[AkhirZaman.org] Sebulan setelah serangan teror di Paris, para pemimpin Eropa hari Kamis (12/2) bertemu untuk membahas serangkaian kebijakan kontra-terorisme mulai dari berbagi informasi secara lebih baik, menjaga perbatasan secara lebih ketat hingga memantau Internet.
Kekhawatiran mengenai terorisme, terutama Islam radikal, meningkat di ke-28 negara anggota Uni Eropa. Aksi-aksi serangan di Paris bulan lalu, penangkapan tersangka jihadis di Belgia dan ratusan warga Eropa yang bergabung dengan kelompok-kelompok militan di Timur Tengah meningkatkan kekhawatiran tersebut. Sebelum memulai konferensi pemimpin Eropa hari Kamis di Brussels, Presiden Uni Eropa Donald Tusk mengatakan kepada para wartawan, “Terkait terorisme, saya akan meminta para pemimpin Eropa agar menyepakati sebuah kerangka kerja untuk meningkatkan upaya melawan terorisme sebagai lanjutan dari serangan di Paris.”
Graham Watson, presiden kelompok European Liberal yang beranggotakan para anggota parlemen Uni Eropa, meminta para pemimpin itu agar mengesahkan sebuah proposal Komisi Eropa untuk membentuk semacam jaringan radikalisasi.
“Dengan jaringan itu, kita berbagi informasi tentang orang-orang yang dipengaruhi untuk menjadi radikal. Pemerintah Belgia sudah bertindak dengan mencabut paspor orang-orang yang dicurigai dan pemerintah Inggris mulai mempertimbangkan kebijakan semacam itu. Jelas, ini yang harus dibicarakan pada tingkat Eropa,” ungkapnya.
Di antara isu-isu yang dibahas dalam KTT di Brussels itu adalah usul pembentukan sistem Uni Eropa untuk berbagi informasi penumpang pesawat dan memperketat pemeriksaan di perbatasan ketika masuk dan keluar dari wilayah Schengen, wilayah bebas paspor yang mencakup 22 negara. Juga ada desakan untuk memerangi radikalisme di Internet lewat kerjasama dan komunikasi yang lebih baik.
Analis Anthony Dworkin dari lembaga riset European Council on Foreign Relations mengatakan berbagai usul itu cukup masuk akal. “Mereka memusatkan perhatian pada bagaimana berbagi informasi secara lebih baik dan saya pikir itu adalah langkah paling penting. Jika kita melihat berbagai serangan yang sudah terjadi dan apa yang sedianya bisa dilakukan untuk mencegah serangan-serangan itu, isunya selalu tentang berbagi informasi daripada wewenang pengintaian yang lebih luas dan semacamnya,” ujar Dworkin.
Namun, terkait pemantauan Internet, Dworkin mengingatkan Uni Eropa harus bisa menyeimbangkan antara kekhawatiran tentang keamanan dengan penghormatan terhadap nilai-nilai seperti kebebasan berpendapat.
Sumber: voaindonesia.com
Saudara, mari kita lihat dengan teliti apa yang menjadi sasaran pembicaraan di atas. Penggunaan teknologi (internet) akan menjadi penting dalam upaya pencegahan ‘terorisme’, atau ‘radikalisme’, atau ‘ekstrimisme’. Bukankah tiga istilah itu memiliki pengertian yang hampir sama? Jika Anda membaca artikel kami beberapa minggu lalu tentang ekstrimisme maka Anda akan dengan mudah mengetahui ke mana arah pembahasan kita.
Beberapa waktu lalu kami telah memuat artikel dengan judul “Obama Deklarasikan Perang terhadap ‘Ekstrimisme’ – Apakah Anda Seorang ‘ekstrimis’ Menurut Definisinya?” (https://akhirzaman.org/peristiwa/dunia-yang-bangkit/6609-obama-deklarasikan-perang-terhadap-ekstrimisme-apakah-anda-seorang-ekstrimis-menurut-definisinya). Dalam artikel itu kita dapati 72 daftar yang dikategorikan ekstrim/radikal (mengarah kepada terorisme).
Dari daftar-daftar itu akan sangat mengejutkan ketika beberapa hal ikut dimasukkan ke dalamnya. Di antaranya adalah:
1. Mereka yang ‘anti-gay’.
2. Orang-orang yang akan ‘mengajarkan ajaran agama yang ketat’.
3. Orang yang ‘anti-aborsi’.
4. Siapa saja yang ‘anti-nuklir’.
5. Aktivis ‘anti-aborsi’.
6. Orang-orang yang percaya pada nubuatan ‘akhir-zaman.’
7. Kristen Injili atau Kristen yang mendasarkan iman dan ajarannya pada Alkitab saja.
Jika Anda melihat 7 daftar di atas maka bisa jadi Anda akan masuk dalam daftar radikal/ekstrimisme (mengarah ke terorisme). Ketika berbagi informasi antar negara melalui teknologi internet maka akan sangat mudah melacak orang-orang yang dianggap ekstrim. Bisakah Anda bayangkan di saat Anda menjadi orang Kristen yang mendasarkan iman Anda atas ajaran Alkitab yang murni saja, maka Anda akan masuk dalam daftar radikal/ekstrim (terorisme).
Dalam 72 daftar yang dapat dianggap ekstrim, ada satu yang tidak kami cantumkan dalam 7 di atas, yaitu bila Anda mengunjungi blog atau web yang masuk kategori ekstrim maka Anda juga akan dianggap ekstrim. Saudara, dengan kerendahan hati kami hendak menyampaikan kepada Anda bahwa apa yang kami muat dalam web ini berdasarkan Alkitab saja. Termasuk pula berita-berita peristiwa berbau nubuatan atau artikel nubuatan yang kami muat hanyalah berdasarkan apa yang Tuhan tuliskan melalui para hambanya para nabi dan rasul dalam Alkitab.
Jika mengajarkan iman Kristen berdasarkan Alkitab saja maka lambat atau cepat web ini pun akan masuk kategori ekstrim. Tidak hanya kami yang bekerja dalam pekerjaan Tuhan dalam mengelola web ini yang dikategorikan ekstrim suatu saat nanti, namun juga Anda yang mengunjungi web ini.
Tetapi jika Anda takut, maka simaklah ayat berikut ini: “Tetapi Petrus dan rasul-rasul itu menjawab, katanya: ‘Kita harus lebih taat kepada Allah dari pada kepada manusia.’” (Kisah 5:29).
Dalam artikel nubuatan Anda bisa melihat bahwa Sabat adalah hari ketujuh (Sabtu) sebagai hari ibadah yang harus dipelihara dan dikuduskan orang Kristen. Ini adalah ajaran Alkitabiah. Atau jika Anda melihat artikel tentang antikristus maka Anda akan tahu bahwa itu akan berhubungan dengan Katolik karena kekuatan antikristus yang Alkitab nubuatkan dalam Wahyu 13 dan Daniel 7:25 adalah Vatikan (kepausan). Dan dari 72 daftar itu, termasuk orang yang tidak sepaham dengan Katolik maka akan masuk kategori ekstrim.
Dunia sedang menuju pada satu titik yang akan membunuh iman Kristen yang sejati. Namun itulah yang Wahyu 7:14, Wahyu 12:11, dan Wahyu 13:15 katakan tentang apa yang akan dialami oleh umat Tuhan.
Namun mari kita menjadi orang-orang yang Wahyu 12:11 katakan, “Dan mereka mengalahkan dia (setan) oleh darah Anak Domba, dan oleh perkataan kesaksian mereka.” Bahkan ketika nyawa jadi taruhannya tetaplah pertahankan penyembahan kita hanya kepada Tuhan karena bagian terakhir ayat itu berbunyi, “ Karena mereka tidak mengasihi nyawa mereka sampai ke dalam maut.”