Friday, November 7, 2025
Google search engine
Home Blog Page 333

[RH] Nasihat bagi Jemaat (Bagian 1)

0

 “Masih banyak hal-hal lain lagi yang diperbuat oleh Yesus, tetapi jikalau semuanya itu harus dituliskan satu per satu, maka agaknya dunia ini tidak dapat memuat semua kitab yang harus ditulis itu” (Yohanes 21:25).

[AkhirZaman.org] 20 November 1855, sementara berdoa, Roh Tuhan tiba-tiba muncul dan menguasai diri saya, dan saya dibawa ke dalam suatu khayal. Saya melihat bahwa Roh Tuhan sudah lenyap dari gereja.—Testimonies, vol. 1, hlm. 113.

Saya sudah mengirimkan (pos terbayar) kepada saudara-saudara dalam Pernyataan-pernyataan yang berbeda sebanyak 150 salinan “Nasihat bagi Sidang.” ltu bisa didapat dengan menulis pada alamat saya di Battle Creek, Michigan. Saya akan gembira mendengar dari mereka yang boleh menerimanya. Mereka yang akan mendorong sirku- lasi seperti itu bisa melakukannya dengan membantu dalam penerbitannya.—Review and Herald, 18 Des. 1855.

Kondensasi Pamflet-pamflet Sepuluh Kesaksian Pertama yang diterbitkan ulang tahun 1864. Selama sembilan tahun terakhir, dari 1855 sampai 1864, saya sudah menulis sepuiuh pamflet kecil, yang berjudul, Nasihat bagi Sidang, yang sudah diterbitkan dan disirkulasikan di antara orang-orang MAHK. Edisi pertama dari kebanyakan pamflet ini sudah habis, dan ada suatu peningkatan permintaan, sudah dipikirkan untuk men- cetak ulang, sebagaimana yang diberikan pada halaman-halaman berikut, dengan mengabaikan perkara-perkara lokal dan pribadi dan memberikan bagian-bagian yang adalah praktis dan memiliki minat dan kepentingan umum. Kebanyakan dari Kesaksian N0. 4 boleh didapati pada jilid kedua Spritual Gifts, dan karenanya, itu diabaikan dalam jilid ini.*——Spiritual Gifts, vol. 4a, hlm. 2. .

Kesaksian-kesaksian pribadi diterbitkan. Karena amaran dan instruksi yang diberikan dalam kesaksian bagi kasus-kasus individu diterapkan dengan kekuatan yang sama kepada banyak orang lain yang belum secara khusus ditunjuk dalam cara ini, kelihatannya merupakan tugas saya untuk menerbitkan kesaksian-kesaksian pribadi bagi kebaikan gereja. . . . Saya tidak tahu cara yang lebih baik untuk menyampaikan pandangan-pandangan saya terhadap bahaya dan kekeliruan umum, dan tugas dari semua yang mengasihi Allah dan yang memelihara perintah-perintah-Nya selain memberikan kesaksian-kesaksian ini. Barangkali tidak ada jalan yang lebih langsung dan lebih kuat untuk menyampaikan apa yang Tuhan sudah tunjukkan kepada saya.

(3SM 94, 95)

 

SINAGOG KUNO YAHUDI MEMBUKTIKAN YESUS PERNAH HIDUP DI DUNIA

0

[AkhirZaman.org] Para arkeolog Israel telah menemukan sisa-sisa sinagoga yang konon berasal dari abad pertama.

Struktur kuno ditemukan di Tel Rechesh, di wilayah Galilea yang lebih rendah, di tanah yang para ahli percaya adalah pada zaman lalu merupakan lingkungan pertanian.

Jika penemuan itu akhirnya dikonfirmasi, itu akan mewakili salah satu rumah-rumah ibadat dari hanya delapan yang ditemukan di Israel dari zaman yang disebut sebagai zaman “Bait kedua”.

Arkeolog di atas mengatakan bahwa ia telah menemukan juga bukti yang menegaskan Alkitab perjanjian baru tentang peranan Kristus dalam khotbah di sinagoga.

Ini merupakan sinagoga pertama yang ditemukan di bagian pedesaan Galilea dan itu menegaskan informasi sejarah yang kami miliki tentang perjanjian baru, yang mengatakan bahwa Yesus berkhotbah di sinagoga di desa-desa Galilea,”kata Dr. Motti Aviam, seorang peneliti senior di Institut Kinneret Galilea arkeologi.

Aviam juga menambahkan bahwa menemukan sinagoga dari era “Bait kedua di pedesaan seperti wilayah Galilea adalah sesuatu yang penting.

Bukti arkeologis menunjukkan bahwa rumah-rumah ibadat seperti itu biasanya lebih digunakan untuk “pertemuan, pembacaan Torah dan studi, daripada untuk penyembahan.”

Matius pasal yang keempat mencatat bagaimana Yesus pergi ke seluruh Galilea dengan pengajaran-Nya. Catatan serupa yang ditemukan dalam Matius 9:35 yang mengatakan, “Demikianlah Yesus berkelilinh ke semua kota dan desa; Ia mengajar dalam rumah-rumah ibadat dan memberitakan Injil Kerajaan Sorga serta melenyapkan segala penyakit dan kelemahan.”

“Kami sekarang tahu bahwa jika ada pemukiman Yahudi yang diidentifikasi oleh batu pembuluh dan tidak adanya tulang babi dan kami menemukan sebuah bangunan dengan bangku-bangku sepanjang dinding, itu adalah sinagoga,” Dr Mordechai Aviam, kepala Institut arkeologi Galilea Kinneret kepada Haaretz news.

Menurut para ahli, dinding kamar rumah ibadat “dilapisi dengan bangku-bangku yang dibangun dari batu kapur terampil dibuat” dan “dua besar basalt batu yang membentuk bagian dari sebuah altar ritual yang telah digunakan beberapa 1.500 tahun sebelumnya di sebuah kuil di kota Kanaan” juga ditemukan di situs.

Situs berita Israel Ynet laporan bahwa rumah ibadat ini ditemukan hanya empat inci bawah tanah dan dilaporkan ukuran 29 kaki panjang dan 26 kaki lebar.

http://goo.gl/2RzgQW

“Hidup itu telah dinyatakan, dan kami telah melihatnya dan sekarang kami bersaksi dan memberitakan kepada kamu tentang hidup kekal, yang ada bersama-sama dengan Bapa dan yang telah dinyatakan kepada kami.” ( 1 Yohanes 1:2 )

Berita di atas hanyalah salah satu dari penemuan arkeologi yang membuktikan bahwa Yesus pernah hidup di dunia. Kebenaran secara jelas telah kita dapatkan, namun apakah kita mau untuk membagikannya kepada orang-orang yang belum mengenal kebenaran? Arkeologi telah bersaksi mengenai Yesus, bagaimana dengan anda?

 

[RH] Pelayan yang Setia

0

“Aku bersyukur kepada Dia, yang menguatkan aku, yaitu Kristus Yesus, Tuhan kita, karena la menganggap aku setia dan mempercayakan pelayanan ini kepadaku” (1 Timotius 1:12).

Willie [W. C. White]* sedang mengikuti pertemuan mempersiapkan, merencanakan tindakan yang lebih baik dan cara yang lebih efisien dalam melakukan pekerjaan Allah.

Marian akan menanyakan beberapa hal kecil yang kelihatannya ia bisa tangani sendiri. . . . Saya sudah berbicara dengan Marian dan memberitahu dia bahwa ia harus sendirian mengerjakan banyak hal sehingga ia bisa membantu Willie.

Pikiran Marian ada pada setiap hal yang berhubungan dengan itu, dan pikiran Willie sudah mengolah suatu ragam pelaiaran yang sulit sampai otaknya penat dan selanjutnya pemikirannya harus dipersiapkan untuk menerapkan rincian-rincian kecil ini. Marian pasti menyelesaikan hal-hal ini yang merupakan sebagian dari pekerjaannya, dan tidak membawakannya kepada Willie atau mengkhawatirkan pemikirannya dengan perkara-perkara itu. Kadang-kadang saya mengira ia akan membunuh kami berdua, yang sebenarnya tidak perlu, dengan perkara-perkara kecilnya yang ia bisa tangani dengan baik dengan caranya sendiri yang nanti akan disampaikan kepada kami. Setiap perubahan kecil dari satu kata ia ingin kita melihatnya.—-Letter 64a, 1889.

Saya berterima kasih atas bantuan Saudari Marion Davis dalam membuat buku-buku saya. la mengumpulkan materi-materi dari catatan harian saya, dari surat-surat saya, dan dari artikel-artikel yang telah diterbitkan. Saya sangat menghargai pelayanannya yang setia. la sudah bersama-sama dengan saya selama dua puluh lima tahun, dan secara tetap mendapatkan peningkatan kesanggupan bagi pekerjaan mengklasifikasi dan mengelompokkan tulisan-tulisan saya.—Letter 9, 1903.

Marian, penolong saya, setia dan benar yang sama seperti kompas yang menuniuk ke kutub dalam melakukan pekerjaannya, telah meninggal….. Saya pergi pada hari berikutnya ke Battle Creek. Kendati demikian jiwa saya ditarik kepada gadis yang meninggal itu yang sudah melayani saya selama dua puluh lima tahun. Kami sudah berdampingan, dan dalam keharmonisan yang sempurna dalam pekerjaan itu. Dan ketika ia mengumpulkan yang kecil-kecil yang berharga yang telah ada pada kertas-kertas dan buku-buku dan menyampaikannya kepada saya, “Sekarang,” ia berkata, “ada satu yang diingini [diperlukan]. Saya tidak bisa menyediakannya.” Saya akan melihatnya, dan dalam satu saat saya bisa menelusuri jalur itu dengan benar.

Kami bekerja bersama-sama, dalam keharmonisan yang sempurna sepanjang waktu. la akhirnya meninggal. Dan ini adalah kesetiaan kepada pekerjaan. la menerapkan intensitasnya seolah itu adalah suatu yang nyata, dan kami berdua telah menyelaminya dengan suatu intensitas untuk membuat setiap paragraf akan bertahan di tempatnya yang benar, dan menunjukkan pekerjaannya yang benar.—Manuscript, 95, 1904. 

(3SM 92, 93)

 

RUMAH SAKIT DI CHINA MELARANG DOA DAN KEGIATAN AGAMA

0

[AkhirZaman.org] Rumah sakit di provinsi Cina Timur telah melarang semua jenis kegiatan keagamaan, termasuk menerima pendeta, berdoa untuk orang sakit dan khotbah, sebuah bentuk penganiayaan terbaru terhadap Kekristenan.

Menurut Asia News, agen berita resmi dari Gereja Katolik , rumah sakit umum telah diberitahu mengenai “semua bentuk kegiatan keagamaan yang dilarang”. Rumah sakit Wenzhou juga diberitahu untuk mengirim pemberitahuan dinding, dan perawat dan tenaga medis lainnya diberitahu agar menginformasikan para pasien dan pengunjung juga.

Wenzhou, di Provinsi Zhejiang, telah dijuluki sebagai ‘Yerusalem Cina’ karena telah begitu banyak kegiatan misionaris yang dilakukan di sana di masa lalu, dan sekarang memiliki sekitar 1 juta orang Kristen yang tinggal di kota.

“Kegiatan keagamaan di rumah sakit tidak pernah dilarang sebelumnya,” seorang karyawan yang tidak disebutkan namanya di rumah sakit mengatakan kepada kantor berita. ” beberapa berdoa diam-diam, yang dapat dimengerti: di sisi lain kami semua di sini untuk mendukung pasien. Tetapi pihak yang lain membuat kebisingan, membaca Alkitab atau membaca doa keras-keras. Dan itu tentu saja tidak baik”.

Dua tahun lalu, pihak berwenang di wilayah Zhejiang mulai untuk menghapus salib dari bangunan, dan ketika dua pendeta mengajukan protes, mereka dihukum masing-masing 12 dan 14 tahun penjara. Banyak pengacara hak asasi manusia yang telah bekerja bagi pihak jemaat juga telah ditahan.

http://goo.gl/3fXnjA

“Tetapi sekalipun kamu harus menderita juga karena kebenaran, kamu akan berbahagia. Sebab itu janganlah kamu takuti apa yang mereka takuti dan janganlah gentar.” ( 1 Petrus 3:14 )

“Tetapi kuasailah dirimu dalam segala hal, sabarlah menderita, lakukanlah pekerjaan pemberita Injil dan tunaikanlah tugas pelayananmu!.” ( 2 Timotius 4:5 )

Sekalipun kita harus menghadapi banyak penderitaan di dunia, namun firman Tuhan tetap mengajak kita agar kita tetap setia dalam iman kita, dalam pelayanan kita untuk memberitakan Injil kepada orang –orang yang belum mengenal kebenaran. Tuhan rindu melihat orang-orang yang tidak takut dan gentar, yang dengan setia memajukan pekerjaan Injil di dunia ini. Apakah anda rindu menjadi salah satu bagian dari orang-orang tersebut?

[RH] Marian Penyusun Buku Ellen White

0

“Anak-anakku, hal-hal ini kutuliskan kepada kamu, supaya kamu jangan berbuat dosa, namun jika seorang berbuat dosa, kita mempunyai seorang pengantara pada Bapa, yaitu Yesus Krisrus, yang adil” (1 Yohanes 2: 1).

[AkhirZaman.org] Pekerjaan Marian memang lain sama sekali. la adalah penyusun buku saya. Fanny (Bollon)* tidak pernah menjadi penyusun buku saya. Bagaimana buku-buku saya dibuat? Marian tidak pernah meminta pengakuan. la melakukan pekerjaannya begini: la mengambil tulisan-tulisan saya yang dicetak dalam majalah-majalah, dan menempelkannya dalam buku-buku kosong. la juga memiliki salinan semua surat yang saya tulis. Dalam menyediakan satu pasal untuk sebuah buku, Marian ingat bahwa saya telah menuliskan sesualu pada bagian khusus tersebut, yang bisa membuat hal itu lebih mendesak. la mulai menyelidiki hal ini, dan apabila la menemukannya, jika la melihat bahwa hal itu akan membuat pasal itu lebih jelas, la menambahkannya. Buku-buku itu bukan hasil tulisan Marian, telapi saya sendiri, yang dihimpun dari semua tulisan saya. Marian memiliki suatu bidang yang luas dari mana la mengambil, dan kesanggupannya untuk mengatur bahan itu besar nilainya bagi saya. Itu menghemat waktu saya atas banyak hal, di mana saya tidak ada waktu untuk melakukannya. Jadi engkau mengerti bahwa Marian adalah suatu pertolongan yang paling berharga bagi saya dalam menerbitkan buku-buku saya. Fanny tidak melakukan pekerjaan ini. Marian membacakan pasal-pasal kepadanya, dan Fanny kadang-kadang mengajukan saran tentang pengaturan hal itu. lnilah perbedaan antara para pekerja. Sebagaimana yang saya nyatakan, Fanny dilarang keras mengubah kata-kata saya dengan kata-katanya. Sama seperti yang diucapkan oleh agen-agen surga, kata-kata itu jelas dalam kesederhanaannya; dan saya berusaha membuat pemikiran itu menjadi bahasa sederhana sehingga seorang anak bisa mengerti setiap perkataan yang diucapkan. Kata-kata orang lain tidak akan mewakili saya dengan benar. Saya benar-benar sudah menulis sedemikian rupa supaya kamu boleh mengerti perkara tersebut. Fanny boleh saja menyatakan bahwa la sudah membuat buku-buku saya, tetapi ia belum melakukannya. lni merupakan bidang Marian, dan pekerjaannya adalah jauh terlebih dahulu dari tiap pekerjaan yang sudah dilakukan Fanny bagi saya. —Letter 61a, 1900.

 (3SM 91, 92)

 

KESEHATAN DAN PENAMPILAN IBU

0

Kesehatan Ibu harus Dipelihara dengan Baik
[AkhirZaman.org] Kekuatan ibu haruslah dipelihara dengan sebaik-baiknya. Gantinya menghabiskan kekuatannya yang indah itu dalam pekerjaan yang melelahkan, asuhan dan tanggungannya harus dikurangkan. Seringkali suami dan bapa tidak mempunyai pengetahuan tentang undang-undang jasmani (tubuh manusia) yang dituntut demi kesejahteraan keluarga perlu diketahuinya. Tenaga diserap oleh perjuangan untuk mencari kehidupan sehari-hari, atau mencurahkan perhatian untuk memperoleh kekayaan, dan ditekan oleh keluh kesah dan kesulitan-kesulitan, ia biarkan tertimpa kepada istri dan ibu beban yang melampaui kekuatannya pada masa yang sulit sehingga menyebabkan kelemahan dan penyakit.

Demi untuk kepentingan diri sendirilah dan untuk kepentingan keluarganya, sehingga ibu itu perlu membebaskan diri dari penggunaan tenaga yang berlebihan serta menggunakan segala sesuatu di dalam kekuasaannya untuk memelihara nyawa, kesehatan, dan segala tenaga yang diberikan Allah kepadanya; karena dia membutuhkan kekuatan untuk menggerakkan kemampuannya demi pekerjaan yang besar. Sebagian dari waktunya harus digunakan di lapangan terbuka, dalam gerak badan, sehingga ia boleh disegarkan untuk melakukan pekerjaannya di dalam rumah tangga dengan kegembiraan dan kesaksamaan, menjadi kesukaan dan berkat bagi rumah tangga itu.

Para Ibu Harus menjadi Penganjur Reformasi Kesehatan
Kehendak Allah telah diucapkan dengan jelas kepada semua ibu; Ia suka supaya mereka oleh nasihat dan teladan menjadi penganjur reformasi kesehatan. Mereka harus menginjakkan kakinya di atas prinsip-prinsip yang teguh, sekali-kali tidak akan melanggar undang-undang jasmani yang Allah telah tanamkan dalam kehidupan mereka. “Sedang berdiri di atas suatu maksud yang benar,” dengan keikhlasan yang teguh para ibu akan memperoleh kuasa batin dan rakhmat dari Surga untuk membiarkan terang mereka bercahaya kepada dunia ini, baik dalam jalan kehidupan mereka yang benar maupun dalam tabiat yang mulia dari anak-anaknya.

Melatih Pengendalian Diri dalam Hal Makanan
Seorang ibu haruslah dapat mengendalikan dirinya dengan cara yang sempurna; dan supaya dapat melaksanakan hal ini, ia harus mengambil segala penjagaan terhadap sesuatu gangguan jasmani dan pikiran. Kehidupannya harus diatur setuju dengan undang-undang Allah dan undang-undang kesehatan. Karena makanan banyak mempengaruhi pikiran dan watak seseorang, dalam hal ini ia harus berhati-hati, memakan makanan yang tidak merangsang tetapi hendaknya yang menyehatkan, sehingga syaraf boleh lebih tenang dan tingkah laku seimbang. Kemudian dia akan menemukan latihan kesabaran lebih mudah dalam menghadapi berbagai macam kecenderungan anak-anaknya serta memegang kendali pemerintahan dengan teguh namun dengan cinta kasih. Seorang ibu harus berusaha dengan sungguh-sungguh mengendalikan syaraf dan pikirannya apabila tertekan; walaupun dia dalam keadaan sakit, ia sanggup kalau saja dia mau mendidik dirinya, menjadi senang dan gembira seta dapat menahan lebih banyak suara ribut daripada yang pernah dipikirnya sebelumnya. Ia harus berusaha supaya anak-anak jangan merasa ketidaksanggupannya yang menggelapkan pikiran mereka yang masih muda dan perasa itu, sehingga menyebabkan mereka merasa bahwa rumah itu adalah sebuah kuburan dan kamar ibu tempat yang paling murung dalam dunia ini. Pikiran dan syaraf mendapat kesegaran dan kekuatan oleh melatih kemauan hati. Kuasa kemauan hati di dalam banyak hal akan terbukti sebagai suatu penawar yang kuat kepada syaraf. Janganlah perlihatkan kepada anak-anakmu roman mukamu yang murung.

Menghormati Penghargaan Suami dan Anak-anak
mom-child-cooking CopyApabila para wanita bekerja, janganlah memakai pakaian yang membuat mereka tampak sebagai patung-patung atau orang-orangan yang menakut-nakuti burung-burung gagak dari tanaman jagung. Akan lebih menyenangkan terhadap hati suami dan anak-anak mereka bila melihat mereka dalam pakaian yang pantas dan baik dari pada sebagaimana halnya kepada tamu-tamu atau orang yang tidak dikenalnya sama sekali. Para istri dan ibu-ibu ada yang seolah-olah berpikir tidak menjadi soal bagaimana mereka kelihatan ketika melakukan pekerjaannya dan kalau dilihat suami dan anak-anak saja, tetapi mereka sangat menarik perhatian kepada pakaian yang menarik bagi orang-orang yang tidak mempunyai tuntutan yang khusus terhadap mereka itu. Bukankah penghargaan dan kasih suami dan anak-anak harus lebih ditinggikan daripada orang-orang yang tidak dikenal dan sahabat-sahabat biasa? Kesenangan hati suami dan anak-anak seharusnyalah lebih suci bagi setiap istri dan ibu daripada kesenangan hati semua orang lain.

Pakailah busana yang cocok kepadamu. Hal ini akan menambahkan penghormatan anak-anakmu kepadamu. Usahakanlah sedemikian rupa supaya mereka juga berpakaian dalam cara yang pantas. Jangan biarkan mereka terjerumus kepada kebiasaan yang jelek dan yang kurang rapi.

Jangan menjadi Hamba kepada Pendapat Umum
Terlalu sering para ibu menunjukkan perasaan yang sangat ngeri tentang bagaimana orang-orang lain berpendapat tentang kebiasaan berpakaian, dan pendapat-pendapat mereka; dan sudah sekian banyak mereka menjadi hamba kepada pikiran tentang bagaimana orang lain mungkin memandang mereka itu. Menjadi suatu hal yang menyedihkan bahwa makhluk-makhluk yang akan menghadapi pehukuman harus dikendalikan lebih banyak oleh pikiran tentang bagaimana pendapat tetangga-tetangganya mengenai kewajiban mereka terhadap Allah? Terlalu sering kita mengorbankan kebenaran supaya menyesuaikan diri dengan adat kebiasaan, agar kita boleh menghindarkan olokan….

Seorang ibu tidak boleh menjadi hamba kepada pendapat orang; kerena dia harus mendidik anak-anaknya bagi kehidupan di dunia ini dan kehidupan di dunia yang akan datang. Dalam berbusana para ibu janganlah mengadakan pertunjukan oleh pehiasan-perhiasan yang tidak ada gunanya.

Memberikan Pelajaran tentang Kerapian dan Kesucian
Kalu para ibu membiarkan dirinya memakai busana yang tidak rapi di rumah berarti mereka sedang mengajar anak-anaknya supaya mengikuti cara-cara yang tidak senonoh itu. Para ibu banyak berpikir bahwa apa saja cukup baik untuk dipakai di rumah, biarpun pakaian itu kotor dan jorok. Tetapi segera pengaruh mereka hilang dalam rumah tangga. Anak-anak membandingkan pakaian ibunya dan orang-orang lain yang berbusana rapi, maka penghargaan mereka kepadanya semakin berkurang.

Hai para ibu jadikanlah dirimu semenarik mungkin; bukan dengan perhiasan yang luar biasa, melainkan mengenakan busana yang bersih dan pantas ukurannya. Dengan demikian engkau memberikan pelajaran kepada anak-anakmu suatu pelajaran yang tepat dalam kerapian dan kebersihan. Kasih dan penghormatan anak-anaknya hauslah merupakan nilai yang paling tinggi bagi setiap ibu. Segala sesuatu yang ada pada dirinya sendiri haruslah mengajarjkan kebersihan dan peraturan serta harus pula dihubungkan dalam pikiran mereka dengan kesucian. Ada suatu perasaan kepantasan, suatu pikiran kelayakan yang ada di dalam pikiran anak-anak muda; dan bagaimana mereka dikesankan dengan diinginkannya kebersihan dan kesucian apabila mata mereka tertuju pada pakaian kotor dan kamar-kamar yang tidak teratur setiap hari?

Bagaimana mungkin tamu-tamu surga, yang tempat kediamannya berada dalam keadaan bersih dan suci, dapat diundang ke dalam tempat kediaman yang demikian?

Peraturan dan kebersihan adalah undang-undang surga; dan supaya sesuai dengan rancana Ilahi, kita berkewajiban supaya rapi dan penuh citarasa.

 

-RTA

 

[RH] Penulis yang Sederhana

0

“Aku menulis kepadamu, bukan karena kamu tidak mengetahui kebenaran, tetapi justru karena kamu mengetahuinya dan karena kamu juga mengetahui, bahwa tidak ada dusta yang berasal dari kebenaran” (1 Yohanes 2:21).

[AkhirZaman.org] Sekarang saya harus meninggalkan pokok pembicaraan ini yang disajikan dengan begitu tidak sempurna sehingga saya merasa engkau akan salah menafsirkannya sehingga saya merasa begitu gelisah untuk menjelaskannya.

Oh, kiranya Allah akan menguatkan pengertian, karena saya hanyalah seorang penulis yang sederhana, dan dengan pena atau suara tidak dapat mengungkapkan rahasia-rahasia Allah yang besar. Oh, berdoalah untuk dirimu sendiri, berdoalah untuk saya.—Letter 67, 1894.

Engkau telah melihat para penyalin saya. Mereka tidak mengubah bahasa saya. Itu tetap sebagaimana saya menulisnya. . . . Pekerjaan saya telah mulai sejak tahun 1845. Sejak itu saya bekerja dengan pena dan suara. Terang tambahan datang kepada saya ketika saya sudah menyampaikan terang yang diberikan kepada saya. Saya telah memiliki lebih banyak terang mengenai Kitab Suci, Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru, yang akan saya sajikan kepada umat kita.——Letter 61a, 1900.

Saya masih aktif sebagaimana adanya. Saya masih belum pikun. Saya masih sanggup melakukan banyak pekerjaan, menulis dan berbicara sama seperti yang saya lakukan bertahun-tahun lalu. Saya membaca semua yang telah disalin, untuk melihat bahwa segala sesuatu sebagaimana seharusnya. Saya membaca semua naskah buku sebelum itu dikirim ke percetakan. Jadi engkau dapat melihat bahwa waktu saya harus digunakan dengan sepenuhnya. Di samping menuiis, saya diundang untuk berbicara ke berbagai gereja dan menghadiri pertemuan-pertemuan penting. Saya tidak dapat melakukan pekerjaan ini kecuali Tuhan menolong saya.—Letter 133, 1902.

Nona Marian Davis seorang asisten yang setia.—Marian sudah menyenal saya selama dua puluh lima tahun. Ia adalah pekerja kepala dalam mengatur bahan untuk buku-buku. la selalu menghargai tulisan-tulisan itu sebagai barang suci yang ditempatkan di tangannya, dan sering menyampaikan kepada saya betapa besar kenyamanan dan berkat yang diterimanya dalam melaksanakan pekerjaan ini, sehingga telah menjadi kesehatan dan kehidupan baginya oleh melakukan pekerjaan ini. Ia senantiasa menangani bahan-bahan yang ditaruh di tangannya sebagai barang suci. Saya sangat kehilangan dia. Siapakah yang akan mengisi tempatnya’?—Manuscript 146, 1904.

(3SM 90, 91)

 

[RH] Para Penolong dalam Pekerjaan Ellen White

0

“Mengapa engkau tertekan, hai jiwaku, dan mengapa engkau gelisah di dalam diriku Berharaplah kepada Allah! Sebab aku bersyukur lagi kepada-Nya, penolongku dan Allahku!” (Mazmur 43:5).

[AkhirZaman.org] Ketika suami saya masih hidup, ia bertindak sebagai penolong dan penasihat dalam mengirimkan pekabaran-pekabaran yang diberikan kepada saya. Kami mengadakan perjalanan jauh. Kadang-kadang terang diberikan kepada saya pada waktu malam, kadang-kadang pada siang hari di hadapan kumpulan orang banyak. Petunjuk yang saya terima dalam khayal saya tuliskan dengan setia, apabila saya mempunyai waktu dan kekuatan untuk bekerja. Setelah itu kami memeriksa hal itu bersama-sama, suami saya memperbaiki kesalahan tata bahasanya dan menghapus pengulangan yang tidak perlu. Kemudian barulah itu disalin untuk orang-orang yang bersangkutan, atau untuk percetakan. Ketika pekerjaan bertumbuh, orang-orang lain membantu saya dalam penyediaan bahan untuk penerbitan. Setelah suami saya meninggal dunia, para penolong yang setia bergabung dengan saya, yang bekerja dengan tidak mengenal lelah dalam pekerjaan menyalin kesaksian-kesaksian itu dan menyediakan tulisan-tulisan untuk diterbitkan. Tetapi laporan-laporan yang beredar ialah, bahwa siapa saja dari para penolong saya diizinkan untuk menambah bahannya atau mengubah arti pekabaran-pekabaran yang saya tulis, tidakiah benar.——Letter225, 1906, diterbitkan tahun 1913 dalam Writing and Sending Out of the Testimonies for the Church, hlm. 4. (Selected Messages, book 1, hlm. 50.)

Pagi ini saya mempenimbangkan tuiisan-tulisan saya dengan sebaik-baiknya. Suami saya terlampau lemah untuk menolong saya mempersiapkannya untuk perce- takan, itu sebabnya tidak banyak lagi yang saya harus lakukan dengan tulisan-tulisan itu saat ini. Saya bukan seorang sarjana. Saya tidak dapat menyediakan tulisan-tulisan saya sendiri untuk percetakan. Hingga saya dapat meiakukan hal ini saya tidak akan menulis lagi. Bukanlah kewajiban saya untuk membebani orang lain dengan naskah saya.——Manuscript 3, 1873. (Catatan Harian 10 Januari 1873.) Kami beristirahat dengan baik tadi malam. Pagi hari Sabat ini agak berawan. Pikiran saya tiba pada kesimpulan-kesimpulan yang aneh. Saya merasa bahwa saya harus membiarkan tulisan saya yang sangat saya senangi tergeletak di situ, dan melihat apakah saya tidak dapat menjadi seorang sarjana. Saya bukan seorang yang ahli tata bahasa. Saya akan coba, jika Tuhan mau menolong saya, pada usia empat puluh lima tahun untuk menjadi seorang sarjana dalam bidang ilmu pengetahuan. Allah akan menolong saya. Saya percaya la akan menolong saya.—Manuscript 3, 1873. (Catatan Harian 11 Januari 1873.)

(3SM 89, 90)

 

Orang Kaya dan Lazarus

0

[AkhirZaman.org] Salah satu bagian Alkitab yang banyak mengalami kesulitan untuk menghubungkan kebenaran tentang neraka yang disajikan dalam situs ini adalah kisah tentang orang kaya dan Lazarus, terdapat dalam Lukas pasal 16, yang berbunyi, secara lengkap—

“Ada seorang kaya yang selalu berpakaian jubah ungu dan kain halus, dan setiap hari ia bersukaria dalam kemewahan. Dan ada seorang pengemis bernama Lazarus, badannya penuh dengan borok, berbaring dekat pintu rumah orang kaya itu, dan ingin menghilangkan laparnya dengan apa yang jatuh dari meja orang kaya itu. Malahan anjing-anjing datang dan menjilat boroknya. Kemudian matilah orang miskin itu, lalu dibawa oleh malaikat-malaikat ke pangkuan Abraham. Orang kaya itu juga mati, lalu dikubur. Dan sementara ia menderita sengsara di alam maut ia memandang ke atas, dan dari jauh dilihatnya Abraham, dan Lazarus duduk di pangkuannya.

Lalu ia berseru, katanya: Bapa Abraham, kasihanilah aku. Suruhlah Lazarus, supaya ia mencelupkan ujung jarinya ke dalam air dan menyejukkan lidahku, sebab aku sangat kesakitan dalam nyala api ini. Tetapi Abraham berkata: Anak, ingatlah, bahwa engkau telah menerima segala yang baik sewaktu hidupmu, sedangkan Lazarus segala yang buruk. Sekarang ia mendapat hiburan dan engkau sangat menderita. Selain dari pada itu di antara kami dan engkau terbentang jurang yang tak terseberangi, supaya mereka yang mau pergi dari sini kepadamu ataupun mereka yang mau datang dari situ kepada kami tidak dapat menyeberang.

Kata orang itu: Kalau demikian, aku minta kepadamu, bapa, supaya engkau menyuruh dia ke rumah ayahku, sebab masih ada lima orang saudaraku, supaya ia memperingati mereka dengan sungguh-sungguh, agar mereka jangan masuk kelak ke dalam tempat penderitaan ini. Tetapi kata Abraham: Ada pada mereka kesaksian Musa dan para nabi; baiklah mereka mendengarkan kesaksian itu.

Jawab orang itu: Tidak, bapa Abraham, tetapi jika ada seorang yang datang dari antara orang mati kepada mereka, mereka akan bertobat. Kata Abraham kepadanya: Jika mereka tidak mendengarkan kesaksian Musa dan para nabi, mereka tidak juga akan mau diyakinkan, sekalipun oleh seorang yang bangkit dari antara orang mati.”

Salah satu petunjuk yang paling penting tentang hakikat pengajaran Yesus di sini adalah pemahaman bahwa ayat ini adalah perumpamaan terakhir dari sederet perumpamaan.

Misalnya, kita pasti bisa tahu bahwa perumpamaan Yesus tentang pangkuan Abraham bukan benar-benar tempat tinggal abadi dari penebusan. Dan tidak mungkin bahwa yang mati di neraka dapat berkomunikasi dengan yang selamat di surga.

Ketika kita mengingat bahwa api neraka terjadi pada akhir dunia, dan bahwa tidak ada orang yang menderita di neraka pada saat ini, kita dapat menentukan lebih tepat tiga poin utama yang terkandung dalam ucapan Yesus.

Dengan melukiskan pengemis tinggal di surga dan orang kaya tersesat di neraka, Yesus mengajarkan para pendengar-Nya bahwa, bertentangan dengan pandangan umum bila tiba waktu-Nya, kekayaan itu tidak selalu merupakan indikator dari nikmat ilahi, seperti kemiskinan bukanlah sebuah tanda penghakiman Allah atas seseorang.

Yesus juga berusaha untuk mendidik orang-orang Yahudi bahwa keselamatan tidak akan menjadi milik mereka dengan memiliki hak kesulungan. Orang kaya dalam siksaan dipanggil keluar kepada “ayah Abraham,” seperti orang-orang Yahudi pada zaman Yesus keliru bahwa menunjuk warisan sebagai bukti jaminan keselamatan mereka.

Selanjutnya, Yesus sedang berusaha untuk memimpin para pendengar-Nya untuk memahami bahwa hanya kesetiaan kepada Firman Tuhan akan mempersiapkan mereka masuk ke dalam hidup yang kekal. Dia mengatakan kepada mereka, ” Jika mereka tidak mendengarkan kesaksian Musa dan para nabi, mereka tidak juga akan mau diyakinkan, sekalipun oleh seorang yang bangkit dari antara orang mati.” (Lukas 16:31).

Menggunakan perumpamaan tentang orang kaya dan Lazarus dalam rangka mempromosikan doktrin palsu tentang neraka pembakaran abadi adalah untuk menyalahgunakan Firman Tuhan dan untuk menggambarkan karakter-Nya. Untuk mempelajarinya lebih lanjut silahkan klik: http://goo.gl/kAD5bI

 

KEBANGUNAN ROHANI MODERN (2)

0

 

[AkhirZaman.org] Alkitab dengan jelas menunjukkan bahwa pekerjaan pengudusan itu bersifat progresif, terus maju. Bilamana pada pertobatan seseorang berdosa memperoleh perdamaian dengan Allah melalui darah pendamaian itu, maka pada waktu itu kehidupan Kristen baru mulai.  Sekarang ia harus “beralih kepada perkembangan yang penuh.” (Ibrani 6:1); bertumbuh ke “tingkat pertumbuhan yang sesuai dengan kepenuhan Kristus.” (Ef 4:13). Rasul Paulus berkata, “Tetapi ini yang kulakukan: Aku melupakan apa yang telah dibelakangku dan mengarahkan diri kepada yang dihadapanku, dan berlari-lari kepada tujuan untuk memperoleh hadiah, yaitu panggilan surgawi dari Allah dan Kristus.” (Filipi 3:13,14). Dan Rasul Peterus menetapkan tangga-tangga di hadapan kita, dengan mana pengudusan Alkitab kita capai: “Sungguh-sungguh berusaha untuk menambahkan kepada imanmu kebajikan, dan kepada kebajikan pengetahuan, dan kepada pengetahuan penguasaan diri, kepada penguasaan diri ketekunan, kepada ketekunan kesalehan, dan kepada kesalehan kasih akan saudara-saurada, dan kepada kasih akan saudara-saudara kasih akan semua orang. Sebab apabila semuanya itu ada padamu dengan berlimpah-limpah, kamu akan dibuatnya menjadi giat dan berhasil dalam pengenalanmu akan Yesus Kristus Tuhan kita. Tetapi barangsiapa tidak memiliki semuanya itu ia menjadi buta dan picik, karena ia lupa bahwa dosa-dosanya yang dahulu telah dihapuskan. Karena itu, Saudara-saudaraku, berusahalah sungguh-sungguh, supaya panggilan dan pilihanmu makin teguh. Sebab jikalau kamu melakukannya, kamu tidak akan pernah tersandung.” (2 Pet. 1:5-10).

Mereka yang mengalami pengudusan cara Alkitab akan menunjukkan roh kerendahan hati. Seperti Musa, mereka telah memandang kebesaran kekudusan yang menakjubkan, dan melihat betapa ketidaklayakan mereka tidak bisa dibandingkan dengan kemurnian dan kesempurnaan yang ditinggikan dari Yang Kekal itu.

Nabi Daniel adalah satu contoh pengudusan yang benar. Sepanjang hidupnya dipenuhi dengan pelayanan mulia bagi Tuannya. Ia adalah “orang yang dikasihi Surga.” (Dan 10:11). Namun, gantinya mengakui murni dan kudus, nabi yang dihormati ini menyatakan dirinya sebagai seorang yang sangat berdosa di Israel, pada waktu bermohon kepada Allah mengenai bangsanya, “sebab kami menyampaikan doa permohonan kami ke hadapan-Mu bukan berdasarkan jasa-jasa kami, tetapi berdasarkan kasih sayang-Mu yang berlimpah-limpah.” “Kami telah berbuat dosa, kami telah berlaku fasik.” (Dan. 9:18,15). Ia menyatakan, “Sementara aku berbicara dan berdoa dan mengaku dosaku dan dosa bangsaku, bangsa Israel.” (Dan. 9:20). Dan pada waktu hari kemudian Anak Allah muncul, untuk memberikan petunjuk kepadanya, Daniel berkata, “aku menjadi pucat sama sekali, dan tidak ada lagi kekuatan padaku.” (Dan. 10:8).

Pada waktu Ayub mendengar suara Tuhan dari angin badai, ia berseru, “Oleh sebab itu aku mencabut perkataanku dan dengan menyesal aku duduk dalam debu dan abu.” (Ayub 42:6). Yesaya berseru setelah ia melihat kemuliaan Tuhan dan mendengar kerub berseru: “Kudus, kudus, kuduslah Tuhan semesta alam,” “Celakalah aku! Aku binasa!” (Yes. 6:3,5). Rasul Paulus, setelah terangkat ke langit yang ketiga, dan mendengar kata-kata yang tak terucapkan oleh manusia, berbicara mengenai dirinya, sebagai “yang paling hina di antara segala orang kudus.” (2Kor. 12:2-4; Epes 3:8). Yohanes yang kekasih, yang bersandar kepada Yesus dan yang memandang kemuliaan-Nya, jatuh tersungkur di depan kaki malaikat itu. Wah 1:17).

Mereka yang berjalan dalam bayang-bayang salib Golgota tidak akan meninggikan diri, tidak akan menyombongkan diri karena mereka telah dibebaskan dari dosa. Mereka merasa bahwa oleh karena dosa-dosa merekalah yang menyebabkan penderitaan yang menghancurkan hati Anak Allah, dan pemikiran ini akan menuntun mereka kepada penyesalan yang mendalam. Mereka yang hidup paling dekat dengan Yesus melihat dengan jelas kelemahan dan keberdosaan manusia, dan harapan mereka satu-satunya hanyalah jasa-jasa Juru Selamat yang tersalib dan yang telah bangkit kembali itu.

Sekarang pengudusan menonjol di dunia keagamaan, dan bersamaan dengan itu roh meninggikan diri sendiri, dan ketidakperdulian kepada hukum Allah yang menandakannya sebagai yang asing bagi agama Alkitab. Para penganjurnya mengajarkan bahwa penyucian adalah pekerjaan seketika, sekejap, oleh mana, melalui iman saja mereka memperoleh kekudusan yang sempurna. “Percaya saja,” kata mereka, “dan berkat menjadi milikmu.” Tidak diperlukan usaha-usaha lebih jauh di pihak sipenerima. Pada waktu yang sama mereka menyangkal wewenang dan kekuasaan hukum Allah, dan mengatakan bahwa mereka telah dibebaskan dari kewajiban memeliharakan hukum-hukum atau perintah-perintah itu. Tetapi apakah mungkin bagi manusia menjadi kudus, sesuai dengan kehendak dan tabiat Allah, tanpa menyesuaikan atau menselaraskan diri dengan prinsip-prinsip atau hukum Allah, yang adalah pernyataan sifat dan kehendak-Nya, dan yang menyatakan apa yang menjadi kesukaan bagi-Nya?

Keinginan kepada agama yang gampang, yang tidak menuntut suatu perjuangan, tidak ada penyangkalan diri, tidak ada perpisahan dengan kebodohan dunia ini, telah membuat ajaran iman, hanya iman, menjadi ajaran atau doktrin yang populer. Tetapi apakah yang dikatakan oleh firman Allah? Rasul Yakobus berkata, “Apakah gunanya saudara-saudaraku, jika seorang mengatakan bahwa ia mempunyai iman, padahal ia tidak mempunyai perbuatan? Dapatkah iman itu menyelamatkan dia? Jika seorang saudara atau saudari tidak mempunyai pakaian dan kekurangan makanan sehari-hari, dan seorang dari antara kamu berkata: ‘Selamat jalan, kenakanlah kain panas dan makanlah sampai kenyang!’ tetapi ia tidak memberikan kepadanya apa yang perlu bagi tubuhnya, apakah gunanya itu? . . . . Hai manusia yang bebal, maukah engkau mengaku sekarang, bahwa iman tanpa perbuatan adalah iman yang kosong? Bukankah Abraham, bapa kita, dibenarkan karena perbuatan-perbuatannya, ketika ia mempersembahkan Ishak, anaknya, di atas mezbah? Kamu lihat, bahwa iman bekerjasama dengan perbuatan-perbuatan dan oleh perbuatan-perbuatan itu iman menjadi sempurna. . . . Jadi kamu lihat, bahwa manusia dibenarkan karena perbuatan-perbuatannya, dan bukan hanya karena iman.” (Yakobus 2:14-24).

Kesaksian firman Allah menentang ajaran “iman tanpa perbuatan” yang menjerat itu. Bukanlah iman yang hanya menuntut kemurahan Surga tanpa menyesuaikan dengan syarat-syarat atas mana kemurahan diberikan. Itu hanyalah dugaan, karena iman yang sejati berdasarkan janji-janji dan syarat-syarat Alkitab.

Jangan seorangpun menipu diri sendiri dengan kepercayaan bahwa mereka dapat menjadi kudus sementara dengan sengaja melanggar salah satu tuntutan-tuntutan Allah. Perbuatan dosa yang diketahui atau disengaja mendiamkan suara Roh, dan akan memisahkan jiwa dari Allah. “Dosa adalah pelanggaran kepada hukum.” Dan “setiap orang yang tetap berbuat dosa (melanggar hukum), tidak melihat dan tidak mengenal Dia.” (1 Yoh. 3:6). Walaupun Yohanes dalam surat-suratnya banyak menekankan tentang kasih yang sepenuhnya, namun ia tidak ragu-ragu menyatakan tabiat yang sebenarnya dari golongan yang mengaku dikuduskan sementara mereka hidup dalam pelanggaran hukukm Allah. “Barangsiapa berkata: Aku mengenal Dia, tetapi ia tidak menuruti perintah-perintah-Nya, ia adalah seorang pendusta dan di dalamnya tidak ada kebenaran. Tetapi barangsiapa menuruti firman-Nya, di dalam orang itu sungguh sudah sempurna kasih Allah.” (1 Yoh. 2:4,5). Inilah ujian pengakuan setiap orang. Kita tidak dapat mengatakan seseorang suci tanpa mengukurnya dengan satu-satunya standar kesucian baik di Surga maupun di dunia. Jika manusia tidak merasakan pengaruh dari hukum moral, jika mereka mengecilkan dan meremehkan ajaran-ajaran Allah, jika mereka melanggar salah satu yang terkecil dari perintah-perintah ini dan mengajarkannya demikian kepada orang lain, mereka akan tidak berharga di pandangan Surga, dan kita akan tahu bahwa ajaran-ajaran dan tuntunan mereka itu tanpa dasar.

Dan pengakuan seseorang bahwa ia tanpa dosa, adalah suatu bukti bahwa ia yang membuat pengakuan itu sebenarnya jauh dari kudus. Hal itu disebabkan karena ia tidak mempunyai konsepsi yang benar mengenai kemurnian dan kesucian Allah, atau mengenai bagaimana caranya menjadi selaras dengan tabiat-Nya. Karena ia tidak mempunyai konsep yang benar mengenai kemurnian dan kekudusan Yesus yang ditinggikan dan permusuhan dan kejahatan dosa, sehingga orang menganggap dirinya suci. Semakin besar jarak antara dia dengan Kristus, dan semakin tidak memadai konsepsinya mengenai tabiat ilahi dan tuntutatn-Nya, semakin benar ia tampak oleh matanya sendiri.

Pengudusan yang diberikan di dalam Alkitab mencakup manusia seutuhnya — roh, jiwa dan badan. Rasul Paulus berdoa bagi orang-orang di Tesalonika, agar “semoga roh, jiwa dan tubuhmu terpelihara sempurna dengan tak bercacat pada kedatangan Yesus Kristus, Tuhan kita.” (1 Tes. 5:23). Sekali lagi ia menulis kepada orang-orang percaya, “Karena itu saudara-saudara, demi kemurahan Allah aku menasihatkan kamu, supaya kamu mempersembahkan tubuhmu sebagai persembahan yang hidup, yang kudus, dan yang berkenan kepada Allah.” (Rom. 12:1).

dombapskh CopyPada zaman Israel kuno, setiap persembahan yang dibawa sebagai korban kepada Allah, harus diperiksa dengan teliti. Jika ditemukan cacad pada hewan yang diserahkan, persembahan itu akan ditolak, oleh karena Allah telah memerintahkan bahwa persembahan itu haruslah “tanpa cela.” Jadi orang Kristen di himbau untuk mempersembahan tubuhnya menjadi “persembahan yang hidup, kudus, dan bekenan kepada Allah.” Agar dapat melaksanakan ini, seluruh kuasa harus disimpan dalam keadaan yang paling baik. Setiap perbuatan yang melemahkan kekuatan fisik atau mental membuat seseorang tidak layak bagi pelayanan kepada Khalik-Nya. Dan apakah Allah akan senang dengan sesuatu yang kurang dari yang paling baik yang kita persembahkan kepada-Nya? Kristus berkata, “Hendaklah kamu mengasihi Tuhan, Allahmu dengan segenap hatimu.” Mereka yang mengasihi Allah dengan segenap hati ingin memberikan kepada-Nya pelayanan terbaik dari kehidupan mereka, dan mereka akan terus berusaha membawa seluruh kuasa tubuhnya tetap selaras dengan hukum yang mengembangkan kemampuan mereka untuk melakukan kehendak-Nya. Mereka tidak akan melemahkan atau mengotori persembahan yang mereka serahkan kepada Bapa surgawi oleh pemanjaan selera atau hawa nafsu.

Rasul Petrus berkata, “Saudara-saudara, . . . kamu menjauhkan diri dari keinginan-keinginan daging yang berjuang melawan jiwa.” (1 Pet. 2:11). Setiap pemuasan hawa nafsu dosa cenderung melumpuhkan kemampuan-kemampuan jasmani dan mematikan kemampuan pikirani dan rohani, sehingga firman atau Roh Allah hanya memberikan kesan lemah kepada hati. Rasul Paulus menulis kepada orang-orang Korintus, “Marilah kita menyucikan diri kita dari semua pencemaran jasmani dan rohani, dan dengan demikian menyempurnakan kekudusan kita dalam takut akan Allah.” (2 Kor. 7:1). Dan buah-buah Roh — kasih, sukacita, damai sejahtera, kesabaran, kemurahan, kebaikan, kesetiaan, kelemah-lembutan — digolongkan “penguasaan diri.”

Walaupun telah mengetahui pernyataan yang diilhamkan ini, betapa banyaknya orang yang mengaku orang Kristen melemahkan kuasa mereka dengan usaha mengejar keuntungan atau pendewaan mode; betapa banyaknya orang yang merendahkan peta Allah dalam diri mereka dengan kegelojohan, minuman keras, dan kesenangan-kesenangan yang terlarang. Dan jemaat, gantinya menegur, seringkali mendorong untuk berbuat jahat oleh memanjakan selera, keinginan untuk memperoleh keuntungan atau kecintaan kepada kepelesiran, untuk mengisi perbendaharaannya, yang tidak bisa dipenuhi oleh kasih kepada Kristus. Seandainya Yesus memasuki gereja zaman ini dan menyaksikan pesta pora dan kegiatan-kegiatan yang tidak suci yang dilakukan atas nama agama, apakah Ia tidak akan mengusir mereka sebagaimana Ia telah mengusir para penukar uang dari kaabah?

Rasul Yakobus menyatakan bahwa hikmat dari atas adalah “pertama murni.” Seandainya ia bertemu dengan mereka yang menyebut nama Yesus yang berharga dengan bibir yang dikotori oleh tembakau, dengan mereka yang nafasnya dan tubuhnya tercemar dengan bau busuk dan yang mengotori udara, dan memaksa orang-orang sekitarnya menghisap racun — seandainya rasul berhubungan dengan praktek-praktek yang bertentangan dengan kemurnian Injil, tidakkah ia akan mencelanya sebagai “duniawi, hawa nafsu, seperti setan?” Budak-budak kepada tembakau, yang menuntut berkat pengudusan menyeluruh, berbicara mengenai harapan mereka masuk Surga; tetapi firman Allah dengan jelas mengatakan bahwa “tidak akan masuk kedalamnya sesuatu yang najis.” (Wah. 21:27).

“Tidak tahukah kamu, bahwa tubuhmu adalah bait Roh Kudus yang diam di dalam kamu, Roh Kudus yang kamu peroleh dari Allah — dan bahwa kamu bukan milik kamu sendiri? Sebab kamu telah dibeli dan harganya telah lunas dibayar. Karena itu muliakanlah Allah dengan tubuhmu!” (1 Kor. 6:19,20). Ia yang tubuhnya adalah bait Roh Kudus tidak akan diperbudak oleh kebiasaan-kebiasaan yang berbahaya. Segala kekuatan dan kemampuannya adalah milik Kristus, yang telah membelinya dengan harga darah-Nya. Harta miliknya adalah milik Tuhan. Bagaimanakah ia dianggap tidak bersalah dalam memboroskan harta yang dipercayakan kepadanya? Orang-orang yang mengaku Kristen membelanjakan sejumlah besar uang setiap tahunnya kepada pemanjaan diri yang tidak berguna dan berbahaya, sementara jiwa-jiwa binasa tanpa firman yang hidup. Allah dirampok dalam persepuluhan dan persembahan, sementara mereka membakar di atas mezbah hawa nafsu yang merusak lebih banyak dari yang mereka berikan untuk menolong orang miskin atau untuk menolong pekerjaan Injil. Jika sekarang semua orang yang mengaku pengikut Kristus benar-benar dikuduskan, maka harta mereka, gantinya digunakan untuk pemanjaan diri yang sia-sia dan bahkan merusak, akan dikembalikan ke dalam perbendaharaan Tuhan, maka orang-orang Kristen akan memberikan satu teladan penguasaan diri, penyangkalan diri dan pengorbanan. Dengan demikian mereka akan menjadi terang dunia.

Dunia ini telah takluk kepada pemanjaan diri. “Keinginan daging dan keinginan mata serta keangkuhan hidup” (1 Yoh. 2:16), mengendalikan orang banyak. Tetapi pengikut-pengikut Kristus mempunyai panggilan yang lebih suci. “Keluarlah kamu dari antara mereka, dan pisahkanlah dirimu dari mereka, firman Tuhan, dan janganlah menjamah apa yang najis.” (2 Kor. 6:17). Dalam terang firman Tuhan kita dibenarkan dalam menyatakan bahwa pengudusan tidak akan benar-benar bilamana tidak melepaskan usaha-usaha yang penuh dosa dan pemanjaan duniawi.

Kepada mereka yang setuju dengan syarat-syarat ini, “Keluarlah kamu dari antara mereka, dan pisahkanlah dirimu . . . dan janganlah menjamah apa yang najis,” janji Allah adalah, “Maka Aku akan menerima kamu. Dan Aku akan menjadi Bapamu dan kamu akan menjadi anak-anak-Ku laki-laki dan anak-anak-Ku perempuan, demikianlah firman Tuhan, Yang Mahakuasa.” (2 Kor. 6:17,18). Adalah suatu kesempatan dan kewajiban setiap orang Kristen untuk mempunyai pengalaman yang kaya dan melimpah dalam perkara-perkara Allah. “Akulah terang dunia,” kata Yesus, “barangsiapa mengikut Aku, ia tidak akan berjalan dalam kegelapan, melainkan ia mempunyai terang hidup.” (Yoh. 8:12). “Tetapi jalan orang benar itu seperti cahaya fajar, yang kian bertambah terang sampai rembang tengah hari.” (Amsal 4:18). Setiap langkah iman dan penurutan membawa jiwa dalam hubungan yang lebih dekat dengan Terang dunia, yang padanya “tidak ada kegelapan sama sekali.” Cahaya terang Matahari Kebenaran bersinar ke atas hamba-hamba Allah dan mereka memantulkan sinar-sinar-Nya. Sebagaimana bintang-bintang memberitahukan kepada kita bahwa ada terang besar di langit yang dengan kemuliaannya mereka dibuat bersinar, demikianlah orang-orang Kristen menyatakan bahwa ada Allah di atas takhta semesta alam yang sifatnya patut dipuji dan ditiru. Karunia-karunia Roh-Nya, kemurnian dan kekudusan-Nya, akan dinyatakan dalam umat-umat-Nya sebagai saksi-saksi-Nya.

Rasul Paulus, dalam suratnya kepada orang-orang Kolose, mengemukakan berkat-berkat yang limpah yang diberikan kepada anak-anak Allah. Ia berkata, “Kami tiada berhenti-henti berdoa untuk kamu. Kami meminta supaya kamu menerima segala hikmat dan pengertian yang benar untuk mengetahui kehendak Tuhan dengan sempurna, sehingga hidupmu layak dihadapan-Nya serta berkesan kepada-Nya dalam segala hal, dan kamu memberi buah dalam segala pekerjaan yang baik dan bertumbuh dalam pengetahuan yang benar tentang Allah, dan dikuatkan dengan segala kekuatan oleh kuasa kemuliaan-Nya untuk menanggung segala sesuatu dengan tekun dan sabar.” (Kolose 1:9-11).

Sekali lagi ia menuliskan kerinduannya agar saudara-saudara di Epesus mengerti tingginya kesempatan Kristen. Ia membukakan dihadapan mereka, dengan bahasa yang sangat luas, kuasa dan pengetahuan ajaib yang boleh mereka miliki sebagai anak-anak laki-laki dan perempuan Yang Mahatinggi. Adalah bagian mereka untuk dikuatkan dan diteguhkan oleh Roh-Nya di dalam batin mereka, sehingga iman mereka berakar dan berdasar di dalam kasih, untuk memahami bersama-sama segala orang kudus, betapa lebarnya dan panjangnya dan tingginya dan dalamnya kasih Kristus, sekalipun ia melampaui segala pengetahuan. Tetapi doa rasul itu mencapai klimaks kesempatan pada waktu ia berdoa, “supaya kamu dipenuhi di dalam seluruh kepenuhan Allah.” (Ef 3:16-19).

Di sini dinyatakan tingginya pencapaian yang dapat dicapai melalui iman pada janji-janji Bapa surgawi kita kalau kita memenuhi tuntutan-Nya. Melalui jasa-jasa Kristus, kita dapat datang kepada takhta Yang Mahakuasa. “Ia yang tidak menyayangkan Anak-Nya sendiri, tetapi yang menyerahkannya bagi kita semua, bagaimanakah mungkin Ia tidak mengaruniakan segala sesuatu bagi kita bersama-sama dengan Dia?”(Rom. 8:32). Bapa memberikan Roh-Nya kepada Anak-Nya tanpa batas, dan kita juga bisa mengambil bagian dalam kepenuhannya. Yesus berkata, “Jadi, jika kamu yang jahat tahu memberi pemberian yang baik kepada anak-anakmu, apalagi Bapamu yang di Surga. Ia akan memberikan Roh Kudus kepada mereka yang meminta kepada-Nya.” (Lukas 11:13). “Jika kamu meminta sesuatu kepada-Ku atas nama-Ku, Aku akan melakukannya.” “Mintalah maka kamu akan menerima supaya penuhlah sukacitamu.” (Yoh. 14:14; 16:24).

Sementara kehidupan Kristen akan ditandai oleh kerendahan hati, tetapi tidak mesti ditandai oleh kesedihan dan rendah diri. Adalah kesempatan setiap orang untuk hidup sedemikian rupa sehingga Allah berkenan kepadanya. dan memberkatinya. Bukanlah kehendak Bapa surgawi kita agar kita tetap di bawah hukum dan kegelapan. Kepala yang selalu tertunduk dan hati yang dipenuhi dengan pemikiran diri sendiri bukanlah bukti kerendahan hati yang sejati. Kita boleh datang kepada Yesus dan dibasuh, dan berdiri di hadapan hukum tanpa malu dan perasaan bersalah yang mendalam. “Demikianlah sekarang tidak ada penghukuman bagi mereka yang ada di dalam Kristus. Roh, yang memberi hidup telah memerdekakan kamu dalam Kristus dari hukum dosa dan hukum maut.” (Rom 8:1).

Melalui Kristus anak-anak Adam yang jatuh menjadi “anak-anak Allah.” “Sebab Ia yang menguduskan dan mereka yang dikuduskan, mereka semua berasal dari Satu; itulah sebabnya Ia tidak malu menyebut mereka saudara.” (Iberani 2:11). Kehidupan Kristen haruslah merupakan suatu kehidupan iman, kemenangan dan sukacita di dalam Allah. “Sebab semua yang lahir dari Allah mengalahkan dunia. Dan inilah kemenangan yang mengalahkan dunia: iman kita.” (1 Yoh. 5:4). Hamba Allah Nehemia berkata dengan sungguh-sungguh, “Sebab sukacita karena Tuhan itulah perlindunganmu!” (Neh. 8:11). Dan Rasul Paulus berkata, “Bersukacitalah senantiasa di dalam Tuhan! Sekali lagi kukatakan: Bersukacitalah!” “Bersukacitalah senantiasa. Tetaplah berdoa. Mengucap syukurlah dalam segala hal, sebab itulah yang dikehendaki Allah di dalam Kristus Yesus bagi kamu.” (Filipi 4:4; 1 Tes. 5:16-18).

Demikianlah buah-buah pertobatan dan pengudusan menurut Alkitab; dan adalah oleh karena prinsip-prinsip kebenaran agung yang terdapat di dalam hukum Allah begitu disepelekan oleh dunia Kristen, sehingga buah-buah ini begitu jarang dapat disaksikan. Itulah sebabnya mengapa sedikit saja terlihat pekerjaan Roh Allah yang dalam yang menandai kebangunan rohani pada tahun-tahun terdahulu.

Adalah oleh memandang kita berubah. Dan pada waktu ajaran-ajaran kudus di mana Allah telah membukakan kepada manusia penyempurnaan dan penyucian tabiat-Nya dilalaikan, dan pikiran orang-orang telah ditarik kepada ajaran-ajaran dan teori-teori manusia, maka tidak heran kalau terjadi kemerosotan kehidupan saleh gereja. Tuhan berkata, “Mereka meninggalkan Aku, sumber air hidup, untuk menggali kolam bagi mereka sendiri, yakni kolam yang bocor, yang tidak dapat menahan air.” (Yer. 2:13). “Berbahagialah orang yang tidak berjalan menurut nasihat orang fasik . . . tetapi yang kesukaannya ialah Taurat Tuhan, dan yang merenungkan Taurat itu siang dan malam. Ia seperti pohon, yang ditanam di tepi aliran air, yang menghasilkan buahnya pada musimnya, dan yang tidak layu daunnya; apa saja yang diperbuatnya berhasil.” (Maz. 1:1-3). Hanya kalau hukum Allah dikembalikan kepada kedudukannya yang benar barulah ada kebangunan iman yang sederhana dan kesalehan di antara umat-umat-Nya. “Beginilah firman Tuhan: Ambillah tempatmu di jalan-jalan dan lihatlah, tanyakanlah jalan-jalan yang dahulu kala, di manakah jalan yang baik, tempuhlah itu, dengan demikian jiwamu mendapat ketenangan.” (Yer. 6:16).

 

-KA

Anda rindu Didoakan dan Bertanya?