Friday, April 19, 2024
Google search engine
HomePendalamanRenungan Harian PENURUTAN MENDATANGKAN KEBAHAGIAAN

[RH] PENURUTAN MENDATANGKAN KEBAHAGIAAN

“Besarlah ketenteraman pada orang-orang yang mencintai Taurat-Mu, tidak ada batu sandungan bagi mereka” (Mazmur 119:165).

[AkhirZaman.org] Penurutan pada hukum adalah penting, bukan hanya untuk keselamatan kita, tetapi untuk kebahagiaan kita sendiri dan kebahagiaan semua orang dengan siapa kita berhubungan. 

“Besarlah ketenteraman pada orang-orang yang mencintai Taurat-Mu, tidak ada batu sandungan bagi mereka“ (Mazmur 119:165), kata firman yang diilhamkan. Namun manusia fana akan menyatakan hukum yang kudus, benar, dan baik ini, hukum kemerdekaan ini, yang Sang Pencipta sendiri sesuaikan dengan keperluan manusia, sebagai kuk perhambaan, kuk yang tidak ada manusia yang dapat memikulnya. Tetapi orang berdosalah yang menganggap hukum itu sebagai suatu kuk yang menyusahkan; adalah si pelanggar yang tidak dapat melihat keindahan di dalam perintah-perintah itu. Karena pikiran yang badani “tidak takluk kepada hukum Allah; hal ini memang tidak mungkin baginya” (Roma 8:7).

“Oleh hukum Taurat orang mengenal dosa” (Roma 3:20); karena “dosa ialah pelanggaran hukum Allah” (1 Yohanes 3:4). Adalah melalui hukum sehingga manusia yakin terhadap dosa; dan mereka harus merasa bahwa diri mereka sendiri adalah orang berdosa, tidak kebal terhadap murka Allah, sebelum mereka menyadari keperluan mereka akan Juruselamat. Setan tidak putus-putusnya bekerja untuk mengurangi perhitungan manusia terhadap sifat dosa yang menyengsarakan. Dan mereka yang menginjak-injak hukum Allah di bawah kaki mereka sedang melakukan pekerjaan si penipu besar; karena mereka sedang menolak satu-satunya hukum yang olehnya mereka dapat menyangkal dosa, dan membawanya kepada kesadaran orang yang melanggar.

Hukum Allah mencapai sampai kepada maksud-maksud tersembunyi tersebut, yang walaupun mungkin maksud-maksud itu berdosa, sering dilewati dengan ringan, tetapi yang dalam kenyataan merupakan dasar dan ujian tabiat. Itu adalah cermin yang harus dilihat orang berdosa jika la hendak memiliki pengetahuan yang benar tentang tabiat moralnya. Dan bilamana ia melihat dirinya sendiri dituduh oleh standar kebenaran yang besar tersebut, langkahnya yang berikut adalah ia harus bertobat dari dosa-dosanya, dan memohon pengampunan melalui Kristus. Gagal melakukan hal ini, banyak yang coba memecahkan cermin yang menyatakan kecelaan mereka, membatalkan hukum yang menunjukkan noda-noda dalam kehidupan dan tabiat mereka.

Kita sedang hidup dalam zaman kejahatan besar. Orang banyak diperbudak oleh kebiasaan berdosa dan kebiasaan jahat, dan belenggu yang mengikat mereka sulit untuk diputuskan. Kejahatan, seperti banjir, sedang melanda bumi. Kejahatan-kejahatan yang hampir terlampau menakutkan untuk disebutkan, merupakan kejadian sehari-hari. Namun orang-orang yang mengaku pengawal-pengawal di atas tembok zion akan mengajarkan bahwa hukum itu hanya dirancang untuk orang Yahudi saja, dan berlalu dengan kesempatan-kesempalan mulia yang mengiringi zaman lnjil. Bukankah ada hubungan antara peniadaan hukum dan kejahatan yang berlangsung, dan kenyataan bahwa para pendeta dan orang banyak memegang dan mengajarkan bahwa hukum bukan lagi kekuatan yang mengikat?

 

 

 

RELATED ARTICLES

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

- Advertisment -
Google search engine

Most Popular

Recent Comments

Anda rindu Didoakan dan Bertanya?