Sunday, September 21, 2025
Google search engine
Home Blog Page 349

[RH] BIARKANLAH ALLAH BERTINDAK (1)

0

“Serahkanlah hidupmu kepada TUHAN dan percayalah kepada-Nya, dan Ia akan bertindak” (Mazmur 37:5).

[AkhirZaman.org] Selanjutnya kepada saya ditunjukkan kasus yang lain. Kali ini tentang seorang wanita, kelihatannya ia menderita sakit parah. Seorang dokter berdiri di sampingnya, dan sementara memberikan obat, yang diambil dari suatu wadah, yang padanya tertulis: Opium. Pertama-lama keiihatannya obat ini mempengaruhi pemikiran, Ia berbicara dengan aneh, tetapi pada akhirnya diam dan tertidur. Perhatian saya diarahkan kepada kasus yang pertama, tentang seorang ayah yang teiah kehilangan istri dan dua anaknya. Sang dokter sedang berada di ruangan si putri yang sakit itu, dan berdiri di sebeiahnya. Kembali ia meninggaikan ruangan itu tanpa memberikan obat apa pun.

Sang ayah, ketika dokter itu ada keiihatannya sangat tergerak, dan ia pun dengan tidak sabar bertanya, “Apakah kamu tidak mau melakukan apa pun’? Apakah kamu bermaksud membiarkan putri saya meninggal? Sang dokter berkata,— “Saya sudah mendengar kisah menyedihkan perihal kematian istrimu yang dikasihi, dan kedua anakmu, dan sudah belajar langsung dari bibirmu bahwa ketiganya meninggal selagi dalam perawatan dokter, yang menerapkan obat-obat yang langsung diberikan oleh tangan mereka. Obat itu tidak bisa menyelamatkan orang-orang yang kamu kasihi, dan sebagai seorang dokter dengan khidmat percaya bahwa tidak satu pun dari mereka perlu, atau harus mati. Mereka bisa saja sembuh kalau saja mereka tidak diberikan obat yang membuat tubuh menjadi lemah oleh kesalahan, dan pada akhirnya hancur.” Dengan suatu keputusan ia berkata untuk menghasut sang ayah, “Saya tidak bisa memberikan obat kepada putrimu. Saya hanya akan mencari upaya untuk membantu tubuhnya dalam membuat upaya, oleh memindahkan setiap penghalang, dan selanjutnya membiarkan tubuhnya untuk bekerja sendiri untuk memulihkan energi-energi yang aus dari tubuhnya.” la memberikan kepada si ayah beberapa petunjuk yang ia harapkan supaya sang ayah lakukan dengan erat.

“Jauhilah si pasien dari rangsangan, dan setiap pengaruh yang menimbulkan tekanan. Kondisi-kondisinya seharusnya dibuat ceria dan berpengharapan. Ia seharusnya memakan makanan yang sederhana, dan biarlah ia diberikan banyak minum air yang murni. Mandikan dia dalam air yang lembut dan murni dan gosok dia perlahan-lahan. Biarlah sinar, dan udara, diizinkan dengan bebas masuk ke dalam ruangannya. la harus mendapatkan istirahat yang tenang, dan tanpa diganggu.” Sang ayah dengan perlahan-lahan membaca resep tersebut, dan ingin tahu beberapa petunjuk sederhana itu dalam hal isinya, dan kelihatannya meragukan setiap hasil baik yang mungkin muncul dari metode itu.

(2 SM 445, 446)

 

[RH] PASIEN DAN OBAT BERBAHAYA

0

“Pada tahun ketiga puluh sembilan pemerintahannya Asa menderita sakit-pada kakinya yang kemudian menjadi semakin parah. Namun dalam kesakitannya itu ia tidak mencari pertolongan TUHAN, tetapi pertolongan tabib-tabib” (2 Tawarikh 16:12).

[AkhirZaman.org] Jika mereka yang memakai obat-obatan kimia ini adalah para penderita itu saja, maka kejahatan itu tidak akan demikian besar. Tetapi para orangtua tidak hanya berdosa terhadap diri mereka sendiri dalam memakan obat-obat kimia yang beracun ini, tetapi juga terhadap anak-anak mereka. Keadaan darah mereka, racun yang dialirkan ke seluruh tubuh, struktur yang hancur, dan beragam penyakit akibat obat, sebagai hasil dari racun obat-obatan kimia ini, ditransmisikan kepada anak-anak mereka, dan mereka dibiarkan untuk menerima warisan kemalangan.

Para dokter, oleh memberikan racun-racun mereka, sudah melakukan banyak penciutan ras manusia, secara fisik, secara mental, dan secara moral. Di setiap tempat di mana kamu pergi kamu akan melihat gangguan, penyakit, yang dalam banyak hal bisa ditelusuri kembali karena menggunakan obat-obatan yang beracun, yang diberikan oleh seorang dokter, sebagai suatu obat bagi beberapa orang yang sakit. Obat yang disebut-sebut itu, oleh pengalaman penderitaan yang kuat, secara menakutkan sudah memberikan bukti kepada sang pasien, sebagai yang jauh Iebih buruk daripada penyakit yang diobati. Semua yang memiliki kesanggupan umum seharusnya mengerti keperluan sistem tubuh mereka. Filsafat kesehatan seharusnya merupakan salah satu dari studi-studi penting bagi anak-anak kita. Organisme manusia sangat penting dimengerti, dan kemudian para pria dan wanita yang bijak bisa menjadi para tabib mereka. Jika orang-orang itu mau mencari sebab akibat, dan mau mengikuti terang yang bersinar pada mereka, mereka akan mengejar upaya yang menjamin kesehatan, dan kematian akan jauh lebih berkurang. Tetapi orang-orang terlalu berkehendak untuk tetap berada dalam kebodohan yang tidak bisa dimaafkan, dan mempercayakan tubuh mereka kepada para dokter, gantinya mencari tanggung jawab istimewa dalam masalah mereka sendiri.

Beberapa ilustrasi tentang pelajaran besar ini sudah diberikan kepada saya. Yang pertama adalah tentang suatu keluarga yang terdiri dari seorang ayah dan putri. Sang putri jatuh sakit, dan sang ayah menjadi susah karenanya. la kemudian memanggil seorang dokter. Pada waktu sang ayah membawa dia ke ruangan sang putri, sang ayah menunjukkan bahwa ia sangat khawatir. Si dokter menguji pasiennya, dan mengucapkan beberapa perkataan. Kemudian mereka berdua meninggalkan ruangan si putri. Sang ayah memberitahu dokter bahwa ia telah kehilangan istrinya, anak laki-laki dan anak perempuan yang lain, dan si putri inilah satu-satunya yang tertinggal padanya. Dengan khawatir ia bertanya kepada dokter tentang kasus putrinya ini entah ada harapan atau tidak.

(2 SM 442, 443)

 

Pria Nepal Menangkan Maraton Tertinggi di Dunia

0

[AkhirZaman.org] Seorang pria yang berprofesi sebagai tentara berhasil memenangkan perlombaan maraton tertinggi di dunia. Lomba maraton ini sendiri berlangsung di Gunung Everest.

Dilaporkan, pria tentara bernama Bed Bahadur Sumuwar (29) itu adalah satu dari 150 peserta lomba lari marathon tertinggi di dunia tersebut. Lomba tersebut bukan hanya diikuti para warga Nepal, namun juga pelari dari negara lain.

Lomba lari maraton tahunan yang diadakan pada Minggu 29 Mei 2016 itu sebenarnya diadakan untuk merayakan pertama kalinya puncak Gunung Everest ditaklukkan.

Tenzing Norgay dan Edmun Hillary adalah dua pendaki yang berhasil mencapai puncak Gunung Everest pada 1953.

Garis finis lomba lari tertinggi di dunia ini sendiri berada di lokasi yang berjarak 2.000 meter di bawah lereng Gunung Everest. Sumuwar dilaporkan menyelesaikan lomba lari tersebut dalam waktu 6 jam 10 detik.

Ia menyatakan bangga bisa memenangkan lomba lari maraton tertinggi di dunia tersebut. “Rutenya sangat menantang tapi menakjubkan juga. Saya bangga menjadi pemenang,” ujar Sumuwar, sebagaimana dimuat BBC, Senin (30/5/2016).

http://goo.gl/KIVk19

Kita sedang berada di pertandingan iman. Sebagaimana pria tadi boleh mencapai kemenangan, apakah kita juga rindu untuk mencapai kemenangan dalam pertandingan iman kita. Rasul Paulus menuliskan : “ Bertandinglah dalam pertandingan iman yang benar dan rebutlah hidup yang kekal. Untuk itulah engkau telah dipanggil dan telah engkau ikrarkan ikrar yang benar di depan banyak saksi. “ ( 1 Timotius 6:12 ). “

Dan di ayat lainnya Paulus juga menuliskan “ Aku telah mengakhiri pertandingan yang baik, aku telah mencapai garis akhir dan aku telah memelihara iman.” ( 2 Timotius 4:7 ). Apakah kita rindu berkata seperti Paulus, bahwa kita telah mengakhiri pertandingan kita dengan baik, mencapai garis akhir dan memelihara iman kita? Satu ayat terakhir, di dalam Ibrani 12:2 : “ Marilah kita melakukannya dengan mata yang tertuju kepada Yesus, yang memimpin kita dalam iman, dan yang membawa iman kita itu kepada kesempurnaan, yang dengan mengabaikan kehinaan tekun memikul salib ganti sukacita yang disediakan bagi Dia, yang sekarang duduk di sebelah kanan takhta Allah.”

NUBUATAN-NUBUATAN DIGENAPI (1)

0

[AkhirZaman.org] Pada waktu kedatangan Tuhan yang diharapkan itu berlalu — pada musim semi 1844 — tanpa terjadi apa-apa, mereka yang dengan iman menantikan kedatangan-Nya, untuk sementara dilanda kebimbangan dan ketidakpastian. Sementara dunia ini menganggap mereka telah kalah telak dan terbukti menjadi korban penipuan, sumber konsolidasi mereka masih tetap firman Allah. Banyak yang terus menyelidiki Alkitab, memeriksa kembali tanda-tanda dan bukti-bukti iman mereka, dan dengan seksama menyelidiki dan mempelajari nubuatan-nubuatan untuk mendapatkan terang lebih jauh. Kesaksian Alkitab yang mendukung posisi mereka tampak jelas dan meyakinkan. Tanda-tanda yang tidak bisa salah menunjukkan kedatangan Kristus sebagai sudah dekat. Berkat khusus dari Tuhan, baik dalam pertobatan orang-orang berdosa maupun kebangunan kehidupan kerohanian orang-orang Kristen, telah menyaksikan bahwa pekabaran itu datangnya dari Surga. Dan walaupun orang-orang percaya itu tidak dapat menerangkan kekecewaan mereka, mereka merasa yakin bahwa Allah telah menuntun mereka dalam pengalaman-pengalaman masa lalu.

Dijalin dengan nubuatan-nubuatan yang mereka anggap sebagai yang diterapkan pada kedatangan kedua kali, adalah ajaran atau petunjuk yang khusunya sesuai dengan keadaan mereka yang tidak menentu dan dalam keadaan tegang, dan mendorong mereka menunggu dengan sabar dalam iman bahwa apa yang sekarang gelap kepada pengertian mereka akan menjadi jelas pada waktunya.

Di antara nubuatan-nubuatan itu yang terdapat dalam Habakuk 2:1-4, “Aku mau berdiri di tempat pengintaianku dan berdiri tegak di menara, aku mau meninjau dan menantikan apa yang akan difirmankan-Nya kepadaku dan apa yang akan dijawab-Nya atas pengaduanku. Lalu Tuhan menjawab aku demikian: Tuliskanlah penglihatan itu dan ukirkanlah itu pada loh-loh, supaya orang sambil lalu dapat membacanya. Sebab penglihatan itu masih menanti saatnya, tetapi bersegera menuju kesudahannya dengan tidak menipu; apabila berlambat-lambat, nantikanlah itu, sebab itu sungguh-sungguh akan datang dan tidak akan bertangguh. Sesungguhnya, orang yang membusungkan dada, tidak lurus hatinya, tetapi orang yang benar itu akan hidup oleh percayanya.”

Pada permulaan tahun 1842, petunjuk yang diberikan dalam nubuatan ini “tuliskanlah penglihatan itu dan ukirkanlah itu pada loh-loh supaya orang sambil lalu dapat membacanya,” telah mendorong Charles Fitch untuk menerbitkan satu peta nubuatan untuk menggambarkan penglihatan Daniel dan Wahyu. Penerbitan peta ini dianggap sebagai kegenapan perintah yang diberikan oleh Habakuk. Namun, tak seorangpun memperhatikan bahwa penundaan pelakasanaan penglihatan itu — waktu menunggu — ada dinyatakan dalam nubuatan yang sama. Setelah kekecewaan itu, maka ayat ini tampak jelas, “Sebab penglihatan itu masih menanti saatnya, tetapi ia bersegera menuju kesudahannya dengan tidak menipu; apabila berlambat-lambat, nantikanlah itu, sebab ia sungguh-sungguh akan datang dan tidak akan bertangguh . . . . Orang benar akan hidup oleh percayanya” (Habakuk 2:1-4).

Sebahagian dari nubuatan Jehezkiel juga menjadi sumber kekuatan dan penghiburan bagi orang-orang percaya: Lalu datanglah firman Tuhan kepadaku, “Hai anak manusia, sindiran apakah itu yang hidup di antara kamu di tanah Israel yang berbunyi sudah lama berselang tetapi satu penglihatanpun tak jadi? Oleh sebab itu katakanlah kepada mereka: Beginilah firman Tuhan Allah: Aku akan menghentikan sindirian ini dan orang tidak akan mengucapkannya lagi ditanah Israel. Sebaliknya katakanlah kepada mereka: Waktunya sudah dekat dan tiap penglihatan akan jadi. Sebab tidak akan ada lagi penglihatan yang menipu ataupun tenungan yang menyesatkan di tengah-tengah kaum Israel, sebab Aku Tuhan, akan berfirman dan apa yang Kufirmankan akan terjadi dan firman itu tidak akan ditunda-tunda lagi, sebab masa hidupmu, hai kamu pemberontak, Aku akan mengucapkan suatu firman dan Aku akan menggenapinya, demikianlah firman Tuhan Allah.” (Yehez. 12:21-25,27-28).

Mereka yang sedang menantikan bersukacita, percaya bahwa Ia yang mengetahui akhir dari permulaan telah memelihara mereka sepanjang zaman dan yang melihat sebelumnya kekecewaan mereka, telah memberikan kepada mereka keberanian dan pengharapan. Kalau bukan bagian ayat-ayat Alkitab yang seperti ini, yang mengingatkan mereka agar menunggu dengan sabar dan berpegang teguh pada firman Allah, iman mereka sudah gagal dalam cobaan seperti itu.

Perumpamaan sepuluh anak dara dalam Matius 25 juga menggambarkan pengalaman orang-orang yang percaya kepada kedatangan Tuhan (orang-orang Advent). Dalam Matius 24, dalam jawaban kepada pertanyaan murid-murid-Nya mengenai tanda-tanda kedatangan-Nya dan akhir dari dunia ini, Kristus telah menunjukkan beberapa peristiwa-peristiwa paling penting dalam sejarah dunia ini dan sejarah gereja mulai dari kedatangan-Nya yang pertama sampai kepada kedatangan-Nya yang kedua, seperti kebinasaan Yerusalem, kesusahan besar yang menimpa gereja di bawah penganiayaan kekafiran dan kepausan, gelapnya matahari dan bulan, dan jatuhnya bintang-bintang. Setelah itu Ia berbicara mengenai kedatangan-Nya dalam kerajaan-Nya, dan menghubungkan dengan kedua golongan hamba yang menantikan kedatangan-Nya. Fatsal dua puluh lima dimulai dengan kata-kata, “Pada waktu itu hal Kerajaan Surga seumpama sepuluh gadis.” Di sini diungkapkan kehidupan gereja pada akhir zaman, sama seperti yang ditunjukkan pada penghabisan fatsal 24. Dalam perumpamaan ini pengalaman mereka digambarkan dalam satu peristiwa pernikahan cara Timur.

“Pada waktu itu hal Kerajaan Surga seumpama sepuluh gadis yang mengambil pelitanya dan pergi menyongsong mempelai laki-laki. Lima diantaranya bodoh dan lima bijaksana. Gadis-gadis yang bodoh itu membawa pelitanya, tetapi tidak membawa minyak, sedangkan gadis-gadis yang bijaksana itu membawa pelitanya dan juga minyak dalam buli-buli mereka. Tetapi karena mempelai lama tidak datang-datang juga, mengantuklah mereka semua lalu tertidur. Waktu tengah malam terdengarlah suara orang berseru: Mempelai datang! Songsonglah dia!”

Kedatangann Kristus, sebagaimana diumumkan oleh pekabaran malaikat yang pertama, diketahui dilambangkan oleh kedatangan mempelai laki-laki. Pembaharuan yang meluas melalui pemberitaan kedatangan-Nya yang segera menerangkan arti kepergian gadis-gadis itu. Dalam perumpamaan ini, sebagaimana halnya dalam Matius 24, ada dua golongan yang ditunjukkan. Semua telah membawa pelitanya, Alkitab, dan oleh terangnya pergi keluar menyambut mempelai. Tetapi sementara “gadis-gadis yang bodoh itu membawa pelitanya, tetapi tidak membawa minyak,” “gadis-gadis yang bijaksana itu membawa pelitanya dan juga minyak dalam buli-buli mereka.” Golongan yang terakhir ini telah menerima kasih karunia Allah, kuasa Roh Kudus yang menerangi dan membaharui, yang membuat firman-Nya jadi lampu kepada kakinya dan terang kepada jalannya. Dalam takut akan Allah mempelajari Alkitab untuk mengetahui kebenaran dan dengan sungguh-sungguh berusaha agar mempunyai hati dan hidup yang murni dan bersih. Mereka mempunyai pengalaman pribadi, iman kepada Allah dan kepada firman-Nya, yang tidak bisa dihilangkan oleh kekecewaan dan penangguhan kedatangan Kristus. Yang lain “membawa pelitanya, tetapi tidak membawa minyak.” Mereka tergerak hanya oleh dorongan hati. Rasa takut mereka telah dibangkitkan oleh pekabaran yang sungguh-sungguh, tetapi mereka bergantung kepada iman saudara-saudaranya tanpa mengerti kebenaran sepenuhnya, atau tanpa kasih karunia sejati bekerja di dalam hatinya. Mereka ini pergi menyambut Tuhan dengan pengharapan penuh pada prospek upah yang segera. Tetapi mereka tidak bersedia dan bersiap bagi penangguhan dan kekecewaan. Bilamana pencobaan datang, iman mereka gagal dan terang mereka padam.

virgins foolish Copy“Tetapi karena mempelai itu tidak datang-datang juga, mengantuklah mereka semua lalu tertidur.” Penangguhan kedatangan mempelai laki-laki adalah mengumpamakan berlalunya waktu yang diharapkan Tuhan datang, kekecewaan dan sepertinya penangguhan. Dalam masa yang tidak tentu ini, orang-orang yang perhatiannya tidak mendalam dan yang setengah-setengah hati segera mulai goyang, dan usaha-usaha mereka mengendor. Tetapi mereka yang imannya didasarkan atas pengetahuan pribadi Alkitab, mempunyai batu karang yang teguh tempatnya berpijak, yang tidak bisa dihanyutkan oleh gelombang kekecewaan. “Mengantuklah mereka semua, lalu tertidur.” Satu kelompok tidak perduli dan meninggalkan iman mereka, dan satu kelompok lain menunggu dengan tabah dan sabar sampai terang yang lebih jelas diberikan. Tetapi, pada malam pencobaan itu kelompok terakhir ini, sebegitu jauh, kehilangan semangat dan penyerahan mereka. Orang-orang yang setengah hati dan yang mempunyai pengetahuan yang dangkal tidak boleh lagi bersandar kepada iman saudara-saudaranya. Masing-masing harus berdiri atau jatuh atas dirinya sendiri.

Kira-kira pada waktu ini, fanatisisme mulai muncul. Beberapa orang yang mengaku percaya sungguh-sungguh pada pekabaran itu, menolak firman Allah sebagai penuntun yang mutlak atau tidak bisa salah, dan menyatakan dituntun oleh Roh, menyerahkan dirinya dikendalikan oleh perasaan, kesan dan imaginasi mereka sendiri. Sebagian menampakkan kesungguh-sungguhan yang buta dan fanatisisme sempit, menolak semua orang yang tidak setuju pendapat mereka. Pendapat-pendapat dan kekhawatiran fanatik mereka tidak mendapat simpati dari pengikut-pengikut Advent yang besar itu. Namun, mereka menjadi celaan bagi kepentingan kebenaran.

Dengan cara ini Setan berusaha untuk menentang dan menghancurkan pekerjaan Allah. Orang-orang sangat digemparkan oleh pergerakan advent. Ribuan orang-orang berdosa bertobat dan orang-orang yang setia dengan rela bekerja menyiarkan kebenaran, bahkan pada masa penangguhan itu. Raja kejahatan kehilangan pengikutnya, dan untuk mendatangkan celaan kepada pekerjaan Allah, ia berusaha menipu beberapa orang yang mengaku beriman, dan mendorong mereka melampaui batas atau ekstrim. Dan kemudian agen-agennya siap untuk menangkap setiap kesalahan, setiap kegagalan, setiap tindakan yang tidak sesuai atau tidak senonoh dan mengangkatnya tinggi-tinggi di hadapan orang-orang dan dibesar-besarkan agar orang-orang Advent itu dan imannya dibenci orang. Dengan demikian, semakin banyak jumlah mereka yang bisa dikumpulkan membuat pengakuan iman pada kedatangan Kristus kedua kali sementara kuasanya mengendalikan hati mereka, semakin besar keuntungan yang akan diperoleh oleh menarik perhatian kepada mereka sebagai wakil dari seluruh umat percaya.

Setan adalah “pendakwa saudara-saudara” (Wah. 12:10), dan adalah roh Setan yang mengilhami orang-orang untuk memperhatikan kesalahan-kesalahan dan kekurangan-kekurangan umat Allah, dan menunjukkannya dan menyiarkannya kepada orang-orang lain, sementara perbuatan-perbuatan baik mereka berlalu tanpa disebut-sebut. Setan selalu giat pada waktu Allah bekerja bagi keselamatan jiwa-jiwa. Pada waktu anak-anak Allah datang berkumpul di hadirat Tuhan, Setan juga menyusup bersama mereka. Pada setiap kebangunan rohani ia siap sedia membawa mereka yang tidak disucikan hatinya dan yang pikirannya tidak seimbang. Pada waktu orang-orang ini menerima beberapa bagian dari kebenaran, Setanpun bekerja melalui mereka untuk mengemukakan teori-teori yang akan menipu orang yang tidak waspada. Tak seorangpun terbukti menjadi seorang Kristen yang benar hanya karena ia berada di antara anak-anak Allah, bahkan di rumah perbaktian sendiri dan di sekeliling meja perjamuan Tuhan. Setan sering di sana pada saat-saat yang paling khidmat dalam bentuk mereka yang bisa dipakainya sebagai agennya.

Raja kejahatan memperebutkan setiap inci kemajuan dimana umat Tuhan maju dalam perjalanan mereka menuju kota surgawi. Sepanjang sejarah gereja tidak ada kemajuan pembaharuan yang diperoleh tanpa menemui hambatan yang serius. Demikian juga pada zaman Paulus. Dimana saja rasul itu membangun sebuah gereja, di sana ada beberapa orang yang mengaku menerima iman, tetapi yang membawa ajaran yang menyimpang atau bida’ah, yang jika di terima akan menghilangkan kecintaan kepada kebenaran. Luther juga menderita kebingungan dan tekanan besar dari orang-orang fanatik yang mengatakan bahwa Allah telah berbicara lansung melalui mereka, yang, lalu menetapkan buah pikiran dan pendapat-pendapat mereka di atas kesaksian Alkitab. Banyak yang kurang iman dan pengalaman, tetapi yang merasa cukup percaya pada diri sendiri dan yang suka mendengar dan menceriterakan sesuatu yang baru, diperdaya oleh keangkuhan guru-guru baru, dan bergabung dengan agen-agen Setan dalam kerjanya merobek-robek apa yang Allah suruh Luther bangun. Begitu juga Wesley bersaudara dan yang lain-lain, yang telah menjadi berkat bagi dunia oleh pengaruh dan iman mereka, menemui tipu muslihat Setan dalam setiap langkahnya. Setan mendorong orang-orang yang terlalu bersemangat, yang tidak berpikiran stabil, dan yang tidak disucikan menjadi fanatik dalam berbagai tingkatan.

William Miller tidak bersimpati dengan pengaruh-pengaruh yang menuntun kepada kefanatikan. Ia menyatakan, bersama Luther, bahwa setiap roh harus diuji dengan firman Allah. “Sijahat itu,” kata Miller, “mempunyai kuasa besar atas pikiran sebagian orang sekarang ini. Dan bagaimanakah kita tahu jenis roh yang ada pada mereka? Alkitab menjawab, ‘Dari buahnya kamu mengetahui’ . . . . Ada banyak roh yang pergi ke dunia ini. Dan kita disuruh untuk menguji roh-roh itu. Roh yang tidak membuat kita hidup sungguh-sungguh dan tenang, benar, dan saleh di dunia sekarang ini, ia bukan Roh Kristus. Saya semakin yakin bahwa Setan memegang peranan penting dalam gerakan pengacauan ini . . . . Banyak di antara kita, yang pura-pura disucikan seluruhnya, mengikuti tradisi manusia, dan nyata-nyata adalah bodoh mengenai kebenaran seperti yang lain-lain yang tidak berpura-pura.” — Bliss, “Memoirs of Wm. Miller,” pp 236,237,282. “Roh kesalahan akan menuntun kita jauh dari kebenaran. Dan Roh Allah akan menuntun kita ke dalam kebenaran. Tetapi, katamu, seseorang mungkin bersalah, tetapi berpikir bahwa ia mempunyai kebenaran. Lalu apa? Kami menjawab, ‘Bahwa Roh dan Firman itu tidak bertentangan’. Jikalau seseorang memyakinkan dirinya sendiri dengan firman Allah dan menemukan keharmonisan yang sempurna dengan seluruh firman itu, ia boleh percaya bahwa ia mempunyai kebenaran. Tetapi jikalau ia temukan roh yang menuntunnya itu tidak harmonis atau selaras dengan seluruh maksud hukum atau buku Allah, maka baiklah ia berhati-hati berjalan, agar jangan tertangkap jerat sijahat.” — The Advent Herald and Signs of the Times Reporter, Vol. VIII, No. 23 (Jan. 15, 1845), “Saya sering mendapatkan lebih banyak bukti kesalehan dalam hati melalui mata yang bersinar, pipi yang basah, dan ucapan yang tersendat-sendat dari pada semua suara gaduh dalam dunia Kristen.” — Bliss, “Memoirs of Wm. Miller,” pp.236,237,282.

Pada zaman Pembaharuan musuh-musuhnya menuduhkan semua kejahatan kefanatikan kepada orang-orang yang berusaha sungguh-sungguh menentang kefanatikan itu. Cara yang sama ditempuh oleh penentang-penentang pergerakan advent. Kaum ekstremis dan kaum fanatik tidak puas dengan salah melukiskan dan membesar-besarkan kesalahan, mereka menyebarkan laporan-laporan palsu yang sama sekali tidak mempunyai kemiripan dengan kebenaran. Orang-orang ini digiatkan oleh prasangka buruk dan kebencian. Ketenangan mereka diganggu oleh pemberitaan kedatangan Kristus yang sudah di muka pintu. Mereka takut kalau-kalau itu benar, namun masih berharap supaya tidak benar, dan inilah rahasia pertentangan mereka melawan orang-orang Advent dan kepercayaan mereka.

Fakta bahwa orang-orang fanatik berusaha menjadi sejajar dengan orang Advent sehingga tidak lagi menjadi alasan mengatakan bahwa gerakan itu tidak berasal dari Allah seperti kehadiran orang-orang fanatik dan penipu-penipu dalam gereja pada zaman Paulus atau Luther menjadi alasan yang cukup untuk mengutuk pekerjaan mereka. Biarlah umat Allah bangun dari tidurnya, dan memulai pekerjaan pertobatan dan pembaharuan yang sungguh-sungguh. Biarlah mereka menyelidiki Alkitab untuk mengetahui kebanaran yang di dalam Kristus. Biarlah mereka mengadakan penyerahan yang menyeluruh kepada Allah, sehingga tidak lagi ada tanda-tanda bahwa Setan masih giat dan siap siaga. Setan akan menunjukkan kuasanya dengan berbagai macam penipuan yang mungkin menggerakkan seluruh malaikat yang sudah jatuh untuk membantunya.

Bukanlah pekabaran kedatangan kedua kali yang menimbulkan kefanatikan dan perpecahan. Hal ini nyata pada musim panas 1844 pada waktu orang-orang Advent berada dalam keadaan ragu dan bingung mengenai posisi mereka yang sebenarnya. Penyiaran pekabaran malaikat yang pertama dan “seruan tengah malam” cenderung secara langsung menindas kefanatikan dan pertikaian. Orang-orang yang turut dalam gerakan yang sungguh-sunmgguh ini hidup secara harmonis. Hati mereka dipenuhi kasih satu sama lain dan kasih kepada Yesus, yang mereka harapkan kedatangan-Nya yang segera. Hal satu iman, satu pengharapan yang berbahagia mengangkat mereka mengatasi pengendalian setiap pengaruh manusia, dan terbukti sebagai perisai melawan serangan-serangan Setan.

“Tetapi karena mempelai itu lama tidak datang-datang juga, maka mengantuklah mereka semua, lalu tertidur. Waktu tengah malam terdengarlah suara orang berseru: Mempelai datang! Songsonglah dia! Gadis-gadis itupun bangun semuanya lalu membereskan pelita mereka.” (Matius 25:5-7). Pada musim panas tahun 1844, yaitu pertengahan antara musim panas dan musim gugur pada tahun itu juga, waktu yang diperkirakan sebelumnya nubuatan 2300 hari akan berakhir,, yang kemudian diketahui diperpanjang, pekabaran itu disiarkan dalam kata-kata Alkitab, ‘Mempelai datang! Songsonglah dia!'”

Yang menuntun kepada pergerakan ini ialah karena ditemukan bahwa dekrit Artahsasta mengenai pembangunan kembali Yerusalem yang menjadi permulaan masa 2300 hari itu, mulai berlaku pada musim gugur tahun 457 SM, dan bukan pada permulaan tahun sebagaimana dipercayai sebelumnya. Dengan menghitung mulai dari musim gugur 457 SM, yang 2300 tahun (hari) itu akan berakhir pada musim gugur tahun 1844 — Diagram opposite page 328; also Appendix.

Argumentasi yang dikutip dari lambang-lambang Perjanjian Lama juga menunjuk kepada musim gugur sebagai peristiwa yang dilambangkan dengan “penyucian kaabah” yang harus terjadi. Hal ini sangat jelas jika diperhatikan cara yang berhubungan dengan kedatangan pertama digenapi.

dombapskh CopyPenyembelihan Domba Paskah adalah bayang-bayang kematian Kristus. Paulus berkata, “Sebab anak domba Paskah kita juga telah disembelih, yaitu Kristus.” (1Kor. 5:7). Berkas buah-buah sulung yang pada waktu Paskah dilambai-lambaikan di hadirat Tuhan adalah lambang kebangkitan Kristus. Paulus berkata mengenai kebangkitan Tuhan dan umat-umat-Nya, “Kristus sebagai buah sulung; sesudah itu mereka yang menjadi milik-Nya pada waktu kedatangan-Nya.” (1 Kor. 15:23).

Seperti berkas-berkas yang dilambai-lambaikan itu, yaitu buah-buah yang pertama masak yang dikumpulkan sebelum musim menuai, Kristuslah buah sulung dari penuaian kekal umat tebusan yang pada kedatangan-Nya kelak akan dikumpulkan ke dalam lumbung Tuhan.

Lambang ini sudah digenapi bukan saja peristiwanya tetapi juga waktunya. Pada hari ke empat belas bulan yang pertama orang Yahudi pada hari dan bulan mana domba Paskah disembelih selama lima belas abad, Kristus, pada waktu memakan Paskah bersama murid-murid-Nya, memulaikan pesta yang memperingati kematian-Nya sendiri sebagai “anak domba Allah yang mengangkut dosa isi dunia ini.” Pada malam itu juga ia telah ditangkap oleh tangan-tangan jahat untuk disalibkan dan dibunuh. Dan sebagai yang dilambangkan berkas buah sulung yang dilambaikan itu, Tuhan kita telah dibangkitkan dari kematian pada hari yang ketiga, “sebagai yang sulung dari orang-orang yang telah meninggal! (1 Kor. 15:20), sebagai contoh dari semua orang-orang benar yang dibangkitkan, yang mempunyai tubuh yang hina akan diubahkan, “sehingga serupa dengan tubuh-Nya yang mulia.” (Fil. 3:21).

Dengan cara yang sama, lambang-lambang yang berhubungan dengan kedatangan kedua kali harus digenapi pada waktu yang ditentukan dalam lambang upacara kaabah. Di bawah tatanan Musa, penyucian kaabah, atau hari garfirat atau hari Pendamaian, dilakukan pada hari ke sepuluh bulan yang ke tujuh penanggalan Yahudi (Imamat 16:29-34). Pada waktu imam besar keluar dari dalam kaabah dan memberkati orang Israel setelah ia menadakan penyucian bagi semua bangsa itu, dan dengan demikian menghapuskan dosa mereka dari dalam kaabah. Jadi dipercayai bahwa Kristus, Imam Besar Agung kita, akan datang untuk menyucikan dunia ini oleh membinasakan dosa dan orang-orang berdosa, dan memberkati umat-Nya yang menantikan-Nya dengan berkat kekekalan. Hari kesepuluh dari bulan ketujuh, hari besar penyucian, hari Grafirat, waktu penyucian kaabah, yang pada tahun 1844 jatuh pula tanggal 22 Oktober, dianggap sebagai hari kedatangan Tuhan. Ini sesuai dengan bukti-bukti yang sudah dikemukakan, bahwa masa 2300 hari akan berakhir pada musim gugur, dan kesimpulan itu kelihatannya tidak dapat ditolak.

-Bersambung

 

[RH] KESUSAHAN MENIMPA, SALAH SIAPA?

0

“Siapa yang mengacaukan rumah tangganya akan menangkap angin…” (Amsal 11:29a).

[AkhirZaman.org] Sang ibu yang tidak teratur, yang mungkin sudah pulih oleh membatasi makanannya selama suatu periode, dan dengan berhenti bekerja, untuk mendapatkan ketenangan dan istirahat, gantinya melakukan hal ini, malah pergi kepada sang dokter. Dan dokter yang seharusnya memberikan beberapa petunjuk sederhana, dan batasan dalam hal makan, dan menempatkannya pada jalur yang benar, menganggap terlalu bodoh untuk melakukan hal ini, atau terlalu khawatir untuk mendapatkan bayaran.

Ia membuat kasus ini menjadi suatu kasus maut, dan memberikan racun-racunnya, yang, jika ia sakit, ia tidak akan pernah mau menggunakannya. Sang pasien menjadi lebih buruk, dan obat-obat kimia yang beracun itu diberikan lebih bebas, sampai sistem tubuh kewalahan melakukan upaya-upayanya, dan menghentikan perjuangannya, sehingga sang ibu meninggal. Ia menggunakan obat kimia sampai mati. Sistem tubuhnya diracuni di luar obat-obatan alami. Ia terbunuh. Tetangga-tetangganya dan keluarga-keluarganya heran terhadap tindakan ajaib dari Pemelihara itu yang menyingkirkan seorang ibu dari tengah-tengah fungsinya pada saat anak-anaknya sangat membutuhkan perawatannya. Mereka menyalahkan kebaikan dan kebijakan Bapa kita di surga ketika mereka melemparkan kembali kepada-Nya malapetaka yang menimpa manusia. Surga menginginkan sang ibu hidup, dan kematiannya yang cepat sangat menghina Allah. Kebiasaan-kebiasaan keliru sang ibu, dan sikap tidak pedulinya terhadap hukum-hukum kesehatan tubuhnya, telah membuat dia sakit. Dan racun-racun dokter yang mengikuti zaman, yang diperkenalkan kepada sistem tubuhnya, telah menutup periode keberadaanya, dan meninggalkan suatu kawanan yang tidak berdaya, menderita dan tidak beribu.

Peristiwa di atas bukan selalu merupakan akibat mengikuti obat-obatan dokter. Orang-orang yang sakit yang menggunakan obat-obatan yang beracun itu ada yang kelihatannya menjadi sehat. Dengan beberapa jenis obat, ada kekuatan hidup yang cukup bagi tubuh untuk digunakan, untuk menyingkirkan jauh-jauh racun dari sistem tubuh sehingga orang sakit itu memiliki waktu untuk beristirahat, untuk pulih. Tetapi tidak ada kredit yang seharusnya diizinkan untuk menggunakan obat-obatan kimia itu, karena hanya menimbulkan gangguan pada sistem tubuh dalam upaya-upayanya. Semua kredit seharusnya diberikan kepada kuasa-kuasa sistem tubuh untuk memulihkan.

Meskipun sang pasien boleh sembuh, kendati demikian upaya yang ampuh diperlukan untuk membuat tindakan menakhlukkan racun itu, mencederai struktur itu, dan memperpendek kehidupan sang pasien. Ada banyak yang tidak mati di bawah pengaruh obat-obatan kimia, tetapi ada banyak menjadi tidak perdaya, hancur, tidak berpengharapan, suram, dan menderita, dan menjadi suatu beban bagi masyarakat.

(2SM 441, 442)

 

[RH] KONSEKUENSI DARI KEBIASAAN YANG BURUK

0

“Janganlah kamu berbuat seperti yang diperbuat orang di tanah Mesir, di mana kamu diam dahulu; juga janganlah kamu berbuat seperti yang diperbuat orang di tanah Kanaan, ke mana Aku membawa kamu; janganlah kamu hidup menurut kebiasaan mereka” (Imamat 18:3)

[AkhirZaman.org] Mereka yang memandang hubungan pernikahan sebagai salah satu dari ketetapan-ketetapan kudus Allah, akan dikendalikan oleh ketentuan-ketentuan nasihat yang baik itu. 

Dengan hati-hati mereka akan memperhatikan hasil dari  setiap hak istimewa yang hubungan pernikahan itu berikan. Orang-orang seperti itu akan merasa bahwa anak-anak mereka adalah permata-permata yang berharga yang diberikan Allah supaya mereka pelihara, untuk menyingkirkan sifat-sifat mereka yang kasar oleh adanya disiplin, sehingga cahaya mereka boleh nampak. Mereka akan merasa bahwa mereka dalam kondisi-kondisi yang khidmat untuk membentuk tabiat anak-anak sehingga mereka boleh melakukan kebaikan dalam kehidupan mereka, memberkati orang lain dengan sinar mereka, dan dunia akan menjadi lebih baik bagi mereka untuk didiami, dan pada akhirnya mereka dilayakkan bagi kehidupan yang lebih tinggi, di dunia yang lebih baik, untuk tetap bersinar di hadapan Allah, dan Anak Domba selama-lamanya. -How to live , No. 2, hlm. 25-48.

Keluarga manusia sudah membawa pada diri mereka penyakit dalam beragam bentuk oleh karena kebiasaan-kebiasaan mereka yang keliru. Mereka belum mempelajari bagaimana supaya hidup sehat, dan pelanggaran mereka terhadap hukum-hukum kesehatan mengakibatkan keadaan buruk terhadap banyak hal. Orang-orang jarang mengaitkan penderitaan-penderitaan mereka dengan alasan yang sebenarnya, yaitu tindakan mereka yang keliru. Mereka sudah memanjakan sifat tidak bertarak dalam hal makanan, dan membuat selera mereka menjadi ilah. Dalam segala kebiasaan mereka menunjukkan kecerobohan dalam hal kesehatan dan kehidupan; dan ketika, sebagai hasilnya, penyakit datang menyerang, mereka percaya bahwa Allah adalah penyebabnya, di mana tindakan mereka yang salah menyebabkan hasil yang nyata. Ketika dalam keadaan berbahaya mereka pergi ke dokter, dan mempercayakan tubuh mereka ke dalam perawatannya, berharap bahwa ia akan disembuhkan. Ia memberikan kepada mereka obat-obat kimia, yang sifatnya mereka tidak ketahui, dan dalam keyakinan mereka yang buta mereka menelan apa saja yang dokter berikan. Dengan cara itulah racun-racun yang kuat itu diberikan yang membatasi tubuh dalam segala upaya yang dikenal dengan baik untuk bisa sembuh dari sakit tubuh yang sudah alami, dan yang menyebabkan sang pasien lebih cepat menutup usia.

(2SM 440, 441)

 

[RH] KELUARGA YANG BERDISIPLIN – SELALU CERIA

0

“Jika suatu rumah tangga terpecah-pecah, rumah tangga itu tidak dapat bertahan” (Markus 3:25)

[AkhirZaman.org] Suatu keluarga yang berdisiplin, yang kasih dan taat kepada Allah, akan menjadi suatu keluarga yang selalu ceria dan gembira. Sang ayah, ketika ia kembali dari pekerjaan hariannya tidak akan membawa kerumitan pekerjaan ke rumahnya. Ia akan merasa bahwa rumah dan keluarga terlalu kudus untuk diganggu dengan kerumitan yang tidak menyenangkan. Ketika ia meninggalkan rumah, ia tidak meninggalkan Juru Selamatnya dan agamanya di belakang. Keduanya adalah temannya. Pengaruh yang manis di rumah, doa dari istrinya, dan kasih anak-anaknya, membuat beban-bebannya ringan, dan ia kembali dengan damai dalam hatinya, dan perkataan-perkataan yang menghibur yang menimbulkan keceriaan bagi istrinya dan anak-anaknya yang menunggu dengan sukacita untuk menyambut kedatangannya. Sementara ia tunduk bersama keluarga, di mezbah doa, ia melayangkan ungkapan syukurnya kepada Allah, karena penjagaan-Nya yang dalam bagi diri dan orang-orang yang dikasihinya sepanjang hari, malaikat Allah hadir dalam ruangan itu, dan membawa doa yang sungguh-sungguh dari orang tua yang takut akan Allah ini ke surga, sebagai suatu bau-bauan yang harum, yang dijawab oleh munculnya berkat-berkat.

Para orangtua harus memberi kesan pada anak-anak mereka bahwa adalah dosa untuk memanjakan selera, yang mencederai perut. Mereka harus memberi pengaruh pada pemikiran anak-anak bahwa oleh melanggar hukum-hukum kesehatan, mereka berdosa terhadap Pencipta mereka. Anak-anak yang dididik dengan cara itu tidak akan sulit untuk dikendalikan. Mereka tidak akan dikuasai oleh sifat lekas marah dan kondisinya akan lebih baik dalam menikmati kehidupan. Anak-anak yang seperti itu akan lebih siap dan mengerti dengan lebih jelas kewajiban moral mereka. Anak-anak yang sudah diajarkan untuk menyerahkan kehendak dan harapan kepada orang tua mereka, akan lebih mudah dan lebih siap menyerahkan kehendak mereka kepada Allah, dan mau dikendalikan oleh Roh Kristus. Mengapa ada begitu banyak  yang menyatakan diri sebagai orang Kristen, yang memiliki banyak pencobaan, yang tetap membuat gereja terbebani, adalah karena mereka belum benar-benar dilatih pada masa kanak-kanak dan dibiarkan membentuk tabiat mereka sendiri. Kebiasaan-kebiasaan mereka yang salah belum diperbaiki. Mereka bertumbuh dalam kondisi tidak berdisiplin, dan sekarang, dalam pengalaman keagamaan mereka, adalah sulit untuk menyerah kepada disiplin yang murni yang diajarkan dalam firman Allah. Para orangtua seharusnya, menyadari tanggung jawab mereka untuk mendidik anak-anak menurut pengalaman keagamaan mereka.

(2 SM 439, 440)

 

Jutaan Orang Derita Kelaparan akibat Kemarau di Zimbabwe

0

 

[AkhirZaman.org] PBB mengatakan, hampir tiga juta orang di Zimbabwe menderita kelaparan akibat musim kemarau, dan jumlahnya diperkirakan melampaui empat juta penduduk saat dampak penuh dari “El Nino” terjadi di sana.

Koordinator PBB untuk Zimbabwe Bishow Parajuli mengatakan dampak hujan sedikit dan panen buruk menyusul kemarau dua tahun terlihat di Mtabeleland dan daerah kering lainnya.

“Saya baru-baru ini mengunjungi daerah itu dengan sejumlah donor dan dutabesar. Kita benar-benar bisa melihat keputus-asaan dan keparahan situasi di sana,” kata Parajuli.

Beberapa minggu lalu, PBB menyerukan penggalangan dana sebesar $ 360 juta untuk memberi bantuan bagi lebih dari tiga juta penduduk. Kebutuhan prioritas adalah makanan, air, layanan kesehatan, nutrisi, sanitasi, serta perlindungan.

Parajuli mengatakan, sejauh ini $ 70 juta sudah diperoleh, jadi masih kurang $ 290 juta lagi. Katanya, penting agar donor menanggapi seruan ini secara serius dan segera.

“Mengingat Zimbabwe adalah negera tanpa batas lautan dan juga seluruh kawasan Afrika selatan terkena dampak El Nino, serta kurangnya persediaan jagung, penting untuk merencanakan impor dan mata rantai distribusi. Jadi, penanggapan secepat mungkin benar-benar membantu menyelamatkan nyawa dan penderitaan penduduk,” tambahnya.

Parajuli mengatakan, dia khususnya khawatir dengan musim panceklik antara September dan Maret. Ini merupakan periode di antara dua musim panen, saat-saat stok pangan berada pada tingkat terendah.

Katanya, rakyat akan sangat terpukul oleh kekurangan pangan, dan banyak tidak bisa mengandalkan ternak mereka sebagai opsi penyelamatan hidup karena puluhan ribu sudah tewas akibat kekurangan air dan lapangan rumput.

http://goo.gl/dil7Zt

“Dalam kecelakaan dan bencana baik di darat maupun di laut, dalam musibah kebakaran besar, dalam topan yang dahsyat dan badai yang ganas, angin ribut, banjir, angin puyuh, gelombang pasang, gempa bumi, di berbagai tempat dan dalam ribuan bentuk, Setan menjalankan kuasanya. Ia menyapu bersih tuaian yang sudah masak, sehingga kelaparan dan kesusahan pun menyusul.” (Kemenangan Akhir)

“Akan tetapi semuanya itu barulah penderitaan menjelang zaman baru.” (Matius 24:8)

Penderitaan, kesusahan, tidak akan habis-habisnya melanda dunia ini. Di akhir zaman, semua yang terjadi akan semakin buruk. Bencana demi bencana akan terjadi. Namun, biarlah kita selalu memegang pengharapan kepada Tuhan, dan percaya bahwa Tuhan akan memeliharakan kita. Dan tentunya, bukan Tuhan yang menginginkan hal buruk terjadi pada kita, melainkan oleh karena Setan, yang tidak senang kepada umat Tuhan yang setia. Satu ayat, di dalam Yeremia 17:7, “Diberkatilah orang yang mengandalkan TUHAN, yang menaruh harapannya pada TUHAN!“

[RH] PENDIDIKAN PERTAMA BERASAL DARI IBU

0

“Mudah-mudahan pengajaranku menitik laksana hujan, perkataanku menetes laksana embun, laksana hujan renai ke atas tunas muda, dan laksana dirus hujan ke atas tumbuh-tumbuhan” (Ulangan 32:2).

[AkhirZaman.org] Gantinya mengusir anak-anaknya, agar ia jangan diganggu oleh keributan mereka, oleh beragam perhatian yang mereka inginkan, ia akan merasa bahwa waktunya harus digunakan untuk menghibur dan mengubah pemikiran-pemikiran mereka yang aktif dengan suatu tindakan yang menghibur, dan menggembirakan. Sang ibu akan mendapatkan upah dari upaya-upayanya dalam menggunakan waktu untuk menemukan hal yang menyenangkan anak-anaknya.

Anak-anak yang masih muda menyukai masyarakat. Sebagai suatu hal yang umum, mereka tidak bisa menikmati hidup mereka sendiri, dan sang ibu harus merasakan bahwa, tempat bagi anak-anaknya, ketika mereka berada di dalam rumah, adalah tempat di mana ia tinggal juga. Kemudian ia bisa mengajar suatu pandangan umum dan mengajarkan hal-hal kecil dengan benar, ketika muncul ketertarikan pada mereka, dan memperbaiki kebiasaan-kebiasaan yang salah, manifestasi kepentingan diri dan hawa nafsu, dan bisa memberikan perubahan kepada pemikiran mereka menuju ke arah yang benar. Yang anak-anak sukai, yaitu mengira ibu mereka bisa gembira dengan mereka, dan adalah suatu hal yang lumrah bagi mereka untuk meminta sedikit nasihat dari ibu perihal perkara-perkara yang rumit. Sang ibu jangan melukai hati anak-nya yang sensitif oleh ketidakacuhan, atau dengan menolak untuk disusahkan dengan perkara-perkara kecil seperti itu. Apa yang kecil bagi sang ibu adalah besar bagi mereka. Dan suatu perkataan petunjuk, atau amaran, pada saat yang benar, seringkali akan memberikan nilai yang besar. Sekilas pandang, suatu perkataan yang memberikan dorongan dan pujian dari sang ibu, seringkali akan memberikan sinar matahari bagi hati anak-anak mereka sepanjang hari.

Pendidikan pertama yang anak-anak terima dari sang ibu adalah yang berhubungan dengan kesehatan fisik mereka. Mereka diizinkan hanya memakan makanan yang sederhana atau yang berkualitas untuk menjaga supaya tetap beradapada kondisi kesehatan yang terbaik, dan yang dilakukan hanya pada waktu-waktu yang teratur, tidak lebih dari tiga kali sehari, dan dua kali makan adalah lebih baik daripada tiga kali. Jika anak-anak didisiplin dengan benar, mereka akan segera belajar bahwa mereka tidak bisa menerima apa pun oleh menangis dan mengganggu. Seorang ibu yang bijak akan bertindak dalam melatih anak-anaknya, bukan hanya demi kenyamanan dirinya sendiri, tetapi juga bagi kebaikan mereka di masa depan. Dan sampai kepada akhir ini, ia akan mengajarkan anak-anaknya, pelajaran penting tentang mengendalikan selera, dan tentang menyangkal diri, sehingga mereka akan makan, minum, dan berpakaian menurut standar kesehatan.

(2SM 458, 459)

 

[RH] LEBIH SEDERHANA LEBIH BAIK

0

“TUHAN memelihara orang-orang sederhana; aku sudah lemah, tetapi diselamatkan-Nya aku” (Mazmur 116:6).

[AkhirZaman.org] Jika para orangtua telah hidup sehat, puas dengan makanan yang sederhana, banyak belanja yang bisa dihemat. Ayah tidak perlu diwajibkan untuk bekerja di luar kekuatannya, untuk memenuhi kebutuhan keluarganya. Makanan yang bergizi dan sederhana tidak akan memiliki suatu pengaruh terhadap sistem saraf, dan menimbulkan hawa nafsu hewan, dan kehilangan pengendalian diri. Jika la memakan hanya makanan yang sederhana, pikirannya akan menjadi jelas, sarafnya akan menjadi mantap, perutnya akan berada dalam kondisi yang sehat, dan dengan suatu sistem yang murni, ia tidak akan kehilangan selera, dan generasi sekarang akan berada dalam kondisi yang lebih baik daripada sekarang ini. Pertarakan dalam segala hal adalah perlu. Seorang ayah yang bertarak tidak akan mengeluh jika la mendapati tidak ada banyak ragam makanan pada mejanya. Suatu cara hidup yang sehat akan memperbaiki kondisi keluarga dalam tiap pengertian, dan akan memberikan kepada sang istri waktu untuk mengurus anak-anaknya. Suatu studi yang besar bersama para orangtua itu adalah cara melatih anak-anak mereka untuk berguna di dunia ini, dan di surga. Mereka akan puas melihat anak-anak mereka dengan pakaian mereka yang rapi, sederhana, tetapi nyaman yang terbebas dari sulaman dan hiasan. Mereka akan sungguh-sungguh bekerja untuk melihat anak-anak mereka boleh memiliki hiasan dalam, yang di dalam pemandangan Allah besar harganya.

Sébelum ayah orang Kristen pergi meninggalkan rumah, untuk bekerja, ia akan mengumpulkan keluarganya untuk mengelilingi dia, dan tunduk di hadapan Allah dan akan mendoakan keluarganya supaya berada di dalam perlindungan dari Kepala Gembala ltu. la akan pergi bekerja dengan kasih dan restu dari istrinya, kasih anak-anaknya, yang membuat hatinya ceria pada waktu bekerja berjam-jam. Dan sang ibu yang bangkit untuk melakukan tugasnya, menyadari kewajibannya yang dibebankan padanya bagi anak-anaknya setelah kepergian sang ayah. la akan merasa bahwa ia hidup bagi suaminya dan anak-anaknya. Oleh melatih anak-anaknya dengan benar, mengajarkan kepada mereka kebiasaan-kebiasaan bertarak dan pengendalian diri, dan dalam mengajarkan kepada mereka tugas mereka terhadap Allah, ia sedang mengkualifikasikan mereka untuk menjadi berguna bagi dunia ini, untuk mengangkat standar moral dalam masyarakat, dan untuk hormat dan taat kepada hukum Allah. Dengan sabar dan dengan terus-menerus sang ibu akan memberikan petunjuk llahi kepada anak-anaknya, dengan memberikan kepada mereka garis demi garis, aturan demi aturan, bukan dengan suatu cara yang keras dan memaksa, tetapi dalam kasih, kelembutan ia akan memenangkan mereka.

(2SM 457, 458)

 

Anda rindu Didoakan dan Bertanya?