Kristus telah menebus kita dari kutuk hukum Taurat dengan jalan menjadi kutuk karena kita, sebab ada tertulis: “Terkutuklah orang yang digantung pada kayu salib.” Galatia 3:13.
AkhirZaman.org: Seorang Pengganti yang Mulia. Ini adalah wilayah hukum untuk menentukan, tetapi di dalamnya tidak ada kuasa untuk mengampuni atau menebus.
Namun tanpa Kristus, maka hukum itu sendiri hanyalah suatu penghukuman dan kematian bagi si pelanggar. Hukum itu tidak memiliki sifat yang menyelamatkan — tidak memiliki kuasa untuk melindungi pelanggar dari hukumannya.
Pelanggaran hukum Allah menjadikan kematian Kristus penting untuk menyelamatkan manusia dan juga untuk mempertahankan martabat dan kehormatan hukum. Kristus menanggung ke atas diri-Nya sendiri kutukan dosa. Dia membuka jiwa-Nya terhadap kesengsaraan manusia. Kristus yang tidak mengenal dosa menjadi dosa karena pelanggaran manusia.
Sebagai pengganti dan penjamin manusia, kesalahan manusia diletakkan di atas Kristus; Dia dianggap sebagai pelanggar agar Dia dapat menebus manusia dari kutuk hukum... Dia, Penanggung Dosa, menanggung hukuman pengadilan karena kedurhakaan serta menjadi dosa bagi manusia.
Dosa, yang begitu dibenci di mata-Nya, ditumpuk di atas-Nya sampai Dia mengerang karena bebannya. Penderitaan putus asa Anak Allah jauh lebih besar daripada rasa sakit jasmani-Nya, sehingga beban yang terakhir hampir tidak dirasakan oleh-Nya.
Allah mengizinkan Anak-Nya diserahkan untuk pelanggaran manusia. Kristus sendiri menganggap si pembawa dosa sebagai karakter seorang hakim, menjauhkan diri-Nya dari Sifat-sifat seorang Bapa yang menawan.
Inilah kasih Allah yang paling menakjubkan bagi umat pemberontak ini.
Dosa seluruh dunia diletakkan di atas Kristus, dan keilahian memberikan nilai tertinggi pada penderitaan umat manusia dalam diri Kristus, agar seluruh dunia boleh diampuni melalui iman kepada Pengganti. Yang paling bersalah tidak perlu takut bahwa Allah tidak akan mengampuni, karena keberhasilan pengorbanan ilahi, hukuman hukum akan diampuni. Melalui Kristus, si pendosa dapat kembali setia kepada Allah.
— The Faith I Live By, 104.1-9