnya telah diajarkan dengan pemahaman yang kurang tepat, dan akan mengacaukan pikiran dari para pendengar, dan tidak akan menerima kesan yang benar sehubungan dengan iman dan perbuatan . . . Ada syarat-syarat untuk penerimaan kita terhadap pembenaran dan penyucian, dan kebenaran Kristus.

Pembenaran oleh iman memanglah bertujuan menyajikan kepada kita dan orang banyak bahwa keselamatan adalah oleh kasih karunia (Efesus 2:8, 9) dan hanya kematian Yesus yang menyelamatkan kita, serta kebenaran Kristus semata yang dapat menutupi keberdosaan kita; namun bilamana diajarkan bahwa perbuatan (penurutan) tidak diperlukan maka sesungguhnya itu akan meninggalkan kesan yang salah pada banyak pikiran. Sementara perbuatan baik tidak akan menyelamatkan satu jiwa pun, namun tidaklah mungkin bagi satu jiwa pun selamat tanpa perbuatan-perbuatan baik. Allah menyelamatkan kita di bawah suatu hukum, bahwa kita harus meminta jika kita mau menerima, mencari jika kita mau mendapat, dan mengetuk jika kita mau dibukakan pintu.

Kristus menawarkan diri-Nya sendiri dengan rela untuk menyelamatkan sepenuhnya semua yang mau datang pada-Nya. la mengundang semua untuk datang kepada-Nya. Barangsiapa datang kepada-Ku, ia tidak akan Kubuang” (Yohanes 6:37). Banyak orang melihat dengan sesungguhnya akan pokok-pokok pembicaraan ini sebagaimana saya, namun mereka (Protestan pada umumnya) membuat pokok-pokok pembicaraan ini, melalui pernyataan-pernyataan yang dibuat, mengacaukan pikiran. Dan setelah mereka menyatakan pikiran secara radikal sehubungan dengan perbuatan-perbuatan (yang dianggap tidak memiliki arti), ketika pertanyaan-pertanyaan diajukan kepada mengenai hal yang penting ini, hal itu tidak diletakkan pada jalur yang begitu jelas, dalam pikiran, dan mereka tidak dapat merumuskan prinsip-prinsip yang benar pada pikiran-pikiran lain, dan tidak dapat membuat pernyataan-pernyataan yang serasi dengan prinsip-prinsip dan iman Kristen itu sendiri.

 

RELATED ARTICLES

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

- Advertisment -
Google search engine

Most Popular

Recent Comments

Anda rindu Didoakan dan Bertanya?