Friday, April 26, 2024
Google search engine
HomePendalamanRenungan Harian BERTEKUK LUTUT DALAM NAMA YESUS

[RH] BERTEKUK LUTUT DALAM NAMA YESUS

“Supaya dalam nama Yesus bertekuk lutut segala yang ada di langit dan yang ada di atas bumi dan yang ada di bawah bumi” (Filipi 2:10).

[AkhirZaman.org] Semua orang seharusnya bersandar pada Allah dalam ketidakberdayaan dan kebutuhan sehari-hari mereka. Mereka seharusnya menjadi rendah hati, berjaga-jaga, dan selalu berdoa.

Pujian dan ungkapan terima kasih seharusnya mengalir dengan rasa syukur dan kasih yang tulus bagi Allah.

Di kumpulan orang jujur dan dalam jemaat mereka seharusnya memuji Allah Yang Mahatinggi. Semua yang memiliki suatu pengertian tarhadap hubungan vital mereka dengan Allah seharusnya berdiri di hadapan Tuhan sebagai para saksi bagi-Nya, dengan mengungkapkan kasih, kemurahan dan kebaikan Allah. Biarlah kata-kata menjadi tulus, sederhana, sungguh-sungguh, berhikmat, hati berkobar-kobar dengan kasih bagi Allah, dan bibir disucikan bagi kemuliaan-Nya bukan hanya untuk memperkenalkan kemurahan Allah dalam kumpulan orang–orang kudus tetapi untuk menjadi saksi-saksi-Nya di setiap tempat. Para penghuni bumi akan mengenal bahwa Dia adalah Allah, satu-satunya Allah yang benar dan hidup.

Seharusnya ada pengetahuan hikmat tentang bagaimana menghampiri Allah dengan hormat dan takut akan Allah dengan kasih peribadatan. Ada sikap kurang hormat yang berkembang terhadap Pencipta kita, suatu ketidakpedulian yang berkembang terhadap kebesaran dan keagungan-Nya. Tetapi Allah sementara berbicara kepada kita pada akhir zaman ini. Kita mendengar suara-Nya dalam badai, dalam petir yang menyambar. Kita mendengar bencana-bencana yang diizinkan-Nya dalam bentuk gempa bumi-gempa bumi, banjir, dan elemen-elemen yang menghancurkan yang menyapu semua yang ada di hadapannya. Kita mendengar kapal-kapal yang tenggelam di lautan yang dalam. Allah berbicara kepada keluarga-keluarga yang sudah menolak untuk mengakui Dia, kadang-kadang dalam bentuk angin topan dan badai, kadang-kadang berhadapan muka seperti ketika la berbicara dengan Musa. Kembali la membisikkan kasih-Nya kepada anak kecil yang percaya dan kepada tuan yang berambut uban dalam usia tuanya. Dan hikmat dunia memiliki suatu hikmat sementara ia memandang pada yang tidak terlihat.

Ketika suara yang kecil itu yang menguasai angin topan dan badai yang memindahkan batu-batu karang dari posisinya, terdengar, biarlah semua menutup wajah mereka, karena Allah dekat. Biarlah mereka menyembunyikan diri mereka di dalam Kristus Yesus; karena la adalah tempat persembunyian mereka. Celah di batu karang itu tersembunyi pada tangan-Nya sendiri selagi para pencari yang rendah hati menunggu dengan sikap bertelut untuk mendengar apa yang Tuhan katakan kepada hamba-Nya.—Manuscript 84b, 1897.

(2 SM 315, 316)

 

RELATED ARTICLES

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

- Advertisment -
Google search engine

Most Popular

Recent Comments

Anda rindu Didoakan dan Bertanya?