[AkhirZaman.org] Hal Kerajaan Sorga itu seumpama harta yang terpendam di ladang, yang ditemukan orang, lalu dipendamnya lagi. Oleh sebab sukacitanya pergilah ia menjual seluruh miliknya lalu membeli ladang itu.
Pada zaman dahulu adalah menjadi kebiasaan orang menyembunyikan
hartanya di bawah tanah. Pencurian dan perampokan sering terjadi. Dan bilamana ada perubahan dalam pemerintahan, orang yang mempunyai harta yang banyak dapat dikenakan pajak yang tinggi. Lagi pula negeri ini senantiasa berada dalam bahaya penyerbuan dari bala tentara yang suka merampas. Sebagai akibatnya, orang kaya berusaha menyimpan hartanya dengan menyembunyikannya, dan tanah dianggap sebagai tempat persembunyian yang aman. Tetapi sering tempat persembunyian itu dilupakan; sipemilik mungkin meninggal dunia, masuk penjara atau pengasingan yang dapat memisahkan dia dari hartanya dan kekayaan yang telah ditimbun dengan susah payah ditinggalkan bagi orang yang beruntung menemukannya. Dalam zaman Kristus adalah biasa bila orang menemukan mata uang lama di tanah yang terlantar, juga emas dan perak.
Seseorang menyewa tanah untuk dikerjakan dan ketika lembu membajak tanah, harta yang terpendam tergali. Ketika orang ini menemukan harta itu, dia melihat bahwa dia akan mendapat untung. Ia menyembunyikan emas itu, dia kembali ke rumahnya dan menjual segala harta miliknya untuk membeli ladang yang berisi harta itu. Keluarga dan tetangga tetangganya berpikir bahwa ia bertindak seperti orang yang tidak waras. Memandang kepada ladang itu, mereka tidak melihat ada sesuatu yang berharga dalam tanah yang terlantar itu. Tetapi orang itu tahu apa yang diperbuatnya; dan ketika ia sudah berhak atas tanah itu, ia mencari di segala sudut untuk mencari harta yang telah disimpannya.
Perumpamaan ini menggambarkan nilai dari harta sorga dan usaha yang harus dibuat untuk mencarinya. Penemu harta di ladang itu rela menukarkan dengan segala harta miliknya, siap sedia untuk bekerja tanpa mengenal lelah, untuk mendapatkan harta yang tersembunyi. Demikianlah penemu harta sorga akan menganggap tidak ada pekerjaan yang terlalu berat atau pengorbanan yang terlalu mahal, untuk menemukan harta kebenaran itu.
Dalam perumpamaan ini ladang yang berisi harta menggambarkan Kitab Suci. Dan injil kebenaran adalah harta itu. Tanah itu sendiri tidaklah terjalin dengan erat erat emas dan penuh dengan benda benda yang berharga seperti halnya dengan firman Allah.
Bagaimana Tersembunyi
Harta injil itu dikatakan tersembunyi. Bagi mereka yang bijak menurut perkiraannya sendiri, yang merasa terangkat oleh ajaran filsafat yang sia sia, keindahan, kuasa dan rahasia rencana penebusan itu tidak dipahami. Banyak orang mempunyai mata, tetapi tidak melihat; banyak orang mempunyai telinga tetapi tidak mendengar; mereka mempunyai pikiran, tetapi mereka tidak melihat harta yang tersembunyi itu.
Seseorang bisa melewati tempat di mana harta itu telah disembunyikan. Karena ia sangat perlu duduk beristirahat di bawah sebuah pohon, tanpa mengetahui bahwa harta itu tersembunyi di bawah akar akar pohon. Demikianlah dengan orang Yahudi. Seperti harta emas, kebenaran telah dipercayakan kepada bangsa Ibrani. Pemerintahan Yahudi, yang membawa ciri pengenal sorga, telah didirikan oleh Kristus sendiri. Dalam bentuk rupa serta lambang kebenaran kebenaran yang besar mengenai penebusan telah dibuka. Namun ketika Kristus datang, orang Yahudi tidak mengenal Dia, yang dituju oleh lambang lambang itu. Mereka mempunyai firman Allah dalam tangannya; tetapi tradisi tradisi yang telah diteruskan dan generasi kepada generasi, dan tafsiran menusia tentang Kitab Suci, menyembunyikan dari mereka kebenaran sebagaimana adanya dalam Yesus. Kepentingan rohani dari tulisan tulisan Kudus menjadi hilang. Rumah harta dari segala pengetahuan terbuka bagi mereka, tetapi tidak diketahuinya.
Allah tidak menyembunyikan kebenaran Nya dari manusia. Oleh arah tindakannya sendiri mereka menjadikannya samar samar bagi mereka sendiri. Kristus memberikan kepada bangsa Yahudi bukti yang limpah bahwa Ia adalah Mesias; tetapi pengajaran Nya menuntut suatu perubahan yang pasti dalam kehidupan mereka. Mereka melihat bahwa jika mereka menerima Kristus, mereka harus meninggalkan kesukaan kesukaan serta tradisi tradisi yang disenangi mereka, serta perbuatan perbuatan yang mementingkan dari serta tidak bertuhan. Diperlukan pengorbanan untuk menerima kebenaran yang tidak berubah serta abadi. Oleh sebab itu mereka tidak mau mengakui bukti yang paling nyata bahwa Allah dapat membangun iman dalam Kristus. Mereka mengaku percaya kepada Kitab Suci Perjanjian Lama, namun mereka menolak menerima kesaksian yang terdapat di dalamnya tentang kehidupan dan tabiat Kristus. Mereka takut diyakinkan, jangan jangan mereka akan ditobatkan, dan terpaksa meninggalkan pendapat pendapat yang telah ditetapkan sebelumnya. Harta injil—Jalan, Kebenaran dan Hidup—adalah di antara mereka, tetapi mereka menolak anugerah yang terbesar yang dapat dianugerahkan sorga.
“Banyak juga di antara pemimpin yang percaya kepada Nya,” demikian kita baca, “tetapi oleh karena orang orang Farisi mereka tidak mengakuinya berterus terang, supaya mereka jangan dikucilkan.” 1 Mereka yakin, mereka percaya kepada Yesus sebagai Putera Allah; tetapi hal itu tidak sesuai dengan keinginan mereka untuk mengakui Nya. Mereka tidak mempunyai iman yang dapat menjamin mereka mempunyai harta di sorga. Mereka mencari harta dunia.
Dan sekarang manusia berusaha keras mencari harta dunia. Pikiran mereka dipenuhi dengan pikiran pikiran yang mementingkan diri dan pangkat yang tinggi, untuk mendapat kekayaan dunia, kehormatan, atau kuasa, mereka menempatkan kebesaran, tradisi dan tuntutan tuntutan manusia di atas tuntutan tuntutan Allah. Dari mereka itu harta harta firman Nya tersembunyikan. “Tetapi manusia duniawi tidak menerima apa yang berasal dari Roh Allah, karena hal itu baginya adalah suatu kebodohan; dan ia tidak dapat memahaminya, sebab hal itu hanya dinilai secara rohani.” 2
“Jika Injil yang kami beritakan masih tertutup juga, maka ia tertutup untuk mereka, yang akan binasa, yaitu orang orang yang tidak percaya, yang pikiran Nya telah dibutakan oleh ilah zaman ini, sehingga mereka tidak melihat cahaya Injil tentang kemuliaan Kristus, yang adalah gambaran Allah.” 3
Nilai Harta Itu
Juruselamat melihat bahwa manusia hanyut dalam kesibukan mencari keuntungan lalu kehilangan pandangan terhadap perkara perkara yang abadi. Ia rela menanggung untuk memperbaiki kesalahan ini. Ia berusaha mematahkan nafsu kegilaan uang yang melumpuhkan jiwa itu. Dengan mengangkat suara Nya Ia berseru, “Apa gunanya seorang memperoleh seluruh dunia tetapi kehilangan nyawanya? Dan apakah yang dapat diberikannya sebagai ganti nyawanya?” 4 Dipersembahkan Nya di hadapan manusia berdosa dunia yang lebih agung dari mana mereka telah kehilangan pandangan agar mereka dapat memandang kenyataan kenyataan yang kekal. Dibawanya mereka ke tepi yang Maha Kuasa yang memancarkan kemuliaan Allah yang tak dapat dilukiskan dan ditunjukkannya mereka harta di sana.
Nilai harta ini adalah di atas emas dan perak. Kekayaan dari per¬tambangan dunia ini tidak dapat menyamainya.
“Kata samudera raya: Ia tidak terdapat di dalamku,
Dan kata laut: Ia tidak ada padaku.
Untuk gantinya tidak dapat diberikan emas murni,
Dan harganya tidak dapat ditimbang dengan perak.
Ia tidak dapat dinilai dengan emas ofir,
ataupun dengan permata krisopras
Yang mahal atau dengan permata lazurit;
Tidak dapat diimbangi oleh emas atau kaca .
Ataupun ditukar dengan permata dari emas tua.
Baik gewang, baik hablur, tidak terhitung lagi;
Memiliki hikmat adalah lebih baik dari pada mutiara.” 5
Inilah harta yang terdapat dalam Kitab Suci. Alkitab adalah kitab pelajaran Allah yang besar, pendidik Nya yang besar. Dasar segenap ilmu pengetahuan yang benar terdapat dalam Alkitab. Setiap cabang ilmu bisa diperoleh dengan menyelidik firman Allah. Dan di atas segala galanya ia mengandung ilmu dari segala ilmu, ilmu keselamatan. Alkitab adalah tambang dari harta Kristus yang tak terselidik.
Pendidikan tinggi yang benar diperoleh dengan mempelajari dan mentaati firman Allah, tetapi bila firman Allah disisihkan demi buku buku yang tidak menuntun kepada Allah dan kerajaan sorga, pendidikan yang demikian menghasilkan kekacauan.
Banyak terdapat kebenaran kebenaran yang ajaib dalam alam, bumi laut, dan langit penuh dengan kebenaran. Ia adalah guru guru kita. Alam menuturkan suaranya dalam pelajaran pelajaran hikmat sorga dan kebenaran abadi. Tetapi manusia yang berdosa tidak akan memahaminya. Dosa telah mengaburkan penglihatannya, dan dari dirinya sendiri ia tidak dapat menafsirkan alam tanpa menempatkannya di atas Allah. Pelajaran pelajaran yang benar tidak dapat memberi kesan kepada pikiran orang yang menolak firman Allah. Pengajaran dari alam oleh mereka demikian menyimpang sehingga ia mengalihkan pikiran menjauh dari Khalik.
Menurut anggapan banyak orang, akal budi manusia dianggap lebih tinggi dari hikmat Guru Ilahi dan buku pelajaran Allah dianggap sudah ketinggalan zaman, sudah basi dan tidak menarik sama sekali. Tetapi bagi mereka yang telah dihidupkan oleh Roh Kudus tidaklah dianggap demikian. Mereka melihat harta yang amat mahal harganya dan rela menjual segala sesuatu untuk membeli ladang yang menyimpan harta itu. Gantinya buku buku yang berisi reka rekaan para penulis penulis terkenal, mereka memilih firman Nya yang menjadi penulis terbesar dan guru terbesar yang pernah dikenal dunia ini, yang memberikan nyawa Nya ganti kita, agar perantaraan Dia kita bisa mendapat hidup yang kekal.
(1) Yohanes 12:42;
(2) 1 Kor. 2:14;
(3) 2 Kor. 4:3, 4;
(4) Mat. 16:26;
(5) Ay 28:14 18
Disadur dari buku “Christ Object Lessons” (Perumpamaan Tuhan Yesus) Oleh: Ellen G White