[AkhirZaman.org] Kaisar Rusia pada suatu ketika berjalan-jalan di suatu taman yang indah yang bersebelahan dengan istananya. Ia datang kepada seorang prajurit penjaga yang sedang berdiri dekat sebidang tanah yang bersemak. Karena terkejut kepada pengawal itu di sana, ia pun bertanya, “Apa yang sedang kamu kerjakan?” Lalu prajurit itu menjawab, “Saya tidak tahu, saya hanya mengikuti perintah kapten.”
Segera kaisar itu bertanya kepada kapten, “Mengapa kamu perintahkan seorang prajurit menjaga di tanah yang bersemak?” Sang kapten menjawab, “Karena memang itulah peraturan selama ini demikian, tetapi saya tidak tahu mengapa harus begitu.”
Setelah diselidiki, kaisar itu mendapati bahwa tidak ada seorang pun di istananya yang mengetahui sejak kapan peraturan itu berlaku. Kaisar pun segera memeriksa arsip yang berisi catatan dahulu kala, dan ia sangat terkejut apa yang didapatinya. Seratus tahun sebelumnya, Chaterine Agung telah memerintahkan untuk menanam sejenis bunga mawar liar.
Kemudian ia menempatkan seorang prajurit menjaga tempat itu agar tidak ada orang yang menginjak tanaman itu. Tanaman itu bertumbuh lebat sejak ia meninggal. Sekarang seorang pengawal tetap berdiri di sana dan menjaga. Akan tetapi dia tidak tahu apa yang sedang dijaganya. Sungguh aneh tetapi sebuah kenyataan.
Akan tetapi demikian jugalah yang terjadi pada banyak orang di gereja-gereja Kristen. Mereka sedang memelihara, mempercayai, dan mempertahankan satu pengajaran tertentu yang sebenarnya dimasukkan ke dalam gereja melalui tradisi—satu pengajaran palsu dan bukan perintah Allah.
Pada pelajaran ini kita akan melihat dengan jelas bagaimana tradisi lebih ditinggikan melebihi Firman Allah. Kita juga akan melihat bahwa Firman Allah sudah menubuatkan hal itu sebelum terjadi. Ada suatu usaha untuk mengubah hukum Allah dan meninggikan tradisi. Catatan sejarah akan membuktikannya.
Sebelum menelusuri hal ini lebih jauh, kita harus ingat satu hal: Kita mempelajari pelajaran ini dengan latar belakang yang berbeda. Kita datang dari gereja yang berbeda satu dengan yang lain, dan bahkan (mungkin) dengan agama yang berbeda juga. Namun kita mempunyai satu jalur yang sama sepanjang pengalaman hidup. Kita mengasihi Tuhan dan kita rindu mengikuti kebenaran Firman-Nya. Itulah sebabnya kita mempelajarinya. Bukankah demikian? Kita rindu mengetahui kebenaran dan rindu untuk mengikutinya.
Alkitab sendiri memberikan kepada kita nasihat dalam 2 Tim. 2:15, “Usahakanlah supaya engkau layak di hadapan Allah sebagai seorang pekerja yang tidak usah malu, yang berterus terang memberitakan perkataan kebenaran itu.”
Agar kita dapat memahami kebenaran Allah maka kita harus mempelajari Firman-Nya. Dan Firman-Nya itu walaupun ditulis ratusan tahun yang lalu, tetaplah menyatakan kebenaran-kebenaran yang berlaku sepanjang zaman sehingga kita dapat menerapkannya pada zaman kita hidup sekarang ini.
Nubuatan-nubuatan Daniel dan Wahyu dapat diterapkan secara khusus pada akhir dunia ini. Yesus mengutip nubutan Daniel dan secara pribadi menganjurkan agar para murid-Nya mempelajari buku Daniel. Ketika murid-murid-Nya bertanya, “Katakanlah kepada kami, bilamanakah itu akan terjadi (kebinasaan bait suci Yerusalem) dan apakah tanda kedatangan-Mu dan tanda kesudahan dunia?” (Matius 24:3).
Sebagian dari jawaban Yesus adalah: “Jadi apabila kamu melihat Pembinasa keji berdiri di tempat kudus, menurut firman yang disampaikan oleh nabi Daniel — para pembaca hendaklah memperhatikannya — maka orang-orang yang di Yudea haruslah melarikan diri ke pegunungan.” Matius 24:15, 16.
Yesus memberikan amaran kepada generasi pada zaman-Nya bahwa nubuatan-nubuatan yang berhubungan dengan kebinasaan Yerusalem segera akan digenapi. Jawaban-Nya kepada para murid berisi nubuatan tentang Yerusalem dan akhir dunia ini. Dan Yesus meminta para murid untuk mempelajari nubuatan Nabi Daniel agar mendapatkan pengertian lebih baik tentang kedua peristiwa tersebut.
Dalam kitab Daniel, nabi itu telah memaparkan jenjang sejarah untuk beratus-ratus tahun lamanya—dari zaman Babel sampai kepada zaman kita dengan ketepatan yang luar biasa. Melalui penglihatan-penglihatan dan mimpi-mimpi yang menggunakan lambang, Allah berkomunikasi dengan alat peraga untuk membagikan kebenaran-Nya kepada kita. Filsuf Cina, Konfutse, mengatakan: “Satu peraga sama nilainya dengan seribu kata.” Marilah kita lihat lebih rinci gambaran yang diberikan Daniel kepada kita.
Dalam Daniel 2, Allah menubuatkan jangkauan sejarah dunia yang ratusan tahun lamanya melalui ilustrasi sebuah patung manusia yang terbuat dari berbagai logam. Dalam Daniel 7, jenjang sejarah yang sama dinyatakan dengan menggunakan empat binatang untuk menggambarkan sejarah perkembangan umat manusia. Pasal 8 dan 11 berisi gambaran yang lebih banyak.
Masing-masing pasal ini menceritakan jenjang sejarah dunia yang sama. Masing-masing mempunyai tambahan informasi tertentu, dan beberapa di antaranya menekankan tentang generasi terakhir dunia ini.
Daniel 7 dimulai dengan tahun pertama pemerintahan Belsyazar, raja Babel. Daniel mendapat sebuah mimpi dan ia mengingat semua dengan jelas. Perhatikanlah penjelasan Daniel tentang penglihatan itu pada ayat 2 sampai 7: “Pada malam hari aku mendapat penglihatan, tampak keempat angin dari langit mengguncangkan laut besar, dan empat binatang besar naik dari dalam laut, yang satu berbeda dengan yang lain. Yang pertama rupanya seperti seekor singa, dan mempunyai sayap burung rajawali; aku terus melihatnya sampai sayapnya tercabut dan ia terangkat dari tanah dan ditegakkan pada dua kaki seperti manusia, dan kepadanya diberikan hati manusia. Dan tampak ada seekor binatang yang lain, yang kedua, rupanya seperti beruang; ia berdiri pada sisinya yang sebelah, dan tiga tulang rusuk masih ada di dalam mulutnya di antara giginya. Dan demikianlah dikatakan kepadanya: Ayo, makanlah daging banyak-banyak. Kemudian aku melihat, tampak seekor binatang yang lain, rupanya seperti macan tutul; ada empat sayap burung pada punggungnya, lagipula binatang itu berkepala empat, dan kepadanya diberikan kekuasaan. Kemudian aku melihat dalam penglihatan malam itu, tampak seekor binatang yang keempat, yang menakutkan dan mendahsyatkan, dan ia sangat kuat. Ia bergigi besar dari besi; ia melahap dan meremukkan, dan sisanya diinjak-injaknya dengan kakinya; ia berbeda dengan segala binatang yang terdahulu; lagipula ia bertanduk sepuluh.”
Satu pemandangan laut yang luar biasa di mana angin kencang sedang bertiup ketika Daniel melihat itu dalam penglihatan. Angin kencang bertiup menggoncangkan gelombang laut itu dan tiba-tiba keempat binatang yang aneh dan besar itu keluar dari dalam laut. Angin, air, dan binatang adalah lambang-lambang yang biasa digunakan di dalam Alkitab.
Air melambangkan lautan manusia, kumpulan orang banyak, bangsa-bangsa, dan bahasa (Wahyu 17:15). Angin seringkali menggambarkan adanya peperangan dan pertikaian dan berhubungan dengan peristiwa itu—diplomatik, militer dan politik—yang membentuk adanya sejarah dunia ini (Yeremia 49:36).
Lalu bagaimana dengan binatang? Dalam ayat 17 Daniel menuliskan: “Binatang-binatang besar yang empat ekor itu ialah empat raja yang akan muncul dari dalam bumi.” Sebagai akibat adanya peperangan antar bangsa itu, empat kerajaan besi akan bangkit dan jatuh. Dan keempat logam, yaitu emas, perak, tembaga, dan besi dalam Daniel 2 menggambarkan adanya keempat kuasa kerajaan yang dilambangkan juga oleh keempat binatang dalam Daniel 7 ini. Catatan sejarah mendukung dengan jelas hal-hal ini.
Memang sejak zaman Daniel hanya terdapat empat kerajaan yang universal di bumi ini. Mari kita memperhatikan dengan singkat urutan sejarah dunia sebagaimana yang dinyatakan Daniel dalam gambaran keempat binatang dalam Daniel 7.
Pertama, muncullah seekor singa yang mempunyai sayap burung rajawali. Kerajaan dunia yang dilambangkan oleh binatang ini juga dilambangkan dengan emas dalam patung logam di Daniel 2, dan itu adalah kerajaan Babel. Lambang-lambang yang digunakan untuk menjelaskan Babel adalah makhluk dan logam yang luar biasa. Emas adalah logam yang paling mulia, sedangkan singa adalah raja dari segala binatang. Babel kuno adalah suatu kerajaan yang hebat! Penemuan ilmu purbakala menunjukkan bahwa orang-orang Babel menggunakan singa yang bersayap burung rajawali sebagai lambang kekuatan mereka. Lalu mereka mempunyai emas yang begitu banyak. Bahkan beberapa bangunan mereka dilapis dengan emas. Lambang-lambang itu adalah juga gambar yang terdapat di dinding tembak kota itu. Nabi Yeremia juga menjelaskan kekuatan hebat Babel yang mengalahkan musuhnya sama seperti singa.
Kedua, muncullah seekor beruang dengan tiga tulang rusuk mereka di dalam mulutnya. Ini adalah lambang dari kerajaan Media-Persia yang mengalahkan Babel pada tahun 539 SM. Tulang-tulang rusuk yang dimaksudkan adalah tiga kerajaan yang berhasil dikalahkan sehingga membuat Media-Persia memperoleh kekuasaannya atas seluruh dunia. Tiga kerajaan itu adalah Mesir, Lydia, dan Babel. Inilah kerajaan dunia yang kedua. Dalam Daniel 2 kerajaan ini dilambangkan oleh logam perak. Media-Persia dengan digambarkan sebagai seekor beruang yang haus darah. Tanpa diragukan lagi bahwa pasukan Media-Persia memang sangat kasar dan kejam di dalam penyerangannya.
Ketiga, seekor macan tutul yang bersayap empat pada punggunnya yang menggambarkan kerajaan ketiga yang berhasil menggulingkan Media-Persia pada 331 SM. Mereka adalah orang-orang Yunani di bawah kepemimpinan Iskandar Zulkarnain, secara harfiah memang seperti terbang dalam mendapatkan kemenangannya ketika mengalahkan Media-Persia dan seluruh dunia. Macan tutul ini mempunyai empat kepala yang melambangkan empat pembagian wilayah kerajaan setelah kematian Iskandar Zulkarnain. Dalam Daniel 2 kerajaan ini digambarkan sebagai logam tembaga dalam patung logam.
Keempat, binatang yang menakutkan dan dahsyat sering digambarkan seperti seekor naga yang meremukkan segala sesuatu yang menghalanginya. Binatang ini melambangkan kuasa kerajaan Romawi yang kejam, dan yang menghancurkan. Mereka menguasai dunia selama enam abad sejak 168 SM ketika mengalahkan Yunani. Pada patung logam di Daniel 2 kerajaan ini dilambangkan seperti besi yang “meremukkan dan menghancurkan segala sesuatu.” Memang ia akan “menghancurkan dan membinasakan semua mangsanya.” Dan kerajaan besi itu memang bertindak persis seperti yang dinubuatkan dalam Daniel 2!
Kelima, sepuluh tanduk yang melambangkan sepuluh kerajaan yang muncul dari binatang keempat yang menakutkan itu. “Kesepuluh tanduk itu ialah kesepuluh raja yang muncul dari kerajaan itu” (Daniel 7:24). Tidak ada binatang alami yang mempunyai sepuluh tanduk. Sepuluh tanduk yang terdapat pada binatang yang dilambangkan ini diperlihatkan kepada Daniel 1000 tahun sebelumnya dan secara tepat menubuatkan pecahnya kerajaan Romawi menjadi sepuluh bagian. Dalam Daniel 2 hal ini dilambangkan oleh sepuluh jari kaki yang terbuat sebagian dari tanah liat dan sebagian dari besi (Daniel 2:41-43). Pembagian Kekaisaran Romawi merupakan landasan muncullnya bangsa-bangsa Eropa Barat modern. Catatan sejarah membuktikan kebenaran hal ini. Romawi menguasai Eropa bagian Barat sampai pertengahan abad keempat ketika ia diruntuhkan, bukan oleh bangsa lain, akan tetapi dari dalam kerajaan itu sendiri oleh suku Barbar yang suka berperang. Di kemudian hari ada banyak yang berusaha mempersatukan Eropa, seperti raja Charmelagne, Charles V, Louis XIV, Napoleon, Kaisar Wilhelm, dan Adolf Hitler; namun semuanya gagal seperti yang Daniel 2 nubuatkan bahwa ketika “besi bercampur dengan tanah liat . . . tidak akan merupakan satu kesatuan, seperti besi tidak dapat bercampur dengan tanah liat” (ayat 43).
Keenam, sesuatu yang baru dan kelihatannya tidak biasa muncul di hadapan Daniel. Peristiwa-peristiwa penting berikutnya di Eropa sesudah sepuluh kerajaan itu telah dinyatakan. Daniel menulis: “Sementara aku memperhatikan tanduk-tanduk itu, tampak tumbuh di antaranya suatu tanduk lain yang kecil, sehingga tiga dari tanduk-tanduk yang dahulu itu tercabut; mata seperti mata manusia dan mulut yang menyombong” (Daniel 7:8). Dan “sesudah mereka (kesepuluh kerajaan), akan muncul seorang raja; dia berbeda dengan raja-raja yang dahulu dan akan merendahkan tiga raja” (ayat 24).
Apakah yang dimaksud dengan kuasa tanduk kecil dalam ayat di atas? Bangsa manakah itu? Bagaimana kita dapat mengenalinya? Kita akan ketahui jawabannya dalam artikel nubuatan selanjutnya.