Wednesday, December 4, 2024
Google search engine
HomeKeluargaPelajaran KeluargaPedoman Bagi yang Berencana Menikah: (2) Peringatan dan Nasihat

Pedoman Bagi yang Berencana Menikah: (2) Peringatan dan Nasihat

Nasihat dan peringatan Mrs. White dalam beragai kasus hubungan pertunangan

[AkhirZaman.org] Pengantin Yang Masih Terlalu Muda.  Sudah Melangka ke jenjang pernikahan padahal masih anak-anak yang memerlukan perawatan ibunya. Itu adalah suatu kejadian yang tidak membahagiakan.  Dalam keadaan yang sangat muda kondisi kesehatannya kurang dan ditambah lagi suaminya bersikap keras dan sewenang-wenang.  Dia belum cukup mampu menjadi pendamping suami. Suaminya menjadi kurang menaruh hormat terhadap dirinya sebab ia memang masih anak-anak. Suami memerintah seperti penguasa yang lalim dan sewenang-wenang. Akhirnya mereka berpisah sebab sang istri membenci suaminya.–MS 4, 1873.

Pertunangan Yang Lama Tidaklah Bijaksana. Saya prihatin mengenai jalinan mesramu dengan N. A. (seorang wanita)  Alasan pertama adalah sebab nampaknya engkau terlalu dini. Pertimbangan baik-baik dan bijaksana tentu meminta engkau akan menanti satu atau dua tahun. Tentu dialah yang menjadi pusat perhatian dan kasihmu untuk waktu yang cukup lama itu. Keadaan yang demikian ini tidak menguntungkan dirimu mau pun bagi wanita pilihanmu.

Terlalu Dini Menyatakan Cinta. Saya menyatakan apa yang saya ketahui mengenai hubunganmu. Sebenarnya yang terbaik bagi engkau dan N.A adalah memutuskan hubungan karena tak ada manfaatnya bagi kamu berdua. Karena jika perhatianmu terus tercurah kepadanya, pekerjaanmu jadi terbengkalai dan merintangi kemajuan pendidikanmu dan pengorbanan dirimu baik tubuh dan jiwa. Menyatakan cinta terlalu dini akan merugikan dirimu dan wanita pilihanmu….

Kepada saya telah ditunjukkan bahayanya mengadakan hubungan yang terlalu dini antara pria dan wanita, khususnya apabila sang pria jauh dari orang tua. Ia memilih teman wanitanya tanpa persetujuan ibunya. Janganlah terlalu yakin dengan pertimbanganmu sendiri. Berbahaya! Memikirkan pertunangan dan pernikahan akan mengalihkan pikiranmu dari pekerjaan dan pelajaranmu. Ini akan mengakibatkan kemerosotan akhlak kamu berdua. Antara kamu berdua akan menyatakan sikap yang terlalu berani dan tergila-gila sehingga engkau tidak lagi memikirkan bagaimana pengaruhmu terhadap sekelilingmu. Jika engkau teruskan hubungan yang begini, kamu akan mendapat celaan dan hukuman.

Pertunangan dan pernikahan adalah yang paling sulit ditangani sebab membingungkan tetapi sekaligus mempesona sehingga kewajiban kepada Tuhan dan tugas-tugas lainnya dianggap tidak menarik lagi dan remeh. Maka ketenangan dan kematangan pertimbangkanlah yang dibutuhkan dalam menghadapi persoalan yang mahapenting ini. Hai pemuda yang kukasihi, saya berbicara kepadamu sebagai seorang yang mengetahui permasalahannya. Jadi tunggulah sampai engkau mengenali jati dirimu senyatanya dan juga lebih mengetahui peri kehidupan dunia, kelakuan dan watak wanita muda sebelum engkau memikirkan mengenai pernikahan.

Sesudah Bulan Madu. Saya dapat menyebutkan banyak orang yang menderita dan berduka sekarang ini karena mereka melakukan tindakan yang kehilangan dan berlebih-lebihan dalam pernikahan mereka dan duka pun tidak bermanfaat sama sekali. Mereka menghadapi banyak pencobaan yang tak pernah mereka mimpikan; mereka menghadapi teman hidup yang tabiatnya rendah dan tak dapat ditinggikan lagi. Karena itu, mereka pasrah menerima apa adanya dan menyesuaikan diri dengan kondisi yang tak dapat dihindari tersebut. N.A. tidak akan mengangkat jiwamu. Ia tidak mempunyai kuasa yang tersimpan untuk dikembangkan yang dapat membentuknya menjadi wanita yang penuh pertimbangan dan mampu mendampingimu untuk bersama-sama menghadapi pergumulan hidup. Tidak ada kekuatan tabiat tidak memiliki pertimbangan yang mendalam dan arah pikirannya tidak akan menolongmu. Engkau melihat permukaannya dan nampaknya semua yang terpapar di sana sungguh menarik. Tetapi saya katakan,dalam waktu yang singkat saja, jika engkau jadi menikah dengannya, hal yang menggiurkan bagimu sekarang ini akan lenyap. Setelah hal-hal yang baru engkau alami dalam pernikahanmu berlalu, engkau akan melihat hal yang sebenarnya, tetapi sudah terlambat. Engkau telah melakukan kesalahan besar.

Diperlukan Pertimbangan Yang Matang. Kematangan pertimbangan akan memberimu kemampuan untuk melihat dan memahami masalah serta kuasa untuk membedakan agar engkau mengenal kebenaran. Tabiatmu perlu dibentuk, kuasa pertimbanganmu perlu dikuatkan sebelum engkau memikirkan pernikahan. Sekarang engkau belum siap untuk menentukan baik-buruknya seseorang. Jadi janganlah terkecoh melakukan tindakan yang sangat tidak bijaksana, atau kejahatan, yang akan menjadi penyesalan seumur hidup. Air mata penyesalan nanti tidak akan dapat melegakan. Biarlah anak gadis mengembangkan kepribadian menjadi wanita sesempurna mungkin agar hidupnya berguna, dan mempelajari keterampilan yang dapat memberi pekerjaan dan mampu mandiri.  

Akal Budi Adalah Dasar Cinta Sejati. Cinta adalah suatu perasaan yang sangat suci tetapi hanya segelintir orang yang mengetahui apa sebenarnya cinta. Istilah itu banyak digunakan orang tetapi tidak dipahami. Kehangatan yang muncul dari dorongan hati, penarikan orang muda yang merawankan hati yang lainnya, bukanlah cinta; tak pantas disebut sebagai cinta. Cinta sejati selalu berdasarkan akal budi, pengenalan yang seksama akan obyek yang dicintainya. Tetapi jika karena dorongan hati saja tertarik kepada seseorang lalu menyatakan pikiran dan kasihnya, ini bukan berdasarkan akal budi, tanpa pertimbangan, berlebihan, sifatnya sementara dan berdasarkan hawa nafsu saja.

Ingat bahwa cinta yang berdasarkan dorongan hati saja adalah suatu cinta yang buta total. Cinta buta akan menganggap sesuatu yang sebenarnya tak bernilai adalah harta yang sangat tinggi nilainya. Cegahlah berkembangnya cinta yang demikian. Pikirkanlah dalam-dalam dan renungkan sungguh-sungguh.  Apakah yang engkau cintai sekarang ini jika diukur dengan timbangan tingkat kecerdasan dan keutamaan perangai, penampilan dan kebiasaannya akan membuat engkau merasa bangga memperkenalkannya kepada keluarga orang tuamu. Apakah engkau akan merasa bangga bersama dia dalam pergaulan masyarakat. Diakah yang engkau rindukan untuk selalu bersamamu, yang kefasihannya berbicara engkau kagumi dan kebiasaan hidupnya sangat menarik dan memuaskan keinginanmu yang paling tinggi?

Pentingnya Latar Belakang Keluarga. Kiranya dengan bertambahnya usia memberimu kebijaksanaan untuk mengenal apa sebenarnya yang disebut cinta sejati sebelum engkau terjerumus. Kehancuran, kehancuran yang mengerikan akan melanda engkau jika engkau meneruskan jalan hidupmu yang sekarang. Coba lihat silsilah keluarga dan ingat bahwa dua keluarga akan dihubungkan melalui suatu pernikahan. Memang tidak mungkin ada keluarga yang sempurna tetapi akan merupakan suatu tindakan yang sangat kejamlah untuk menikah dengan seseorang yang garis keturunannya dan keluarganya akan menurunkan martabat dan membawa kehinaan kepada keluargamu, atau mungkin engkau tergoda untuk meremehkan dan mengacuhkan mereka.

Nasihat Orang Tua Dan Sahabat Dekat. Dalam masalah pernikahan janganlah terburu-buru. Bersabarlah. Gunakan cukup waktumu untuk mengadakan pengamatan pada setiap segi kehidupan pujaanmu itu. Walau demikian, jangan percaya dengan pertimbanganmu sendiri saja. Mintalah pendapat ibu yang mengasihimu dan pendapat ayahmu, juga sahabat-sahabatmu mengenai kekasihmu itu. Jangan percaya dengan pertimbanganmu sendiri saja dan jangan menikah dengan seorang yang engkau rasa tidak akan mengangkat martabat orang tuamu. Hendaknya calonmu itu seorang yang cerdas dan mempunyai budi pekerti yang baik. Seorang gadis yang mencintai seorang pria dan berusaha menarik perhatiannya untuk bersahabat dengannya, berusaha untuk selalu dekat kepadanya, bukanlah gadis yang tepat bagimu. Percakapannya murahan dan dangkal.

Jangan Menikah Dengan Orang Yang Tidak Cocok. Ada gadis yang sudah layak menikah pada usia delapan belas tahun. Tetapi N. A berbeda. Walaupun kebiasaan N. A diperbaiki dan pengetahuannya yang bermanfaat ditambah sampai ia berusia dua puluh lima tahun, ia tetap belum layak menikah dengan engkau. Umumnya pria seumurmu belum mampu mengenal watak seorang gadis dan belum mengerti betapa bodohnya pria yang jatuh cinta kepada seorang gadis belia yang sama sekali tidak cocok baginya. Lebih baik tidak menikah daripada hidup sengsara dalam pernikahan yang tak bahagia, tetapi dalam semua ini carilah nasihat Tuhan. Bertindaklah dengan sangat hati-hati dan tunduklah kepada kehendak Tuhan agar engkau tidak melakukan sesuatu berdasarkan rangsangan perasaanmu belaka yang membuatmu tidak cakap dalam melayani Tuhan karena hubunganmu yang tidak cocok itu.–Letter 59, 1880.

Perluh Temperamen Yang Sama. Saya mengetahui bahwa engkau bermaksud menikah dengan  A H (perempuan). Hal ini menyebabkan saya merasa perlu menyampaikan kepadamu apa yang telah saya lihat. Gadis pilihanmu itu sifatnya sangat halus dan perasa sedang engkau tidak demikian. Sama sekali tidaklah sesuai dengan pengaturan Tuhan bahwa wanita seperti dia menikah dengan pria yang sifatnya seperti engkau. Sifat hewan sangat mendominasi hidupmu. Engkau memiliki nafsu hewani yang belum dikendalikan sebagaimana mestinya. Kuasa yang lebih mulia, yaitu kuasa pikiran telah diperbudak oleh nafsu yang rendah. Engkau belum disucikan oleh kebenaran agama yang engkau anut, gagal meraih sifat ilahi dan melepaskan diri dari kebejatan hidup yang penuh nafsu dunia.

A. H bukanlah orang yang tahan menderita kekasaran dalam hidup ini. Ia lemah bagai kembang dan segera akan layu dan mati jika dilanda topan dan terabaikan. Dalam pernikahanmu yang pertama, engkau tidak mengerti kehalusan tubuh seorang wanita. Engkau gagal, betul-betul gagal dalam pernikahanmu yang pertama itu. Secara fisik, istrimu itu memang kekar dan boleh dianggap tahan banting, tetapi ia terlalu memaksakan diri. Kekhawatiranmu menyebabkan kamu terlalu lelah bekerja dan kamu melalaikan kesenangan hidup yang perlu. Engkau berpikir bahwa apabila telah memiliki kekayaan, barulah boleh menikmati kesenangan hidup.

Engkau telah melakukan kesalahan yang sungguh menyedihkan. Istrimu menjadi korban. Seharusnya ia masih hidup. Tetapi karena hanya sedikit yang engkau ketahui mengenai alat-alat tubuh seorang wanita, engkau menjadi lalai memelihara dan menyiapkan kebutuhannya agar ia dapat menikmati hidup ini. Rupanya engkau mewarisi temperamen ayahmu.

Apabila engkau mencari istri lagi, jangan pergi kepada wanita yang fisiknya lemah yang kebanyakan menggunakan kuasa otak. Pilihlah seorang istri di antara wanita dari golongan yang sesuai dengan pengaturan hidupmu. Engkau tidak dapat membahagiakan wanita yang temperamennya halus.–Letter 21, 1868.

Kesetiaan Dalam Keluarga Orang Tua. Melakukan tugas-tugas dalam keluarga orang tua dengan setia merupakan persiapan para pemuda untuk membentuk rumah tangga mereka sendiri nanti. Biarlah mereka mempraktekkan pengorbanan diri dan menyatakan kasih, kejujuran dan simpati orang kristen. Demikianlah kehangatan kasih tetap terpelihara dalam hatinya. Pemuda yang meninggalkan keluarga orang tuanya setelah menempuh persiapan dengan setia akan mampu membina rumah tangganya sendiri yang bahagia. Pernikahan bukanlah akhir cinta melainkan permulaan cinta.–PP 176.

Saya mohon padamu, ya, saya memperingati kamu dalam nama Yesus agar jangan memasuki hubungan pernikahan sebelum hati dan hidupmu diubah. Jika engkau dapat membuat suatu rumah tangga berbahagia di mana kehadiranmu menjadi berkat bagi ayah dan ibumu, saudara laki-laki dan perempuan, barulah engkau dapat mengerti kewajiban-kewajiban yang termasuk dalam hubungan pernikahan.–Ms 2, 1871.

Oleh: Ellen White

RELATED ARTICLES

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

- Advertisment -
Google search engine

Most Popular

Recent Comments

Anda rindu Didoakan dan Bertanya?