“Kemudian berperanglah mereka melawan Midian, seperti yang diperintahkan TUHAN kepada Musa, lalu membunuh semua laki-laki mereka. Selain dari orang-orang yang mati terbunuh itu, mereka pun membunuh juga raja-raja Midian, yakni Ewi, Rekem, Zur, Hur dan Reba, kelima raja Midian, juga Bileam bin Beor dibunuh mereka dengan pedang. Kemudian Israel menawan perempuan-perempuan Midian dan anak-anak mereka; juga segala hewan, segala ternak dan segenap kekayaan mereka dijarah
(Bilangan 31:7-9).
[AkhirZaman.org] Manusia tidak memiliki hak untuk berkata kepada Penciptanya, Mengapa Engkau melakukan hal ini? Tidak ada ketidakadilan dalam tabiat-Nya. Ia adalah Penguasa dunia ini, dan sejumlah besar bagian dari ciptaan-ciptaan-Nya sudah memberontak terhadap otoritas-Nya, dan sudah menginjak-injak hukum-Nya. la sudah mencurahkan kepada mereka berkat-berkat yang bebas, dan memberikan kepada mereka dengan setiap hal yang diperlukan, kendati demikian mereka sudah menyembah patung-patung dari kayu dan batu, perak dan emas, yang dibuat oleh tangan mereka sendiri. Mereka mengajarkan anak-anak mereka bahwa allah-allah inilah yang memberikan kepada mereka kehidupan dan kesehatan, dan menjadikan tanah mereka subur, dan memberikan kepada mereka kekayaan dan kehormatan. Mereka menghina Allah Israel. Mereka merendahkan umatNya, karena pekerjaan-pekerjaan mereka yang benar. “Orang bebal berkata dalam hatinya: ‘Tidak ada Allah.’ Busuk dan jijik perbuatan mereka, tidak ada yang berbuat baik“(Mazmur 14:1). Allah sudah bersabar terhadap mereka sampai mereka memenuhi pelanggaran mereka, dan selanjutnya la mendatangkan kebinasaan kepada mereka. la sudah menggunakan umat-Nya sebagai alat-alat murka-Nya, untuk menghukum bangsa-bangsa yang jahat, yang sudah menyusahkan mereka, dan membuat mereka jatuh ke dalam penyembahan berhala.
Suatu foto keluarga disampaikan kepada saya. Pada bagian gambar itu ada anak-anak kecil yang kelihatannya berhasrat untuk belajar dan taat kepada peraturan-peraturan ayahnya, sementara yang lainnya menginjak-injak otoritasnya, dan kelihatannya bergembira dalam menunjukkan penghinaan temadap pemerintahan keluarga sang ayah. Mereka saling berbagi keuntungan di rumah ayah mereka, dan dengan tetap menerima upahnya. Sepenuhnya mereka bergantung kepada dia untuk semua yang mereka terima, kendati demikian tidak ada ungkapan terima kasih, dan mereka menjadi sombong, seolah-olah semua kebaikan yang mereka terima dari orangtua mereka yang sangat pemurah itu ditunjang oleh diri mereka sendiri. Sang ayah memperhatikan semua tindakan tidak hormat dari semua anak-anak yang tidak taat dan tidak berterima kasih ini, namun ia bersabar terhadap mereka.
(2 SM 335, 334)