[AkhirZaman.org] Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) pada Rabu, 17 Juli mengumumkan wabah Ebola di Kongo sebagai sebuah keadaan darurat kesehatan internasional. Pengumuman itu menyuarakan sebuah peringatan global yang jarang digunakan setelah virus mematikan itu berpotensi besar menyebar ke kota besar bahkan negara-negara tetangga.
Terlepas dari vaksin yang sangat efektif dan respons internasional yang cepat setelah wabah diumumkan 11 bulan lalu, bencana itu terbukti bertahan di wilayah tidak stabil yang dilanda kekerasan. Wabah kali ini menjadi yang terburuk di Kongo, dengan hampir 1.700 orang tewas.
Kampanye kewaspadaan dan vaksinasi yang luas, dengan hampir 75 juta penyaringan, telah membuat virus yang sangat menular hampir seluruhnya terbatas pada dua provinsi di timur laut Kongo. Komite darurat para pakar kesehatan internasional yang memberi saran pada WHO telah tiga kali menolak untuk mengumumkan keadaan darurat.
Tetapi bulan ini seorang pendeta meninggal setelah melakukan perjalanan ke Goma, sebuah kota dengan populasi 2 juta penduduk dan pintu gerbang ke negara-negara lain di wilayah tersebut. Pada Rabu, WHO melaporkan seorang nelayan perempuan telah meninggal di Kongo setelah empat insiden muntah di sebuah pasar di Uganda, di mana 590 orang mungkin dicari untuk divaksinasi.
“Komite prihatin bahwa setahun setelah wabah, ada tanda-tanda mengkhawatirkan kemungkinan perpanjangan epidemi,” kata laporan komite yang dilansir Reuters, Kamis (18/7/2019).
Komite telah mendapat tekanan dari banyak ahli yang merasa bahwa skala dan risikonya berarti wabah itu harus diberi status darurat. Ini merupakan wabah penyakit kelima yang diumumkan sebagai status darurat sejak WHO memperkenalkan penunjukan tersebut pada 2005.
“Wabah itu tidak menunjukkan tanda-tanda berada di bawah kendali,” kata Peter Piot, seorang anggota tim yang menemukan Ebola dan sekarang menjabat sebagai direktur London School of Hygiene & Tropical Medicine.
“Saya berharap bahwa keputusan hari ini berfungsi sebagai seruan untuk mendorong aksi politik tingkat tinggi, meningkatkan koordinasi, dan pendanaan yang lebih besar untuk mendukung DRC dalam upaya mereka untuk menghentikan epidemi yang menghancurkan ini,” katanya, menggunakan nama resmi Kongo.
Keadaan darurat internasional diperkenalkan setelah epidemi SARS Asia 2004. Wabah sebelumnya yang diberikan status ini adalah epidemi Ebola Afrika Barat 2013-2016 yang menewaskan lebih dari 11.300 orang, pandemi flu 2009, polio pada 2014 dan virus Zika yang menyebabkan serangkaian cacat lahir di seluruh Amerika Latin.
Ketua komite WHO, Robert Steffen, mengkritik penetapan wabah sebagai keadaan darurat global itu, dengan mengatakan bahwa penetapan seharusnya regional, bukan ancaman global. Dia menekankan bahwa tidak ada negara yang harus bereaksi terhadap Ebola dengan menutup perbatasan atau membatasi perdagangan negaranya.
https://news.okezone.com/read/2019/07/18/18/2080551/who-tetapkan-wabah-ebola-kongo-sebagai-darurat-kesehatan-internasional
Ramalan-ramalan dalam kitab Wahyu yang belum digenapi akan segera digenapi. Nubuatan ini sekarang harus dipelajari dengan rajin oleh umat Allah dan harus dipahami dengan jelas. Kitab ini tidak menyembunyikan kebenaran; dengan jelas diberikannya amaran-amaran kepada kita tentang apa yang bakal terjadi.—1NL 96 (1903) (PAZ 4.9)