Wednesday, May 1, 2024
Google search engine
HomePendalamanRenungan Harian BEGITU IBU, BEGITU ANAK

[RH] BEGITU IBU, BEGITU ANAK

“Lihat, setiap penyair akan mengatakan sindiran ini mengenai engkau: Begitu ibu,
begitu anak!” (Yehezkiel 16:44).

[AkhirZaman.org] Juga tabiat si anak sedikit banyaknya dipengaruhi oleh sifat pemberian makanan yang diterima dari si ibu. Dengan demikian betapa pentingnya si ibu, sementara merawat bayinya, harus memelihara keadaan pikiran yang senang, mengendalikan semangatnya sendiri dengan sempurna. Dengan melakukan demikian, makanan si anak tidak merugikan, dan pembawaan yang tenang dan menguasai diri yang ditempuh si ibu banyak kaitannya dengan pembentukan pikiran sang bayi. Cara si ibu yang berhati-hati dan tidak tergesa-gesa akan memiliki pengaruh yang menyejukkan dan memperbaiki, dan kesehatan sang bayi dapat sangat ditingkatkan. Para bayi telah sangat salah asuhan oleh perawatan yang tidak tepat. Jika ia rewel, umumnya ia diberi makan supaya ia diam, sementara dalam banyak hal, alasan utama kerewelannya adalah oleh sebab ia telah menerima terlampau banyak makanan, yang menyebabkan penyakit oleh kebiasaan si ibu yang salah. Lebih banyak makanan hanyalah membuat keadaan lebih buruk, karena perutnya sudah terlampau penuh.

Biasanya anak-anak dibesarkan dari buaian untuk memanjakan selera, dan kepada mereka diajarkan bahwa mereka hidup untuk makan. Sang ibu melakukan banyak usaha membentuk tabiat anak-anaknya pada masa kanak-kanak. la bisa mengajar mengendalikan selera, atau sebaliknya mengajar mereka untuk memanjakan selera dan menjadi rakus. Seringkali sang ibu berencana untuk menyelesaikan sejumlah pekerjaan, dan ketika anak-anak itu menyusahkan dia, gantinya mencari waktu untuk menenangkan kesedihan mereka, dan mengalihkan perhatian mereka, sesuatu diberikan kepada mereka supaya dimakan, untuk membuat mereka tetap tenang, yang memang berhasil untuk waktu singkat, tetapi yang pada akhirnya membuat persoalan menjadi buruk. Perut anak-anak ditekan dengan makanan ketika mereka tidak lapar. Yang diperlukan adalah sedikit waktu dan perhatian sang ibu. Tetapi ia menganggap waktunya terlalu berharga untuk dibaktikan kepada anak-anaknya. Mungkin pengaturan rumahnya yang ditata sedemikian rupa untuk tamu-tamu supaya mendapatkan pujian, dan membuat makanan menurut gaya yang sesuai zaman, merupakan pertimbangannya yang lebih tinggi daripada kebahagiaan dan kesehatan anak-anaknya.

Tidak bertarak dalam hal makan dan bekerja, melemahkan para orangtua, seringkali membuat mereka menjadi gugup, dan menurunkan kualitas mereka untuk melaksanakan tugas dengan benar kepada anak-anak. Tiga kali sehari orangtua dan anak-anak berkumpul di meja, dan memakan beragam makanan yang sesuai zaman. Kelayakan dari tiap piring harus diuji. Barangkali si ibu sudah bekerja sampai ia kepanasan, dan kelelahan, dan kondisinya tidak baik untuk memakan makanan bahkan yang paling sederhana sampai ia memiliki waktu untuk beristirahat lebih dulu. Mereka yang terus melanggar hukum kesehatan, sudah dipaksa untuk menerima hukuman pada suatu periode tertentu dalam hidup mereka.

( 2SM 452, 453, 454 )

 

RELATED ARTICLES

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

- Advertisment -
Google search engine

Most Popular

Recent Comments

Anda rindu Didoakan dan Bertanya?