“Kasihilah Tuhan, Allahmu, dengan segenap hatimu dan dengan segenap jiwamu dan dengan segenap akal budimu” (Matius 22:37).
[AkhirZaman.org] Adalah masalah yang sulit bagi para pria dan wanita untuk menarik garis dalam perkara pembuatan gambar. Beberapa sudah membuat suatu serangan terhadap gambar-gambar, foto plat logam, dan gambar-gambar dari tiap jenis. Setiap hal harus dibakar, kata mereka, dengan mendesak bahwa pembuatan gambar tersebut dilarang oleh perintah yang kedua; sebab gambar-gambar tersebut adalah berhala.
Berhala adalah apa saja yang dikasihi dan dipercayai oleh manusia gantinya mengasihi dan mempercayai Tuhan Pencipta mereka. Apa pun benda duniawi yang manusia kehendaki dan percayai untuk mendapatkan kuasa menolong mereka dan untuk melakukan kebaikan kepada mereka, membawa mereka kepada penyimpangan dari Allah, dan itulah berhala bagi mereka. Apa pun yang mempengaruhi sehingga terbaginya kasih, atau menyimpangkan jiwa dari kasih Allah yang perkasa, atau yang mengalihkan keyakinan yang tidak terbatas dan kepercayaan yang utuh kepada Allah, secara sifat adalah berhala dan merupakan bentuk berhala dalam kaabah tubuh.
Perintah pertama yang utama itu adalah, “Kasihilah Tuhan, Allahmu, dengan segenap hatimu dan dengan segenap jiwamu dan dengan segenap akal budimu” (Matius 22:37). Di sini tidak dizinkan pemisahan apa pun terhadap kasih Allah. Dalam 1 Yohanes 2:15-17 kita membaca, “Janganlah kamu mengasihi dunia dan apa yang ada di dalamnya. Jikalau orang mengasihi dunia, maka kasih akan Bapa tidak ada di dalam orang itu. Sebab semua yang ada di dalam dunia, yaitu keinginan daging dan keinginan mata serta keangkuhan hidup, bukanlah berasal dari Bapa, melainkan dari dunia. Dan dunia ini sedang lenyap dengan keinginan-nya, tetapi orang yang melakukan kehendak Allah tetap hidup selama-lamanya.” Sekarang jika gambar-gambar tersebut telah membuat kecenderungan pemisahan atas kasih dari Allah, dan disembah menggantikan Allah, itu menjadi berhala. Apakah mereka yang menyatakan diri sebagai para pengikut Yesus Kristus telah mengagungkan hal-hal ini daripada Allah, dan memberikan kasih mereka kepada hal-hal ini? Apakah cinta akan harta telah mengisi hati mereka yang seharusnya tempat bagi Yesus?
Apakah mereka sudah membakar gambar-gambar teman mereka yang pernah mereka miliki, dan datang pada penyerahan lebih tinggi melalui tindakan? Dan apakah mereka, baik dalam perkataan, atau tindakan telah menyerahkan hati dalam pikiran surgawi? Apakah pengalaman mereka lebih kaya dari sebelumnya? Apakah mereka berdoa lebih banyak, dan percaya dengan iman yang lebih sempurna atas pengorbanan yang mereka sudah lakukan? Telah naikkah mereka ke bukit? Sudahkah api kudus itu dinyalakan dalam hati mereka, memberikan semangat baru dan penyembahan yang lebih besar pada Allah dan pekerjaan-Nya, dibandingkan sebelumnya? Sudahkah bara api yang tidak mati di mezbah pengorbanan menyentuh hati mereka dan bibir mereka? Oleh buah-buah mereka kamu bisa menceritakan silat pekerjaan ltu.—Manuscript 50, 1886.
(3SM 330, 331)