Friday, April 26, 2024
Google search engine
HomePendalamanRenungan Harian Protestantisme Bersatu dengan Kepausan

[RH] Protestantisme Bersatu dengan Kepausan

Dan kesepuluh tanduk yang telah kau lihat itu adalah sepuluh raja, yang belum mulai memerintah, tetapi satu jam lamanya mereka akan menerima kuasa sebagai raja, bersama-sama dengan binatang itu. Mereka seia sekata, kekuatan dan kekuasaan mereka mereka berikan kepada binatang itu. Wahyu 17:12, 13.

[AkhirZaman.org] Semakin kita mendekati krisis yang terakhir, adalah momen yang penting bahwa keharmonisan dan persatuan tercipta di antara sarana-sarana milik Tuhan. Saat ini dunia masih diributi dengan badai dan perang dan lain sebagainya. Namun di bawah satu pemimpin—kuasa Kepausan—orang-orang akan bersatu menantang Allah yang bersemayam di dalam diri para saksiNya.

Apa yang menyebabkan penyerahan kerajaan itu pada kuasanya? Protestantisme, suatu kekuasaan yang, sementara mengaku dirinya memiliki tabiat dan roh anak domba serta bersekutu dengan Surga, berbicara dengan suara ular naga. Penyerahan kerajaan ini digerakkan oleh kuasa yang bergerak dari bawah.

“Semuanya ini mempunyai satu maksud.” Akan ada sebuah persatuan sedunia, satu keharmonisan besar, sebuah persekutuan dari kekuatan-kekuatan Setan. “Dan mereka akan menyerahkan kekuasaan mereka kepada binatang itu.” Demikianlah terwujud kuasa peradilan yang satu dan sama, yaitu kuasa penindas yang menentang kebebasan beragama, kebebasan untuk menyembah Allah berdasarkan perintah-perintah hati nurani, sebagaimana yang pernah dimanifestasikan oleh Kepausan, ketika di masa lalu menganiaya orang-orang yang berani menolak pemaksaan ritus-ritus penyembahan dan perayaan-perayaan Romawi.

Dalam peperangan di akhir zaman nanti  akan bersekutu  semua kekuatan korup yang telah murtad dari ketaatan akan hukum Allah untuk menentang umat Allah. Dalam peperangan ini, Sabat hukum keempat akan menjadi issu utama; sebab dalam hukum Sabat ini Sang Pemberi Hukum mengidentifikasi diriNya sendiri sebagai Pencipta langit dan bumi.

Melalui dua kesalahan fatal, yaitu keabadian jiwa dan Minggu hari kesucian, Setan akan menggiring umat manusia ke dalam penyesatan-penyesatannya. Kesalahan yang pertama berdasar pada spiritualisme dan kesalahan yang kedua menciptakan simpati dengan Roma.  Orang-orang Protestan Amerika Serikat akan menjadi yang pertama mengulurkan tangan untuk merangkul spiritualisme; mereka pun akan melewati jurang yang dalam untuk berjabat tangan dengan kekuasaan Roma; dan di bawah pengaruh dari bersatunya ketiga hal tersebut negara ini akan mengikuti jejak Roma menghempaskan hak-hak akan kebebasan hati nurani.

RELATED ARTICLES

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

- Advertisment -
Google search engine

Most Popular

Recent Comments

Anda rindu Didoakan dan Bertanya?