“Maka pada zaman akhir ini la telah berbicara kepada kita dengan perantaraan Anak-Nya, yang telah Ia tetapkan sebagai yang berhak menerima segala yang ada. Oleh Dia Allah telah menjadikan alam semesta” (lbrani 1:2).
[AkhirZaman.org] Basel, Switzerland, 11 Juni 1886. Saya rasa engkau akan ingin mendengar beberapa hal khusus sehubungan dengan keluarga kami. Jumlah kami sekarang sepuluh orang. W. C. W. [White] dan Mary serta Ella baik-baik saja. Sarah McEnterfer baik-baik, dan sesibuk ia dapat membuat surat-surat dengan penglihatan dan menuliskannya pada mesin ketik. Kesehatan Marian [Davis] seperti biasanya. la sedang mengerjakan jilid 4, “Pertentangan Besar.”—Manuscript 20, 1886.
Ketika Roh Allah membukakan pikiran pada kebenaran-kebenaran besar tentang masa lalu dan masa depan, saya diminta untuk memberitahukan kepada orang lain apa yang telah dinyatakan sedemikian rupa——untuk menapaki sejarah pertentangan di zaman yang silam, dan terutama, guna menyajikannya sama seperti memancarkan cahaya ke atas perjuangan masa depan yang sudah sangat dekat. Dalam mengejar maksud ini, saya telah berusaha memilih dan mengelompokkan sedemikian rupa peristiwa-peristiwa dalam sejarah gereja guna menapaki pengungkapan kebenaran-kebenaran besar yang menarik yang pada masa yang berbeda-beda telah diberikan kepada dunia, yang telah membangkitkan murka Setan, dan permusuhan gereja yang mengasihi dunia, dan yang telah dipertahankan oleh kesaksian dari mereka yang ‘tidak mengasihi nyawa mereka sendiri sampai mati.”—The Great Controversy, Pendahuluan, hlm. xi.
Sementara menulis naskah “Pertentangan Besar,” saya sering menyadari kehadiran malaikat-malaikat Allah. Dan banyak kali pemandangan-pemandangan yang hendak saya tuliskan disajikan baru pada saya dalam khayal pada waktu malam, sehingga dengan demlkian itu semuanya segar dan jelas dalam pikiran saya.-Letter 56, 1911.
Langit terbuka dan tertutup, dan dalam keadaan bergemuruh. Gunung-gunung bergoyang seperti bambu yang ditiup angin, dan melontarkan batu-batu kasar ke sekeliling. Laut mendidih seperti periuk, dan melontarkan batu ke atas tanah. Dan ketika Allah mengucapkan jam dan hari kedatangan Yesus, dan menyampaikan perjanjian kekal kepada umat-Nya, la mengucapkan satu kalimat dan kemudian berhenti sebentar sementara kata-kata itu menggelegar ke seluruh bumi. . . .
Saya tidak mempunyai pengetahuan sedikit pun tentang waktu yang diucapkan oleh suara Allah. Saya mendengar jamnya diberitahukan, tetapi tidak ingat lagi akan jam tersebut setelah saya selesai mendapat khayal. Pemandangan-pemandangan yang sangat menggugah, khidmat dan menarik melintas di hadapan saya, tidak ada bahasa yang cukup untuk melukiskannya. Semuanya merupakan kenyataan hidup bagi saya, karena dekat dengan pemandangan ini muncul awan putih yang besar, di atas mana duduk Anak Manusia.—Letter 38, 1888.
(3SM 111-112)