“Dan Henokh hidup bergaul dengan Allah selama tiga ratus tahun lagi, setelah ia memperanakkan Metusalah, dan ia memperanakkan anak-anak lelaki dan perempuan. Jadi Henokh mencapai umur tiga ratus enam puluh lima, tahun. Dan Henokh hidup bergaul dengan Allah, lalu ia tidak ada lagi, sebab ia telah diangkat oleh Allah”(Kejadian 5:22-24).
[AkhirZaman.org] Standar untuk mengukur tabiat ialah hukum kerajaan. Hukum adalah pengamat dosa. Dengan hukum dosa diketahui. Tetapi orang berdosa itu terus-menerus ditarik kepada Yesus oleh penyataan kasih-Nya yang ajaib dimana la merendahkan diri-Nya untuk mati dengan kematian memalukan di atas salib. Alangkah indah pelajaran ini! Malaikat-malaikat menunggu-nunggu, merindukan dengan sungguh-sungguh, untuk memandang kepada rahasia yang ajaib itu. ltu adalah suatu pelajaran yang dapat membebani kecerdasan manusia yang tertinggi, sehingga manusia, yang jatuh, yang ditipu oleh Satan, yang berpihak pada Setan dalam persoalan itu, dapat disesuaikan dengan citra Anak Allah yang kekal. Supaya manusia dapat sama seperti Dia, bahwa, karena kebenaran Kristus yang diberikan kepada manusia, Allah akan mengasihi manusia yang telah jatuh tetapi ditebus bahkan sebagaimana Ia mengasihi Anak-Nya. Pahamilah hal itu dengan nubuatan-nubuatan yang hidup.
lnilah rahasia Keallahan. Gambaran ini adalah tentang nilai tertinggi yang harus ditempatkan dalam setiap ceramah, harus digantungkan dalam aula ingatan, harus diucapkan oleh bibir manusia, harus ditelusuri oleh makhluk manusia yang telah mengenyam dan mengetahui bahwa Tuhan itu baik, harus direnungkan, menjadi landasan kerja setiap ceramah. Selama ini teori-teori kering yang tersaji padahal jiwa-jiwa yang indah lapar akan roti hidup itu. Bukan khotbah yang seperti ini dituntut atau yang Allah di surga akan terima, jikalau itu adalah tanpa Kristus. Gambaran llahi Kristus harus dipelihara di hadapan orang banyak. la adalah Malaikat yang berdiri pada matahari di langit. la tidak memantulkan bayangan. Berpakaian dengan sifat-sifat Keallahan, terbungkus dengan kemuliaan Keallahan, dan dengan kesamaan seperti Allah yang kekal, la harus ditinggikan di hadapan manusia. Bilamana ini dipelihara di hadapan orang banyak, maka jasa makhluk ciptaan tenggelam menjadi tidak berani. Makin lama mata memandang kepada-Nya, makin lama kehidupan-Nya, pelajaran-Nya, kesempurnaan tabiat-Nya dipelajari, semakin dirasakannya dosa itu.
Dengan memandang, manusia akan dapat mengagumi dan makin tertarik kepada-Nya, makin terpikat, dan semakin rindu menjadi seperti Yesus sampai ia berpadu dengan citra-Nya dan memiliki pikiran Kristus. Sama seperti Henokh, ia berjalan dengan Allah. Pikirannya penuh dengan pikiran Yesus. la adalah Sahabatnya yang terbaik.
(3SM 169,170)