Friday, April 26, 2024
Google search engine
HomePendalamanRenungan Harian PASIEN DAN OBAT BERBAHAYA

[RH] PASIEN DAN OBAT BERBAHAYA

“Pada tahun ketiga puluh sembilan pemerintahannya Asa menderita sakit-pada kakinya yang kemudian menjadi semakin parah. Namun dalam kesakitannya itu ia tidak mencari pertolongan TUHAN, tetapi pertolongan tabib-tabib” (2 Tawarikh 16:12).

[AkhirZaman.org] Jika mereka yang memakai obat-obatan kimia ini adalah para penderita itu saja, maka kejahatan itu tidak akan demikian besar. Tetapi para orangtua tidak hanya berdosa terhadap diri mereka sendiri dalam memakan obat-obat kimia yang beracun ini, tetapi juga terhadap anak-anak mereka. Keadaan darah mereka, racun yang dialirkan ke seluruh tubuh, struktur yang hancur, dan beragam penyakit akibat obat, sebagai hasil dari racun obat-obatan kimia ini, ditransmisikan kepada anak-anak mereka, dan mereka dibiarkan untuk menerima warisan kemalangan.

Para dokter, oleh memberikan racun-racun mereka, sudah melakukan banyak penciutan ras manusia, secara fisik, secara mental, dan secara moral. Di setiap tempat di mana kamu pergi kamu akan melihat gangguan, penyakit, yang dalam banyak hal bisa ditelusuri kembali karena menggunakan obat-obatan yang beracun, yang diberikan oleh seorang dokter, sebagai suatu obat bagi beberapa orang yang sakit. Obat yang disebut-sebut itu, oleh pengalaman penderitaan yang kuat, secara menakutkan sudah memberikan bukti kepada sang pasien, sebagai yang jauh Iebih buruk daripada penyakit yang diobati. Semua yang memiliki kesanggupan umum seharusnya mengerti keperluan sistem tubuh mereka. Filsafat kesehatan seharusnya merupakan salah satu dari studi-studi penting bagi anak-anak kita. Organisme manusia sangat penting dimengerti, dan kemudian para pria dan wanita yang bijak bisa menjadi para tabib mereka. Jika orang-orang itu mau mencari sebab akibat, dan mau mengikuti terang yang bersinar pada mereka, mereka akan mengejar upaya yang menjamin kesehatan, dan kematian akan jauh lebih berkurang. Tetapi orang-orang terlalu berkehendak untuk tetap berada dalam kebodohan yang tidak bisa dimaafkan, dan mempercayakan tubuh mereka kepada para dokter, gantinya mencari tanggung jawab istimewa dalam masalah mereka sendiri.

Beberapa ilustrasi tentang pelajaran besar ini sudah diberikan kepada saya. Yang pertama adalah tentang suatu keluarga yang terdiri dari seorang ayah dan putri. Sang putri jatuh sakit, dan sang ayah menjadi susah karenanya. la kemudian memanggil seorang dokter. Pada waktu sang ayah membawa dia ke ruangan sang putri, sang ayah menunjukkan bahwa ia sangat khawatir. Si dokter menguji pasiennya, dan mengucapkan beberapa perkataan. Kemudian mereka berdua meninggalkan ruangan si putri. Sang ayah memberitahu dokter bahwa ia telah kehilangan istrinya, anak laki-laki dan anak perempuan yang lain, dan si putri inilah satu-satunya yang tertinggal padanya. Dengan khawatir ia bertanya kepada dokter tentang kasus putrinya ini entah ada harapan atau tidak.

(2 SM 442, 443)

 

RELATED ARTICLES

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

- Advertisment -
Google search engine

Most Popular

Recent Comments

Anda rindu Didoakan dan Bertanya?