Friday, March 29, 2024
Google search engine
HomeGaya HidupKesehatanCara Makan dan Kerohanian (Bagian 3)

Cara Makan dan Kerohanian (Bagian 3)

HUBUNGAN CARA MAKAN DENGAN MORAL

Pencemaran Moral pada Zaman Dahulu

[AkhirZaman.org] Manusia yang hidup sebelum Air Bah makan daging hewan dan memuaskan nafsu sampai piala kejahatan penuh, sehingga Tuhan membersihkan bumi ini dari pencemaran moral dengan Air Bah….

Sejak kejatuhan manusia dosa merajalela. Sementara masih ada yang tetap setia kepada Tuhan, mayoritas dari mereka telah mencemarkan kehidupan mereka di hadapan‑Nya. Pemusnahan Sodom dan Gomorah disebabkan oleh kejahatan penduduknya. Mereka tidak mengekang selera sehingga dengan nafsu yang sudah me­rajalela, begitu merosotnya akhlak mereka, dosa mereka begitu keji  sehingga piala kejahatan begitu penuh, dan kemudian mereka dihanguskan oleh api dari surga.

Dosa yang sama muncul di zaman kita sehingga murka Tuhan dicurahkan ke dunia ini seperti pada. zaman Nuh. Sekarang ini laki‑laki dan perempuan mengubah cara makan dan minum kepada kerakusan dan kemabukan. Dosa yang merajalela, pemanjaan selera yang salah, telah membakar nafsu laki‑laki pada zaman Nuh sehingga terjadilah kemerosotan moral sampai kejahatan dan kekerasan mereka naik ke surga dan Tuhan menyucikan bumi ini dari pencemaran moral oleh Air Bah.

Dosa kerakusan dan kemabukan melumpuhkan kepekaan moral penduduk Sodom sehingga kejahatan itu nampaknya menjadi kesenangan laki‑laki dan perempuan di kota maksiat itu. Kristus memberi amaran kepada dunia: “Demikian juga seperti yang terjadi di zaman Lot: mereka makan dan minum, mereka membeli dan menjual, mereka menanam dan membangun. Tetapi pada hari Lot keluar dari Sodom turunlah hujan api dan hujan belerang dari langit dan membinasakan mereka semua. Demikianlah halnya kelak pada. hari di mana Anak Manusia menyatakan diri‑Nya.”

Kristus meninggalkan bagi kita suatu pelajaran yang sangat penting. Dalam pengajaran‑Nya, Dia tidak mendorong kita supaya bermalas‑malas. Contoh yang diberikan‑Nya bertentangan dengan hal ini. Kristus adalah seorang pekerja yang bersungguh‑sungguh. Hidup‑Nya penuh dengan penyangkalan diri, kerajinan, kesabaran, keterampilan dan penghematan. Dia dapat memaparkan di hadapan kita bahaya makan dan minum yang memuncak. Dia menyatakan akibat dari penyerahan diri kepada pemanjaan selera. Kuasa moral dilemahkan, sehingga dosa tidak tampak berbahaya. Kejahatan dianggap remeh, nafsu kebinatangan menguasai pikiran, sampai seluruhnya membusuk tanpa prinsip dan kata hati. Kemudian Tuhan dihinakan. Semua ini adalah karena makan dan minum terlalu banyak. Kondisi seperti inilah dikatakan‑Nya akan muncul sebelum kedatangan‑Nya yang kedua kali. Apakah laki‑laki dan perempuan akan diberikan amaran? Apakah mereka mau mengasihi terang, atau mau menjadi hamba selera. dan nafsu? Kristus menghadapkan kepada kita sesuatu yang tinggi untuk diusahakan lebih daripada apa yang akan kita makan, apa yang akan kita minum, atau apa yang akan kita pakai. Makan minum dan berpakaian begitu berlebihan sampai menjadi kejahatan, ini adalah salah satu dosa yang besar di zaman akhir yang menjadi salah satu tanda kedatangan Kristus. Waktu, uang dan kekuatan yang menjadi milik Tuhan, yang telah dipercayakan kepada kita, telah diboroskan dalam pakaian yang mewah dan kesenangan nafsu yang diselewengkan, yang menurunkan daya tahan tubuh dan membawa penderitaan dan kemerostoan. Tidak mungkin mempersembahkan tubuh kita sebagai suatu korban yang hidup kepada Tuhan sementara tubuh itu dipenuhi dengan kejahatan dan penyakit oleh pemanjaan kita yang penuh dosa itu.

Kejahatan Merajalela Karena Selera yang Tidak Terkendali

Banyak orang merasa heran bahwa umat manusia begitu merosot dalam hal fisik, mental dan moral. Mereka tidak memahami bahwa itu adalah pelanggaran terhadap aturan dan hukum Tuhan, dan pelanggaran terhadap hukum kesehatan yang menghasilkan kemerosotan sedemikian. Pelanggaran akan hukum Tuhan telah menjauhkan tangan Tuhan yang penuh kemakmuran itu.

Makan dan minum secara tidak bertarak, pemanjaan nafsu kebinatangan, telah melumpuhkan perasaan sehingga perkara-perkara suci disamakan dengan perkara‑perkara yang biasa.

Mereka yang membiarkan diri mereka diperhamba oleh selera yang rakus, sering melangkah lebih dan merendahkan derajat mereka oleh pemanjaan nafsu, yang dirangsang karena makan dan minum tidak bertarak. Mereka melepaskan nafsu kebinatangan sehingga intelek dan kesehatan sangat menderita. Pertimbangan sehat menjadi rusak karena kebiasaan kejahatan yang melampaui batas.

Makan dan minum tidak teratur, berpakaian dengan tidak pantas, merendahkan pemikiran dan mencemarkan hati, dan juga memperbudak sifat jiwa yang agung sampai mencapai pada taraf nafsu kebinatangan.

Janganlah orang yang mengaku saleh menganggap sepele kesehatan tubuh, dan memuji diri mereka bahwa kurang pertarakan bukanlah dosa dan tidak mempengaruhi kerohanian. Ada hubungan erat antara alam fisik dan alam moral. Standar kebajikan ditinggikan atau direndahkan oleh kebiasaan fisik. Makan makanan terbaik secara berlebihan akan menghasilkan kondisi perasaan moral yang lemah. Jikalau makanan itu bukanlah yang paling menyehatkan, pengaruhnya lebih berbahaya lagi. Kebiasaan apa saja yang tidak meningkatkan kegiatan organ tubuh, merendahkan pemikiran yang cerdas dan agung. Kebiasaan makan dan minum yang salah akan menyebabkan pemikiran dan perbuatan yang salah. Pemanjaan selera mendukung sifat kebinatangan dan menguasai pikiran dan roh.

“Hindarkan nafsu daging yang berperang melawan jiwa,” adalah bahasa rasul Petrus. Banyak menganggap amaran ini hanya berlaku kepada orang yang amoral; tetapi itu mempunyai makna yang lebih luas. Itu melindungi kita dari setiap pemuasan selera dan nafsu yang berbahaya. Amaran ini menyangkut penggunaan bahan perangsang dan narkotika seperti teh, kopi, tembakau, alkohol, dan morfin. Pemanjaan seperti ini dapat digolongkan di antara nafsu dan membawa pengaruh jahat terhadap tabiat moral. Makin cepat kebiasaan berbahaya ini dibentuk, makin besar pengaruhnya terhadap korban dalam perbudakan nafsu, maka semakin pasti mereka merendahkan standar kerohanian.

Engkau perlu bertarak dalam segala hal. Peliharalah kuasa pemikiran yang lebih tinggi, sehingga pertumbuhan sifat kebinatangan lebih lambat. Tidak mungkin bagimu menambah kekuatan rohani sementara selera dan nafsumu tidak dikuasai sepenuhnya. Rasul yang diilhamkan itu berkata: “Tetapi aku melatih tubuhku dan menguasainya seluruhnya, supaya sesudah memberitakan injil kepada orang lain, jangan, aku sendiri ditolak.”

Saudaraku, saya mohon kepadamu, bangkitlah dan biarkanlah pekerjaan roh Tuhan mencapai lebih dalam bukan hanya di luar. Biarlah itu menyusup ke dalam mencapai titik tolak setiap kegiatan. Yang dikehendaki adalah prinsip yang teguh dan kekuatan dalam kegiatan rohani sebagaimana dalam hal‑hal jasmani. Engkau masih kurang bersungguh‑sungguh. Oh, betapa banyak yang rendah dalam ukuran kerohanian karena mereka tidak mau menyangkal hawa nafsu mereka! Saraf otak dilumpuhkan oleh karena makan terlalu banyak. Ketika orang yang seperti itu memasuki rumah Tuhan pada hari Sabat, mereka tidak dapat menahan rasa kantuk. Ajakan yang paling serius tak dapat membangkitkan intelek yang sudah tumpul dan lemah. Kebenaran dapat dihadapkan dengan perasaan yang mendalam tetapi itu tidak dapat merangsang pemikiran atau menerangi pengertian. Apakah mereka sudah belajar dalam segala perkara demi kemuliaan Tuhan?

Pengaruh Makanan Sederhana

Sekiranya semua orang yang mengaku menurut hukum Tuhan bebas dari kejahatan, jiwaku akan merasa lega; tetapi mereka bukanlah demikian. Ada beberapa yang mengaku memelihara semua hukum Tuhan, namun mereka bersalah dalam dosa perzinahan. Apakah yang saya dapat katakan untuk membangkitkan perasaan mereka yang sudah lumpuh? Prinsip moral yang dituruti dengan ketat menjadi satu‑satunya pelindung jiwa. Sekaranglah waktunya apabila makanan itu haruslah yang paling sederhana. Janganlah menyuguhkan makanan daging kepada anak‑anak. Pengaruhnya merangsang dan menguatkan nafsu yang tak terkendalikan, dan mempunyai kecenderungan untuk mematikan kuasa moral. Biji‑bijian dan buah‑buahan disediakan tanpa lemak, sedapat mungkin disediakan secara alamiah itulah makanan di atas meja orang‑orang yang mengaku mempersiapkan diri untuk diubahkan dan dibawa ke surga. Lebih sederhana makanan lebih mudah selera dikuasai. Pemuasan tidak seharusnya dianggap menyimpang dari kesehatan fisik, intelek dan moral.

Pemanjaan nafsu yang tak terkendalikan akan menyebabkan banyak orang yang menutup mata terhadap terang kebenaran karena mereka takut melihat dosa yang mereka tidak mau tinggalkan. Semua orang dapat melihatnya kalau mereka mau. Jikalau mereka mau memilih kegelapan bukan terang, kejahatan mereka tidaklah lebih kecil. Mengapa laki‑laki dan perempuan tidak membaca sehingga mereka mengerti akan hal ini, yang mempengaruhi kekuatan fisik, intelek dan moral? Tuhan telah memberikan engkau satu lingkungan untuk dipelihara dalam kondisi yang terbaik demi pekerjaan dan kemuliaan‑Nya.

Pertarakan Menolong Penguasaan Moral

Kualitas makananmu itu tidaklah menyehatkan dan sederhana yang menciptakan jenis darah yang paling baik. Darah kotor pasti akan melemahkan kuasa intelek dan moral, dan membangkitkan serta menguatkan nafsumu yang tak terkendalikan itu. Tidak ada di antara kamu yang dapat memperoleh makanan sempurna karena nilainya sama dengan kesehatan tubuhmu, kemakmuran jiwamu dan jiwa anak‑anakmu.

Engkau menaruh makanan di atas meja makan yaitu makanan yang membebani alat pencernaan, membangkitkan hawa nafsu, melemahkan daya pikir dan moral. Makanan mewah dan makanan daging tidak berguna bagimu ….

Saya memohon dengan sangat kepadamu demi Kristus, aturlah rumahmu dan hatimu. Biarlah kebenaran surga mengangkat dan menyucikan kamu, yaitu tubuh, dan jiwa dan roh. Hindarkanlah nafsu daging, yang berperang melawan jiwa. (Saudara G), cara makanmu cenderung merangsang nafsu yang tak terkendalikan. Engkau tidak menguasai tubuhmu sebagaimana kewajibanmu supaya menyempurnakan kesucian dalam takut akan Tuhan. Pertarakan dalam hal makan harus dipraktekkan sebelum engkau menjadi seorang yang sabar.

Dunia bukanlah tolok ukur bagi kita. Memanjakan selera dengan makanan mewah dan bahan perangsang yang tidak alamiah menguatkan sifat kebinatangan dan menghambat pertumbuhan dan perkembangan moral. Anak‑anak Adam tidak pernah dinasehati supaya mereka menjadi pemenang dalam pertempuran Kekristenan kecuali mereka memutuskan untuk melakukan pertarakan dalam segalal hal. Kalau mereka melakukannya, mereka bukanlah seperti seorang yang meninju angin.

Jikalau orang Kristen menguasai tubuh dan menguasai nafsu dan selera di bawah kata hati nurani, dan menganggap itu sebagai suatu kewajiban yang terutang kepada Tuhan dan kepada sesamanya untuk menurut hukum yang mengatur hidup dan kesehatan, mereka akan memiliki berkat kekuatan fisik dan mental. Mereka akan memiliki kuasa moral di dalam pertempuran melawan setan; dalam nama Dia yang telah mengalahkan selera demi mereka, mereka akan lebih besar daripada pemenang menurut anggapan mereka. Pertempuran ini terbuka bagi semua orang yang mau terlibat di dalamnya.

Diambil dari buku: Counsels on Diet and Foods, Bab II

Oleh: Ellen  White

RELATED ARTICLES

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

- Advertisment -
Google search engine

Most Popular

Recent Comments

Anda rindu Didoakan dan Bertanya?