Friday, April 26, 2024
Google search engine
HomeGaya HidupKesehatanApakah Makan Terlalu Banyak Waktu Mengandung Mempengaruhi IQ Anak?

Apakah Makan Terlalu Banyak Waktu Mengandung Mempengaruhi IQ Anak?

AkhirZaman.org: Meskipun disadari bahwa ibu hamil harus makan lebih banyak, namun penting juga untuk menghindari makan berlebihan.

Menurut sebuah penelitian terbaru, hal tersebut dapat menyebabkan kelebihan berat badan yang tidak sehat dan mengubah perkembangan otak janin pada saat dilahirkan.

Menurut sebuah riset terbaru, seseorang akan lebih mungkin mengalami kenaikan berat badan jika ibunya mengalami kelebihan berat badan saat mengandung.

Otak bayi akan mengalami kerusakan akibat makan berlebihan, dan seiring pertumbuhannya, mereka akan mulai mencari makanan yang tidak sehat.

Informasi ini didasarkan pada studi Rutgers yang dirilis dalam Molecular Metabolism.

Hasil Penelitian

Untuk kepentingan penelitian, para ilmuwan memberi makan tikus gemuk dengan persediaan makanan yang tidak sehat sebelum dan sesudah melahirkan.

Sementara itu, tikus-tikus lainnya diberi makanan bergizi untuk mempertahankan berat badan yang sehat.

Para peneliti menemukan bahwa meskipun tikus yang lahir dari induk yang gemuk dapat mempertahankan berat badannya dengan pola makan yang sehat, namun tikus yang lahir dari induk yang langsing lebih mungkin untuk mengonsumsi makanan yang tidak sehat secara berlebihan.

Hal ini menunjukkan bahwa hewan yang lahir dari induk yang kelebihan berat badan dapat mempertahankan pola makan yang sehat, namun dapat makan secara berlebihan ketika diberi makanan.

Penemuan ini juga dapat menjelaskan mengenai terapi pembentukan otak yang dapat mengurangi keinginan untuk mengonsumsi makanan berbahaya.

“Penelitian tersebut menunjukkan bahwa penjelasannya lebih dari sekadar faktor lingkungan seperti mempelajari kebiasaan makan yang tidak sehat di masa kanak-kanak,” ujar Mark Rossi, penulis senior penelitian tersebut dan profesor psikiatri di Rutgers Robert Wood Johnson Medical School.

“Seseorang yang lahir dari ibu yang kelebihan berat badan atau obesitas cenderung lebih berat saat dewasa dibandingkan dengan orang yang lahir dari ibu yang lebih ramping.”

Ia melanjutkan, “Gizi yang berlebihan juga terlihat mempengaruhi otak anak-anak yang sedang tumbuh serta berpotensi mempengaruhi keturunan mereka di masa mendatang.”

Tujuan penelitian

Pada eksperimen itu, para ilmuwan memberi makan tiga ekor tikus betina dengan makanan berlemak tinggi sambil memberi makan tikus betina lainnya dengan makanan sehat.

Setelah menyusui berakhir, mereka memeriksa hampir 50 bayi tikus, yang beratnya bervariasi tergantung pada pola makan induknya, setelah menerima makanan bergizi, berat badan mereka sebanding, namun begitu makanan yang tidak sehat diberikan, berat badan mereka mulai berbeda.

Kendati semua tikus makan berlebihan, namun anak-anak tikus dari betina yang gemuk makan lebih banyak daripada anak tikus lainnya.

Penelitian lebih lanjut mengungkapkan bahwa nutrisi ibu selama kehamilan kemungkinan besar berpengaruh pada perilaku makan makanan cepat saji dengan mengubah hubungan antara bagian otak yang disebut amigdala dan hipotalamus.

Temuan tersebut mengisyaratkan bahwa mencoba memakan cepat saji dalam jumlah yang tidak berlebihan justru dapat menyebabkan makan berlebihan dan obesitas.

Jangka Panjang

Dari penelitian ini bahwa sel-sel otak yang terganggu akan menyebabkan kegemukan sehingga bisa menjadi petunjuk untuk mengembangkan cara pengobatan yang bisa mengurangi keinginan makan.

Kami masih berkewajiban untuk melakukan penelitian lebih lanjut karena, bahkan pada model tikus, meski demikian, kami tidak sepenuhnya memahami bagaimana perubahan ini terjadi.

Akan tetapi, setiap eksperimen mengajarkan kita sesuatu yang baru, dan semakin baik kami memahami mekanisme yang mendasari sikap makan berlebihan, semakin banyak pula kami dapat mengembangkan perencanaan penanganan, menurut Rossi.

Kesimpulan

Dengan cara yang sama, watak juga berdampak pada anak-anak. Seorang anak akan menjadi gambaran hidup dari pikiran dan tindakan ibunya selama masa kehamilannya, baik setelah melahirkan maupun sebagian besar sepanjang hidup anak tersebut.

Di akhirat, anak akan menjadi saksi atas kondisi mental ibunya yang gelap dan buruk pada saat itu, terutama di penghujung hidupnya.

Seorang ibu akan menerima banyak bukti dari sifat mudah marah, cemas, atau emosionalnya setelah melahirkan anaknya.

Beberapa anak memiliki nafsu makan yang hampir tidak dapat diatasi untuk alkohol, yang lain untuk tembakau, dan yang lainnya memiliki kecenderungan yang hampir tak terelakkan untuk mencuri yang mereka warisi secara langsung dari ibu mereka.

Hal ini tidak selalu karena ibu mereka adalah seorang peminum atau pencuri, tetapi lebih karena mereka mengalami nafsu makan dan perasaan aneh yang sangat mempengaruhi mereka pada suatu saat selama masa kehamilan.

Beberapa profesional medis mungkin dengan keras menentang kebenaran dari fakta-fakta ini, tetapi tidak ada seorang pun yang telah bersusah payah mengamati fakta-fakta yang berkaitan dengan masalah ini yang akan jatuh ke dalam kelompok ini karena fakta tidak dapat disangkal.

Ungkapan yang diilhami, “Didiklah orang muda menurut jalan yang patut baginya, maka pada masa tuanya ia tidak akan menyimpang dari jalan itu.”

Secara keseluruhan, ungkapan ini mengandung kebenaran praktis yang penting, hanya saja di bawah didikan yang paling bijaksana, seorang anak akan mewarisi, sedikit banyak, corak moral dan selera fisik yang diberikan oleh ibunya sebelum ia melahirkan.

RELATED ARTICLES

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

- Advertisment -
Google search engine

Most Popular

Recent Comments

Anda rindu Didoakan dan Bertanya?