“Bapa mengasihi Aku, oleh karena Aku memberikan nyawa-Ku untuk menerimanya kembali. Tidak seorang pun mengambilnya dari pada-Ku, melainkan Aku memberikannya menurut kehendak-Ku sendiri. Aku berkuasa memberikannya dan berkuasa mengambilnya kembali. Inilah tugas yang Kuterima dari Bapa-Ku” (Yohanes 10:17-18).
[AkhirZaman.org] Kristus mengenakan kemanusiaan atas diri-Nya sendiri, dan menyerahkan nyawa-Nya menjadi suatu korban, supaya manusia, dengan ikut mengambil bagian dalam kodrat Ilahi, dapat memiliki hidup yang kekal.
Kristus bukan hanya selaku Korban tetapi Ia juga Imam yang mempersembahkan korban itu. “Roti yang Kuberikan itu,” kata-Nya, “ialah daging-Ku, yang akan Kuberikan untuk hidup dunia” (Yohanes 6:51). Ia tidak berdosa atas semua kesalahan. la menyerahkan diri-Nya sendiri dalam penukaran untuk orang banyak yang telah menjual diri mereka sendiri kepada Setan dengan pelanggaran terhadap hukum Allah—hidup-Nya untuk hidup keluarga manusia, yang olehnya mereka telah dibeli menjadi milik-Nya.
“Bapa mengasihi Aku,” kata Kristus, “oleh karena Aku memberikan nyawa-Ku untuk menerimanya kembali. Tidak seorang pun mengambilnya dari pada-Ku, melainkan” Aku memberikannya menurut kehendak-Ku sendiri. Aku berkuasa memberikannya dan berkuasa mengambilnya kembali. Inilah tugas yang Kuterima dari Bapa-Ku” (Yohanes 10:17, 18).
“Sebab upah dosa ialah maut” (Roma 6:23). Kepada Adam sebelum kejaluhan-nya Tuhan berkata, “Pada hari engkau memakannya, pastilah engkau mati” (Kejadian 2:17). “Jikalau kamu melanggar hukum-Ku, maka pastilah kematian akan menjadi hukumanmu.” Dengan melanggar perintah Allah, ia menghukum hidupnya.
Sebelum kejatuhannya Adam bebas dari akibat-akibat kutuk. Ketika ia diserang oleh si penggoda, tidak ada akibat dosa padanya. la diciptakan sempurna dalam pikiran dan dalam tindakan. Tetapi ia menyerah pada dosa, dan jatuh dari tempatnya yang tinggi dan suci.
Kristus, Adam kedua, datang dalam keserupaan dengan daging yang berdosa. Demi keselamatan manusia, Ia menjadi terbuka untuk kesusahan, kelelahan, kelaparan, dan haus. la terbuka untuk pencobaan, tetapi la tidak menyerah pada dosa. Tidak ada cacat dosa pada-Nya. la menyatakan, “Aku menuruti perintah Bapa-Ku [dalam kehidupan-Ku di bumi]” (Yohanes 15:10). la memiliki kuasa tak terbatas hanya oleh sebab la menurut dengan sempurna akan kehendak Bapa-Nya. Adam kedua menanggung ujian kesusahan dan pencobaan supaya la dapat menjadi pemilik semua manusia.—Manuscript 99, 1903.
(3SM 141, 142)