Tuesday, July 1, 2025
Google search engine
Home Blog Page 309

[RH] Beberapa Sabat dengan Keluarga White(Bagian 4)

0

“Enam hari lamanya engkau akan bekerja dan melakukan segala pekerjaanmu, tetapi hari ketujuh adalah hari Sabat TUHAN, Allahmu; maka jangan melakukan sesuatu pekerjaan, engkau atau anakmu laki-laki, atau anakmu perempuan, atau hambamu laki-laki, atau hambamu perempuan, atau hewanmu atau orang asing yang di tempat kediamanmu” (Keluaran 20:9-10).

[AkhirZaman.org] Perjalanan dari Colorado ke Battle Creek, Sabat, 8 November 1873. Mengadakan perjalanan pada hari Sabat, dengan perasaan menyesal.*

Kami beristirahat di kereta pada malam hari. Kami tidak mau melaporkan bahwa kami berada di dalam kereta pada pagi ini, tetapi situasi-situasi yang berhubungan dengan alasan dan pekerjaan Allah memintakan kehadiran kami di General Conference. Kami tidak bisa menunda. Jika kami melakukan urusan kami sendiri maka kami merasa menyesal sebab itu adalah pelanggaran hukum keempat oleh mengadakan perjalanan pada hari Sabat. Kami tidak terlibat dalam percakapan umum. Kami berusaha untuk menjaga dalam pikiran kami suatu gambaran kebaktian dan kami menikmati kehadiran Allah selagi kami sangat menyesalkan perlunya mengadakan perjalanan pada hari Sabat.—Manuscript 13, 1873.

[Sydney, N. S. W. Australia]-4 Februari 1893. Berkhotbah pada pagi hari, naik kapal pada sore hari. Kami membuat perjalanan ke gereja di Sydney, dan saya membicarakan lbrani pasal 11, tentang iman. Tuhan menguatkan saya oleh anugerah-Nya. Roh Kudus memenuhi saya. Kekuatan, baik fisik dan rohani, diberikan dengan berlimpah kepada saya. Pada sore hari sekitar jam dua, kami menaiki kapal uap untuk mengadakan perjalanan. Semua bekal kami sudah disediakan sejak hari Jumat. Kami sangat tidak suka mengadakan perjalanan pada hari Sabat tetapi karena pekerjaan maka harus dilakukan dalam menyampaikan pekabaran pada dunia, dan kami bisa memelihara pikiran dan hati kami terangkat kepada Allah dan tinggal pada Yesus. Dan bilamana kami tidak bisa mengendalikan perkara-perkara ini kami harus menyerahkan semua ini kepada Bapa kami yang di surga. Jika kita percaya pada Allah, maka la akan menolong kita.—-Manuscript 76, 1893. * Lihat Testimonies, vol. 6, hlm. 360.

(3SM 264, 265)

 

Tanda-tanda kiamat ini paling bikin penasaran warga dunia

0

 

[AkhirZaman.org] Tidak ada satu manusia pun di muka bumi ini yang tahu persis kapan Hari Kiamat terjadi. Namun, di beberapa kitab suci yang dipercayai umat beragama disebutkan sejumlah pertanda akhir dunia akan terjadi.Oleh karenanya, beberapa ilmuan dunia berusaha memprediksi kapan hari kiamat terjadi. Tak hanya itu, beberapa aliran kepercayaan dan sejumlah kelompok manusia juga turut melakukan perkiraan sama.

Diambil dari berbagai sumber, merdeka.com telah merangkum tanda-tanda tersebut. Simak ulasannya berikut ini.

1. Muncul ombak darah di pantai selatan China
Kejadian ini aneh tapi nyata, munculnya di Kota Shenzhen, Provinsi Guangzhou, sebelah selatan China. Warga dan pengunjung pantai Shenzhen kaget karena Selasa (25/11/2014) pagi, muncul ombak warna merah darah seperti dilansir stasiun televisi CCTV News.

Awalnya warga menduga ada ikan yang dimangsa hiu. Tapi dugaan ini mentah, karena sama sekali tidak ada bau amis darah. Sebagian bahkan menyinggung soal ramalan dalam Injil, yang menandakan kiamat akan tiba ketika laut berwarna merah.

Setelah Dinas Kelautan setempat memeriksa, rupanya ombak warna darah itu disebabkan oleh membiaknya populasi ganggang merah. Tumbuhan laut itu punya nama latin noctiluca scintillans.

Kepala Dinas Kelautan Shenzhen Zhou Kai menyatakan ganggang ini seharusnya tidak beracun. Namun air laut yang diperiksa masih terus diperiksa.

“Jadi kami menyarankan warga dan wisatawan tidak bersinggungan dengan air laut terlebih dulu,” kata Kai.

Pemerintah setempat menilai fenomena ini jarang, tapi sangat mungkin terjadi. Kai menilai tidak perlu mengaitkan ombak warna darah dengan takhayul macam-macam.

“Populasi ganggang itu disebabkan perubahan metereologis dan hidrologis di kawasan sekitar,” ujarnya.

2. Jelaskan suara Sangkakala, NASA sebut bumi bernyanyi tiap hari
Badan Antariksa Amerika Serikat (NASA) mengaku punya jawaban atas fenomena suara-suara dari langit yang banyak didengar orang di seluruh dunia sejak 2011. Menurut lembaga ilmiah ini, suara yang muncul dari langit itu berada dalam frekuensi infrasonik. Dalam situasi normal, manusia tidak bisa mendengarnya.

Sumber bebunyian tersebut dari gesekan lempeng bumi maupun medan magnetik di atmosfer, termasuk ketika muncul aurora di dekat kutub. Suara-suara itu sebetulnya terus ‘dinyanyikan’ oleh Planet Bumi setiap saat.

Aaron Taylor, warga Kota Montana, AS, ikut mengunggah rekaman pengalamannya mendengar suara langit pada 18 Februari 2012. Dia mengaku terkejut karena suara yang dia dengar mirip cerita Kitab Injil tentang terompet Sangkakala, penanda akhir zaman. Deskripsi kiamat melibatkan alunan terompet dari langit juga diimani umat Muslim dan Yahudi.

“Walau kita berusaha mencari jawaban logis (suara-suara itu), gagasan bahwa ini tanda akhir zaman bermunculan di kepala saya. Bagaimana bila suara ini termasuk nubuat tersebut,” kata Taylor.

Sebelumnya diberitakan, manusia di pelbagai belahan dunia ramai-ramai mengunggah video pengalaman mereka mendengar suara aneh dari langit. Video paling lama dalam catatan Youtube diunggah pada 2011 dari Kota Homel, Belarusia.

3. Gerhana bulan darah ketiga di malam Paskah
Sebuah kejadian antariksa langka akan segera terlihat dari bumi, yakni gerhana bulan darah atau Blood Moon. Menariknya, gerhana bulan itu muncul saat hari Paskah, sesuai dengan prediksi Alkitab.

Dikutip dari Daily Mail (01/04/2015), di Alkitab versi Raja James (Yoel 2:31), tertulis “Matahari akan berubah menjadi gelap gulita dan bulan menjadi darah sebelum datangnya hari Tuhan yang hebat dan dahsyat itu”. Nah, beranjak dari hal itu lah seorang Pastur dari Amerika, John Hagee, menyatakan bila hal besar akan terjadi pada umat manusia.

Berdasarkan buku berjudul ‘Four Blood Moons’ karya Hagee, gerhana bulan berdarah yang akan terjadi pada hari Paskah nanti adalah tanda kejadian besar terjadi di Timur Tengah yang berhubungan dengan Israel.

“Aku percaya kita akan melihat sesuatu yang dramatis terjadi di Timur Tengah yang menyangkut Israel. Dan hal itu akan berdampak besar bagi seluruh dunia,” ujar Pastur Amerika itu.

4. Tanda kiamat, rabbi Israel prediksi kemunculan Isa Almasih pada 2022
Seorang rabbi Israel memprediksi kedatangan Yesus atau Nabi Isa setelah mengklaim melihat adanya formasi bintang baru di langit. Rabbi tersebut menyebutkan adanya rasi bintang baru ini sebagai tanda nubuat Kitab Suci akan kedatangan Isa Almasih yang kedua kalinya, dalam artian kiamat sudah dekat.

Astronom di Michigan, Amerika Serikat, percaya adanya dua bintang yang membentuk sebuah ‘Bintang Besar’ yang kemungkinan dapat dilihat dari Bumi pada 2022.

Dilansir dari surat kabar Daily Mail, Selasa (17/1), namun Rabbi Yosef Berger asal Makam Raja Daud di Gunung Zion, Yerusalem, percaya jika ledakan supernova nanti menjadi bukti nubuat Mesias akan datang.

Menurut Breaking Israel News, klaim Berger mengutip Rabbi Moses ben Maimon yang dikenal sebagai Ramban dari abad ke-12. Pasalnya, dia juga membuat klaim yang sama.

“Rambam membawa ayat ini usai sebuah rasi bintang muncul. Dia mengatakan ini bukti Mesias akan datang suatu hari nanti,” ujar Berger.

Berger merujuk pada kitab Bilangan 24:7 yang terdapat dalam Kitab Suci. Ayat itu menyebutkan jika Nabi Isa sedang memantau umat manusia saat ini.

Pekan lalu, sebuah rasi bintang baru dilaporkan akan muncul di langit pada 2022 mendatang. Ahli astronomi menyebutkan telah mempelajari sistem bintang biner.

“Dua bintang yang mengorbit satu sama lain akan segera mulai bergabung dan menciptakan ledakan besar yang disebut ‘Bom Bintang’,” pungkas para astronom.

https://goo.gl/uOV7wm

Demikian juga, jika kamu melihat semuanya ini, ketahuilah, bahwa waktunya sudah dekat, sudah di ambang pintu. (Matius 24:33)

Tetapi tentang hari dan saat itu tidak seorangpun yang tahu, malaikat-malaikat di sorga tidak, dan Anakpun tidak, hanya Bapa sendiri.” (Matius 24:36)

[RH] Beberapa Sabat dengan Keluarga White (Bagian 3)

0

“Sebab tentang hari ketujuh pernah dikatakan di dalam suatu nas: ‘Dan Allah berhenti pada hari ketujuh dari segala pekerjaan-Nya. Jadi masih tersedia suatu hari perhentian, hari ketujuh, bagi umat Allah. Sebab barangsiapa telah masuk ke tempat perhentian-Nya, ia sendiri telah berhenti dari segala pekerjaannya, sama seperti Allah berhenti dari pekerjaan-Nya. Karena itu baiklah kita berusaha untuk masuk ke dalam perhentian itu, supaya jangan seorang pun jatuh karena mengikuti contoh ketidaktaatan itu juga” (lbrani 4:4, 9-11).

[AkhirZaman.org] Battle Creek, Sabat, 17 Mei 1873. Mengadakan perjalanan beberapa mil, tidur sedikit.

Kami membuat perjalanan beberapa mil di hutan oak. Membuat istirahat sekitar sejam. Kami tidur sedikit. . . . Kami berdoa sebelum kembali pulang. Pada sore hari kami pergi ke pertemuan.—Manuscript 7, 1873.

[Washington, Iowa] Sabat, 21 Juni 1873. Menulis tentang penderitaan-penderitaan Kristus. Suatu hari yang indah; agak panas. Mengambil perlengkapan. Merasa lebih baik. Menulis beberapa halaman tentang penderitaan-penderitaan Kristus. Saya menjadi tertarik kepada hal itu. Saudara Wheeler, Hester, dan Saudara Van Ostrand pergi ke pertemuan. Mungkin akan ada hujan. Saya memanggil keluarga itu bersama-sama dan membaca perkara yang telah saya tuliskan. Semua kelihatan tertarik.—Manuscript 8, 1873. 3 

[Wallings Mills] Jumat, 12 September 1873. Menyenangkan orang yang bukan Advent. Kami tiba di rumah sebelum matahari terbenam. Menerima surat dari Saudara Canright, juga dari Mary Gaskill dan Daniel Bourdeau, yang memberikan kepada kami laporan tentang pertemuan kemah. Ketika kami sampai di rumah kami mendapati John Cranson di sana. Kami merasa menyesal karena ia datang pada hari Sabat untuk bertemu dengan kami. Kami tidak ingin mereka yang mengunjungi kami bersenang (dengan perkara duniawi-red.) pada hari Sabat yang tidak memiliki hormat bagi Allah dan hari Kudus-Nya.—Manuscript 11, 1873.

(3SM 264, 265) 

PERTIKAIAN BERAKHIR (1)

0

[AkhirZaman.org] Pada akhir masa seribu tahun, Kristus sekali lagi akan kembali ke dunia ini. Ia disertai oleh rombongan umat tebusan, dan diiringi oleh malaikat-malaikat pengiring. Sementara Ia turun dalam kemegahan dan kebesaran yang luar biasa, Ia akan memerintahkan orang-orang fasik yang mati untuk bangkit untuk menerima hukuman. Merekapun bangkit, bukan main banyaknya, tak terkira bagaikan pasir di tepi laut. Sangat berbeda sekali dengan mereka yang telah dibangkitkan pada kebangkitan yang pertama! Orang-orang benar berpakaikan kemudaan dan keindahan abadi. Orang-orang fasik berpakaikan bekas-bekas penyakit dan kematian.

Setiap mata dari rombongan besar orang fasik yang bangkit itu memandang kemuliaan Anak Allah. Orang-orang fasik itu dengan satu suara berseru, “Berbahagialah Dia yang datang dalam nama Tuhan!” Bukan kasih kepada Yesus yang mengilhami ucapan itu. Kuasa kebenaran yang mendorong kata-kata itu keluar dari bibir-bibir yang tidak rela. Sebagaimana orang-orang fasik itu masuk ke dalam kubur mereka, demikianlah mereka keluar dengan rasa permusuhan yang sama kepada Kristus, dan dengan roh pemberontakan yang sama. Tidak ada lagi kesempatan untuk memperbaiki cacad-cacad kehidupan masa lalu mereka. Tidak ada lagi gunanya ini. Pelangaran seumur hidup tidak melembutkan hati mereka. Kesempatan kedua, seandainya diberikan, akan digunakan sebagaimana yang pertama, dalam menghindari dan mengelakkan tuntutan Allah dan akan mengobarkan pemberontakan melawan Dia.

Kristus turun ke atas Bukit Zaitun, dari mana Ia naik ke Surga, setelah kebangkitan-Nya, dan di mana malaikat-malaikat mengulangi janji mengenai kedatangan-Nya kembali. Nabi berkata, “Lalu Tuhan, Allahku, akan datang, dan semua orang kudus bersama-sama Dia.” “Pada waktu itu kaki-Nya akan berjejak di Bukit Zaitun, yang terletak di depan Yerusalem di sebelah timur. Bukit Zaitun itu akan terbelah dua dari timur ke barat, sehingga menjadi suatu lembah yang sangat besar; setengah dari bukit itu akan bergeser ke utara dan setengah lagi ke selatan.” “Maka Tuhan akan menjadi raja atas seluruh bumi; pada waktu itu Tuhan adalah satu-satunya dan nama-Nya satu-satunya.” (Zak. 14:5,4,9). Sementara Yerusalem baru, dengan kemuliaannya yang mempesona, turun dari Surga, ke tempat yang telah disucikan dan dipersiapkan untuk menerimanya, maka Kristus, dengan umat-Nya dan malaikat-malaikat memasuki kota suci itu.

Sekarang Setan bersiap-siap untuk peperangan besar terakhir untuk memperebutkan supremasi. Sementara kekuasaannya dilucuti, dan dipisahkan dari pekerjaan penipuannya, raja kejahatan itu merasa sedih dan murung, tetapi ketika orang-orang fasik yang mati dibangkitkan, dan ia melihat begitu banyak orang ada di pihaknya, maka harapannya timbul kembali, dan ia memutuskan untuk tidak menyerah dalam pertikaian besar itu. Ia menyusun pasukan dari orang-orang jahat di bawah panji-panjinya, dan melalui mereka berusaha untuk melaksanakan rencananya. Orang-orang fasik adalah orang-orang tawanan Setan. Pada waktu mereka menolak Kristus, mereka telah menerima penguasaan pemimpin pemberontak. Mereka siap untuk menerima gagasan-gagasannya dan melakukan perintahnya. Namun, adalah benar dengan kelicikannya yang mula-mula, ia tidak mengakui bahwa dirinya sendiri adalah Setan. Ia menyebut dirinya raja yang berhak memiliki dunia ini, dan yang kepewarisannya secara tidak sah diambil dari padanya. Ia menyatakan dirinya sebagai penebus kepada orang-orang yang ditipunya, dan meyakinkan mereka bahwa kuasanyalah yang telah membangkitkan mereka dari kubur mereka, dan bahwa sudah hampir tiba saatnya ia menyelamatkan mereka dari kelaliman yang sangat kejam. Hadirat Kristus telah ditarik, Setan mengadakan mujizat-mujizat untuk mendukung tuntutannya. Ia menguatkan yang lemah, dan mengilhami semua orang dengan roh dan kekuatannya. Ia mengajukan dirinya untuk memimpin perlawanan melawan kemah orang-orang kudus, dan merebut kota Allah. Dengan kegembiraan yang bercampur dengan kekejaman dan kebengisan, ia menunjuk kepada jutaan manusia yang tak terhitung banyaknya itu, yang telah bangkit dari kematian, dan menyatakan bahwa sebagai pemimpin mereka ia sanggup mengalahkan kota itu dan merebut kembali takhtanya dan kerajaannya. Di antara massa yang sangat banyak itu terdapatlah orang-orang yang hidup lama yang berada sebelum air bah; orang-orang yang berperawakan raksasa dan kecerdasan yang tinggi, yang tunduk kepada pengendalian malaikat-malaikat yang telah jatuh, yang mengabdikan seluruh ketrampilan dan pengetahuan mereka untuk meninggikan diri mereka sendiri; manusia yang karya seninya yang mengagumkan telah menuntun dunia ini mendewa-dewakan kepintarannya, tetapi yang penemuan-penemuan jahat dan pencemaran telah mencemari dunia ini dan merusak peta atau citra Allah, sehingga menyebabkan-Nya menghapuskan mereka dari antara makhluk ciptaan-Nya. Di sana terdapat juga raja-raja dan jenderal-jenderal yang menaklukkan bangsa-bangsa, orang-orang pemberani yang tidak pernah kalah dalam peperangan, para prajurit yang bangga dan ambisius yang kehadirannya membuat kerajaan-kerajaan gemetar. Di dalam kematian mereka-mereka ini tidak mengalami perubahan. Pada waktu mereka bangkit dari kubur, mereka kembali kepada pemikiran-pemikiran mereka yang terhenti pada waktu mereka mati. Mereka digerakkan oleh keinginan yang sama yang menguasai mereka pada waktu mati.

Setan berkonsultasi dengan malaikat-malaikatnya, dan dengan raja-raja dan para penakluk dan orang-orang perkasa. Mereka melihat kekuatan dan jumlah orang yang ada di pihak mereka, dan menyatakan bahwa pasukan yang ada di dalam kota itu kecil dibandingkan dengan pasukan mereka, dan bahwa kota itu dapat ditaklukkan. Mereka membuat rencana untuk mengambil alih kekayaan dan kemuliaan kota Yerusalem baru itu. Semuanya segera bersiap untuk berperang. Para ahli segera membangun dan membuat alat-alat serta perkakas perang. Para pemimpin militer, yang terkenal dengan keberhasilan mereka, menyusun orang-orang yang siap tempur ke dalam kelompok-kelompok dan bagian-bagian.

Akhirnya perintah untuk maju diberikan, dan pasukan yang tak terhitung banyaknya itu bergerak maju, — suatu pasukan tentara yang belum pernah dikerahkan oleh para penakluk duniawi manapun, seperti pasukan gabungan segala zaman, sejak mulai ada peperangan di dunia ini belum ada tandingannya. Setan, prajurit pejuang yang paling perkasa, memimpin di depan, dan malaikat-malaikatnya mempersatukan kekuatan mereka untuk perjuangan terakhir ini. Raja-raja dan para prajurit pejuang berada dalam barisannya, dan orang banyak mengikuti dalam kelompok-kelompok yang banyak, masing-masing di bawah pimpinan yang telah ditunjuk. Dengan ketepatan militer, barisan-barisan yang rapat itu maju melalui permukaan bumi yang berlobang-lobang dan tidak rata menuju kota Allah. Atas perintah Yesus pintu gerbang kota Yerusalem Baru ditutup, dan tentera Setan mengelilingi dan mengepung kota itu, dan bersiap untuk penyerangan.

Sekarang sekali lagi Kristus menampakkan diri kepada musuh-musuh-Nya. Jauh di atas kota itu, di atas fondasi emas murni, ada takhta yang terangkat tinggi. Di atas takhta ini duduk Anak Allah, dan di sekeliling-Nya berada rakyat kerajaan-Nya. Kekuasaan dan kebesaran Kristus tak ada bahasa yang dapat menerangkannya, tak ada pena yang dapat melukiskannya. Kemuliaan Bapa Kekal menutupi Anak-Nya. Gemerlap terang hadirat-Nya memenuhi kota Allah, dan memancar keluar dari pintu-pintu gerbangnya, membanjiri seluruh dunia dengan kilauan cahayanya.
Paling dekat kepada takhta itu terdapat mereka yang pada suatu waktu sangat bergiat dalam usaha Setan, tetapi yang telah ditarik seperti puntung dari dalam api dan yang telah mengikuti Juru Selamat dengan penyerahan yang dalam dan sungguh-sungguh. Berikutnya adalah mereka yang menyempurnakan tabiat Kristen di tengah-tengah kepalsuan dan ketidaksetiaan, mereka yang menghormati hukum Allah pada waktu dunia Kristen menyatakannya tidak berlaku lagi, dan berjuta-juta orang yang telah mati syahid oleh karena iman mereka dari segala zaman. Dan di belakang mereka ini terdapat “suatu kumpulan besar orang banyak yang tidak dapat dihitung banyaknya, dari segala bangsa dan suku dan kaum dan bahasa, berdiri di hadapan takhta dan di hadapan Anak Domba, memakai jubah putih dan memegang daun-daun palem di tangan mereka.” (Wah. 7:9). Peperangan mereka telah berakhir, dan mereka telah menang. Mereka telah berlari di dalam perlombaan, dan telah memenangkan hadiahnya. Daun-daun palem di tangan mereka adalah lambang kemenangan, jubah putih adalah lambang kebenaran Kristus yang tak bercela, yang sekarang menjadi milik mereka.

Umat tebusan itu menyanyikan sebuah nyanyian pujian yang bergema dan bergema-ulang di seluruh lengkungan Surga, “Keselamatan bagi Allah kami yang duduk di atas takhta dan bagi Anak Domba!” (Wah. 7:10). Malaikat dan serafim menyatukan suara mereka dalam puji-pujian. Sementara umat yang ditebus itu melihat kuasa dan kebencian Setan, mereka telah melihat, seperti belum pernah sebelumnya, bahwa tidak ada kuasa selain kuasa Kristus yang dapat membuat mereka menjadi pemenang. Dalam semua rombongan yang bercahaya itu tidak seorangpun yang menganggap keselamatan itu diberikan kepada mereka oleh karena mereka telah menang atas kuasa dan kebaikan mereka sendiri. Tidak ada yang menyatakan apa-apa mengenai apa yang telah mereka lakukan atau derita; tetapi beban setiap nyanyian, nada kunci setiap lagu adalah “Keselamatan kepada Allah kami, dan kepada Anak Domba.”

Di hadapan penduduk dunia dan Surga yang telah berkumpul, dilangsungkanlah penobatan terakhir Anak Allah. Dan sekarang dengan diselubungi keagungan dan kuasa yang maha besar, Raja atas segala raja mengumumkan keputusan hukuman atas pemberontak-pemberontak terhadap pemerintahan-Nya, dan melaksanakan keadilan ke atas mereka yang melanggar hukum-Nya dan menindas umat-Nya. Nabi Allah berkata, “Dan aku melihat suatu takhta putih yang besar dan Dia, yang duduk di atasnya. Dari hadapan-Nya lenyaplah bumi dan langit dan tidak ditemukan lagi tempatnya. Dan aku melihat orang-orang mati, besar dan kecil, berdiri di depan takhta itu. Lalu dibuka semua kitab. Dan dibuka juga sebuah kitab lain, yaitu kitab kehidupan. Dan orang-orang mati dihakimi menurut perbuatan mereka, berdasarkan apa yang tertulis di dalam kitab-kitab itu.” (Wah, 20:11,12).

kitabkhkhdpn CopySegera sesudah buku-buku catatan dibuka, dan mata Yesus memandang orang-orang fasik, maka merekapun sadarlah atas setiap dosa yang pernah mereka lakukan. Mereka melihat langkah kaki mereka menyimpang dari jalan kemurnian dan kesucian, seberapa jauh kesombongan dan pemberontakan telah membawa mereka melanggar hukum Allah. Penggodaan-penggodaan yang sangat memikat yang mereka lancarkan, oleh pemanjaan dosa, pemutarbalikan berkat-berkat, menghinakan para jurukabar Allah, menolak amaran-amaran, memukul mundur gelombang kemurahan oleh kedegilan dan hati yang tidak bertobat, — semuanya tampak seolah-olah dituliskan dengan huruf-huruf api.

Di atas takhta itu dinyatakan salib, dan bagaikan pemandangan yang luas tampak pemandangan penggodaan dan kejatuhan Adam, dan langkah-langkah di dalam rencana keselamatan yang besar. Kelahiran yang hina Juru Selamat; permulaan kehidupan-Nya yang penuh kesederhanaan dan penurutan; pembaptisan-Nya di Sungai Yordan; berpuasa dan pencobaan di padang gurun; pelayanan-Nya kepada masyarakat umum; membukakan kepada manusia berkat-berkat Surga yang paling berharga; hari-hari yang penuh dengan perbuatan-perbuatan kasih dan kemurahan hati; malam-malam berdoa dan berjaga di tempat terpencil di gunung-gunung; komplotan-komplotan orang yang iri, benci dan dengki yang membalas kebajikan-kebajikan-Nya; penderitaan yang mengerikan dan misterius di taman Getsemane di bawah beban dosa seluruh dunia yang berat; penyerahan-Nya ke tangan massa yang berniat membunuh-Nya; peristiwa-peristiwa yang menakutkan pada malam yang mengerikan itu, — tawanan yang tidak melawan itu yang telah ditinggalkan oleh murid-murid-Nya yang sangat dikasihi-Nya, yang berlari cepat-cepat melalui jalan-jalan kota Yerusalem; Anak Allah dibawa ke hadapan Hanas, didakwa di istana Imam Besar, di ruang pengadilan Pilatus, di hadapan Herodes yang pengecut dan kejam, diolok-olok, dihina, disiksa dan dihukum mati — semuanya digambarkan dengan jelas.

Dan sekarang di hadapan massa ditunjukkan pemandangan-pemandangan terakhir — Sang Penderita yang tabah menapaki jalan menuju Golgota; Raja Surga tergantung di salib; imam-imam yang sombong dan massa perusuh yang mengolok-olok penderitaan-Nya yang terakhir; kegelapan yang luar biasa; bumi yang bergetar, batu-batu yang pecah-pecah, kuburan-kuburan yang terbuka, menandai saat-saat bilamana Penebus dunia menyerahkan hidup-Nya.

Pemandangan yang mengerikan itu tampak sebagaimana adanya. Setan, malaikat-malaikatnya dan para pengikutnya tidak mempunyai kuasa untuk berpaling dari gambaran perbuatan mereka. Setiap pelaku mengingat kembali bagian-bagian atau peran yang dimainkannya masing-masing. Herodes yang membunuh anak-anak Betlehem yang tidak bersalah dengan harapan bisa membinasakan Raja Israel; Herodes yang bejat yang menanggung darah Yohanes Pembaptis; Pilatus yang lemah dan plin-plan; serdadu-serdadu yang mengolok-olok dan mengejek; imam-imam dan para penguasa serta massa yang mengamuk, yang berteriak, “Biarlah darah-Nya ditanggungkan atas kami dan atas anak-anak kami!” — semua melihat kekejaman kesalahan mereka. Sia-sia mereka berusaha menyembunyikan diri dari keagungan wajah ilahi, yang melebihi kemuliaan sinar matahari, sementara umat yang ditebus meletakkan mahkota-mahkota mereka di kaki Juru Selamat, sambil berseru, “Dia mati bagiku!”
Di antara kelompok orang-orang yang ditebus itu terdapat rasul-rasul Kristus, Paulus yang gagah perkasa, Petrus yang bersemangat, Yohanes yang kekasih dan mengasihi, dan saudara-saudara mereka yang berhati tulus; dan bersama-sama mereka rombongan besar orang yang mati syahid; sementara diluar tembok, dengan segala perkara kejijikan dan kekejian, terdapat mereka yang menganiaya, memenjarakan dan yang membunuh. Di sana ada Nero, si monster kekejaman dan kebengisan, memandang mereka yang pernah disiksanya bersukacita dan ditinggikan, dan yang di dalam penderitaan mereka yang sangat dia bersuka-suka. Ibunya ada di sana menyaksikan akibat dari pekerjaannya; melihat bagaimana tabiat jahat dipindahkan kepada anaknya, hawa nafsu yang didorong dan dikembangkan oleh pengaruh dan teladannya, telah membuahkan kejahatan-kejahatan yang menyebabkan dunia ini goncang.

Di sana ada juga para imam dan pejabat gereja pengikut kepausan, yang mengatakan dirinya duta-duta Kristus, namun menggunakan rak-rak penyiksa, penjara-penjara bawah tanah dan tiang-tiang gantungan untuk mengendalikan hati nurani umat Tuhan. Di sana ada para uskup yang angkuh yang meninggikan diri melebihi Allah, dan memberanikan diri mengubah hukum Yang Mahatinggi. Para pater gereja yang berpura-pura mempunyai perhitungan dengan Allah di mana mereka tidak bisa dimaafkan. Terlambat mereka menyadari bahwa Yang Mahatahu merasa cemburu akan hukum-Nya dan bahwa Ia tidak akan membiarkan mereka yang besalah. Sekarang mereka tahu bahwa Kristus menyamakan perhatian-Nya dengan umat-Nya yang menderita; dan mereka merasakan kuasa kata-kata-Nya, “Sesungguhnya segala sesuatu yang kamu lakukan untuk salah seorang dari saudara-Ku yang paling hina ini, kamu telah melakukannya untuk Aku.” (Mat. 25:40).

Segenap dunia yang jahat ini berdiri menghadap pengadilan Allah, dalam tuduhan pengkhianatan besar terhadap pemerintahan Surga. Tak seorangpun yang membela mereka; tiada maaf bagi mereka; dan keputusan hukuman mati yang kekal telah dinyatakan bagi mereka.

Sekarang nyatalah bagi semua orang bahwa upah dosa bukanlah kebebasan agung dan kehidupan yang kekal, tetapi perhambaan kebinasaan dan kematian. Orang-orang fasik melihat apa yang telah hilang dari mereka oleh karena kehidupan mereka yang memberontak. Bobot kemuliaan yang tak terkira dan kekal mereka remehkan pada waktu ditawarkan kepada mereka, tetapi sekarang betapa hal itu sangat diperlukan. “Semua ini,” teriak jiwa yang hilang itu, “sebenarnya bisa saya peroleh, tetapi saya memilih untuk menjauhkan hal-hal ini dari saya. Oh, betapa suatu penyesalan yang menyedihkan! Saya telah menukarkan perdamaian, kebahagiaan dan kehormatan dengan kemalangan, kehinaan dan keputusasaan.” Semua mereka melihat bahwa tindakan tidak mengizinkan mereka masuk ke Surga adalah adil. Melalui kehidupan mereka, mereka telah menyatakan, “Kita tidak mau Yesus ini memerintah kita.”

Orang fasik itu terpesona menyaksikan penobatan Anak Allah. Mereka melihat kedua loh batu hukum ilahi itu di tangan-Nya, undang-undang yang telah mereka benci dan langgar. Mereka menyaksikan luapan rasa kagum, gembira dan pemujaan orang-orang yang telah diselamatkan. Dan sementara alunan lagu memenuhi seluruh orang banyak yang berada di luar kota itu, semuanya dengan satu suara, berseru, “Besar dan ajaiblah segala pekerjaan-Mu, ya Tuhan, Allah, Yang Mahakuasa! Adil dan benar segala jalan-Mu, ya Raja segala bangsa!” (Wah. 15:3), dan dengan sujud mereka menyembah Raja kehidupan.

Memandang kemuliaan dan kebesaran Kristus, Setan seolah-olah lumpuh. Ia yang pada suatu waktu adalah kerub yang menaungi, mengenang kembali kejatuhannya. Seorang malaikat serafim yang bersinar, “anak fajar,” betapa ia berubah, betapa ia menjadi hina! Dari suatu majelis, di mana pada suatu waktu ia dihormati, kini ia disingkirkan untuk selamanya. Sekarang ia melihat yang lain berdiri dekat Bapa, diselubungi kemuliaan-Nya. Ia telah melihat mahkota dikenakan ke kepala Kristus oleh seorang malaikat yang tinggi perawakannya dengan hadirat maha agung, dan ia tahu bahwa kedudukan tinggi malaikat ini sebenarnya adalah kedudukannya.

Kenangan mengingat tempat tinggalnya pada waktu ia masih suci dan murni, kedamaian dan kepuasan yang menjadi miliknya sampai ia memanjakan persungutan terhadap Allah, dan kecemburuan terhadap Kristus. Tuduhan-tuduhannya, pemberontakannya, penipuannya untuk memperoleh simpati dan dukungan malaikat-malaikat, kedegilannya untuk tidak mau berusaha kembali pada waktu Allah menawarkan kepadanya pengampunan, — semuanya terlihat dengan jelas di hadapannya. Ia mengulangi melihat kembali pekerjaannya di antara manusia dan akibat-akibatnya, — permusuhan manusia terhadap sesamanya, kehancuran hidup yang mengerikan, kebangkitan dan keruntuhan kerajaan-kerajaan, runtuhnya takhta-takhta, rangkaian panjang huru hara, pertentangan-pertentangan dan revolusi-revolusi. Ia mengingat kembali usaha-usahanya yang senantiasa menentang pekerjaan Kristus dan menenggelamkan manusia semakin dalam dan semakin dalam. Ia melihat bahwa komplotan-komplotan jahatnya sudah tidak berdaya untuk membinasakan mereka yang menaruh pengharapannya pada Yesus. Sementara Setan memandang kepada kerajaannya dan hasil pekerjaannya, ia melihat hanya kegagalan dan kenacuran. Ia telah menuntun orang-orang untuk percaya bahwa kota Allah itu adalah suatu mangsa yang mudah ditaklukkan. Tetapi ia tahu bahwa ini adalah salah. Berulang kali ia telah dikalahkan dan dipaksa untuk menyerah dalam perkembangan rangkaian pertikaian yang besar itu. Ia mengetahui benar kuasa dan kebesaran Yang Kekal itu.

 

-KA

[RH] Beberapa Sabat dengan Keluarga White (Bagian 2)

0

“lngatlah dan kuduskanlah hari Sabat” (Keluaran 20:8).

[AkhirZaman.org] Battle Creek, Sabat, 23 April 1859. Menghadiri pertemuan dan menghibur kelompok.

Nyonya Brackeit, Nyonya Lane dan putrinya, Saudari Scott, dan Nyonya Smith datang dari Convis ke pertemuan itu di Battle Creek. Mereka membuat acara makan malam di rumah kita.* Pertemuan menarik pada hari itu. Saudara Waggoner berkhotbah pada siang hari. Khotbahnya cocok. Pada akhirnya empat jiwa dibaptiskan—Nyonya Hide, Scott, Agnes Irving, dan Saudara Pratt. Pertemuan sore kita menarik. Suami saya tidak pernah memiliki kebebasan yang lebih besar. Roh Tuhan ada pada pertemuan itu. Tuhan memberikan kepada saya kebebasan. Pada kesempatan itu aturan-aturan tentang rumah Tuhan dimasukkan juga. ltu adalah suatu peristiwa yang khidmat dan menarik. Saya tidak sanggup untuk hadir, karena kurang sehat.—Manuscript 6, 1859.

[Denver] Sabat, 20 Juli 1872. Berjalan, menulis dan membaca. lni adalah pagi yang indah. Ini adalah hari Sabat Tuhan dan kami bermaksud untuk memelihara hari Sabat supaya Allah boleh menerima upaya-upaya kita dan supaya jiwa-jiwa kita boleh disegarkan. Kami berjalan, mencari suatu tempat istirahat di mana kita bisa berdoa dan membaca, tetapi kami tidak berhasil. Kami meluangkan hari itu dalam berdiskusi tentang hal-hal keagamaan, penulisan dan membaca.—Manuscript 4, 1872.

[Battle Creek] Sabat, 12 April 1873. Banyak kuniungan misionaris. Suami saya berbicara kepada umai pada slang itu. Saya tetap di rumah sebab saya merasa tidak sanggup untuk hadir. Pada sore hari saya menghadiri pertemuan. . . . 

Setelah pertemuan ditutup saya berkunjung kepada Ella Belden. Berdoa bersamanya. Kemudian saya berkunjung kepada Saudara dan Saudari W. Salisbury. Kami berdoa dengan keluarga itu. Saudara dan Saudari Salisbury berdoa bersama-sama dengan saya. Kami merasa bahwa Tuhan telah memberkati kami. Saya kemudian memanggil Saudara dan Saudari Morse yang sudah tua. . . . Saya berkunjung kepada Saudara dan Saudari Gardner. la hampir mencapai penutupan perjalanannya. Penyakit telah membuatnya demikian lemah. la sangat bergembira karena melihat saya. Kami menyatukan doa bersama-sama dan hati mereka terhibur dan diberkati.-—Manuscript 6, 1873.

*Acara makan pada Sabat di rumah While pada tahun-tahun yang berikutnya digambarkan anak mantu perempuannya dalam suatu pernyataan bertanggal, 16 Oktober 1949: “Sebagai anak menantu perempuan E. G White, saya adalah anggota rumah tangganya lebih dari satu tahun, dan seringkali berada di rumahnya dan membuat perjalanan dengannya selama lebih dari 20 tahun. Saya diminta perihal acara makan pada hari Sabat di rumah White. . . . Selagi persiapan penuh yang mungkin dibuat pada hari Jumat, hari persiapan, bagi acara makan pada hari Sabat. Pada hari Sabat makanan untuk acara makan pagi dan malam disajikan panas-panas, ia sudah dipanaskan dengan segera sebelum acara makan itu. Semua pekerjaan yang tidak perlu dihindarkan pada hari Sabat tetapi bukan pada waktu Ny. White mempertimbangkannya sebagai suatu pelanggaran terhadap ketaatan Sabat yang layak untuk menyediakan kenyamanan-kenyamanan khusus terhadap hidup seperti membangun api untuk memanaskan gedung untuk memanaskan makanan bagi acara makan.“-——(Ditandatangani) Ny. W. C. White.

(3SM 263, 264)

PRINSIP KEUANGAN KELUARGA

0

 

Uang Dapat menjadi Berkat atau Laknat.
[AkhirZaman.org] Tidak perlu uang itu dianggap sebagai kutuk; uang itu mempunyai nilai yang tinggi karena kalau dipakai dengan sebaik-baiknya, itu dapat menghasilkan kebajikan yang dapat menyelamatkan jiwa, dalam memberkati orang lain yang lebih miskin dari kita sendiri. Apabila digunakan semuanya dan tidak dengan bijaksana, niscaya uang itu akan menjadi jerat bagi pemakainya. Orang yang menggunakan uang untuk memuaskan rasa sombong dan ambisinya berarti menjadikan uang itu laknat dan bukan berkat. Uang tetap menjadi suatu ujian kecintaan. Barang siapa yang memperolehnya lebih dari kebutuhannya, haruslah ia mencari akal budi dan rahmat untuk mengendalikan hatinya sendiri dan berpikir secara wajar, supaya ia tidak berkeinginan menjadi pemboros sehingga dia dapat mejadi penatalayan yang setia, yang tidak memboroskan modal yang dipercayakan olah Allah kepadanya. 

Apabila kita mengasihi Allah melebihi segala sesuatu yang bersifat sementara kita akan berada pada tempat yang sewajarnya dalam kecintaan hati kita. Kalau dengan rendah hati mencari akal budi dan kesanggupan supaya dapat menggunakan harta kekayaan Allah dengan sebaik-baiknya, kita akan menerima hikmat itu dari atas. Bilamana hati itu bersandar kepada kegemaran dan kecenderungannya seniri, bilamana pikiran yang mengatakan bahwa uang itu dapat mendatangkan kebahagiaan keridlaan Allah dipupuk, maka jadilah uang itu, bagaikan “seorang tiran, yaitu orang yang memerintah,” kemudian mendapat keyakinan dan penghormatan sipemakainya dihormati sebagai seorang ilah. Penghormatan, kebenaran, kesalehan dan keadilan dikorbankan di atas mezbahnya. Perintah dari firman Allah itu diabaikan, dan digunakanlah adat kebiasaan duniawi, yang sudah direncanakan oleh Raja Mammon itu, menjadi suatu kuasa yang sedang mengatur.

Carilah Keamanan dalam Pemilikan Rumah Sendiri.
Sekiranya hukum yang diberikan Allah itu tetap dipelihara, sungguh berbedalah keadaan dunia dewasa ini baik dalam arti moral, kerohanian dan jasmani. Sifat mementingkan diri dan merasa diri itu sangat penting tentu tidak dinyatakan seperti keadaan sekarang ini, tetapi masing-masing orang dengan cermat memikirkan kebahagiaan dan kesejahteraan orang lain. Sebaliknya terus menindas golongan miskin di bawah tumit besi oleh golongan hartawan, gantinya pikiran orang lain dipakai untuk berpikir dan menysun rencana untuk mereka baik dalam hal jasmani maupun dalam masalah rohani, mereka memperoleh suatu kesempatan untuk berpikir dan berbuat dengan bebas.

Perasaan sebagai pemilik rumah mereka sediri mengilhami mereka suatu keingainan besar untuk mencapai keadaan lyang lebih baik. Segera mereka akan mendapat ketrampilan mengadakan rencana dan rancangan untuk mereka sendri. Anak-anak mereka akan dididik untuk memupuk kebiasaan rajin dan hemat dan cara berpikir mereka pun jauh lebih besar daripada sebelumnya. Mereka akan merasa bahwa mereka adalah manusia, bukan budak, dan akan sanggup meraih kembali sebagian besar rasa dihormati dan kebebasan moral mereka yang sudah lama hilang.

Dikiklah anggota kita untuk meninggalkan kota dan pergi ke luar kota di mana mereka dapat memperoleh sebidang tanah dan membangun sebuah rumah runtuk mereka sediri dan untuk anak mereka.

Peringatan tentang Menjual Rumah
Ada saudara pria dan wanita yang miskin menulis surat kepadaku dengan maksud meminta nasihat, apakah mereka akan menjual rumah mereka lalu menerahkan uang penjualannya untuk memajukan pekerjaan Injil. Mereka mengatakan bahwa seruan meminta bantuan uang menggugah hati mereka dan mereka ingin melakukan sesuatu bagi Tuhan, yang sudah melakukan segalanya bagi mereka. Saya ingin berkata kepada rombongan yang demikian itu: “Mungkin bukanlah kewajibanmu untuk menjual rumahmu yang kecil itu sekarang ini, tetapi pergi sendirilah kepada Allah. Tuhan tentu akan mendengar segala doamu yang memohon akal budi untuk mengerti kewajibanmu itu.” 

Sekarang ini Allah belum meminta rumah yang perlu didiami oleh umat-Nya; tetapi mereka yang mempunyai kelimpahan harta tidak mendengar suara-Nya, tidak mau memisahkan diri dari dunia ini serta tidak mau berkorban bagi Allah, pasti Ia akan meninggakan mereka dan memanggil orang yang mau melakukan sesuatu bagi Yesus, baik menjual rumah mereka untuk memenuhi keperluan Injil.

Keadaan Berdikari yang Patut Dipuji.
Keadaan yang mau berdiri di atas kaki sendiri adalah hal yang patut dipuji. Kerinduan untuk mengurus diri sendiri dan tidak perlu memakan hasil keringat orang lain adalah baik. Cita-cita yang luhur dan mulia yang mendorong keinginan untuk membiayai diri sendiri. Kebiasaan rajin dan hemat perlu dipupuk.

Mengatur Biaya Keluarga dengan Seimbang.
Banyak, begitu banyak orang yang tidak pernah mendidik diri sendiri suapaya dapat mengatur biaya keluarga dalam batas pendapatan mereka sendiri. Mereka tidak belajar menyesuaikan diri dengan keadaan, oleh sebab itu mereka meminjam dan meminjam lagi, lalu mereka terkubur hidup-hidup dalam hutang dan akhirnya putus asa dan tawar hati.

Adakan Catatan Pengeluaran.
Kebiasaan memanjakan diri atau kurangnya taktik dan keahlian di pihak istri dan ibu dapat mengerikan secara terus-menerus perbendaharaan rumah tanggal. Tetapi sekalipun demikian ibu mungkin selalu menyangka bawa ia sedang melakukan hal yang terbaik yang dapat dilakukannya karena ia belum pernah diberi pelajaran tentang mengurangi keinginannya sediri atau keinginan anak-anaknya dan belum pernah mendapat keahlian dan taktik dalam menghadapi urusan rumah tangga. Oleh sebab itu ada kemungkinan bahwa suatu keluarga memerlukan biaya pengurusannya dua kali sebesar biaya yang dapat mengurus suatu keluarga lain yang besarnya sama.

Semua orang harus tahu memelihara perhitungan. Beberapa orang melalaikan usaha ini karena menganggap tidak penting, tetapi pendapat ini adalah salah. semua biaya harus dicatat dengan tepat.

Keburukan Mempunyai Kebiasaan Boros.
Tuhan merasa senang untuk menunjukkan kepada saya keburukan yang timbul sebagai akibat kebiasaan memboros supaya saya dapat menasihati para orangtua untuk mengajarkan pelajaran tentang penghematan yang keras kepada anak-anak mereka. Ajarkanlah kepada mereka bahwa uang yang dibelanjakan untuk membeli segala sesuatu yang tidak mereka butuhkan itu adalah uang yang sudah disalahgunakan.

Kalau engkau mempunyai kebiasaan memboros, buanglah hal itu dari dalam kehidupanmu sekarang ini juga. Kalau engkau tidak bertindak demikian, maka engkau pasti bangkrut untuk selama-lamanya. Kebiasaan menghemat, rajin dan tenang adalah bagian yang lebih baik untuk anak-anakmu daripada warisan harta kekayaan yang besar.

Kita adalah musafir dan asing di bumi ini. Janganlah kita gunakan uang kita itu untuk memenuhi keinginan kita di mana Allah mau supaya kita membatasinya. Marilah kita dengan tepat menghadapkan iman kita itu dengan sebaiknya dengan jalan mengurangi keinginan kita.

Orangtua Ditegur karena Pemborosan.
Engkau tidak mengetahui cara membelanjakan uang dengan hemat dan tidak belajar membatasi keinginan yang sesuai dengan besarnya pendapatanmu sendiri….Engkau mempunyai keinginan yang besar untuk mendapat uang, supaya engkau dapat membelajakannya dengan sesuka hati sebagaimana kecenderunganmu yang menguasainya, teladan dan pengjaranmu ternyata menjadi laknat kepada anak-anakmu. Perhatian mereka sangat kecil terhadap kegunaannya prinsip! Mereka semakin lupa dan melupakan Allah, semakin tidak takut terhadap murka-Nya, dan makin tidak sabar kepada larangan. Semakin gampang uang itu diperoleh, semakin kuranglah pula perasaan syukur dirasakan.

Kepada Keluarga yang Hidup di Luar Batas Kemampuan Keuangan.
meminjam-uangEngkau harus hati-hati supaya pengeluaranmu tidak melebihi besarnya pendapatanmu. Kurangilah keperluanmu. Sangat disesalkan bahwa istrimu sama dengan engkau dalam hal perbelanjaan ini, sehingga ia tidak dapat menjadi pembantu bagimu dalam hal ini dengan jalan mengawasi pengeluaran kecil guna menghindari kekacauan yang lebih besar. Pengeluaran yang tidak perlu terus mengalir dalam pengaturan keuangan keluargamu. Istrimu suka melihat pakaian yang digunakan anak-anaknya yang harganya di luar kemampuan keuangan untuk membelinya, dan karena ini maka berkembanglah dalam diri anak-anak itu kegemaran dan kebiasaan yang menjadikan mereka takabur dan sombong. Sekiranya engkau belajar menghemat dan melihat bahaya yang sedang mengancam dirimu dan anak-anakmu, demikian juga pekerjaan Allah dalam pemborosan uang ini, niscaya engkau akan mendapat pengalaman yang mutlak perlu bagi kesempurnaan tabiat Kekristenanmu. Sebelum engkau mendapat pengalaman yang demikian, niscaya anak-anakmu kelak untuk seumur hidup mewarisi jenis pendidikan yang salah. Saya tidak mau mempengaruhi engkau supaya menimbun harta, engkau akan menghadapi kesukaran dalam berbuat yang demikian, tetapi saya ingin menasihati kamu berdua supaya membelanjakan uangmu dengan hati-hati dan biarlah contoh yang kamu berikan sehari-hari memberi pelajaran tentang penghematan diri kepada anak-anakmu. Mereka itu perlu dididik dengan petunjuk dan contoh.

Suatu Keluarga Dianjurkan supaya Menyangkal Diri.
Kepada saya telah ditunjukkan bahwa kamu sebagai suami istri, saudara saudariku, belajarlah lebih banyak lagi. Kamu tidak hidup dalam batas-batas kemampuan keuanganmu. Kamu belum pernah berusaha untuk menghemat. Kalau engkau mempunyai gaji yang besar, kamu tidak mengetahui bagaimana cara mengatur pemakaiannya dengan setepat mungkin. Kamu menuruti selera dan perasaan sendiri gantinya menuruti akal sehat yang bijaksana. Pada suatu saat engkau membelanjakan uang untuk membeli sejenis makanan yang saudaramu sediri tidak mampu membelinya untuk dimakan. Rupiah itu mudah sekali keluar dari kantongmu….Penyangkalan diri adalah pelajaran yang harus kamu kamu pelajari.

Para orangtua haruslah mempelajari bagaimana hidup dalam batas-batas kemampuan keuangan mereka. Mereka harus memupuk penyangkalan diri dalam kehidupan anak-anak, mengajar mereka dengan petunjuk dan teladan. Mereka itu harus mengurangi serta menyederhanakan keperluan mereka, supaya mereka mempunyai waktu untuk memajukan perkembangan pikiran dan rohani.

Pemanjaan bukanlah Suatu Pernyataan Kasih.
Jangan mendidik anak-anakmu sehingga mereka berpendapat bahwa kasihmu kepada mereka harus dinyatakan bengan jalan memanjakan kesombongan hati, hidup berlebih-lebihan, dan suka mempertontonkan diri. Tidak ada waktu sekarang untuk mencari-cari jalan menghabiskan uang. Pergunakanlah kekuatan dan daya ciptamu itu dalam usaha penghematan.

Penghematan Sejalan dengan Kemurahan Hati untuk Memberi.
Sikap para orang muda pada zaman ini ialah melalaikan dan tidak mengindahkan penghematan dan mengacaukan itu dengan suatu pendirian yang menganggap kekikiran yang picik. Tetapi penghematan adalah sejalan dengan pendangan dan perasaan yang paling luas dan berkemurahan. Tidak mungkin ada kemurahan hati bilamana penghematan itu tidak diamalkan. Jangan ada seorang pun yang merasa hina untuk mempelajari cara-cara penghematan dan jalan yang paling baik memanfaatkan potongan, sisa-sisa kecil.

Yang lain Keterlaluan__Penghematan yang Tidak Bijaksana.
Allah tidak dihormati apabila tubuh itu tidak diurus dengan sebaik-baiknya atau diabaikan, sehingga tidak dapat digunakan dalam pekerjaan-Nya. Memelihara tubuh itu dengan memberikan makanan yang menyehatkan dan menguatkan adalah salah satu dari kewajiban yang terutama bagi kepala keluarga atau pengurus rumah tangga. Jauh lebih baik mempunyai sedikit pakaian dan perabot yang mahal-mahal daripada mengurangi terlalu sedikit makanan yang dibutuhkan.

Ada beberapa kepala keluarga yang terlalu berhemat dalam menghidangkan makanan keluarganya hanya supaya dapat mengadakan jamuan makan yang menelan biaya besar bagi para tamu mereka. Ini tidak bijaksana. Untuk jamu para tamu haruslah lebih sederhana. Biarlah kebutuhan keluarga itu mendapat perhatian pertama.

Penghematan yang tidak bijaksana dan adat kebiasaan yang dibuat-buat ini sering menghambat roh suka bertamu, di mana hal itu diprlukan dan menjadi berkat. Hidangan makanan yang disajikan di atas meja biarlah tetap seperti biasa, sehingga pata tamu yang tidak disangka-sangka boleh disambut tanpa menambah beban kepada sang istri untuk mengadakan persiapan tambahan.

Penghematan kita janganlah sekali-kali demikian sehingga menyebabkan makanan menjadi sangat kurang. Para pelajar haruslah mendapat banyak makanan yang menyehatkan. Tetapi biarlah orang yang bertugas memasak itu mengumpulkan semua sisa-sisa makanan itu sehingga tidak ada sesuatu yang tidak dimanfaatkan.

Penghematan bukan berarti kekikiran melainkan penggunaan uang dengan bijaksana karena ada satu pekerjaan besar yang harus dikerjakan. 

Sediakan Alat-alat untuk Meringankan Pekerjaan Istri.
Keluarga saudara E. hidup atas prinsip penghematan yang ketat sekali….saudara E. dengan sungguh-sungguh telah memutuskan tidak akan membangun sebuah gudang kayu dan dapur yang baik untuk keluarganya yang besar itu karena ia tidak merasa bebas untuk menggunakan uang untuk menyenangkan hidup pribadinya bilamana pekerjaan Allah membutuhkan uang untuk memajukannya. Saya telah berusaha untuk menunjukkan kepadanya bahwa adalah perlu demi kesehatan moral anak-anaknya yang ia harus menjadikan rumah menyenangkan serta menyediakan alat-alat untuk meringankan pekerjaan istrinya.

brankas Copy“Uang Saku” Istri untuk Digunakannya Sendiri.
Kamu harus saling membantu. Janganlah engkau menganggap baik untuk menjaga ketat kunci perbendaharaan, sehingga tidak mau memberi uang kepada istrimu.

Engkau harus membebaskan istrimu untuk menggunakan sejumlah uang tertentu setiap minggu dan terserah bagi dia menggunakan uang itu. Engkau belum pernah memberinya kesempatan untuk menggunakan keahliannya atau perasaannya karena engkau tidak mengetahui dengan jelas bagaimana kedudukan yang sebenarnya dari seorang istri. Istrimu mempunyai pikiran yang cerdas dan baik pertimbangannya.

Berikanlah kepada istrimu sebagian uang yang engkau dapat. Biarkanlah dia menganggap bahwa ini sebagai miliknya sediri dan biarlah ia yang menggunakannya merurut kehendak hatinya sediri. Sudah seharusnya ia selama ini diizinkan untuk menggunakan uang yang dihasilkannya sendiri menurut apa yang dianggapnya paling baik. Seandainya dari dulu ia sudah mempunai sejumlah uang tertentu yang dapat dipakainya sebagai kepunyaannya sediri, tanpa dikritik, maka bebaslah beban yang berat yang selama ini menekan pikirannya.

Usahakan Hidup Senang dan Sehat.
Selama ini saudara P. tidak menggunakan uangnya dengan pertimbangan yang sehat. Pertimbangan yang bijaksana tidak pernah mempengaruhi dia melainkan suara dan keinginan anak-anaknyalah yang mempengaruhinya. Ia tidak menggunakan dengan tepat uang yang ada di tangannya serta tidak membelanjakannya dengan hati-hati untuk membeli barang-barang yang harus ada kepada mereka demi kesenangan hidup dan kesehatan. Seluruh keluarga itu perlu mengadakan perubahan yang baik dalam masalah ini. Banyak barang yang diperlukan dalam keluarga itu yang menjadi alat kesenangan dan kegembiraan hidup mereka. Kurangnya penghargaan terhadap peraturan dan tata cara dalam hal pengaturan kekeluargaan, menuntun ke arah keburukan dan mengakibatkan kerugian besar.

Kita tidak dapat menjadikan hati itu lebih murni dan suci dengan cara membungkus tubuh itu dengan kain karung atau dengan cara menghilangkan dari rumah segala sesuatu yang dapat mendatangkan kesenangan hidup dan cita rasa yang baik. Allah tidak menuntut supaya umat-Nya tidak memakai segala sesuatu yang benar-benar dibutuhkan demi kesehatan dan kesenangan hidup mereka, tetapi Ia juga tidak menyetujui pemborosan dan perbuatan mempertontonkan apa yang dimiliki. 

Belajar untuk Menyimpan dan Kapan Membelanjakan.
Engkau harus belajar mengetahui kapan waktunya untuk menyimpan dan kapan untuk membelanjakan. Kita tidak layak menjadi pengikut Kristus kalau kita tidak menahan diri dan mengangkat salib. Kita harus membayar dengan jujur sementara kita bepergian; kumpulkan potongan jahitan; kumpulkanlah segala kekusutan dari berbagai sudut dan ketahuilah yang manakah yang boleh engkau sebut milikmu. Engkau harus mengumpulkan segala jumlah yang kecil yang digunakan untuk memuaskan keinginan hati duniamu itu. Harus mendapat perhatian, apa yang digunakan sekedar memuaskan selera saja dan yang mana mengembangkan selera kegelojohan yang tidak baik. Uang yang dibelanjakan untuk membeli makanan mewah dan enak tetapi tidak berfaedah, itu dapat digunakan untuk memperbesar kesenangan hidup di dalam rumah tanggamu. Kamu tidak perlu menjadi kikir, melainkan kamu harus jujur terhadap dirimu sendiri dan terhadap saudaramu. Kekikiran adalah penyalahgunaan harta kekayaan Allah yang berlimpah-limpah itu. Pemborosan juga adalah penyalahgunaan. Pengeluaran kecil-kecilan yang menurut pendapatmu tidak terlalu dihiraukan akan menjadi besar pada akhirnya.

Hati yang Diserahkan Niscaya akan Dipimpin.
Tidak perlu ditentukan di sini bagaimana penghematan itu dapat dipraktekkan pada setiap perinciannya. Mereka yang menyerahkan hati sepenuhnya kepada Allah dan yang memakai firman-Nya sebagai pedoman niscaya tahu mengatur diri dalam semua kewajiban hidup. Mereka akan belajar tentang Yesus, yang lemah lembut dan rendah hati serta memupuk kelembutan hati yang seperti Kristus itu, sudah pasti mereka menutup pintu bagi segala macam penggodaan yang tidak terhitung banyaknya itu.

 

-RTA

 

[RH] Beberapa Sabat dengan Keluarga White (Bagian 1)

0

“. . . Karena itu boleh berbuat baik pada hari Sabat” (Matius 12:12)

[AkhirZaman.org] Otsego, Michigan, Sabat, 8 Januari 1859. Mengadakan perjalanan ke pertemuan dengan kereta salju dan berkhotbah.

ltu adalah hari Sabat yang kudus. Semoga kita menghormati dan memuliakan Allah hari ini. . . . Kami pergi dengan Saudara Leighton dengan kereta saljunya ke Ostego, empat mil jauhnya. Saat itu dingin sekali; rasanya tidak nyaman. Ternyata gedung pertemuan tidak begitu hangat. Semua sangat kedinginan. Harus memerlukan waktu untuk menjadi hangat. Saudara Loughborough berkhotbah tentang penghakiman. Kemudian saya menyampaikan beberapa perkataan. Tidak begitu leluasa. Barulah gereja siap memberikan kesaksian mereka.——Manuscript 5, 1859.

[Battle Creek] Sabat 5 Marel 1859. Tinggal di rumah merawat James White. Tidak menghadiri pertemuan hari ini. Suami saya sakit. Tetap bersamanya untuk menjaganya. Tuhan bertemu dengan kami dan memberkati kami pagi ini. Saya beroleh kebebasan luar biasa untuk berdoa. Saudara John Andrews berkhotbah dua kali hari ini. la melewatkan petang dan malam bersama kami. Kami menyenangi lawatan itu.—Manuscript 5, 1859.

[Battle Creek] Sabat 19 Maret 1859. Menghadiri pertemuan dan membaca kepada anak-anak. Menghadiri pertemuan menjelang petang. Saudara Loughborough dengan sangat leluasa berkhotbah tentang orang mati yang tidur dan warisan orang-orang kudus. Tinggal di rumah pada petang hari. Membaca kepada anak-anak saya,* menulis sepucuk surat kepada Saudara Newton dan isteri, mendorong mereka dalam hal-hal rohani. Malamnya menghadiri pertemuan perjamuan kudus dan membasuh kaki. Tidak merasa leluasa seperti
yang saya harapkan pada acara-acara seperti itu.—Manuscript 5, 1859.

[Convis, Michigan] Sabat, 9 April 1859. Berjaga dan melayani di Convis. Bangun pagi-pagi dan berjalan sekitardua belas mil untuk bertemu dengan saudara-saudara di sana. Perjalanan itu menyegarkan. Dipanggil Saudara Bracken. Mereka menyertai kila ke pertemuan itu, sekitar dua miljauhnya dari rumahnya. Beberapa kelompok pemelihara Sabat berkumpul di suatu gedung sekolah. James memiliki kebebasan besar untuk berbicara kepada orang-orang. Saya berbicara sedikit. Pertemuan itu berlangsung sampai sekitar jam dua. Hampir semua menyampaikan kesaksian akan kebenaran. Setelah makan malam waktu jam-jam kudus ditutup, kita memiliki waktu berdoa. James berbicara kepada anak-anak sebelum membungkuk untuk berdoa.—Manuscript 6, 1859.

*Adelia Patten, selama beberapa tahun seorang asisten di rumah keluarga White di Battle Creek, dalam bukunya, “Narrative of the Life, Experience, and Last Illness of Henry N. White, ” yang meninggal bulan Desember 1863, membuat pernyataan berikut mengenai Ellen White mengurus anak-anaknya: “Selama bertahun-tahun lalu ibu mereka menggunakan banyak waktu membacakan kepada mereka tentang hari Sabat dari banyak sekali bahan pilihannya tentang masalah moral dan keagamaan, . . . . Membaca kepada mereka sebelum mereka bisa membaca sendiri, memberi mereka kasih sayang untuk bacaan yang bermanfaat, dan mereka menggunakan banyak waktu senggang, teristimewa jam-jam hari Sabat, bilamana tidak berada di Sekolah Sabat dan pertemuan. dalam membaca buku-buku yang baik, yang olehnya mereka dibekali dengan baik.“—-Appeal to Youth, hlm. 19.

(3SM 261-263)

 

[RH] Penting dan Mulianya Hari Sabat (Bagian 2)

0

“Maka engkau akan bersenang-senang karena TUHAN, dan Aku akan membuat engkau melintasi puncak bukit-bukit di bumi dengan kendaraan kemenangan; Aku akan memberi makan engkau dari milik pusaka Yakub, bapa leluhurmu, sebab mulut TUHANlah yang mengatakannya” (Yesaya 58:14).

[AkhirZaman.org] Saya mendapat penglihatan. . . .
Saya melihat bahwa kita merasakan dan menyadari hanya sedikit tentang pentingnya hari Sabat, kepada apa yang kita belum sadari dan ketahui tentang pentingnya dan mulianya hari Sabat itu. 

Saya melihat bahwa kita belum mengetahui apa artinya melintasi puncak bukit-bukit di bumi dan memiliki pusaka Yakub. Tetapi apabila penyegaran dan hujan akhir datang dari hadirat Tuhan dan kemuliaan kuasa-Nya maka kita akan mengetahui apa artinya memiliki pusaka Yakub dan melintasi puncak bukit-bukit di bumi. Barulah kita akan melihat hari Sabat itu lebih banyak dalam kepentingan dan kemuliaannya. Tetapi kita tidak akan melihatnya dalam semua kemuliaan dan kepentingannya sebelum perjanjian damai dibuat dengan kita atas suara Allah, dan pintu-pintu gerbang mutiara Yerusalem Baru terbuka lebar beringsut ke belakang di atas engsel-engselnya yang gemerlapan dan suara merdu Yesus yang senang dan bersukacita terdengar lebih merdu daripada musik manapun yang pernah terdengar ke telinga fana yang menyuruh kita masuk. (Saya melihat) bahwa kita memiliki hak yang sempurna dalam kota itu karena kita telah memelihara hukum-hukum Allah, dan surga permai adalah rumah kita, karena kita telah memelihara hukum-hukum Allah.—Letter 3, 1851.

Beberapa Sabat dengan keluarga White. [Battle Creek, Michigan] Sabat, 1 Januari 1859. Menghadiri kholbah, baptisan, dan pengurapan. ltu adalah mulainya tahun baru. Tuhan memberi James kebebasan pada petang hari Sabat berkhotbah tentang perlunya persediaan untuk baptisan, dan untuk ikut mengambil bagian dalam Perjamuan Tuhan. Banyak sukacita dalam jemaat. Pada saat jedah, semua menuju ke air, di mana tujuh pasang mengikuti Tuhan mereka dalam baptisan. ltu adalah saat yang penuh kuasa dan sukacita yang paling dalam. Dua saudari kecil yang berusia kira-kira sebelas tahun dibaptis. Yang satu, Cornelia C., berdoa di air supaya tetap tidak bercela dari dunia. Malam harinya gereja mengikuti teladan Tuhan dan mencuci kaki satu dengan yang lain, baru kemudian ikut serta mengambil bagian dalam Perjamuan Tuhan. Ada sukacita dan tangisan di rumah itu. Tempat itu menggetarkan hati, namun mulia, atas adanya hadirat Tuhan.—Manuscript 5, 1859.

(3SM 260, 261)

 

DUNIA SUNYI SENYAP

0

[AkhirZaman.org] “Sebab dosa-dosanya telah bertimbun-timbun sampai ke langit, dan Allah telah mengingat segala kejahatannya.” “Balaskanlah kepadanya, sama seperti dia juga membalaskan, dan berikanlah kepadanya dua kali lipat menurut pekerjaannya, campurkanlah baginya dua kali lipat di dalam cawan pencampurannya; berikanlah kepadanya siksaan dan perkabungan sebanyak kemuliaan dan kemewahan, yang ia telah nikmati. Sebab ia berkata di dalam hatinya: Aku bertakhta seperti ratu, aku bukan janda, dan aku tidak akan pernah berkabung. Sebab itu segala malapetakanya akan datang dalam satu hari, yaitu sampar dan perkabungan dan kelaparan; dan ia akan dibakar dengan api, karena Tuhan Allah, yang menghakimi dia, adalah kuat. Dan raja-raja di bumi, yang telah bebuat cabul dan hidup dalam kelimpahan dengan dia, akan menangisi dan meratapinya, . . . akan berkata, ‘Celaka, sekarang engkau, hai kota yang besar, Babel, hai kota yang kuat, sebab dalam satu jam saja sudah berlangsung penghakimanmu.” (Wah. 18:5-10).

“Dan pedagang-pedagang di bumi, telah menjadi kaya oleh kelimpahan hawa nafsunya,” “akan berdiri jauh-jauh karena takut akan siksaannya, dan sambil menangis dan meratap, mereka berkata, ‘Celaka, celaka, kota besar, yang berpakaian lenan halus, dan kain ungu dan kain kirmizi, dan yang dihiasi dengan emas, dan permata dan mutiara, sebab dalam satu jam saja, kekayaan sebanyak itu sudah binasa.” (Wah. 18:15-17).

Demikianlah hukuman yang jatuh kepada Babel pada hari murka Allah. Ukuran kejahatannya telah penuh, waktunya telah tiba, ia telah matang untuk dibinasakan.

Bilamana suara Allah mengubah perhambaan umat-Nya, akan terjadi suatu kebangunan luar biasa di antara mereka yang telah kehilangan segalanya dalam perjuangan besar kehidupan. Sementara masa pencobaan berlanjut, mereka telah dibutakan oleh penipuan Setan, dan mereka membenarkan jalan-jalan mereka yang penuh dosa. Orang-orang kaya menyombongkan diri mereka karena superioritas mereka atas orang-orang yang kurang beruntung, tetapi mereka telah memperoleh kekayaan itu oleh melanggar hukum Allah. Mereka telah lalai memberi makan orang-orang yang lapar, memberi pakaian kepada orang-orang yang telanjang, bertindak adil dan mencintai kemurahan. Mereka telah berusaha meninggikan dirinya sendiri, dan memperoleh penghormatan dari sesamanya. Sekarang mereka kehilangan segala sesuatu yang membuat mereka besar, dan ditinggalkan melarat dan tak berdaya. Mereka memandang dengan ketakutan kepada kehancuran berhala-berhala yang mereka lebih sukai daripada Pencipta mereka. Mereka telah menjual jiwa mereka kepada kekayaan dan kesenangan duniawi, dan tidak berusaha menjadi kaya di hadapan Allah. Akibatnya ialah, kehidupan mereka gagal, kesenangan-kesenangan mereka sekarang berubah menjadi kepahitan, harta mereka menjadi kejahatan. Pendapatan seumur hidup lenyap dalam sekejap saja. Orang-orang kaya meratapi kehancuran rumah-rumah mereka yang besar dan mewah, serta emas dan perak mereka yang berserakan. Tetapi ratapan mereka dihentikan oleh ketakutan bahwa mereka sendiri juga akan binasa bersama berhala-berhala mereka.

Orang-orang fasik dipenuhi dengan penyesalan, bukan karena kelalaian mereka sehingga berdosa kepada Allah dan sesama manusia, tetapi oleh karena Allah telah mengalahkan mereka. Mereka meratap karena akibat yang mereka saksikan, tetapi mereka tidak bertobat dari kejahatan mereka itu. Tak satu saranapun mereka lewatkan yang tidak dicoba untuk menaklukkan, kalau mereka dapat.

Dunia menyaksikan golongan orang-orang yang mereka cemoohkan dan hinakan dan ingin musnahkan, tanpa celaka oleh bala sampar, badai dan gempa bumi. Ia, yang bagi pelanggar hukum-Nya adalah api yang menghanguskan, adalah tempat perlindungan bagi umat-Nya.

Pendeta yang telah mengorbankan kebenaran untuk memperoleh perkenan manusia, sekarang melihat pengaruh dan akibat dari pengajaran-pengajarannya. Nyatalah bahwa mata yang maha melihat mengikutinya sementara ia berdiri di belakang mejanya, sementara berjalan di jalan-jalan kota, sementara ia berbaur dengan orang-orang dalam berbagai kegiatan hidup. Setiap emosi jiwa, setiap baris yang dituliskan, setiap kata-kata yang diucapkan, setiap tindakan yang menuntun orang-orang untuk berlindung di benteng kepalsuan adalah tindakan menabur benih, dan sekarang dengan jiwa-jiwa yang malang dan hilang di sekelilingnya, ia memandang penuaian.

Tuhan berkata, “Mereka mengobati luka putri umat-Ku dengan memandang ringan, katanya: Damai sejahtera! Damai sejahtera! tetapi tidak ada damai sejahtera.” “Oleh karena kamu melemahkan hati orang benar dengan dusta, sedang Aku tidak mendukakan hatinya, sebaliknya kamu mengeraskan hati orang fasik, sehingga tidak bertobat dari kelakuannya yang fasik itu, dan kamu membiarkannya hidup.” (Yer. 8:11; Yehez. 13:22).

“Celakalah para gembala yang membiarkan kambing domba gembalaan-Ku hilang dan terserak! — . . . . Aku akan membalaskan kepadamu perbuatan-perbuatanmu yang jahat.” “Mengeluh dan berteriaklah, hai para gembala! Berguling-gulinglah di dalam debu, hai pemimpin kawanan kambing domba! Sebab sudah genap waktunya kamu akan disembelih dan kamu akan rebah seperti domba jantan pilihan. Maka bagi para gembala tidak akan ada lagi kelepasan, dan bagi para pemimpin kawanan kambing domba tidak akan ada lagi keluputan.” (Yer. 23:1,2; 25:34,35).

Para pendeta dan orang-orang melihat bahwa mereka tidak memelihara hubungan yang benar dengan Allah. Mereka melihat bahwa mereka telah memberontak melawan Pembuat semua hukum yang adil dan benar. Tindakan mengesampingkan perintah-perintah ilahi akan menyebabkan bermunculannya kejahatan, perselisihan, kebencian, kelaliman, sehingga dunia ini menjadi suatu kancah pertikaian dan wadah kejahatan. Inilah pemandangan yang tampak sekarang kepada mereka yang menolak kebenaran dan yang memilih untuk menyenangi kesalahan. Tidak ada bahasa yang dapat menyatakan kerinduan yang dirasakan oleh mereka yang tidak patuh dan yang tidak setia untuk mana mereka telah hilang untuk selamanya — kehidupan yang kekal. Manusia yang telah disembah dan dipuja oleh dunia ini oleh karena bakat-bakat dan kecakapan mereka sekarang melihat perkara-perkara ini dalam terangnya yang sebenarnya. Mereka menyadari apa yang hilang dari mereka oleh karena pelanggaran, dan mereka tersungkur di kaki orang-orang yang kesetiaannya telah mereka benci dan hinakan, dan mengakui bahwa Allah telah mengasihi mereka.

Orang-orang melihat bahwa mereka telah diperdaya. Mereka saling menuduh satu sama lain telah menuntun mereka kepada kebinasaan, tetapi semuanya bersatu menimpakan hukuman mereka yang paling pahit itu kepada para pendeta. Gembala-gembala yang tidak setia itu telah membuat hal-hal yang menyenangkan, mereka telah menuntun para pendengarnya meniadakan hukum Allah dan menganiaya mereka yang memeliharanya. Sekarang dalam keputusasaan mereka, guru-guru ini mengakui pekerjaan penipuan mereka itu di hadapan dunia ini. Orang banyak dipenuhi oleh kemarahan besar. “Kami telah hilang!” seru mereka, “dan engkaulah penyebab kebinasaan kami;” dan mereka berbalik menentang gembala-gembala palsu itu. Seseorang, yang pada suatu waktu mereka paling kagumi, akan dikutuk dengan kutukan yang paling mengerikan. Tangan-tangan, yang pada suatu waktu memahkotai mereka dengan mahkota daun-daunan kemenangan, akan bangkit membinasakan mereka. Pedang-pedang yang telah digunakan untuk membunuh umat Allah, sekarang mereka gunakan untuk membinasakan musuh-musuh mereka. Di mana-mana ada keributan dan pertumpahan darah.

“Deru perang akan sampai ke ujung bumi, sebab Tuhan mempunyai pengaduan terhadap bangsa-bangsa; Ia akan berperkara dengan segala makhluk: Orang-orang fasik akan diserahkannya kepada pedang, demikianlah firman Tuhan.” (Yer. 25:31). Selama enam ribu tahun pertikaian besar itu maju terus. Anak Allah dan jurukabar surgawi-Nya telah bertikai dengan kekuasaan Iblis, untuk mengamarkan, menerangi, dan menyelamatkan umat manusia. Sekarang semua telah membuat keputusan mereka, orang fasik telah bersatu sepenuhnya dengan Setan dalam peperangannya melawan Allah. Waktunya telah tiba bagi Allah untuk menunjukkan otoritas hukum-Nya yang telah diinjak-injak itu. Sekarang pertikaian itu tidak hanya dengan Setan saja, tetapi juga dengan manusia. “Sebab Tuhan mempunyai pengaduan dengan bangsa-bangsa.” “Orang-orang fasik akan diserahkannya kepada pedang.”

Tanda kelepasan telah ditaruh ke atas mereka “yang berkeluh kesah karena segala perbuatan keji yang dilakukan di sana.” Sekarang malaikat maut melakukan tugasnya, sebagaimana yang dinyatakan dalam khayal Yehezkiel sebagai orang-orang yang memegang senjata pembantai yang kepadanya perintah diberikan, “Orang-orang tua, teruna-teruna dan dara-dara, anak-anak kecil dan perempuan-perempuan, bunuh dan musnahkan! Tetapi semua orang yang ditandai dengan huruf T itu, jangan singgung! Dan mulailah dari tempat kudus-Ku.” (Yehez. 9:1-6). Nabi itu berkata, “Lalu mereka mulai dengan tua-tua yang berada di hadapan Bait Suci.” (Yehez. 9:6). Kebinasaan itu mulai dari antara mereka yang mengaku sebagai pengawal-pengawal rohani orang banyak. Para pengawal palsu adalah orang yang pertama jatuh. Tak seorangpun yang dikasihani atau dilepaskan. Laki-laki, perempuan, anak-anak gadis dan anak-anak kecil binasa bersama-sama.

“Sebab sesungguhnya, Tuhan mau keluar dari tempat-Nya untuk menghukum penduduk bumi karena kesalahannya, dan bumi tidak lagi menyembunyikan darah yang tertumpah di atasnya, tidak lagi menutupi orang-orang yang mati terbunuh di sana.” (Yes. 26:21). “Inilah tulah yang akan ditimpakan Tuhan kepada segala bangsa yang memerangi Yerusalem: daging mereka akan menjadi busuk, sementara mereka masih berdiri, mata mereka akan menjadi busuk dalam lekuknya dan lidah mereka akan menjadi busuk dalam mulut mereka. Maka pada waktu itu akan terjadi kegemparan besar dari pada Tuhan di antara mereka, sehingga masing-masing memegang tangan temannya dan mengangkat tangannya melawan tangan temannya.” (Zak. 14:12,13). Dalam keributan yang gila yang dipenuhi dengan hawa nafsu ganas, dan pencurahan murka Allah yang mengerikan yang tidak bercampur, jatuhlah penduduk bumi orang fasik — para imam, para penguasa, dan orang banyak baik kaya ataupun miskin, tinggi dan rendah. “Maka pada hari itu akan bergelimpangan orang-orang yang mati terbunuh oleh Tuhan dari ujung bumi sampai ke ujung bumi. Mereka tidak akan diratapi, tidak akan dikumpulkan dan tidak akan dikuburkan; mereka akan menjadi pupuk di ladang.” (Yer. 25:33).

Pada kedatangan Kristus, orang fasik akan dihapuskan dari muka bumi, — dihabiskan oleh roh mulut-Nya dan dibinasakan oleh terang kemuliaan-Nya. Kristus membawa umat-Nya ke dalam kota Allah, dan dunia ini kosong tidak lagi berpenduduk. “Sesungguhnya, Tuhan akan menanduskan bumi dan akan menghancurkannya, dan membalikkan permukaannya, dan akan menyerakkan penduduknya.” “Bumi akan ditanduskan setandus-tandusnya dan akan dijarah sehabis-habisnya, sebab Tuhanlah yang mengucapkan firman itu.” “Sebab mereka melanggar undang-undang, mengubah ketetapan dan mengingkari perjanjian abadi. Sebab itu sumpah serapah akan memakan bumi, dan penduduknya akan mendapat hukuman, sebab itu penduduk bumi akan hangus lenyap, dan manusia akan tinggal sedikit.” (Yes. 24:1,3,5-6).

Seluruh dunia tampak bagaikan padang belantara yang tandus. Puing-puing kota-kota dan desa-desa yang dihancurkan oleh gempa bumi, pohon-pohon yang tercabut, batu-batu besar yang terlempar keluar dari laut atau yang terlepas dari bumi itu sendiri, berserakan dipermukaan bumi itu, sementara gua-gua besar menandai tempat gunung-gunung yang berpindah dari tempatnya.

Sekarang peristiwa-peristiwa itu terjadi seperti yang diramalkan sebelumnya dalam upacara khidmat terakhir pada hari pendamaian di kaabah duniawi. Bilamana pelayanan dalam bilik yang maha suci telah diselesaikan, dan dosa-dosa orang Israel telah dipindahkan dari kaabah oleh jasa darah korban persembahan karena dosa, kemudian kambing jantan dihadapkan hidup-hidup dihadapan Tuhan. Dan di hadapan jemaat imam besar menanggungkan kepadanya “segala kesalahan orang Israel dan segala pelanggaran mereka, apapun juga dosa mereka, ia harus menanggungkan semuanya itu ke atas kepala kambing jantan itu.” (Kel. 26:21). Dengan cara yang sama, bilamana pekerjaan pendamaian di dalam kaabah surgawi telah diselesaikan, kemudian di hadapan Allah dan malaikat-malaikat surgawi, serta rombongan umat tebusan, dosa-dosa umat Allah akan ditanggungkan ke atas Setan. Ia akan dinyatakan bersalah atas segala kejahatan yang telah dilakukannya. Dan sementara kambing jantan dihalau ke tempat yang tidak berpenduduk, demikianlah juga Setan akan dihalau ke dunia yang sudah kosong gersang dan tandus ini, yang tidak lagi berpenduduk dan yang telah menjadi gurun yang suram.

Pewahyu meramalkan penghalauan Setan itu, dan akan dijadikannya dunia ini porak poranda dan gersang, dan ia menyatakan bahwa keadaan itu akan berlangsung selama seribu tahun lamanya. Setelah menyatakan pemandangan mengenai kedatangan Tuhan yang kedua kali dan kebinasaan orang-orang fasik, nubuatan itu meneruskan: “Lalu aku melihat seorang malaikat turun dari Surga memegang anak kunci jurang maut dan suatu rantai besar di tangannya; ia menangkap naga itu, si ular tua itu, yaitu Iblis dan Setan. Dan ia mengikatnya seribu tahun lamanya, lalu melemparkannya ke dalam jurang maut itu dan memeteraikannya di atasnya, supaya ia jangan lagi menyesatkan bangsa-bangsa, sebelum berakhir masa seribu tahun itu; kemudian dari pada itu ia akan dilepaskan untuk sedikit waktu lamanya.” (Wah. 20:1-3).

Ungkapan “jurang maut” menyatakan dunia ini yang dalam keadaan kacau balau dan gelap dapat dibuktikan dari ayat-ayat lain. Mengenai keadaan dunia “pada mulanya,” catatan Alkitab mengatakan bahwa bumi itu “belum berbentuk dan kosong; gelap gulita menutupi samudera raya.” (Kej. 1:2. Kata yang di sini diterjemahkan “samudera raya” sama dengan yang ada di Wahyu 20:1-3 yang disebut “jurang maut” ). Nubuatan mengajarkan bahwa bumi ini akan dikembalikan kepada keadaan ini, paling sedikit sebagian. Dengan berharap kepada hari Allah yang besar itu, nabi Yeremia menyatakan, “Aku melihat kepada bumi, ternyata campur baur dan kosong, dan melihat kepada langit, tidak ada terangnya. Aku melihat kepada gunung-gunung ternyata goncang; dan seluruh bukitpun goyah. Aku melihat, ternyata tidak ada manusia dan semua burung di udara sudah lari terbang. Aku melihat, ternyata tanah subur sudah menjadi padang gurun, dan segala kotanya sudah runtuh di hadapan Tuhan, di hadapan mukanya yang bernyala-nyala!” (Yer. 4:23-27).

Inilah yang menjadi tempat tinggal Setan dengan malaikat-malaikat jahat seribu tahun lamanya. Kegiatannya terbatas kepada dunia ini, ia tidak boleh berhubungan dengan dunia-dunia lain, tidak boleh menggoda dan menyusahkan mereka yang tidak pernah jatuh. Dalam pengertian inilah ia dikatakan dirantai: tidak ada lagi orang yang masih tinggal hidup, kepada siapa ia dapat menjalankan kekuasaannya. Ia sama sekali terputus dari pekerjaan penipuan dan pembinasaan yang selama berabad-abad telah menjadi kesukaannya.

Nabi Yesaya, sementara memandang kepada waktu Setan digulingkan, berseru, “Wah, engkau sudah jatuh dari langit, hai Bintang Timur, putera Fajar, engkau sudah dipecahkan dan jatuh ke bumi, hai yang mengalahkan bangsa-bangsa! Engkau yang tadinya berkata dalam hatimu: Aku hendak naik ke langit, aku hendak mendirikan takhtaku mengatasi bintang-bintang Allah, dan aku hendak duduk di atas bukit pertemuan, jauh di sebelah utara.” “Aku hendak naik mengatasi ketinggian awan-awan, hendak menyamai Yang Mahatinggi! Sebaliknya, ke dalam dunia orang mati engkau diturunkan, ke tempat yang paling dalam di liang kubur. Orang-orang yang melihat engkau akan memperhatikan dan mengamat-amati engkau, katanya: Inikah dia yang telah membuat bumi gemetar, dan yang telah membuat kerajaan-kerajaan bergoncang, yang telah membuat dunia seperti padang gurun, dan menghancurkan kota-kotanya, yang tidak melepaskan orang-orangnya yang terkurung pulang ke rumah? ” (Yes. 14″12-17).

Selama 6,000 tahun, pemberontakan Setan telah “membuat bumi gemetar.” Ia telah “membuat dunia seperti padang gurun, dan menghancurkan kota-kotanya.” Dan yang “tidak melepaskan orang-orangnya yang terkurung pulang ke rumah.” Selama 6,000 tahun rumah penjaranya telah menjadi tempat umat Allah, dan ia berusaha menawan mereka selama-lamanya, tetapi Kristus telah memutuskan rantai pengikatnya dan membebaskan para tawanan itu.

Orang-orang fasikpun sekarang ditempatkan di luar jangkauan kekuasaan Setan; dan bersama dengan malaikat-malaikatnya yang jahat itu ia dibiarkan menyadari pengaruh kutuk yang dibawa oleh dosa. “Semua bekas raja bangsa-bangsa berbaring dalam kemuliaan, masing-masing dalam rumah kuburnya. Tetapi engkau ini telah terlempar, jauh dari kuburmu, seperti taruk yang jijik . . . . Engkau tidak akan bersama-sama dengan raja itu di dalam kubur, sebab engkau telah merusak negerimu, dan membunuh rakyatmu.” (Yes. 14:18-20).

harmageddon.CopySelama seribu tahun Setan akan mengembara ke sana ke mari di dunia yang sunyi, untuk melihat akibat dari pemberontakannya melawan hukum Allah. Selama waktu itu ia sangat menderita. Sejak kejatuhannya, hidupnya terus-menerus bergiat, sehingga tidak ada waktu baginya untuk merenung. Sekarang ia tanpa kuasa, dan dibiarkan memikirkan dan merenungkan bagian yang telah dilakukannya sejak pertama sekali ia memberontak melawan pemerintahan Surga, dan membayangkan dengan ketakutan dan gemetar, masa depannya yang mengerikan, bilamana ia harus menderita atas segala kejahatan yang telah dilakukannya, dan akan dihukum atas dosa-dosa yang dilakukan atas bujukan dan dorongannya.

Kepada umat Allah, penawanan Setan akan membawa kegembiraan dan sukacita. Nabi berkata, “Maka pada hari Tuhan mengakhiri kesakitan dan kegelisahanmu dan kerjapaksa yang berat yang dipaksakan kepadamu, maka engkau akan memperdengarkan ejekan ini tentang raja Babel [di sini melambangkan Setan], dan berkata: “Wah sudah berakhir si penindas sudah berakhir orang lalim! Tuhan telah mematahkan orang-orang fasik, gada orang-orang yang memerintah, yang memukul bangsa-bangsa dengan gemas, dengan pukulan yang tidak putus-putusnya; yang menginjak-injak bangsa-bangsa dalam murka dengan tiada henti-hentinya.” (Yes. 14:3-6).

Selama seribu tahun itu, antara kebangkitan yang pertama dan kebangkitan yang kedua, penghakiman atas orang-orang fasik berlangsung. Rasul Paulus mengatakan penghakiman ini sebagai suatu peristiwa yang mengikuti kedatangan Kristus yang kedua kali. “Karena itu janganlah menghakimi sebelum waktunya, yaitu sebelum Tuhan datang. Ia akan menerangi, juga apa yang tersembunyi di dalam kegelapan, dan Ia akan memperlihatkan apa yang direncanakan di dalam hati.” (1 Kor. 4:5). Daniel mengatakan bahwa apabila yang Lanjut Usianya itu datang, “keadilan akan diberikan kepada orang-orang kudus milik Yang Mahatinggi.” (Dan. 7:22). Pada waktu ini orang-orang benar memerintah sebagai raja dan imam-imam kepada Allah. Rasul Yohanes di dalam Wahyu mengatakan, “Lalu aku melihat takhta-takhta dan orang-orang yang duduk di atasnya, kepada mereka diserahkan kuasa untuk menghakimi.” “Mereka akan menjadi imam-imam Allah dan Kristus, dan akan memerintah bersama-sama dengan Dia seribu tahun lamanya.” (Wah. 20:5,6). Pada waktu inilah sebagaimana diramalkan oleh Rasul Paulus, “orang-orang kudus akan menghakimi dunia.” (1 Kor. 6:2,3). Dengan bersekutu bersama Kristus mereka menghakimi orang-orang fasik, membandingkan tindakan-tindakan atau perbuatan-perbuatan mereka dengan buku peraturan, Alkitab, dan memutuskan setiap kasus sesuai dengan perbuatan-perbuatan yang telah dilakukan oleh seseorang. Kemudian, bagian yang harus diderita orang fasik ditentukan sesuai dengan keputusan-keputusan mereka; dan dicatat di bawah nama mereka di dalam kitab kematian.

Setan dan malaikat-malaikat jahat juga dihakimkan oleh Kristus dan umat-Nya. Rasul Paulus berkata, “Tidak tahukah kamu, bahwa kita akan menghakimi malaikat-malaikat?” (1 Kor. 6:3). Dan Yudas mengatakan bahwa “Ia menahan malaikat-malaikat yang tidak taat pada batas-batas kekuasaan mereka, tetapi yang meninggalkan tempat kediaman mereka, dengan belenggu abadi di dalam dunia kekelaman sampai penghakiman pada hari besar.” (Yudas ayat 6).

Pada penutupan masa seribu tahun akan terjadi kebangkitan yang kedua. Kemudian orang-orang fasik akan dibangkitkan dari kematian, dan tampil di hadapan Allah untuk pelaksanaan “hukuman seperti yang tertulis.” Demikianlah pewahyu, setelah menjelaskan kebangkitan orang-orang benar, menyatakan, “Tetapi orang-orang mati yang lain tidak bangkit sebelum berakhir masa yang seribu tahun itu.” (Wah. 20:5). Dan nabi Yesaya mengatakan mengenai orang-orang fasik, “Mereka akan dikumpulkan bersama-sama seperti tahanan dimasukkan ke dalam liang, mereka akan dimasukkan ke dalam penjara, dan dihukum sesudah waktu yang lama. (Yes. 24:22).

 

-KA

DUNIA SUNYI SENYAP      —      41 
 
      “Sebab dosa-dosanya telah bertimbun-timbun sampai ke langit, dan Allah telah mengingat segala kejahatannya.”  “Balaskanlah kepadanya, sama seperti dia juga membalaskan, dan berikanlah kepadanya dua kali lipat menurut pekerjaannya, campurkanlah baginya dua kali lipat di dalam cawan pencampurannya; berikanlah kepadanya siksaan dan perkabungan sebanyak kemuliaan dan kemewahan, yang ia telah nikmati. Sebab ia berkata di dalam hatinya: Aku bertakhta seperti ratu, aku bukan janda, dan aku tidak akan pernah berkabung. Sebab itu segala malapetakanya  akan datang dalam satu hari, yaitu sampar dan perkabungan dan kelaparan; dan ia akan dibakar dengan api, karena Tuhan Allah, yang menghakimi dia, adalah kuat. Dan raja-raja di bumi, yang telah bebuat cabul dan hidup dalam kelimpahan dengan dia, akan menangisi dan meratapinya, . . .  akan berkata, ‘Celaka, sekarang engkau, hai kota yang besar, Babel, hai kota yang kuat, sebab dalam satu jam saja sudah berlangsung penghakimanmu.” (Wah. 18:5-10).
      “Dan pedagang-pedagang di bumi, telah menjadi kaya oleh kelimpahan hawa nafsunya,”  “akan berdiri jauh-jauh karena takut akan siksaannya, dan sambil menangis dan meratap, mereka berkata, ‘Celaka, celaka, kota besar, yang berpakaian lenan halus, dan kain ungu dan kain kirmizi, dan yang dihiasi dengan emas, dan permata dan mutiara, sebab dalam satu jam saja, kekayaan sebanyak itu sudah binasa.” (Wah. 18:15-17).
      Demikianlah hukuman yang jatuh kepada Babel pada hari murka Allah. Ukuran kejahatannya telah penuh, waktunya telah tiba, ia telah matang untuk dibinasakan.
      Bilamana suara Allah mengubah perhambaan umat-Nya, akan terjadi suatu kebangunan luar biasa di antara mereka yang telah kehilangan segalanya dalam perjuangan besar kehidupan. Sementara masa pencobaan berlanjut, mereka telah dibutakan oleh penipuan Setan, dan mereka membenarkan jalan-jalan mereka yang penuh dosa. Orang-orang kaya menyombongkan diri mereka karena superioritas mereka atas orang-orang yang kurang beruntung, tetapi mereka telah memperoleh kekayaan itu oleh melanggar hukum Allah. Mereka telah lalai memberi makan orang-orang yang lapar, memberi pakaian kepada orang-orang yang telanjang, bertindak adil dan mencintai kemurahan. Mereka telah berusaha meninggikan dirinya sendiri, dan memperoleh penghormatan dari sesamanya. Sekarang mereka kehilangan segala sesuatu yang membuat mereka besar, dan ditinggalkan melarat dan tak berdaya. Mereka memandang dengan ketakutan kepada kehancuran berhala-berhala yang mereka lebih sukai daripada Pencipta mereka. Mereka telah menjual jiwa mereka kepada kekayaan dan kesenangan duniawi, dan tidak berusaha menjadi kaya di hadapan Allah. Akibatnya ialah, kehidupan mereka gagal, kesenangan-kesenangan mereka sekarang berubah menjadi kepahitan, harta mereka menjadi kejahatan. Pendapatan seumur hidup lenyap dalam sekejap saja.  Orang-orang kaya meratapi kehancuran rumah-rumah mereka yang besar dan mewah, serta emas dan perak mereka yang berserakan. Tetapi ratapan mereka dihentikan oleh ketakutan bahwa mereka sendiri juga akan binasa bersama berhala-berhala mereka.
      Orang-orang fasik dipenuhi dengan penyesalan, bukan karena kelalaian mereka sehingga berdosa kepada Allah dan sesama manusia, tetapi oleh karena Allah telah mengalahkan mereka. Mereka meratap karena akibat yang mereka saksikan, tetapi mereka tidak bertobat dari kejahatan mereka itu. Tak satu saranapun mereka lewatkan yang tidak dicoba untuk menaklukkan, kalau mereka dapat.
      Dunia menyaksikan golongan orang-orang yang mereka cemoohkan dan hinakan dan ingin musnahkan, tanpa celaka oleh bala sampar, badai dan gempa bumi. Ia, yang bagi pelanggar hukum-Nya adalah api yang menghanguskan, adalah tempat perlindungan bagi umat-Nya.
      Pendeta yang telah mengorbankan kebenaran untuk memperoleh perkenan manusia, sekarang melihat pengaruh dan akibat dari pengajaran-pengajarannya. Nyatalah bahwa mata yang maha melihat mengikutinya sementara ia berdiri di belakang mejanya, sementara berjalan di jalan-jalan kota, sementara ia berbaur dengan orang-orang dalam berbagai kegiatan hidup. Setiap emosi jiwa, setiap baris yang dituliskan, setiap kata-kata yang diucapkan, setiap tindakan yang menuntun orang-orang untuk berlindung di benteng kepalsuan adalah tindakan menabur benih, dan sekarang dengan jiwa-jiwa yang malang dan hilang di sekelilingnya, ia memandang penuaian.
      Tuhan berkata, “Mereka mengobati luka putri umat-Ku dengan memandang ringan, katanya: Damai sejahtera! Damai sejahtera! tetapi tidak ada damai sejahtera.”  “Oleh karena kamu melemahkan hati orang benar dengan dusta, sedang Aku tidak mendukakan hatinya, sebaliknya kamu mengeraskan hati orang fasik, sehingga tidak bertobat dari kelakuannya yang fasik itu, dan kamu membiarkannya hidup.” (Yer. 8:11; Yehez. 13:22).
      “Celakalah para gembala yang membiarkan kambing domba gembalaan-Ku hilang dan terserak! — . . . . Aku akan membalaskan kepadamu perbuatan-perbuatanmu yang jahat.”  “Mengeluh dan berteriaklah, hai para gembala! Berguling-gulinglah di dalam debu, hai pemimpin kawanan kambing domba! Sebab sudah genap waktunya kamu akan disembelih dan kamu akan rebah seperti domba jantan pilihan. Maka bagi para gembala tidak akan ada lagi kelepasan, dan bagi para pemimpin kawanan kambing domba tidak akan ada lagi keluputan.” (Yer. 23:1,2; 25:34,35). 
 
      Para pendeta dan orang-orang melihat bahwa mereka tidak memelihara hubungan yang benar dengan Allah. Mereka melihat bahwa mereka telah memberontak melawan Pembuat semua hukum yang adil dan benar. Tindakan mengesampingkan perintah-perintah ilahi akan menyebabkan bermunculannya kejahatan, perselisihan, kebencian, kelaliman, sehingga dunia ini menjadi suatu kancah pertikaian dan wadah kejahatan. Inilah pemandangan yang tampak sekarang kepada mereka yang menolak kebenaran dan yang memilih untuk menyenangi kesalahan. Tidak ada bahasa yang dapat menyatakan kerinduan yang dirasakan oleh mereka yang tidak patuh dan yang tidak setia untuk mana mereka telah hilang untuk selamanya — kehidupan yang kekal. Manusia yang telah disembah dan dipuja oleh dunia ini oleh karena bakat-bakat dan kecakapan mereka sekarang melihat perkara-perkara ini dalam terangnya yang sebenarnya. Mereka menyadari apa yang hilang dari mereka oleh karena pelanggaran, dan mereka tersungkur di kaki  orang-orang yang kesetiaannya telah mereka benci dan hinakan, dan mengakui bahwa Allah telah mengasihi mereka.
      Orang-orang melihat bahwa mereka telah diperdaya. Mereka saling menuduh satu sama lain telah menuntun mereka kepada kebinasaan, tetapi semuanya bersatu menimpakan hukuman mereka yang paling pahit itu kepada para pendeta. Gembala-gembala yang tidak setia itu telah membuat hal-hal yang menyenangkan, mereka telah menuntun para pendengarnya meniadakan hukum Allah dan menganiaya mereka yang memeliharanya. Sekarang dalam keputusasaan mereka, guru-guru ini mengakui pekerjaan penipuan mereka itu di hadapan dunia ini. Orang banyak dipenuhi oleh kemarahan besar. “Kami telah hilang!” seru mereka, “dan engkaulah penyebab kebinasaan kami;” dan mereka berbalik menentang gembala-gembala palsu itu.  Seseorang, yang pada suatu waktu mereka paling kagumi, akan dikutuk dengan kutukan yang paling mengerikan. Tangan-tangan, yang pada suatu waktu memahkotai mereka dengan mahkota daun-daunan kemenangan, akan bangkit membinasakan mereka. Pedang-pedang yang telah digunakan untuk membunuh umat Allah, sekarang mereka gunakan untuk membinasakan musuh-musuh mereka. Di mana-mana ada keributan dan pertumpahan darah. 
      “Deru perang akan sampai ke ujung bumi, sebab Tuhan mempunyai pengaduan terhadap bangsa-bangsa; Ia akan berperkara dengan segala makhluk: Orang-orang fasik akan diserahkannya kepada pedang, demikianlah firman Tuhan.” (Yer. 25:31). Selama enam ribu tahun pertikaian besar itu maju terus. Anak Allah dan jurukabar surgawi-Nya telah bertikai dengan kekuasaan Iblis, untuk mengamarkan, menerangi, dan menyelamatkan umat manusia. Sekarang semua telah membuat keputusan mereka, orang fasik telah bersatu sepenuhnya dengan Setan dalam peperangannya melawan Allah. Waktunya telah tiba bagi Allah untuk menunjukkan otoritas hukum-Nya yang telah diinjak-injak itu. Sekarang pertikaian itu tidak hanya dengan Setan saja, tetapi juga dengan manusia. “Sebab Tuhan mempunyai pengaduan dengan bangsa-bangsa.”  “Orang-orang fasik akan diserahkannya kepada pedang.”
      Tanda kelepasan telah ditaruh ke atas mereka “yang berkeluh kesah karena segala perbuatan keji yang dilakukan di sana.”  Sekarang malaikat maut melakukan tugasnya, sebagaimana yang dinyatakan dalam khayal Yehezkiel sebagai orang-orang yang memegang senjata pembantai yang kepadanya perintah diberikan, “Orang-orang tua, teruna-teruna dan dara-dara, anak-anak kecil dan perempuan-perempuan, bunuh dan musnahkan! Tetapi semua orang yang ditandai dengan huruf T itu, jangan singgung! Dan mulailah dari tempat kudus-Ku.” (Yehez. 9:1-6). Nabi itu berkata, “Lalu mereka mulai dengan tua-tua yang berada di hadapan Bait Suci.” (Yehez. 9:6). Kebinasaan itu mulai dari antara mereka yang mengaku sebagai pengawal-pengawal rohani orang banyak. Para pengawal palsu adalah orang yang pertama jatuh. Tak seorangpun yang dikasihani atau dilepaskan. Laki-laki, perempuan, anak-anak gadis dan anak-anak kecil binasa bersama-sama.
      “Sebab sesungguhnya, Tuhan mau keluar dari tempat-Nya untuk menghukum penduduk bumi karena kesalahannya, dan bumi tidak lagi menyembunyikan darah yang tertumpah di atasnya, tidak lagi menutupi orang-orang yang mati terbunuh di sana.” (Yes. 26:21). “Inilah tulah yang akan ditimpakan Tuhan kepada segala bangsa yang memerangi Yerusalem: daging mereka akan menjadi busuk, sementara mereka masih berdiri, mata mereka akan menjadi busuk dalam lekuknya dan lidah mereka akan menjadi busuk dalam mulut mereka. Maka pada waktu itu akan terjadi kegemparan besar dari pada Tuhan di antara mereka, sehingga masing-masing memegang tangan temannya dan mengangkat tangannya melawan tangan temannya.” (Zak. 14:12,13). Dalam keributan yang gila yang dipenuhi dengan hawa nafsu ganas, dan pencurahan murka Allah yang mengerikan yang tidak bercampur, jatuhlah penduduk bumi orang fasik — para imam, para penguasa, dan orang banyak baik kaya ataupun miskin, tinggi dan rendah. “Maka pada hari itu akan bergelimpangan orang-orang yang mati terbunuh oleh Tuhan dari ujung bumi sampai ke ujung bumi. Mereka tidak akan diratapi, tidak akan dikumpulkan dan tidak akan dikuburkan; mereka akan menjadi pupuk di ladang.” (Yer. 25:33).
 
      Pada kedatangan Kristus, orang fasik akan dihapuskan dari muka bumi, — dihabiskan oleh roh mulut-Nya dan dibinasakan oleh terang kemuliaan-Nya. Kristus membawa umat-Nya ke dalam kota Allah, dan dunia ini kosong tidak lagi berpenduduk. “Sesungguhnya, Tuhan akan menanduskan bumi dan akan menghancurkannya, dan membalikkan permukaannya, dan akan menyerakkan penduduknya.”  “Bumi akan ditanduskan setandus-tandusnya dan akan dijarah sehabis-habisnya, sebab Tuhanlah yang mengucapkan firman itu.”  “Sebab mereka melanggar undang-undang, mengubah ketetapan dan mengingkari perjanjian abadi. Sebab itu sumpah serapah akan memakan bumi, dan penduduknya akan mendapat hukuman, sebab itu penduduk bumi akan hangus lenyap, dan manusia akan tinggal sedikit.” (Yes. 24:1,3,5-6).
      Seluruh dunia tampak bagaikan padang belantara yang tandus. Puing-puing kota-kota dan desa-desa yang dihancurkan oleh gempa bumi, pohon-pohon yang tercabut, batu-batu besar yang terlempar keluar dari laut atau yang terlepas dari bumi itu sendiri, berserakan dipermukaan bumi itu, sementara gua-gua besar menandai tempat gunung-gunung yang berpindah dari tempatnya.
      Sekarang peristiwa-peristiwa itu terjadi seperti yang diramalkan sebelumnya dalam upacara khidmat terakhir pada hari pendamaian di kaabah duniawi. Bilamana pelayanan dalam bilik yang maha suci telah diselesaikan, dan dosa-dosa orang Israel telah dipindahkan dari kaabah oleh jasa darah korban persembahan karena dosa, kemudian kambing jantan dihadapkan hidup-hidup dihadapan Tuhan. Dan di hadapan jemaat imam besar menanggungkan kepadanya “segala kesalahan orang Israel dan segala pelanggaran mereka, apapun juga dosa mereka, ia harus menanggungkan semuanya itu ke atas kepala kambing jantan itu.” (Kel. 26:21). Dengan cara yang sama, bilamana pekerjaan pendamaian di dalam kaabah surgawi telah diselesaikan, kemudian di hadapan Allah dan malaikat-malaikat surgawi, serta rombongan umat tebusan, dosa-dosa umat Allah akan ditanggungkan ke atas Setan. Ia akan dinyatakan bersalah atas segala kejahatan yang telah dilakukannya. Dan sementara kambing jantan dihalau ke tempat yang tidak berpenduduk, demikianlah juga Setan akan dihalau ke dunia yang sudah kosong gersang dan tandus ini, yang tidak lagi berpenduduk dan yang telah menjadi gurun yang suram.
      Pewahyu meramalkan penghalauan Setan itu, dan akan dijadikannya dunia ini porak poranda dan gersang, dan ia menyatakan bahwa keadaan itu akan berlangsung selama seribu tahun lamanya. Setelah menyatakan pemandangan mengenai kedatangan Tuhan yang kedua kali dan kebinasaan orang-orang fasik, nubuatan itu meneruskan: “Lalu aku melihat seorang malaikat turun dari Surga memegang anak kunci jurang maut dan suatu rantai besar di tangannya; ia menangkap naga itu, si ular tua itu, yaitu Iblis dan Setan. Dan ia mengikatnya seribu tahun lamanya, lalu melemparkannya ke dalam jurang maut itu dan memeteraikannya di atasnya, supaya ia jangan lagi menyesatkan bangsa-bangsa, sebelum berakhir masa seribu tahun itu; kemudian dari pada itu ia akan dilepaskan untuk sedikit waktu lamanya.” (Wah. 20:1-3).
     Ungkapan “jurang maut” menyatakan dunia ini yang dalam keadaan kacau balau dan gelap dapat dibuktikan dari ayat-ayat lain. Mengenai keadaan dunia “pada mulanya,” catatan Alkitab mengatakan bahwa bumi itu “belum berbentuk dan kosong; gelap gulita menutupi samudera raya.” (Kej. 1:2. Kata yang di sini diterjemahkan “samudera raya” sama dengan yang ada di Wahyu 20:1-3 yang disebut “jurang maut” ). Nubuatan mengajarkan bahwa bumi ini akan dikembalikan kepada keadaan ini, paling sedikit sebagian. Dengan berharap kepada hari Allah yang besar itu, nabi Yeremia menyatakan, “Aku melihat kepada bumi, ternyata campur baur dan kosong, dan melihat kepada langit, tidak ada terangnya. Aku melihat kepada gunung-gunung ternyata goncang; dan seluruh bukitpun goyah. Aku melihat, ternyata tidak ada manusia dan semua burung di udara sudah lari terbang. Aku melihat, ternyata tanah subur sudah menjadi padang gurun, dan segala kotanya sudah runtuh di hadapan Tuhan, di hadapan mukanya yang bernyala-nyala!” (Yer. 4:23-27).
      Inilah yang menjadi tempat tinggal Setan dengan malaikat-malaikat jahat seribu tahun lamanya. Kegiatannya terbatas kepada dunia ini, ia tidak boleh berhubungan dengan dunia-dunia lain, tidak boleh menggoda dan menyusahkan mereka yang tidak pernah jatuh. Dalam pengertian inilah ia dikatakan dirantai: tidak ada lagi orang yang masih tinggal hidup, kepada siapa ia dapat menjalankan kekuasaannya. Ia sama sekali terputus dari pekerjaan penipuan dan pembinasaan yang selama berabad-abad telah menjadi kesukaannya.
      Nabi Yesaya, sementara memandang kepada waktu Setan digulingkan, berseru, “Wah, engaku sudah jatuh dari langit, hai Bintang Timur, putera Fajar, engkau sudah dipecahkan dan jatuh ke bumi, hai yang mengalahkan bangsa-bangsa! Engkau yang tadinya berkata dalam hatimu: Aku hendak naik ke langit, aku hendak mendirikan takhtaku mengatasi bintang-bintang Allah, dan aku hendak duduk di atas bukit pertemuan, jauh di sebelah utara.”  “Aku hendak naik mengatasi ketinggian awan-awan, hendak menyamai Yang Mahatinggi!  Sebaliknya, ke dalam dunia orang mati engkau diturunkan, ke tempat yang paling dalam di liang kubur. Orang-orang yang melihat engkau akan memperhatikan dan mengamat-amati engkau, katanya: Inikah dia yang telah membuat bumi gemetar, dan yang telah membuat kerajaan-kerajaan bergoncang, yang telah membuat dunia seperti padang gurun, dan menghancurkan kota-kotanya, yang tidak melepaskan orang-orangnya yang terkurung pulang ke rumah? ” (Yes. 14″12-17).
      Selama 6,000 tahun, pemberontakan Setan telah “membuat bumi gemetar.” Ia telah “membuat dunia seperti padang gurun, dan menghancurkan kota-kotanya.”  Dan yang “tidak melepaskan orang-orangnya yang terkurung pulang ke rumah.”  Selama 6,000 tahun rumah penjaranya telah menjadi tempat umat Allah, dan ia berusaha menawan mereka selama-lamanya, tetapi Kristus telah memutuskan rantai pengikatnya dan membebaskan para tawanan itu.
 
      Orang-orang fasikpun sekarang ditempatkan di luar jangkauan kekuasaan Setan; dan bersama dengan malaikat-malaikatnya yang jahat itu ia dibiarkan menyadari pengaruh kutuk yang dibawa oleh dosa. “Semua bekas raja bangsa-bangsa berbaring dalam kemuliaan, masing-masing dalam rumah kuburnya. Tetapi engkau ini telah terlempar, jauh dari kuburmu, seperti taruk yang jijik . . . . Engkau tidak akan bersama-sama dengan raja itu di dalam kubur, sebab engkau telah merusak negerimu, dan membunuh rakyatmu.” (Yes. 14:18-20).
      Selama seribu tahun Setan akan mengembara ke sana ke mari di dunia yang sunyi, untuk melihat akibat dari pemberontakannya melawan hukum Allah. Selama waktu itu ia sangat menderita. Sejak kejatuhannya, hidupnya terus-menerus bergiat, sehingga tidak ada waktu baginya untuk merenung. Sekarang ia tanpa kuasa, dan dibiarkan memikirkan dan merenungkan bagian yang telah dilakukannya sejak pertama sekali ia memberontak melawan pemerintahan Surga, dan membayangkan dengan ketakutan dan gemetar, masa depannya yang mengerikan, bilamana ia harus menderita atas segala kejahatan yang telah dilakukannya, dan akan dihukum atas dosa-dosa yang dilakukan atas bujukan dan dorongannya.
      Kepada umat Allah, penawanan Setan akan membawa kegembiraan dan sukacita. Nabi berkata, “Maka pada hari Tuhan mengakhiri kesakitan dan kegelisahanmu dan kerjapaksa yang berat yang dipaksakan kepadamu, maka engkau akan memperdengarkan ejekan ini tentang raja Babel [di sini melambangkan Setan], dan berkata: “Wah sudah berakhir si penindas sudah berakhir orang lalim! Tuhan telah mematahkan orang-orang fasik, gada orang-orang yang memerintah, yang memukul bangsa-bangsa dengan gemas, dengan pukulan yang tidak putus-putusnya; yang menginjak-injak bangsa-bangsa dalam murka dengan tiada henti-hentinya.” (Yes. 14:3-6).
      Selama seribu tahun itu, antara kebangkitan yang pertama dan kebangkitan yang kedua, penghakiman atas orang-orang fasik berlangsung. Rasul Paulus mengatakan penghakiman ini sebagai suatu peristiwa yang mengikuti kedatangan Kristus yang kedua kali. “Karena itu janganlah menghakimi sebelum waktunya, yaitu sebelum Tuhan datang. Ia akan menerangi, juga apa yang tersembunyi di dalam kegelapan, dan Ia akan memperlihatkan apa yang direncanakan di dalam hati.” (1 Kor. 4:5).  Daniel mengatakan bahwa apabila yang Lanjut Usianya itu datang,  “keadilan akan diberikan kepada orang-orang kudus milik Yang Mahatinggi.” (Dan. 7:22). Pada waktu ini orang-orang benar memerintah sebagai raja dan imam-imam kepada Allah. Rasul Yohanes di dalam Wahyu mengatakan, “Lalu aku melihat takhta-takhta dan orang-orang yang duduk di atasnya, kepada mereka diserahkan kuasa untuk menghakimi.”  “Mereka akan menjadi imam-imam Allah dan Kristus, dan akan memerintah bersama-sama dengan Dia seribu tahun lamanya.” (Wah. 20:5,6). Pada waktu inilah sebagaimana diramalkan oleh Rasul Paulus, “orang-orang kudus akan menghakimi dunia.” (1 Kor. 6:2,3). Dengan bersekutu bersama Kristus mereka menghakimi orang-orang fasik, membandingkan tindakan-tindakan atau perbuatan-perbuatan mereka dengan buku peraturan, Alkitab, dan memutuskan setiap kasus sesuai dengan perbuatan-perbuatan yang telah dilakukan oleh seseorang. Kemudian, bagian yang harus diderita orang fasik ditentukan sesuai dengan keputusan-keputusan mereka; dan dicatat di bawah nama mereka di dalam kitab kematian.
      Setan dan malaikat-malaikat jahat juga dihakimkan oleh Kristus dan umat-Nya. Rasul Paulus berkata, “Tidak tahukah kamu, bahwa kita akan menghakimi malaikat-malaikat?” (1 Kor. 6:3). Dan Yudas mengatakan bahwa “Ia  menahan malaikat-malaikat  yang tidak taat pada batas-batas kekuasaan mereka, tetapi yang meninggalkan tempat kediaman mereka, dengan belenggu abadi di dalam dunia kekelaman sampai penghakiman pada hari besar.” (Yudas ayat 6).
      Pada penutupan masa seribu tahun akan terjadi kebangkitan yang kedua. Kemudian orang-orang fasik akan dibangkitkan dari kematian, dan tampil di hadapan Allah untuk pelaksanaan “hukuman seperti yang tertulis.” Demikianlah pewahyu, setelah menjelaskan kebangkitan orang-orang benar, menyatakan, “Tetapi orang-orang mati yang lain tidak bangkit sebelum berakhir masa yang seribu tahun itu.” (Wah. 20:5). Dan nabi Yesaya mengatakan mengenai orang-orang fasik, “Mereka akan dikumpulkan bersama-sama seperti tahanan dimasukkan ke dalam liang, mereka akan dimasukkan ke dalam penjara, dan dihukum sesudah waktu yang lama. (Yes. 24:22).
 

 

[RH] Penting dan Mulianya Hari Sabat (Bagian 1)

0

“Apabila engkau tidak menginjak-injak hukum Sabat dan tidak melakukan urusanmu pada hari kudus-Ku; apabila engkau menyebutkan hari Sabat ‘hari kenikmatan’, dan hari kudus TUHAN ‘hari yang mulia’, apabila engkau menghormatinya dengan tidak menjalankan segala acaramu dan dengan tidak mengurus urusanmu atau berkata omong kosong” (Yesaya 58:13)

[AkhirZaman.org] Allah memanggil pekerja-pekerja dalam misi ini untuk mengangkat standar, dan untuk menunjukkan penghormatan mereka terhadap tuntulan-tuntutan-Nya dengan menghormati hari Sabat.

. . . Dari tempat ini bahan-bahan cetakan dikirim, dan para pekerja berangkat untuk memberitakan hukum-hukum Allah; dan sangatlah penting supaya suatu pengaruh yang benar dikeluarkan oleh gereja, baik dengan peraturan maupun dengan teladan. Standar itu tidak boleh ditempatkan begitu rendah sehingga mereka yang menerima kebenaran akan melanggar hukum-hukum Allah sementara mengaku menaatinya. Lebih baik, jauh lebih baik, meninggalkan mereka berada dalam kegelapan sampai mereka dapat menerima kebenaran itu dalam kesuciannya.

Umat Masehi Advent Hari Ketujuh sedang diamat-amati. Ada orang-orang yang sedang mengamat-amati umat ini untuk melihat apa pengaruh kebenaran itu terhadap mereka. Anak-anak dunia ini lebih pintar dalam generasi mereka daripada anak-anak terang; bilamana tuntutan hukum keempat dibentangkan di hadapan mereka, mereka memandang untuk melihat bagaimana hukum keempat itu dihormati oleh mereka yang mengaku menaatinya. Mereka mempelajari kehidupan dan tabiat orang-orang yang membelanya, untuk mengetahui apakah orang-orang ini selaras dengan pengakuan iman mereka; dan terhadap pendapat-pendapat yang dibentuk sedemikian rupa banyak yang terpengaruh sebagian besar dalam penerimaan atau penolakan kebenaran itu. Jika umat ini mau menyesuaikan kehidupan mereka kepada standar Alkitab, maka sesungguhnya mereka akan menjadi suatu terang di dunia, sebuah kota yang didirikan di atas gunung.—Manuscript 3, 1885. “

Pentingnya dan mulianya hari Sabat. Kemarin (10 Agustus 1851), yang adalah hari Sabat, kami menikmati waktu manis yang mulia. Tuhan bertemu dengan kami dan kemuliaan Allah memancar pada kami dan kami dibuat untuk bersukacita dan memuliakan Allah karena kebaikan-Nya yang berlimpah-limpah kepada kami. . . . 

(3SM 259, 260) 

 

Anda rindu Didoakan dan Bertanya?