[AkhirZaman.org] Kehangatan dari persahabatan sejati dan cinta yang mengikat hati suami dan istri adalah sebuah rasa pendahuluan surga.
Allah telah menetapkan bahwa akan terdapat cinta yang sempurna dan kehamonisan yang sempurna pada mereka yang akan memasuki hubungan pernikahan.
Biarlah pengantin pria dan wanita berikrar dihadapan segenap sorga dan alam semesta untuk saling mencintai sebagaimana Allah sudah mengurapi mereka, haruslah demikian.
Manusia tidaklah diciptakan untuk hidup seorang diri saja. Ia harus menjadi satu makhluk sosial. Tanpa adanya persahabatan segala pemandangan yang indah dan kegiatan yang menggembirakan di Taman Eden tidak akan memberikan kebahagiaan yang sempurna. Hubungan dengan malaikat sekalipun tidak akan memuaskan keinginannya akan simpati dan persahabatan. Tidak akan ditemukan keadaan dikasihi dan mengasihi yang seimbang dengan mahluk lain.
Tuhan sendiri telah memberikan kepada Adam seorang sahabat. Ia menyediakan “seorang penolong yang sepadan dengan dia”—seorang penolong yang sesuai dengan dirinya—seorang yang cocok menjadi sahabatnya dan yang dapat menjadi satu dengan dia di dalam cinta dan simpati. Hawa dijadikan dari sebilah tulang yang diambil dari rusuk Adam, ini mengartikan bahwa ia bukanlah sebagai kepala untuk memerintah Adam, bukan juga untuk diinjak?injak di bawah telapak kaki sebagai bawahan, tetapi untuk berdampingan di sisi Adam sebagai seorang yang setara, untuk dikasihi dan dilindungi. Sebagai bahagian daripada Adam, tulang daripada tulangnya, daging daripada dagingnya, ia merupakan dirinya yang kedua, menunjukkan eratnya hubungan mereka serta ikatan kasih sperti apa yang ada di dalam hubungan ini. “Sebab tidak pernah orang membenci tubuhnya sendiri, tetapi mengasuhnya dan merawatinya, sama seperti Kristus terhadap jemaat.” Efesus 5:29. “Oleh sebab itu biarlah seorang laki?laki meninggalkan ibu bapanya dan berdampingan dengan istrinya; dan mereka pun akan menjadi satu.
Tuhan yang menyelenggarakan pernikahan yang pertama. Dengan demikian lembaga pernikahan itu berasal dari Khalik alam semesta. “Hendaklah kamu semua penuh hormat terhadap perkawinan” (Ibrani 13:4); itu adalah salah satu pemberian Tuhan yang pertama kepada manusia, dan itu adalah salah satu dari dua lembaga yang sesudah jatuh dalam dosa, dibawa oleh Adam keluar pintu gerbang Firdaus. Apabila prinsip?prinsip Ilahi disadari dan dijalankan dalam hubungan ini, maka pernikahan adalah suatu berkat; itu akan menjaga kesucian dan kebahagiaan manusia, itu akan memenuhi kebutuhan?kebutuhan sosial manusia, itu akan meninggikan keadaan jasmani, pikiran, serta moral.
Tatkala Sang Pencipta menyatukan kedua tangan pasangan kudus dalam ikatan pernikahan , berkata, laki-laki akan meninggalkan ayahnya dan ibunya dan bersatu dengan isterinya; sehingga keduanya menjadi satu daging (kej 2:24), Dia tetapkan itu untuk semua anak-anak Adam.
Apa yang Bapa Kekal sendiri telah ucapkan baik, adalah hukum dari berkat dan pengembangan yang tertinggi bagi manusia.
Ellen. G. White