Thursday, May 16, 2024
Google search engine
HomePendalamanRenungan Harian Bahaya Pemanjaan Selera

[RH] Bahaya Pemanjaan Selera

 “Siapa bertelinga, hendaklah ia mendengarkan apa yang dikatakan Roh kepada jemaat-jemaat: Barangsiapa menang, kepadanya akan Kuberikan dari manna yang tersembunyi; dan Aku akan mengaruniakan kepadanya batu putih, yang di atasnya tertulis nama baru, yang tidak diketahui oleh siapa pun, selain oleh yang menerimanya” (Wahyu 2:17).

[AkhirZaman.org] (Perubahan-perubahan karena menggunakan makanan daging). Daging hewan-hewan yang mati bukanlah makanan asli bagi manusia. Manusia diizinkan untuk memakannya setelah air bah karena semua jenis tumbuhan telah dihancurkan. Tetapi kutuk yang berlaku bagi manusia dan bumi dan setiap makhluk hidup sudah membuat perubahan-perubahan yang aneh dan ajaib. Semenjak air bah ras manusia sudah memperpendek periode keberadaannya. Kemerosotan fisik, mental dan moral sedang meningkat dengan jelas pada zaman akhir ini.—Manuscript 3, 1897.

[Cita rasa dalam pertimbangan yang rusak]. Engkau tidak tahu bahaya memakan daging hanya karena selera engkau memerlukannya. Oleh menerapkan cara makan ini, manusia menempatkan pada mulutnya apa yang merangsang nafsu-nafsu yang tidak kudus. Emosi-emosi yang tidak baik memenuhi pemikiran, dan pandangan mata rohani ditutupi awan; karena kecenderungan pemanjaan diri akan merusak cita rasa dan pertimbangan. Dengan menaruh pada meja makanan dengan jenis seperti ini, kamu sementara bertindak bertentangan dengan kehendak Allah. Kondisi perkara-perkara dibawa dan selanjutnya membawa kepada suatu pelanggaran terhadap ketetapan-ketetapan hukum Allah. . . .

Akan tetapi bukanlah masalah yang mudah untuk mengalahkan kebiasaan-kebiasaan turunan dan kecenderungan-kecenderungan untuk melakukan yang salah. Diri adalah tuan, dan berjuang meraih kemenangan. Tetapi bagi “dia yang menang” janji-janji diberikan. Tuhan memberikan jalan yang benar, tetapi la tidak memaksa seorang pun untuk patuh. Ia membiarkan orang-orang yang sudah menerima terang yang telah diberikan-Nya untuk menerima atau menolaknya, tetapi arah tindakan diikuti oleh hasil-hasil yang pasti. Sebab akan menghasilkan akibat. . . .

Para orangtua memiliki suatu kewajiban yang paling khidmat yang dibebankan pada mereka untuk menyesuaikan kebiasaan-kebiasaan yang benar dalam makan dan minum. Berikanlah kepada anak-anakmu makanan yang sederhana, dan menyehatkan, hindarkan setiap makanan yang bisa merangsang secara alami. Akibat yang makanan daging timbulkan pada anak-anak yang gugup tidak akan membuat mereka menjadi bertabiat manis dan sabar, tetapi menjadi bertemperamen buruk, bernafsu, dan menjadi tidak sabar. Praktik-praktik yang benar hilang, dan kerusakan menghancurkan pikiran, jiwa dan tubuh.—-Manuscript 47, 1896.

(3SM 289, 290)

 

RELATED ARTICLES

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

- Advertisment -
Google search engine

Most Popular

Recent Comments

Anda rindu Didoakan dan Bertanya?