[AkhirZaman.org] Islam Dalam Nubuatan Kitab Suci-Sangkakala Kelima (Wahyu 9:1-11), “Lalu malaikat yang kelima meniup sangkakalanya, dan aku melihat sebuah bintang yang jatuh dari langit ke atas bumi, dan kepadanya diberikan anak kunci lobang jurang maut. Maka dibukanyalah pintu lobang jurang maut itu, lalu naiklah asap dari lobang itu bagaikan asap tanur besar, dan matahari dan angkasa menjadi gelap oleh asap lobang itu. Dan dari asap itu berkeluaranlah belalang-belalang ke atas bumi dan kepada mereka diberikan kuasa sama seperti kuasa kalajengking-kalajeng di bumi. Dan kepada mereka dipesankan, supaya mereka jangan merusakkan rumput-rumput di bumi atau tumbuh-tumbuhan ataupun pohon-pohon, melainkan hanya manusia yang tidak memakai meterai Allah di dahinya. Dan mereka diperkenankan bukan untuk membunuh manusia, melainkan hanya untuk menyiksa mereka lima bulan lamanya, dan siksaan itu seperti siksaan kalajengking, apabila ia menyengat manusia. Dan pada masa itu orang-orang akan mencari maut, tetapi mereka tidak akan menemukannya, dan mereka akan ingin mati, tetapi maut lari dari mereka. Dan rupa belalang-belalang itu sama seperti kuda yang disiapkan untuk peperangan, dan di atas kepala mereka ada sesuatu yang menyerupai mahkota emas, dan muka mereka sama seperti muka manusia, dan rambut mereka sama seperti rambut perempuan dan gigi mereka sama seperti gigi singa, dan dada mereka sama seperti baju zirah,dan bunyi sayap mereka bagaikan bunyi kereta-kereta yang ditarik banyak kuda, yang sedang lari ke medan peperangan. Dan ekor mereka sama seperti kalajengking dan ada sengatnya, dan di dalam ekor mereka itu terdapat kuasa mereka untuk menyakiti manusia, lima bulan lamanya. Dan raja yang memerintah mereka ialah malaikat jurang maut; namanya dalam bahasa Ibrani ialah Abadon dan dalam bahasa Yunani ialah Apolion.” Wah. 9:1-11.
Sangkakala kelima disebut juga yang pertama dari “ketiga sangkakala kutuk”. Dimulai dengan sebuah bintang yang jatuh dari langit ke atas bumi. Dalam Alkitab, sebuah bintang melambangkan seorang pemimpin (Wah.1:20; Dan.8:10; Dan.12:4). Dalam nubuatan ini ditunjukkan sebuah bintang jatuh, dan bintang jatuh melambangkan pemimpin agama atau guru-guru palsu (Yudas 1:13).
Beberapa orang mengatakan bahwa bintang jatuh melambangkan Setan, tetapi Setan telah jatuh ratusan tahun sebelum ini (Lukas 10:18). Adalah benar bahwa Yesus Kristus melihat Setan jatuh seperti cahaya dari langit, tetapi kejatuhan Setan yang dipastikan tidak lama terjadi adalah pada saat penyaliban Kristus (Wah.12:9-10).
Sangkakala keempat (Wahyu 8:12) yang menyebabkan berakhirnya bangsa Romawi barat terjadi pada tahun 476 T.M. Dalam sangkakala ketiga (ayat 10) ada juga sebuah bintang jatuh, sebuah meteor – melambangkan Attila dan bangsa Han. Bintang jatuh dalam sangkakala kelima harusnya adalah pemimpin yang lain di bumi, seorang pemimpin agama, yang muncul setelah sangkakala keempat 476 T.M.
Marilah kita mempelajari nubuatan ini dengan lebih mendalam agar kita dapat mengenali bintang jatuh ini.
1. KEPADANYA DIBERIKAN ANAK KUNCI LOBANG JURANG MAUT (Wahyu 9:1)
Apakah arti lobang jurang maut atau yang dalam bahasa Yunani adalah “abussos”? Istilah ini digunakan tujuh kali dalam buku Wahyu, dan digunakan sebagai lambang. Dalam Wahyu 11 digambarkan sebuah wilayah di mana binatang itu muncul untuk menyerang kedua saksi itu (ayat 7). Istilah “abussos” juga digunakan dalam menggambarkan kuasa dalam Wahyu 17 ketika binatang itu seolah-olah bangkit dari kematian (ayat 8), setelah mendapatkan luka parah, dan “tidak mati” (Wahyu 13:3). Dalam Wahyu 20 istilah ini dua kali digunakan untuk menggambarkan keadaan bumi pada saat menjadi penjara besar bagi Setan selama 1000 tahun.
Dalam kebanyakan ayat di mana istilah tersebut digunakan, itu melambangkan tempat orang mati dan daerah kekuasaan Setan. Dalam Rom. 10:7 kata “jurang maut” [Yunani: abussos] juga digunakan untuk menggambarkan kuburan atau tempat orang mati. Siapakah yang berkuasa atas kuburan atau tempat orang mati? Jawabnya ialah Setan. Kata abussos, menurut para ahli kitab, digambarkan sebagai tempat kubu atau pertahanan Setan. Setiap kuasa yang muncul dari dalam jurang maut diilhamkan oleh Setan.
Dalam buku Wahyu, kuasa dari Tuhan dilambangkan sebagai “yang datang dari atas”, tetapi kuasa Setan digambarkan sebagai “yang datang dari kolong langit”, dari laut, dari bumi, dari jurang maut.
Pemimpin dalam sangkakala kelima ini memiliki kunci lobang jurang maut – kubu kekuasaan Setan. Apakah yang dilambangkan oleh kunci tersebut? Kunci itu melambangkan kuasa atau kekuasaan atau kemampuan untuk membuka, membebaskan, atau melepaskan. Apakah yang ia lepaskan? Ia melepaskan asap yang menggelapkan matahari dan angkasa (Wahyu 9:2). Matahari tentu saja melambangkan Kristus sebagai Terang dunia (Mazmur 84:12). Matahari juga melambangkan kebenaran (Maleakhi 4:2, Mazmur 119:105).
Di bawah sangkakala kelima dalam Wahyu 9 ini maka bintang jatuh yang memiliki anak kunci lobang jurang maut menggambarkan seorang pemimpin yang diberikan kunci untuk melepaskan atau membuka jalan bagi kekuasaan Setan, dusta dan kesalahan yang menggelapkan terang injil – yang mengaburkan Yesus Kristus sebagai Terang dunia. Hal ini memberikan petunjuk ke mana kita harus mencari penggenapan nubuatan ini.
2. DARI ASAP ITU BERKELUARANLAH BELALANG-BELALANG KE ATAS BUMI (Wahyu 9:3)
Belalang-belalang ini tentu adalah sebuah lambang. Dalam sangkakala ini paling sedikit ada empat lambang makhluk: belalang, kuda, singa, dan kalajengking. Sangatlah nyata bahwa ke empat mahluk ini melambangkan orang-orang Arab. Seorang ahli mengatakan, “Dalam ilmu tulisan Mesir kuno (mengenai perlambang ini), semuanya (keempat lambang makhluk itu) adalah orang-orang Arab.”
Hal ini memberikan petunjuk untuk mengenali kuasa yang dilambangkan dalam sangkakala ini. Alkitab menggunakan belalang untuk melambangkan bangsa Arab.
Berbicara mengenai orang Midian Arab dikatakan, “Lalu datanglah orang-orang itu berbanyak-banyak seperti belalang.” Hakim-hakim 6:5. “Orang Midian dan Amalek (suku Arab) …bergelimpangan di lembah itu seperti belalang banyaknya.” Hakim-hakim 7:12.
Perhatikan pernyataan Forster, mengenai bangsa Arab: “Dalam kisah orang Beduin dari Antar, belalang digunakan sebagai lambang nasional keturunan Ismael.” ‘Mahommedanism Unveiled. ‘-Vol. 1. 217. (8).
Siapakah keturunan Ismael? Mereka adalah orang-orang perkasa dalam keturunan bangsa Arab. Mereka adalah bukti lain nubuatan mengenai orang-orang Arab. Daerah asal tempat tinggal orang Arab dikenal sebagai tempat tinggal belalang.
Dalam menggambarkan tulah-tulah yang memukul bangsa Mesir dalam zaman Musa, ayat Alkitab mengatakan, “…angin timur membawa belalang.” Keluaran 10:13. Negara di sebelah timur Mesir adalah tempat tinggal orang Arab dan nyatanya kekuasaan duniawi adalah tempat kediaman belalang-belalang. Edward Gibbon mengutip Voloney, musafir Siria yang paling bijaksana, menyatakan, “Penduduk Siria mengatakan bahwa belalang-belalang sering kali datang dari padang pasir Arab.”
Kata “Arab” dan “belalang” sangat mirip pengucapannya dalam bahasa Arab. Kata Arab diucapkan “Arbi” dan kata belalang diucapkan “Arbeh”. Seorang musafir pada abad terakhir bernama Niebuhr dalam perjalanannya melalui padang pasir Arab menggambarkan sekumpulan belalang yang menyebabkan penderitaan di beberapa tempat di bumi. “Kerumunan serangga ini menggelapkan angkasa dan kelihatan dari jauh seperti sekumpulan asap.” Semua keterangan ini sejalan dengan gambaran yang diberikan dalam sangkakala ke lima di mana asap naik dari lobang jurang maut itu.
Setelah kejatuhan bangsa Romawi Barat pada tahun 476 T.M. (setelah keempat sangkakala pertama) sebuah bintang jatuh (gambaran seorang pemimpin agama). Apakah bintang jatuh dalam sangkakala ke lima ini bangkit di daerah padang gurun Arab dan mengaburkan iman Kekristenan dan menyiksa sebagian besar umat manusia? Jawabnya adalah ya! Hanya satu kejadian yang digenapi dan tepat seperti yang telah dinubuatkan. Kejadian itu adalah bangkitnya Muhammad dan atau agama Islam.
Seorang ahli sejarah di dekat Timur, tanpa menyadari nubuatan Alkitab, pada saat menggambarkan munculnya Muhammad, menggunakan bahasa yang mirip dengan bahasa yang digunakan dalam sangkakala kelima. Dalam menuliskan inspirasi mengenai suku-suku di gurun Arab, Gibbon menyatakan, “…dalam kurun waktu tersebut, bagaikan sebuah meteor yang datang entah dari mana muncullah sebuah agama baru, sebuah agama yang mementingkan kekuasaan dan bukan kasih, sebuah militan agresif yang fanatik yang mempunyai daya tarik terhadap kejahatan dalam diri manusia, dan hanya sedikit mengajarkan kebaikan.”
Para ahli telah mengakui bahwa agama yang dibawa oleh Muhammad adalah kunci yang membuka lobang jurang maut (membuka jalan bagi Setan) pada masa lalu, dan menggerakkan bangsa-bangsa Arab. Gibbon mengatakan, “Orang-orang Arab telah menyerah dalam kemiskinan dan rasa rendah diri, hingga Muhammad datang memberikan semangat kepada kelompok yang kejam itu sebuah dorongan yang penuh hawa nafsu.”
“Telah pecah di antara bangsa-bangsa Asia sebuah api besar yang baranya menyelubungi bumi yang penuh dengan ketakutan yang disebabkan oleh anak-anak padang pasir, yang dipimpin oleh nabinya yang baru yang tanpa kepercayaan.” Perhatikan itu!
Ia menyamakan penyerangan bangsa Arab seperti “api besar yang membara”. Pewahyu menggambarkannya seperti sebuah “asap tanur besar”. Professor Davis dalam membicarakan tentang penyerbuan bangsa Arab mengatakan, “Perang Persia berakhir pada tahun 628 T.M. Lima tahun setelah penyerbuan sekelompok orang-orang Timur (atau Arab) menggulung ke utara dari padang pasir Arab.”
Sir William Muir dalam kumpulan sejarah klasik juga menuliskan mengenai serdadu-serdadu Arab, “Maju dan tetap maju seperti kawanan belalang yang keluar dari sarangnya, terbang menyelimuti tanah datar, suku demi suku bergerak maju dengan pesatnya secara bergerombol ke arah timur dan barat.”
Upham dalam pengertian sejarahnyamengatakan, “Kerajaan Persia menarik perhatian tangan-tangan ‘belalang-belalang ini’ yang tadinya dianggap sebagai kawanan yang lemah.”
Para ahli sejarah berulang kali menegaskan penggunaan belalang dalam melambangkan orang-orang Arab dan agama mereka. Nubuatan menyatakan bahwa “…KEPADANYA DIBERIKAN KUNCI JURANG LOBANG MAUT.” (atau abussos).
Apakah memang benar Muhammad memiliki kunci? Adalah penting memperhatikan Peyron yang dalam tulisannya menjawab pertanyaan ini mengatakan, “Quran (kitab agama Islam) berkali-kali membicarakan kunci Allah yang membukakan gerbang dunia dan gerbang agama bagi mereka. Jadi dalam Quran, ‘Bukankah Allah memberikan kuasa kepadanya (Muhammad) kuasa atas surga yang di atas dan neraka yang di bawah? Melalui kunci tersebut, bukankah Ia mendapatkan pangkat dan kuasa penjaga pintu, yang dapat ia bukakan kepada orang-orang yang telah ia pilih?’”
Seorang Professor dari Cambridge, E.B. Elliott mengatakan bahwa setiap kali seseorang beralih dari agama Islam dan diterima ke dalam gereja Yunani, ia harus menyatakan penolakannya terhadap anggapan bahwa Muhammad “sebagai kunci surga” (Commentary on Rev.9). Jadi sesuai dengan lambang dalam sangkakala kelima Muhammad benar-benar memiliki sebuah kunci.
Muhammad sendiri berkata mengenai dirinya dan kunci yang dimilikinya: “’Aku diberikan sesuatu yang tidak diberikan kepada seorang pun diantara para Nabi.’ Kami lalu bertanya: ‘Ya Rasulullah, apakah itu?’ Dijawab oleh Rasulullah: ‘Aku diberi pertolongan dengan ketetapan. Akupun diberi KUNCI-KUNCI BUMI. Aku pun diberi nama Ahmad (orang yang terpuji). Serta dijadikan untukku debu menjadi penyuci. Sedangkan umatku dijadikan sebagai umat yang terbaik.’”
Hal ini membawa kita pada pertanyaan? Dari mana Muhammad mendapatkan ilham untuk mendirikan agamanya? Hal ini sangatlah penting karena pada sekarang ini banyak orang yang percaya bahwa semua agama adalah sama baiknya. Apakah Islam dari bawah ataukah dari atas? Dan apakah ’peran’ Muhammad dalam sejarah Kristen menjadi amat penting untuk dimengerti dewasa ini.
(Namun akan kita lanjutkan dalam artikel mendatang).