“Yesus, yang penuh dengan Roh Kudus, kembali dari sungai Yordan, lalu dibawa oleh Roh Kudus ke padang gurun” (Lukas 4:1).
[AkhirZaman.org] Tetapi rencananya yang paling berhasil dalam menipu manusia telah menutupi maksudnya yang sebenarnya, dan tabiatnya yang sebetulnya, dengan menyatakan dirinya sendiri sebagai sahabat manusia dan pembawa kebajikan bagi bangsa manusia. la memuji-muji manusia dengan dongengan yang menyenangkan Sehingga tidak ada musuh yang memberontak, tidak ada musuh mengerikan yang menyebabkan mereka perlu berjaga-jaga, dan bahwa adanya Iblis yang berkepribadian semuanya adalah khayalan.
Sementara ia menyembunyikan keberadaannya sedemikian rupa, ia sedang menghimpun ribuan orang di bawah pengendaliannya. la sedang menipu mereka, sebagaimana ia berusaha menipu Kristus, bahwa ia adalah malaikat dari surga yang sedang melakukan pekerjaan yang baik untuk manusia. Dan orang banyak begitu dibutakan oleh dosa sehingga mereka tidak dapat melihat muslihat-muslihat Setan, dan mereka menghormatinya sebagaimana mereka menghormati malaikat surgawi, padahal la sedang mengerjakan kebinasaan kekal mereka.
Kristus memasuki dunia sebagai pembinasa Setan, dan Penebus orang-orang tawanan yang terikat oleh kuasanya. la hendak meninggalkan sebuah contoh dalam kehidupan-Nya sendiri yang menang bagi manusia untuk ikut dan mengalahkan pencobaan-pencobaan Setan. Segera setelah Kristus memasuki padang belantara pencobaan, roman muka-Nya berubah. Kemuliaan dan kesemarakan yang terpantul dari takhta Allah yang menerangi wajah-Nya ketika langit terbuka di hadapan-Nya, dan suara Bapa mengakui-Nya sebagai Anak-Nya pada siapa la berkenan, kini telah berlalu. Beratnya dosa dunia sedang menekan jiwa-Nya, dan raut wajahNya menyatakan kesusahan yang tak terkatakan, dalamnya suatu penderitaan yang tidak disadari manusia yang jatuh. Ia merasakan air pasang kesengsaraan yang menyelubungi yang menyesatkan dunia. la menyadari kekuatan selera yang dimanjakan dan tentang hawa nafsu keji yang mengendalikan dunia, yang telah mendatangkan penderitaan yang tak terlukiskan ke atas manusia. Pemanjaan terhadap selera telah bertambah-tambah, dan menguat dengan setiap generasi berturut-turut sejak pelanggaran Adam, sampai bangsa manusia telah begitu lemah dalam kuasa moral sehingga mereka tidak dapat menang dengan kekuatan mereka sendiri. Kristus, demi keselamatan bangsa manusia, harus mengalahkan selera makan dengan menahan ujian yang paling kuat pada titik ini. la harus menjalani jalan pencobaan sendirian, dan tidak boleh ada orang untuk menolong Dia tidak ada orang untuk menghibur atau menyangkal Dia. la harus bergulat dengan kuasa-kuasa kegelapan.