[AkhirZaman.org] Hadirnya “The other women” atau orang ketiga, tetap merupakan sebuah ancaman dalam rumah tangga. Tidak sedikit, keluarga yang harmonis menjadi runyam atau lebih dari itu, berantakan sama sekali karenanya. Isu ini bukan monopoli ‘satu zaman’. Dari zaman dahulu sampai kini isu ini terus ditelaah. Mengapa terjadi adanya orang ketiga, mengusik ketenangan hidup dalam keluarga, tanpa pandang bulu?
Kita ingat, Bill Clinton, kandidat partai demokrat yang pernah menjabat sebagai presiden Amerika Serikat, juga pernah diisukan melakukan skandal seksual. Jeniffer mengaku dihadapan publik bahwa ialah pacar gelap Clinton selama hampir 12 tahun.
Begitu juga yang terjadi pada Franklin D. Roosevelt, Presiden Amerika Serikat (1882-1945). Dia menjalin hubungan dengan sekertarisnya sendiri Ny. Anna Elianor Roosevelt, bernama Lucy Rutherfurd. Hampir 30 tahun mereka memadu kasih, menjalin cinta.
Ditengok dari lembaran sejarah, kita menemukan tokoh-tokoh penting yang ikut menjelajahi jalur ini, juga ramai. Dari Prancis, Raja Louis XIV dengan Mademe Prampadour. Raja Ludwig I dari Beiren dengan Lola Montez. Adolf Hitler dari Jerman dengan Eva Braun.
Sangat memprihatinkan kenapa harus ada selingkuhan? Ada kalahnya disebabkan hanya karena masalah sepele, pertengkaran kecil saja bisa berpaling, melirik orang ketiga. Apakah ini suatu gejalah bergesernya nilai moral perkawinan secara umum. Yang tadinya, pernikahan ini memiliki unsur sakral dan tinggi nilainya menjadi luntur. Sebab apa yang melatarbelakanginya?
Suatu contoh, kehidupan Sylvester Stallone, pemeran tokoh Rambo. Sebelumnya pria berdarah Itali ini miskin. Terlunta-lunta di negeri orang. Berkat usaha gigih ia menjadi terkenal, melambung ketangga atas dunia perfilman Hollywood. Dari miskin tiba-tiba jadi kaya menyebabkan Syl kaget. Ketenaran dan kekayaan menjadikan Syl limbung. Mungkin ketidak siapan mental menghadapi kesuksesan. Jiwanya labil, goyah menghadapi kekayaan material. Rumah tangganya jadi berantakan ketika ia selingkuh dengan Joyce Ingalls.
Banyak pakar perkawinan mengatakan, kesuksesan, ketenaran dapat menggoyahkan mahligai rumah tangga. Ketidak cocokan, salah paham, tidak adanya saling keterbukaan atau situasi meaktualisasikan diri, menunjukkan pada masyarakat bahwa ia telah berhasil dalam karirnya. Kalau apa yang ia peroleh tak dihargai istrinya, suami akan kecewa.
Suasana monoton juga menjebak perkawinan, benarkah? Dari hari ke hari, bulan berganti tahun. Lalu tak ada yang dikenal sebagai Mutual Gunuine Interest. Istri acuh tak acuh, tak mau peduli dengan apa yang diminati dengan sang suami. Suami pulang dari kantor serasa tidak pulang kerumah sendiri. Ia merasa asing dalam keluarganya.
Seandainya dalam keadaan seperti itu suami menemukan seorang wanita misalkan ia mempunyai sahabat, apakah teman kerja atau teman bisnis yang mengerti akan dirinya. Apalagi wanita itu menaruh perhatian padanya, mendengarkan apa yang dia katakannya dan meminati apa yang diminatinya, keadaan seperti ini membukakan peluang bagi mereka untuk menjadi lebih intim. Yang tak menutup kemungkinan menjadi suatu hubungan perselingkuhan, hubungan mesra. Demikianlah muncul orang ketiga.
Menutup Peluang Adanya Orang Ketiga
Setelah kita simak dan perhatikan permasalahan yang ada, kita bijak menilai faktor-faktor apa saja yang dapat menyebabkan munculnya orang ketiga. Setelah itu baru mencari jalan pencegahan. Ciptakanlah hubungan yang harmonis dalam rumah tangga. Jika dalam rumah tangga mulai tidak harmonis, segera sadari dan temukan cara memulihkannya. Hal ini akan menutup peluang kehadiran wanita lain. Karena jauh lebih baik mencegah dari pada mengobati.
Untuk itu ada baiknya antara suami-istri tidak mempertahankan “egonya”. Saling mengerti, saling berusaha menciptakan suasana kebersamaan. Suami isteri harus saling melibatkan diri dalam kegiatan dan hobby pasangan. Bila ada masalah coba pecahkan bersama. Libatkan pasangan dalam banyak hal secara bersama.
Ciptakan hidup yang bervariasi. Sesekali berlibur bersama tanpa anak-anak dapat memberikan kesan tersendiri. Ini merupakan salah satu cara supaya kehidupan pernikahan tidak terjebak rutinitas yang membosankan.
Ada baiknya pada hari ulang tahun perkawinan diadakan semacam syukuran, saling mengucapkan selamat. Memberikan hadiah, berikan ciuman ‘kecil’ ada manfaatnya. Kita tunjukkan bahwa kita masih memperhatikannya. Ini merupakan suatu kiat menciptakan kebahagiaan.
Selain itu yang harus dicamkan, suami-istri menanggung bersama derita dan kekurangan. Menikmati bersama seluruh kesenangan. Berat sama dipikul ringan sama dijinjing. Jangan membiasakan diri menanggung sesuatu sendirian.
Menciptakan keluarga harmonis adalah suatu pekerjaan. Pekerjaan ini mungkin sulit tapi dapat dikerjakan dengan berhasil melalui kesungguh-sungguhan, tekun dan teliti. Keadaan keluarga yang bahagia perluh dirawat untuk terus bertumbuh. Kita perluh senantiasa memintakan hal ini kepada Tuhan.