“Hendaklah kamu semua penuh hormat terhadap perkawinan dan janganlah kamu mencemarkan tempat tidur, sebab orang-orang sundal dan pezinah akan dihakimi Allah”(lbrani 13:4).
[AkhirZaman.org] Lembaga pernikahan dirancang oleh surga untuk menjadi berkat bagi manusia; tetapi dalam pengertian umum itu sudah diselewengkan dengan membuatnya menjadi kutuk yang mengerikan. Banyak pria dan wanita yang sudah memasuki hubungan pernikahan, seolah-olah satu-satunya pertanyaan bagi mereka adalah apakah mereka mengasihi satu dengan yang lain. Tetapi mereka seharusnya menyadari bahwa ada tanggung jawab yang lebih penting daripada hal ini. Mereka seharusnya mempertimbangkan apakah keturunan mereka akan memiliki kesehatan fisik, dan kekuatan mental dan moral . . . .
Masyarakat terdiri dari keluarga-keluarga. Dan kepala-kepala keluarga adalah yang bertanggung jawab sebagai pembentuk masyarakat. Jika mereka yang memilih untuk memasuki hubungan pernikahan tanpa pertimbangan yang penuh menanggung sendiri konsekuensi-konsekuensinya, maka kejahatan tidak akan begitu besar, dan dosa mereka akan kecil secara perbandingan. Tetapi kemalangan yang muncul dari pernikahan-pernikahan yang tidak bahagia dirasakan oleh keturunan-keturunan dari pernikahan yang seperti itu. Mereka sudah membiarkan masuk kepada diri mereka suatu kehidupan malang; dan meskipun tidak bersalah, mereka harus menanggung penderitaan akibat tindakan orangtua mereka yang keliru. Kaum pria dan wanita tidak memiliki hak untuk mengikuti perasaan, atau nafsu yang buta, dalam hubungan pernikahan mereka, dan selanjutnya membawa anak-anak yang tidak bersalah muncul ke dalam dunia untuk menyadari beragam pemikiran bahwa kehidupan tidak Iain hanya memiliki sedikit sukacita, sedikit kebahagiaan, dan merupakan sualu beban.
Biasanya anak-anak mewarisi silal khas dari orangtuanya, dan sebagai tambahan terhadap semua ini, banyak yang muncul tanpa pengaruh yang bisa menyelamatkan di sekeliling mereka. Mereka terlalu sering dipersatukan dalam kemiskinan dan kemalangan. Dengan lingkungan dan teladan seperti itu, apa yang bisa diharapkan dari anak-anak itu ketika mereka bertumbuh dalam tahap bertindak, kecuali bahwa mereka akan tenggelam ke dalam skala nilai moral yang lebih rendah daripada orangtua mereka, dan kekurangan mereka dalam setiap respek menjadi lebih nyata daripada yang mereka miliki? Demikianlah kelompok ini sudah melengkapi kekurangan-kekurangan mereka, dan sudah mengutuk keturunan mereka dengan kemiskinan, kedunguan, dan penurunan. Mereka ini seharusnya jangan menikah. Sedikitnya, janganlah mereka melahirkan anak-anak yang akan menanggung kemalangan, dan mewarisi kekurangan mereka sendiri, dengan pertambahan kemalangan, dari generasi ‘ke generasi, yang menjadi penyebab utama berkurangnya moral suatu ras.
( 2 SM 421, 422 )